iL Legame (tamat)

By dramahati

369K 17.4K 284

Pintu di depanku berderit perlahan, bersamaan dengan daun pintunya yang membuka sedikit demi sedikit. Menyemb... More

BAB 2
BAB 3
BAB 4
Bab 5
Bab 6
Bab 7
Bab 8
Bab 9
Bab 10
Bab 11
Bab 12
Bab 13
Bab 14
Bab 15
Bab 16
Bab 17
Bab 18
Bab 19
Bab 20
Bab 21
Bab 22
Bab 23
Bab 24
Bab 25
Bab 26
Bab 27
Bab 28
Bab 29
Bab 30
Bab 31
Bab 32
Bab 33
Bab 34
Bab 35
Bab 36
Bab 37
Bab 38
Bab 39
Pengumuman Penting!!!
Tanya Dong
HALO.....

BAB 1

38.3K 1K 9
By dramahati

                " Jadi lo yakin pindah ke mari?" Abian menatapku penuh penghakiman setelah beberapa saat yang lalu ia sudah mengedarkan pandangannya ke sekeliling kamar dan menilainya sedetail mungkin.

"Ya!" aku mengangguk mantap, mengambil alih kardus terakhir berisi buku-buku pelajaranku yang masih berada di tangannya. "Please, give me a freedom from now." Wajahku memelas. Memintanya untuk percaya jika pilihanku kali ini benar.

Abian menghela nafas, lalu menjatuhkan bokongnya di pinggiran kasur dengan dipan terbuat dari kayu jati berwarna coklat. "Baiklah. "Jawabnya singkat, lalu mengalihkan pandang ke balkon sebelum akhirnya kembali menatapku yang mulai sibuk menyusun buku-buku di rak kosong. "Pemandangannya luar biasa cantik, tapi gue sedikit ragu karena ini kos bebas campuran cewek cowok. Padahal seingat gue lo paling nggak suka yang namanya kebebasan. Bagi lo hidup bebas itu adalah sebuah kesalahan."

Aku belum menyahut, menyelesaikan buku terakhirku kemudian menatapnya tidak suka. "Jangan seperti mama dan papa!" jawabku ketus. "Itu mungkin versi gue ketika masih SMA.Gue sudah kuliah Abian, dan gue rasa sedikit memberikan ruang kebebasan buat gue tidaklah terlalu berlebihan."

"Lagipula, guetermasuk jenis manusia introvert. Jadi tenang, gue nggak akan pernah berurusan dengan penghuni kos lain. Cuma kuliah,pulang, lalu tidur." Jelasku. "Sayang sekali jika gue nggak menepati tempat ini. selain bersih dan luas, pemadangan dari balkon juga sangat romantis." Aku melempar pandangku ke luar sambil tersenyum. Aku yakin jika tempat ini akan membuat mood-ku selalu bagus. Banyak yang bilang kalau tugas kuliah akan memberikan stressor yang tinggi. Jadi aku ingin membayar stressku dengan melihat pemandangan ini setiap malam.

Abian mendengus.

"Baiklah..." ia berjalan mendekati rak, merapikan buku-buku yang tadi telah ku susun. Sepertinya ia mencoba untuk tak terpengaruh dengan ucapanku, meskipun aku tahu jika wajahnya berkata lain.

Alasanku memilih kos di tempat ini adalah selain karena kamarnya yang bersih, dengan fasilias lengkap disertai dapur kecil dan kamar mandi dalam juga pemandangan dari balkon lantai dua kamarku yang cukup luar biasa. Kos baruku berada di tempat yang lebih tinggi di tengah kota, jadi ketika malam, dan saat aku menginginkan sebuah view yang menarik, aku bisa membuka pintu balkon lebar-lebar, mempersilakan angin malam masuk lalu menatap kerlipan lampu kota di bawah sana.

Lagipula aku pikir Abian dan kedua orangtuaku berlebihan. Memang sih, sejak kecil aku di ajarkan untuk berjalan lurus sesuai keinginan mereka. Jangankan urusan sekolah dan tempat tinggal, urusan pakaian, makanan dan make-up saja orangtuaku yang mempertimbangkan. Jadi saat aku mengatakan ingin kuliah di luar kota dan nge-kos di tempat yang sedikit 'bebas', mereka awalnya melarangku. Alasanku kos di tempat seperti ini hanyalah agar tak mendapat jam malam, karena aku yakin akan sering pulang telat karena tugas kuliah.

"Baiklah...., gue pulang kos sekarang karena ada tugas yang perlu gue kerjakan." Ia menyelesaikan pekerjaannya, lalu menatapku."Jika ada sesuatu, hubungi gue." Ia mengacak-acak rambutku sebelum akhirnya berjalan menuju pintu.

"Dan jangan lupa makan!" cowok berambut cepak itu menoleh sebelum benar-benar hilang dari balik pintu, dan tentu saja hanya ku jawab dengan anggukan.

Abian bukan pacarku. Bukan! Dia adalah anak dari sahabat ibuku, yang akhirnya menjadi sahabatku juga sejak kami SMP. Meskipun dia setingkat di atasku, namun kami bisa bersahabat baik. Jadi apa kalian perlu tahu kenapa akhirnya kedua orangtuaku mengijinkanku sekolah di luar kota? Alasannya adalah Abian! Mereka mengijinkanku kuliah di Jakarta, dengan syarat harus satu kampus dengan Abian.

Oke! Untuk hal satu ini aku tak bisa menolak. Lagipula, Abian sangat membantuku saat mencarikan ku tempat kos. Meskipun tempat ini adalah hasil pencarianku sendiri, dan tidak ada di dalam list kos recomended-nya. Namun untuk urusan hal lain seperti angkat galon, menemani membuat tugas atau keperluan lainnya, Abian memang patut diandalkan.

*****

Aku menggertakkan gigi dengan kesal, melirik jam beker di nakas yang sudah menunjukkan pukul setengah satu malam. Dan apa yang dilakukan tetangga kos sebelahku???

Sejak setengah jam yang lalu, aku terbangun. Mendengar suara berisik dari kamar sebelah. Erangan yang panjang disertai lenguhan-lenguhan erotis yang membuatku jijik. Apalagi saat aku mendengar suara teriakan bernada puas dari suara lelaki dan perempuan di sana, semakin membuatku darah tinggi.

Kupikir setiap kamar disini kedap suara. Ya memang sebenarnya begitu, tapi yang tidak aku bisa ambil kesimpulan, kenapa mereka bercinta dengan pintu balkon yang dibiarkan terbuka? Apa memang tujuan mereka adalah agar seluruh penghuni kos disini mendengar desahan dan erangan erotis mereka seperti itu?

Aku memang tak memungkiri, dibalik setiap kos di seluruh dunia punya cerita masing-masing di dalamnya, dan beralih fungsi masing-masing. Ada tempat kos yang memang pure digunakan untuk istirahat melepas lelah setelah seharian penat di tempat kerja, untuk terus beribadah karena penghuninya taat beragama, tapi tak sedikit pula yang digunakan untuk hal-hal terlarang seperti nyabu, minum-minum, bercinta dengan pasangan mereka dan bahkan digunakan untuk kumpul kebo.

Memang sih, bagiku semua itu tak masalah. Semua orang punya hak sendiri-sendiri karena mereka memiliki privasi. Dan aku pun tak menyalahkan mereka yang menggunakan tempat kos untuk hal-hal negatif seperti itu. aku setuju-setuju saja, karena ya itu tadi, mereka punya hak atas diri mereka sendiri, selama tidak menganggu hidup orang lain. Tapi bukan berarti aku mengatakan bahwa kos dengan pengamanan dan jam malam ketat itu bukan masuk kriteriaku. Malah aku suka tempat seperi itu. privasinya terjaga dan lebih lagi, kita tak akan pernah makan ati dengan kelakuan tetangga sebelah kita. Bukan seperti sekarang ini, sebenarnya aku tidak peduli dengan apa yang mereka lakukan, tapi jika sudah menganggu seperti ini mau tidak mau aku harus menegurnya.

Aku menyingkap selimutku, menghidupkan lampu, mengambil jaket, memakainya, lalu berjalan setengah mengantuk ke arah pintu. yap, apa lagi yang akan ulakukan selain melabrak pasangan mesum tak beretika tersebut.

Tok...tok....tok...

Aku mengetuk pintu berwarna coklat itu dengan malas. Tentu saja malas! Siapa orang yang ingin menganggu kegiatan macam itu. Tapi seperti yang kukatakan tadi, mereka mengangguku!

Belum ada jawaban, dan belum ada tanda-tanda pintu dibuka.

Tok...tok...tok...

Sekali lagi aku mengetuk, dan kali ini sengaja sedikit lebih keras. Berharap sang empu kamar mau membuka pintu. persetan jika mereka terganggu, dan kesal karena permainan mereka ku jeda, karena aku benar-benar butuh tidur untuk kuliah pertamaku besok jam tujuh pagi.

Krieeeek.......

Dan berhasil!

Pintu di depanku berderit perlahan, bersamaan dengan daun pintunya yang membuka sedikit demi sedikit. Menyembulkan sosok cowok bertubuh tinggi berkulit kuning langsat, berhidung mancung, bermata tajam serta beralis lebat. Sebelah kiri telinga cowok itu terpasang tindik kecil.

Melihatku, dia sama sekali tak berekspresi, datar-datar saja. tak terlihat terganggu ataupun marah. Justru aku yang merasa sedikit gugup, berkali-kali ku remas ujung gaun tidur yang kupakai untuk menghalau degup. Degup yang datang tiba-tiba saat mata tajamnya menatapku dengan cara seperti itu. Pandangannya datar, namun itu berhasil membuat persendianku lemas dan jantungku memompa tak terkendali. Harus aku akui, sosok di depanku ini sangat tampan.

"Kenapa?" ia membuyarkan lamunanku. Wajahnya masih tetap datar, tanpa senyum, tanpa rasa bersalah dan tanpa rasa malu sediktipun. Aku melirik ke dalam sebentar. Kulihat seorang cewek berambut sebahu tengah memposisikan dirinya setengah duduk di atas kasur dengan selimut yang menutupi dadanya. Namun aku hanya sekilas melihatnya, karena pemandangan di depanku cukup membuat aku tidak nyaman.

Bagaimana bisa nyaman jika cowok di depanku ini hanya memakai sebuah boxer tanpa memakai kaos. Memperlihatkan dada bidangnya yang sedikit berkeringat. Nafasnya naik turun sedikit memburu. Jelas ia baru saja melakukan sesuatu yang menguras tenaganya.

Aku membuang muka. "Bisa tidak suaranya dipelankan? Gue enggak bisa tidur." Jawabku cepat. ingin segera kembali ke kamar.

Cowok itu tak menjawab. matanya melongok ke luar pintu, ke arah kamarku. Mungkin sedang memastikan jika sekarang ada penghuni baru di sebelah kamarnya.

"Oke." Jawabnya kemudian lalu menutup pintunya rapat-rapat.

Aku mendengus kesal. Tanpa kalimat lain, tanpa permintaan maaf dia langsung menutup pintunya tak sopan. Andai saja aku lebih dulu berada di sini, mungkin aku sudah mengusirnya pergi. Tapi sekali lagi, setelah kupikir-pikir itu bukan urusanku.

Aku kembali ke kamar, menutup pintu rapat-rapat lalu kembali bergelung dengan selimutku. Sedikit senyum menghiasi bibirku setelah memastikan bahwa suara absurd yang kudengar tadi sudah tak ada. Mungkin mereka memang memelankan suaranya, atau mungkin pertempuran mereka sudah selesai. entahlah, yang jelas sekarang aku bisa tidu dengan nyenyak.

Tapi.....

Kegembiraanku hanya sesaat, karena pukul empat pagi. Aku kembali mendengar suara itu lagi. Astaga! Ronde ke-dua???!!!

Continue Reading

You'll Also Like

2.7M 154K 43
(COMPLETED) "Pak, kita kayanya pacaran aja deh" . . . . "Tidak mungkin. Kamu itu mahasiswi saya"
1.8M 92.5K 50
Kehidupan Ariana berubah ketika ia diminta untuk berpura-pura menjadi saudara kembarnya. Pasalnya dengan menyanggupi permintaan tersebut, Ariana haru...
3.5M 193K 63
Delapan tahun yang lalu Leo dijodohkan dengan Renjani,anak dari teman ibunya.Sebuah perjodohan yang tidak diinginkan Leo.Marah oleh perjodohan itu,ia...
972K 51.8K 63
Dante Diangelo Emanuele, pengusaha muda, tampan, mapan dan kaya raya, definisi pria idaman. Namun sangat disayangkan, kesuksesannya di dunia bisnis t...