iL Legame (tamat)

Por dramahati

365K 17.3K 284

Pintu di depanku berderit perlahan, bersamaan dengan daun pintunya yang membuka sedikit demi sedikit. Menyemb... Más

BAB 1
BAB 2
BAB 3
BAB 4
Bab 5
Bab 6
Bab 7
Bab 8
Bab 10
Bab 11
Bab 12
Bab 13
Bab 14
Bab 15
Bab 16
Bab 17
Bab 18
Bab 19
Bab 20
Bab 21
Bab 22
Bab 23
Bab 24
Bab 25
Bab 26
Bab 27
Bab 28
Bab 29
Bab 30
Bab 31
Bab 32
Bab 33
Bab 34
Bab 35
Bab 36
Bab 37
Bab 38
Bab 39
Pengumuman Penting!!!
Tanya Dong
HALO.....

Bab 9

10.1K 630 1
Por dramahati

                "Stop! Berhenti!" Aku berteriak pada Alexander yang mengemudi di sampingku.

Mungkin karena terkejut, pria itu menghentikan mobilnya mendadak sehingga menimbulkan suara decit ban yang beradu dengan aspal.

"Why?" ia berontak tak mengerti.

Aku menatapnya sekilas lantas berdecak, sebelum akhirnya membuka pintu mobil hitam itu dan berjalan masuk ke dalam minimarket. Meskipun hari ini aku hampir saja dibuat jantungan gara-gara dia, namun melihat wajahnya yang lebam-lebam begitu membuang naluriku bergejolak. Bagaimanapun aku harus mengobati luka itu. ya setidaknya sebagai ucapan terimakasihku atas pertolongannya membawaku ke rumah sakit waktu itu, menyelamatkanku di tangga dan sebagai bentuk penyesalanku karena membuatnya di skors selama tiga bulan.

"Diam, jangan banyak bicara." Kataku setelah kembali duduk di sampingnya. Ia sedikit terkejut ketika melihatku keluar dari dalam apotek dengan membawa betadine, steril water, kapas dan beberapa barang penting lainnya untuk mengobati luka.

"Gue nggak yakin." Decaknya, namun ia menurut begitu saja dengan menghadapkan mukanya padaku. "Kemarin saja kaki lo sampai infeksi."

Aku tak terpengaruh. Tak ambil pusing lebih tepatnya. Tenagaku sudah habis untuk berlari mengimbangi langkahnya yang begitu lebar-lebar tadi.

"Gue tau kalau lo dendam sama gue." Aku bergumam ketus. Tanganku sibuk mengolesi lukanya dengan betadine. "Tapi gue bener-bener nggak habis pikir, lo bakalan ngajakin gue ke tempat yang....." aku berdecak tak sanggup meneruskan kalimatku.

"Tempat kotor?" Alexander menyambung. Sedang aku tak menjawab. sebenarnya aku tak mau mengatakan hal itu. Kalimat itu terlalu berlebihan, namun baiklah... jika ia mendeskripsikan ajang balapan tadi sebagai tempat yang 'kotor'. That's true! Itu kebenaran yang tak bisa aku sangkal.

"Jadi apa, lo pengennya gue bawa ke hotel daripada tempat seperti tadi?"

Reflek aku langsung menekan lukanya dengan keras, membuat Alexander mengerang kesakitan.

"Berurusan dengan sesuatu yang melanggar hukum?" dengusku. "Akh, itu bukan kepribadianku."

Alexander tersenyum sinis. "Jadi lo nggak suka sesuatu yang menantang adrenalin seperti tadi?"

Aku belum menjawab. menyudahi acara medikasi luka tersebut dengan menutup botol betadine rapat-rapat.

"No!"

"Padahal mengasyikkan."

Aku mencebik. Menaruh botol betadine dan kapas ke dalam plastik lalu melemparnya ke kursi belakang. "Kalau lo sakit lagi, pakek itu." gumamku.

"Lo nggak tau akibatnya kalau lo tertangkap?" kataku kemudian.

"Paling juga dipenjara." Jawab Alexander santai. Aku meliriknya sekilas, malas berdebat lebih tepatnya. Kugeser kepalaku sampai bersandar pada kursi.

"Gue bukan manusia yang suka dengan sesuatu yang menantang adrenalin kayak tadi." Dengusku dengan mata terpejam. "Iya gue akui gue salah, gue yang udah ngebuat lo di skors selama tiga bulan. Tapi gue mohon, jangan balas dendam dengan cara seperti tadi karena enggak lucu."

Hening.

Aku tak mendengar jawaban apapun dari Alexander. Namun aku melihat matanya terus saja menatapku. Entah apa yang dipikirkannya, mungkin ia sedang menimbang perbuatannya tadi dan merasa bersalah padaku.

Baguslah setidaknya ia menyadari jika dia salah dengan membuatku seperti tadi.

Cup!

Aku terperanjat. sebuah benda kenyal dan dingin beraroma mint mendarat di bibirku.

"kalau balas dendamnya seperti ini?" suara bariton itu berhasil membuat mataku membola tiba-tiba.

Astaga!

Dia menciumku.

*****

Orang yang paling ingin aku hindari di dunia ini adalah Alexander!

Setelah dia menciumku beberapa hari yang lalu, aku sama sekali tak ingin bertemu dengannya lagi. Selain malu, aku juga sangat marah ada pria yang selalu mengenakan kostum hitam itu karena dia sudah mencuri ciuman pertamaku tanpa ijin.

Duniaku benar-benar lurus, bahkan sampai ketika dia mengajakku ke balapan liar sampai di kejar polisi dan bahkan sampai dia menciumku, aku belum pernah melakukan hal-hal aneh tersebut. Bagiku hidup itu adalah tanggung jawab kita pada diri kita sendiri. dengan kita tak melakukan hal-hal negatif, secara tak langsung kita sedang menyayangi diri sendiri. menjaganya dengan baik, untuk seseorang yang terbaik nanti.

"Hei...ngelamunin apa?" Abian menjeda lamunanku. Tangannya membawa dua gelas kopi dan salah satunya disodorkan kepadaku.

"Insomnia lagi?" tanyanya, menggeser kursi lantas duduk di seberangku.

Aku mengangguk. beberapa hari tak bisa tidur karena terus memikirkan ciuman itu. rasanya aneh, saat benda kenyal itu menempel di bibirku. Seperti sebuah sengatan listrik bertegangan tinggi tiba-tiba saja memacu jantungku untuk berdegup lebih cepat. seperti candu yang memaksaku untuk melakukan lebih dari sekedar kecupan.

"Gue harus tetap fokus untuk kuliah seharian ini." jawabku, menyesap rasa pahit yang sekarang sudah familiar di lidahku."Kalau ngga, gue bakalan ngantuk."

"Jadi kalau malem lo nggak bisa tidur, tapi kalau siang ngantuk?"

"Iya. Mirip kelelawar kan gue?!"

Abian mengulas senyum.

"Apa lo baik-baik saja Sha?" Abian menatapku intens. Tangannya terulus mengelus pucuk kepalaku. "Gue lihat semenjak kuliah, wajah longgak seriang dulu."

Aku tahu dia menghawatirkanku lebih dari apapun. Selain ia punya tanggungjawab pada mama untuk terus menjagaku, juga aku tahu jika ia teramat menyayangiku.

"I'm OK." Jawabku datar, menoleh pada sekumpulan pemuda yang baru saja membuka pintu cafe. Ada Samuel, Bagas, beberapa anak jurusan kedokteran hewan dan... Alexander.

Aku membuang pandang saat mata kita saling bertemu. Bagaimanapun Alexader akan memberikan pengaruh buruk di hidupku jika aku terus berurusan dengannya. Ia pria yang tidak baik. Sehingga, sebisa mungkin aku harus menghindarinya.

"Gue dengar dari ibu kos lo kemarin, kalau beberaa hari yang lalu cowok lo datang dan masuk ke dalam lingkungan kos." Abian bergumam. "Are you have a boyfriend?"

Aku menggeleng. "Dia bukan pacar gue." Dengusku pelan. Melirik Alexander yang kini sudah berkumpul dengan teman-temannya di pojok cafe. "Tapi Alexander."

"What?" Abian mencondongkan tubuhnya padaku. "Lo punya hubungan apa sama dia sha? Dia itu bajingan!" ia berbisik padaku, namun matanya melirik ke arah Alexander.

"Gue nggak punya hubungan apa-apa sama dia Bi." Aku mengaitkan anak rambutku yang berantakan ke belakang telinga. "Dan gue juga nggak mau punya hubungan sama dia, karena dia itu selengekan! Tapi ini semua di luar kendali gue.....!" desahku frustasi.

"Maksud lo?"

"Ceritanya panjang."

"Cerita sekarang!"

Aku menghela nafas.

"Lo inget nggak sama video yang viral beberaa minggu lalu di kampus?" aku menatap Abian serius.

"Video mesum dia?" Abian kembali melirik Alexander. Sementara yang dilirik tampak tak menyadari jika kami sedang membicarakannya.

Aku mengangguk.

"Video itu gue yang ngambil."

"Ha?" Abian tak bisa menyembunyikan keterkejutannya. "Lo gila Sha? Kenapa harus ngelakuin hal kayak gitu sih?"

"I don't know!" jawabku frustasi. " aku hanya.....hanya....akh....." aku tak bisa menjawab pertanyaan itu. pertanyaan kedua setelah Tere menanyakannya pada beberapa waktu yang lalu.

"Jadi, dia datang ke kos karena masalah itu?"

Aku mengangguk. Melirik Alexander yang ternyata kini juga sedang menatapku.

"Dia masih gangguin lo?" Rahang Abian menengang. Pertanda mood-nya memburuk sekarang. " Jika iya, gue nggak bisa diem aja."

"No....no...no....!" tegasku. "Semua bisa teratasi. Aku udah minta maaf. "jawabku sedikit berbohong. Aku rasa keadaannya mulai memburuk sekarang, bahkan ia sampai menciumku dan itu hal yang membuatku stres.

"Jangan berhubungan sama dia Sha. Jangan pernah!" Abian meremas tanganku perlahan, yang kujawab dengan anggukan kecil. namun sepertinya sudah terlambat, aku merasa jika sekarang diriku sudah mulai masuk dalam hidupunya. Secara perlahan.

*** 

Seguir leyendo

También te gustarán

2.1M 72.8K 28
Secara mendadak kehidupan tenang Sasa berubah setelah ketua BEM Fakultasnya--Abimanyu--menyatakan perasaan padanya, dan mengklaim Sasa sebagai pacarn...
1M 152K 50
Awalnya Cherry tidak berniat demikian. Tapi akhirnya, dia melakukannya. Menjebak Darren Alfa Angkasa, yang semula hanya Cherry niat untuk menolong sa...
6.3K 1.2K 18
Rachel yang dikhianati oleh sang kekasih, memutuskan kembali ke rumah dan menuruti keinginan papanya untuk menikahi salah satu kolega bisnis papanya...
1.2M 102K 64
"Suami lo begitu lembut memperlakukan lo, tapi malah lo-nya yang begitu keras sama diri sendiri." Devira bergumam. "Suami lo begitu penyayang, tapi m...