Who Wants To Be My Husband

Por baewendyyy

20.3K 1.9K 168

Memiliki wajah sempurna membuat Irene kesulitan mencari pendamping hidup. Semua namja yang datang padanya dia... Mais

Episode 1
Episode 2
Episode 3
Episode 4
Episode 5
Episode 6
Episode 7
Episode 8
Epsiode 9
Episode 10
Episode 12
Episode 13
Episode 14
Episode 15
Episode 16
Episode 17
Episode 18
Episode 19
LIFE AFTER

Episode 11

797 100 8
Por baewendyyy

"Seungwan. "

" Ne ? "

" Besok aku akan pergi ke acara para investor kampus, kau mau ikut ? "

" Bolehkah ? "

" Tentu saja boleh. Siapa yang akan melarang itu ? "

Aku mengerti jika dia masih takut dengan appa. Tapi, jika begini terus, appa bisa melanjutkan rencananya untuk menikahkan ku dengan Seulgi.

" Hyun, hubunganmu dengan Seulgi bagaimana ? "

" Wae ? "

" Ani, aku hanya ingin tahu. "

" Aku tidak memiliki hubungan apapun dengannya. "

" . . . . "

" Apa ada yang kau pikirkan tentangnya ? "

" Tentang appa mu. "

" Wae ? "

" Aku hanya berpikir bagaimana jika appamu tidak bisa menerimaku. "

" Aniya, mengapa kau berbicara seperti itu ? "

" Molla, hanya rasa khawatir seorang namja biasa. "

" Kau hebat, Seungwan, bukan biasa. "

Aku melihatnya tersenyum kecil sambil mengupas apel. Aku mengerti perasaannya meski dia tidak pernah terus terang untuk mengatakannya.

THE DAY . . .

" Seungwanie. "

" Wow. "

" Wae ? "

Mulutnya terbuka begitu saja bahkan dia hanya mematung di depan mobil.

" Ya, Seungwan. "

" Amazing. "

" Wae ? Genit. "

" Ah, jinjja ? Kau masih mengatakan kau genit disaat aku memuji yeojachingu ku sendiri ? "

Dia membukakan pintu mobil dan mempersilahkan ku masuk. Saat dia memutar di depan mobil, jujur saja aku tak bisa menghindar jika dia sangat mempesona malam itu. Jika tampilannya seperti itu setiap hari, aku rasa appa tidak akan perlu mengintrogasinya.

Conrad Seoul

Ramai sekali yang datang, bahkan sebagian mereka masih berada di lobby, aku tidak suka dengan keramaian ini.

" Joohyun-ah ? "

" Eoh, ne ? "

" Gwenchana ? "

" Ne, Seungwan. Kajja kita turun. "

Aku keluar dari mobil dan berjalan ke dalam lobby. Para penerima tamu mempersilahkan untuk masuk ke ballroom dan mata ku langsung ditujukan pada appa yang sedang berbicara dengan seorang namja.

" Seulgi. "

" Joohyun ? ", suara itu membuyarkan lamunan ku.

" Ne, kau sudah selesai ? "

" Ne, aku berjalan di belakangmu dari tadi. "

Entah mengapa aku merasa ada sesuatu yang buruk akan terjadi di sini. Aku memutuskan untuk menarik Wendy menjauh dari pusat perhatian.

" Ya, Joohyun, wae ? "

" Aniya, aku hanya tidak mau berada dikeramaian. "

" Ah, arraseo. Appa mu ada di sini juga ? "

" Molla, aku belum melihatnya. "

" Oh. "

Tak berapa lama, aku mendengar mc membuka acara ini, aku tahu apa yang akan dilakukan appa jika berada di atas panggung. Aku harap dia tidak keterlaluan malam ini.

" Please welcome, Mr Bae Yoon Joon. "

" Ah, itu appamu. Kajja kita mendekat. "

" Tidak perlu, Seungwan. ", aku menahan langkahnya.

" Eoh ? "

Semua tamu undangan memberikan tepuk tangan yang luar biasa untuk appa.

" Rasanya kurang jika berdiri di sini seorang diri. Aku mengundang putriku untuk bergabung. Bae Joohyun, dimanakah kau berada ? "

Appa....

Aku menundukan kepalaku karena kini semua orang pasti mencoba untuk mencariku.

" Hyun ? "

" Ah, itu dia di sana. Joohyun, kemarilah. "

Bagaimana bisa dia menemukanku ?

Kini semua orang memberikan tepuk tangan mereka untukku dan aku kurang nyaman dengan hal ini. Aku harus meninggalkan Wendy di tempat dan pergi ke panggung menemani appa. Dari atas sini, aku bisa melihat senyuman namja itu, bahkan dia terlihat sangat senang aku berada di sini.

" Aku juga akan memperkenalkan, investor utama untuk program beasiswa tahun ini. Kang Seulgi. "

What ?!

Dengan wajah bangganya, namja itu naik ke atas panggung bahkan memberikan hormat pada deretan tamu penting. Aku langsung melihat ke arah namja yang jauh di ujung sana dan dia masih bisa tersenyum meski aku tahu itu berbeda dengan yang sebelumnya.

" Appa, mengapa kau tidak membicarakan hal ini padaku ? ", bisik ku.

" Sudahlah, jangan mengucapkan hal yang tidak semestinya. "

" Appa.... "

Aku kembali melemparkan pandanganku ke arah Wendy dan aku melihat kini dia seperti mencoba untuk menyibukan diri dengan memperhatikan langit-langit ballroom.

Seungwanie. . .

* * * * *

Setelah selesai dengan pidatonya, Bae Yoon Joon langsung meraih tangan Irene yang sudah mau beranjak dari atas panggung.

" Wae ? "

" Ikut dengan appa. "

" T-tapi . . . "

Tanpa banyak alasan, Bae Yoon Joon membawa Irene menuju meja para tamu undangan khusus dan mulai memperkenalkan Irene pada rekan bisnisnya.

" Ah, Yoon Joon, jadi ini putrimu ? "

" Ne. Joohyun ? "

" Uhm, annyeonghaseyo, Bae Joohyun ibnida. "

" Apakah ini yang akan jadi menantu di keluarga Kang ? "

Ucapan salah satu tamu undangan itu membuat Irene terkejut dan langsung menatap tajam ke arah Bae Yoon Joon.

" Ah, itu masih dibicarakan, lagi pula mereka berdua baru bertemu. "

" Tapi kalian cocok. "

" Kamsahamnida, ahjussi. ", Seulgi memberikan senyum terbaiknya.

" Apa-apaan dia menjawab seperti itu ? ", batin Irene dengan tatapan sinis.

" Joohyun, anja. "

" Aku mau menemui temanku. ", tak ada lagi yang bisa ku lakukan selain langsung melarikan diri.

" Joohyun ! "

" Ah ahjussi, biar aku yang mengejarnya. "

" Ne, Seulgi. "

Sementara itu, Wendy sedang berjalan ke arah pelayan yang menyajikan wine.

" Seungwan. ", tentu saja Wendy langsung membalikan tubuhnya saat mendengar suara Irene.

Namja blasteran itu mematung sesaat ia melihat Irene menghampirinya diikuti oleh seorang namja lain. Pertukaran tatapan pun terjadi antara kedua namja itu, sebisa mungkin Wendy memberikan senyumnya meski pahit sekali.

" Aku tahu ini akan terjadi. ", batin Wendy.

Sadar dengan tatapan aneh Wendy, Irene melihat ke belakang dan ia mendapati Seulgi menatap Wendy dengan datar. Namun teringat akan satu hal, Seulgi melangkahkan kakinya mendekat ke Irene dan terus memandang Wendy.

" Jadi ini temanmu, Joohyun ? "

" Seulgi. ", batin Irene.

" T-teman ? ", lirih Wendy dalam hati.

" Mengapa kau tidak mengajaknya bergabung di meja depan ? Oh ya ? Sebelumnya kita pernah bertemu. Aku Seulgi. ", Seulgi mendekati Wendy dan menjulurkan tangannya.

" Wendy. ", Wendy menyambut tangan Seulgi tanpa ragu-ragu.

" Senang bertemu denganmu lagi, Wendy. "

Irene rasanya mau mati sekarang melihat dua namja ini ada di hadapannya.

" Kajja, kita bergabung di depan. "

" Tidak usah, Seulgi. Sebentar lagi aku akan pulang, ada yang harus diurus mendadak. "

" Oh begitukah ? Kalau benar, lain kali kita bicara di cafe, mungkin bisnis kita bisa bekerjasama. ", Seulgi menepuk bahu Wendy.

" Ne. Aku permisi. "

" Wendy. "

Irene tidak bisa menahan Wendy yang langsung pergi begitu saja dengan cepat, bahkan ia tidak bisa meraih tangan Wendy untuk menahannya. Sementara Seulgi bisa tersenyum melihat Wendy meninggalkan Irene.

Somewhere . . .

Joy sedang dalam perjalanannya pulang ke rumah dengan bus, namun matanya tertuju pada satu kedai truk di tepi jalan, ia pun bergegas untuk turun di perhentian selanjutnya. Langkah kakinya semakin cepat ketika ia berada di dekat kedai truk itu.

" Wendy-ah ? "

" Eoh ? Joy ? "

Joy tersenyum saat ia melihat Wendy mengenalnya meski hari sudah malam.

" Kau baru pulang ? "

" Ne. Kau sedang ada keperluan di daerah ini ? "

" Ne, aku baru saja pulang dari acara. "

" Ah, arraseo. "

" Makanlah. ", Wendy menawarkan hidangan yang sudah ada di meja dan menuangkan minuman untuk Joy.

" Aku tidak minum, Wen. "

" Oh, mian. "

Bukan tidak minum, lebih tepatnya Joy sadar jika kondisi tubuhnya saat ini tidak baik untuk minuman beralkohol.

" Kau sedang ada masalah ya ? "

" Mwo ? Na ? "

" Apa aku sedang berbicara dengan ahjussi itu ? ", Joy tersenyum.

" Aniya. ", Wendy tersenyum sedikit.

" Kau tidak banyak tersenyum seperti biasanya. "

" Jinjja ? ", Wendy terkejut mendengar ucapan Joy.

" Ne. "

" Kalau begitu buatlah aku tersenyum seperti biasanya. ", Wendy kembali menikmati hidangannya.

" Bagaimana caranya ? Kau ini... "

Wendy tertawa sedikit sambil mengunyah makanannya, tak sengaja ia melihat ke arah Joy yang mengusap kedua lengannya sendiri. Tanpa bertanya, Wendy melepaskan jasnya dan mengenakannya pada Joy. Tentu saja, Joy semakin membeku saat Wendy mendekat ke arahnya dan mengenakan jas pada tubuhnya.

" Ahjussi, aku minta teh hangat satu. "

" Ne. "

" Yang manis atau tidak ? ", Wendy melihat ke arah Joy.

" Tidak usah manis, Wen. "

" Yang biasa saja ahjussi, tidak usah manis, katanya aku sudah manis. "

" Ya, Wendy-ah. ", Joy tak bisa menahan senyum bahkan tawanya.

Malam itu mereka habiskan di kedai truk dengan bercerita masalah pekerjaan sampai kehidupan pribadi, namun tidak dengan percintaan. Wendy juga mengantar Joy pulang ke rumah karena hari sudah semakin malam.

" Aku pulang ya. "

" Gomawo, kau sudah mengantarku. "

" Ne, good night. "

Sesaat Wendy melajukan mobilnya, Joy baru tersadar jika ia masih mengenakan jas milik Wendy, namun untuk berteriak memanggil Wendy pun rasanya percuma. Akhirnya ia masuk ke rumah dengan jas Wendy yang masih melekat di bahunya.

SM Townhouse

" Ahjussi, Wendy belum pulang ? "

" Belum, non. Mobilnya tidak ada. "

Tak berapa lama Wendy pergi dari Conrad, Irene langsung kembali ke rumah untuk berbicara dengannya, namun ia tidak melihat mobil Wendy di rumah.

" Bukannya tadi non bareng sama den Wendy ? "

" Ne, tapi dia pulang duluan. "

" Non berantem sama den Wendy ? "

Irene tidak bisa menjawab pertanyaan dari asisten rumah tangganya itu. Tak berapa lama, dari jendela rumah, Irene melihat lampu mobil menerangi rumah Wendy dan benar saja itu adalah namja yang sedari tadi ia tunggu.

" Seungwan. ", Irene keluar dari rumah dan membuat Wendy menghentikan langkahnya.

" . . . . ", hanya helaan nafas dari Wendy.

" Kau darimana saja ? "

" Makan di luar. "

" Mengapa kau tidak menjawab teleponku ? "

" Aku meninggalkan ponselku di mobil. ", Wendy masih tidak melihat ke arah Irene.

" Seungwan. "

" . . . . "

" Kau marah ? "

" Aniya. "

" Seungwan. "

" Beristirahatlah, sudah larut. Besok kau ke kampus kan ? "

" Seungwan. "

" Selamat beristirahat, Irene. ", Wendy melangkah masuk ke rumah tanpa sedikitpun melihat Irene.

Tubuh mungil milik Irene itu mematung di depan rumah Wendy, baru kali ini ia melihat Wendy marah, bahkan tidak mau melihat ke arahnya. Di balik pintu, Wendy hanya bisa memejamkan matanya dan menghela nafasnya.

" Jadi ini temanmu, Joohyun ? "

Tidak ada yang lebih sakit dari mendengar sebutan teman, padahal kenyataannya adalah seorang kekasih. Wendy melangkahkan kakinya tepat di samping jendela rumah dan ia melihat Irene berjalan ke rumah sambil menghentakan kaki bahkan membuka pintu rumah dengan kasar. Wendy mengambil wine di dapur dan menikmatinya seorang diri di sofa ruang tamu sambil mendengarkan sebuah lagu.

What should I do, Joohyun ? 

Continuar a ler

Também vai Gostar

145K 7.9K 18
What happens when rumours aren't just rumours? What if Ladybug really went rogue? ---------------------------------- Don't read it if you don't wan...
1M 38.5K 90
𝗟𝗼𝘃𝗶𝗻𝗴 𝗵𝗲𝗿 𝘄𝗮𝘀 𝗹𝗶𝗸𝗲 𝗽𝗹𝗮𝘆𝗶𝗻𝗴 𝘄𝗶𝘁𝗵 𝗳𝗶𝗿𝗲, 𝗹𝘂𝗰𝗸𝗶𝗹𝘆 𝗳𝗼𝗿 𝗵𝗲𝗿, 𝗔𝗻𝘁𝗮𝗿𝗲𝘀 𝗹𝗼𝘃𝗲 𝗽𝗹𝗮𝘆𝗶𝗻𝗴 𝘄𝗶𝘁𝗵 �...
15.5K 1.5K 27
it's a love story between Seulgi Kang and Irene Bae, so baby just say "yes" WARN! gxg toprene G!P Irene highest rank so far: #01 bae #02 kang #12 gir...
6.6K 130 25
Sakura Hirai is a 20 year old girl who lives down the mountain from the Kamado family where she has looked after their children for years after the F...