Annoying But Sexy Guy With Me...

By dellafits

17.8K 683 104

"Aku memang terobsesi padamu, belum mencintaimu." Kata laki-laki itu, menatap Sonya dalam. "Kau gila!" Timpal... More

What the...
Annoying guy
Say Hi
Talkshow
Introduction of cast
Breakfast
Salvador
Who?
Bad Festival
Anything
Informasi

Sick moment

1.1K 60 12
By dellafits

Galleno terkekeh melihat Soy yang menutup rapat matanya ketika ia beradegan panas dengan lawan mainnya. Tidak panas-panas banget sih, hanya spoiler saja.

Laki-laki itu berjalan mendekat kearah Soy begitu menyelesaikan take scene tersebut. Dikecupnya pelan bibir dan dahi Soy membuat semua wanita yang berada di lokasi merasa iri.

"Sialan! Kau selalu mencuri kesempatan." Pekik Soy.

Gallen tertawa. "Kenapa kau menutup mata? Kau bukan anak kecil yang tidak boleh melihat adegan dewasa."

"Aku hanya sukar melihatnya." Elak Soy.

"Ku kira kau cemburu." Gallen duduk di samping Soy dan meneguk minumannya.

"Heh! Tidak mungkin."

"Mungkin saja. Tapi kau harus menerima hal itu karena aku bintang film." Katanya sombong.

"Kenapa kau sombong sekali tidak seperti ayahmu?!" Kesal Soy. Berada di dekat Gallen lama-lama bisa membuatnya pusing dengan segala kelebihan yang dimiliki lelaki itu.

"Ah, kau mengenal ayahku? Hati-hati dengan istrinya. Dia sangat galak." Balas Gallen.

"Nyonya Jadyn baik. Sepertinya kau bukan anak mereka. Sifatmu tidak menurun sama sekali."

Gallen menyunggingkan senyumnya, "Kau sangat mengenalku rupanya."

"Sudahlah aku ingin pulang." Soy bergerak berdiri dan langsung memegangi kepalanya yang terasa pening.

"Jangan pura-pura, aku tau kau ingin menghasutku dengan sakit tidak nyatamu itu." Gallen berkata seraya meneguk wine-nya.

"Belum waktunya pulang, tunggu saja disini." Kemudian berlalu untuk take scene adegan ke 6.

Soy kembali duduk di tempatnya masih dengan keadaan pusing. Matanya yang sedari tadi tertutup untuk menghilangkan rasa pening, perlahan terbuka menyaksikan Gallen yang beradu peran bersama banyak wanita di sana.

Dirasa sudah beberapa jam pusingnya tak kunjung hilang, Soy memutuskan pergi ke toilet sembari menunggu Gallen menyelesaikan syutingnya.

Jalannya masih tertatih, pusing di kepalanya semakin berat, entah apa yang menyebabkan sehingga ia sampai seperti orang mabuk Vodka.

*****

"Bagaimana untuk brand ambassador produk barumu, Ax?" Tanya Rilley kepada Axell yang sedang berkutat pada layar laptop di ruang kerja mansion-nya.

"Tanyakan pada adikmu." Balas Axell tak mengindahkan pandangannya.

"Oh ayolah, ceritakan sedikit saja padaku. Ada apa ini? Kenapa launching-nya ditunda 4 bulan lagi? Banyak yang bertanya-tanya soal ini." Paksa Rilley.

"Dia seakan mempermainkan ku."

"Kau seperti baru mengenalnya saja, Ax! Dia memang seperti itu. Mempermainkan kepentingan kita bersama dan menikmati permainan itu sendiri." Jawab Rilley sembari membersihkan kuku-kukunya yang bercat mahal itu.

"So, apa mainan barunya kali ini?"

Axell menutup laptopnya, menyatukan tangan depan dada. Kemudian matanya beralih pada televisi yang masih saja menayangkan tentang adiknya dan Soy, gadis youtuber dari new york.

Rilley mengikuti arah mata Axell, lalu mengangguk mengerti. "Dia?"

"Seperti yang kau lihat." Jawab Axell.

"Kali ini mainan adik kalian itu bukan seorang model atau pun aktris terkenal. Apa yang Gallen harapkan dari gadis itu?" Tanya Clyreline Dealova, istri Axell yang masuk ke ruangan dengan membawa beberapa kue di nampannya.

"Ah, kakak ipar!" Rilley bergerak memeluk Clyre. "Ku merindukanmu."

"Me too. Rindu saat berbagi tentang kedataran seseorang ya?" Ucap Clyre, menyindir Axell yang memutar bola matanya.

"Stop mengejekku, baby." Axell membuka suara.

Clyre tertawa. "Hahah! Kembali ke topik awal yang kalian bicarakan, soal Gallen. Jadi bagaimana?"

"Aku tidak pernah melihatnya seperti ini." Gumam Axell.

"Dia memainkannya dengan serius." Kata Rilley.

"Besar kemungkinan, dia memang menyukai gadis itu." Clyre ikut bersuara.

"Tapi terlalu munafik untuk mengakui." Sahut Rilley lagi.

"Apa perlu mencari identitas gadis itu?" Axell menyahuti.

Clyre menggeleng, "Biarkan dia dengan permainannya sendiri. Cukup pantau dan lihat hasilnya, Ax."

Axell mengangguk, mengiyakan yang istrinya katakan.

"Clyre benar, Ax. Kau tidak perlu repot-repot untuk mengurusinya, lihat saja bagaimana konspirasi-nya terhadap ini semua." Sahut Rilley.

*****

"Dimana dia?" Gumam Gallen saat usai menyelesaikan take scene yang ke sekian kalinya.

Tiba-tiba sebuah tangan melingkar di lengannya, "Kau bisa menemaniku untuk malam ini, Gallen?" Tanya Talitha, lawan mainnya.

Sontak Gallen melepaskan tangan wanita itu sebagai bentuk penolakan dengan tetap tersenyum. "Untuk?" 

"Berkencan mungkin? Atau menikmati Pupusas di restaurant Salvador ini?"

"Mungkin lain waktu."

"Kau dapat menghubungiku kapan saja jika kau mau." Kata Talitha memberikan kartu namanya kemudian pergi.

Gallen mengangguk samar, meletakkan sembarangan kartu nama Talitha di meja bar kemudian matanya menyusuri lokasi syuting yang tidak menampakkan Soy sedari tadi.

"Ada yang tau dimana Sonya?!" Teriak Gallen kepada kru yang terdapat di lokasi dan yang lainnya.

"Aku tadi melihatnya berjalan ke toilet." Sahut seorang kameraman.

Tak butuh waktu lama, Gallen melangkah pergi dari tempatnya berpijak dengan sedikit berlari.

"Mencoba kabur dariku rupanya." Gumam Gallen dalam perjalanannya menuju toilet.

Setibanya di toilet wanita, lelaki itu mengecek setiap ruangan yang ada di sana. Menggedor setiap pintu yang tertutup dan membuat beberapa wanita di sana teriak karena kehadirannya di toilet wanita. Bukan teriak malu, tapi kaget adanya movie star di sana.

"Soy! Dimana kau?!" Teriak Gallen di luar toilet karena tidak menemukan gadis itu di dalam.

Gallen tampak kelimpungan. Pasalnya gadis itu tidak tahu menahu tentang kota ini. Jangan sampai umpannya itu hilang tanpa arti.

Langkah kaki membawanya ke parkiran mobil yang berada di lantai dasar, tempat dirinya memarkirkan Lamborghini-nya.

"Shit!" Pekik Gallen ketika mendapati Soy sudah tergeletak tepat di samping badan mobilnya.

Gallen segera berlari kemudian membopong gadis itu ke dalam mobilnya. Begitu Soy sudah dalam posisi duduk, ia memakaikan seatbelt pada gadis itu.

Ia menancapkan gas dengan kecepatan maksimal sembari menghubungi seseorang di airpods yang terpasang di telinganya.

"Cari tahu siapa yang membuat Soy pingsan!" Pinta Gallen tegas pada asistennya.

Perlahan tangan Soy bergerak, ia mulai sadarkan diri. Mengerjap beberapa kali kala Gallen memutar kendali dengan cepat hingga membuatnya terus oleng.

"Kau menginginkan nyawaku?" Lirih Soy begitu matanya sudah mulai terbuka normal.

"Diamlah! Kau pingsan tadi. Aku akan membawamu ke rumah sakit." Sentak Gallen tak sedikitpun menoleh kepada Soy karena fokus menyetir dengan kecepatan tinggi.

"Jangan berlebihan, aku baik-baik saja! Kembali saja ke hotel, aku ingin beristirahat." Balas Soy.

"Kau baru saja pingsan!" Koreksi Gallen sekali lagi.

"I know! Kau sudah mengatakannya tadi, tapi aku hanya ingin beristirahat!"

"Beristirahat di rumah sakit." Gallen tampak kekeuh.

"Tidak! Aku tidak mau." Tolak Soy.

"Cukup diam."

"Aku akan melompat dari mobil ini jika kau tidak menurutiku." Ancam Soy, membuat Gallen harus menghela nafas panjang.

"As you wish." Sahutnya malas, dan langsung membanting kendali untuk putar balik.

Sesampainya di kamar hotel, Soy langsung ambruk ke kasur king-size itu. Gallen bingung, sebenarnya Soy kenapa? Gadis itu tampak lemas. Apa yang dilakukan Soy tadi saat dirinya syuting?

"Ganti bajumu dulu, lalu tidurlah." Pinta Gallen, memberikan sweater dan hotpants rumahan milik gadis itu yang ia ambil dari walk in closet.

Soy tidak mengindahkan perintah Gallen. Ia menutup mata seperti orang kelelahan. Tampaknya Soy nyaman dengan pakaian modis juga sepatu boots yang dipakainya. Tapi Gallen sangat sukar melihat jaket tebal dan celana ketat yang melekat ditubuh gadis itu, seperti tidak nyaman digunakan untuk tidur.

"Haruskah aku yang menggantikan baju tidurmu?" Kata Gallen, masih tidak ada sahutan dari Soy yang setia menutup matanya.

Lama menunggu Soy terbangun, "Baiklah jika kau memaksa." Putus Gallen akhirnya.

Gallen mulai mendudukkan tubuh Soy dengan bertopang pada bahunya. Dibukanya perlahan kancing kemeja Soy, ia berusaha mengatur nafas agar tidak terlalu terfokus pada apa yang dilakukanya.

"Ini pilihan, bukan kemauanku." Gumam Gallen berulang kali, untuk meyakinkan dirinya sendiri.

Setelah terbukanya kancing kemeja itu, nampak tanktop putih yang melekat pada badan Soy. Gallen bernafas lega, setidaknya ia tidak melihat bagian lain tubuh Soy yang bisa saja membuat birahinya muncul.

"Huft..." Gallen menghela nafas lelah usai mengganti pakaian Soy yang rupanya sangat sulit. Karena Soy tertidur pulas sedangkan ia harus menggantikan pakaian layaknya seorang ibu kepada bayinya. Dan satu hal, ia melupakan bahwa ia juga harus menggantikan bagian celana Soy dan ia melihat underwear milik gadis itu.

Saat Gallen ingin beranjak untuk pergi ke kamarnya, tiba-tiba saja Soy menggapai pergelangan tangannya. Gallen menoleh, merasakan tangan Soy yang hangat, ia langsung mengecek suhu tubuh Soy yang panas.

"Kau sungguh sakit?" Tanya Gallen tak percaya.

"Enghh.." erang Soy, menggeliat.

"Kita ke rumah sakit." Putus Gallen.

Soy menggeleng kuat, masih dengan menutup matanya, gadis itu langsung menarik kuat tangan Gallen hingga membuatnya terduduk di kasur.

"Tetap disini, temani aku." Ucap Soy lirih, tak sadar sebutir air mata menetes membasahi tangan Gallen yang masih digenggam Soy.

Gallen dirundung kebingungan. Kenapa gadis ceriwis seperti Soy tampak menyimpan luka yang sangat dalam sehingga ia tidak ingin sendirian dan menangis dalam tidurnya.

Ataukah ada sesuatu yang disembunyikan?

Perlahan tangannya bergerak untuk mengusap mata yang berair itu meski matanya tertutup. Ia memposisikan tubuhnya agar lebih dekat dengan gadis itu, lalu memeluknya dengan lembut.

Posisi mereka sekarang tidur dengan saling berpelukan layaknya sepasang kekasih yang saling mencintai. Mengungkapkan sebuah perasaan melalui pelukan hangat yang menyalurkan energi bagi keduanya.

Sayangnya semua itu tidak benar-benar terjadi. 

*****

Gelap berganti cerah, mata yang dari semalam tertutup waktunya terbuka. Pemandangan pertama yang Soy lihat adalah wajah seorang lelaki dengan mata tertutup dan nafas teratur pertanda lelaki itu sedang tidur. Jaraknya hanya beberapa senti saja.

Ia hendak memekik karena posisinya sekarang berada dalam pelukan Gallen, posisi yang sangat intim, tapi urung karena melihat pulasnya Gallen tertidur. Matanya setia menelisik wajah damai Gallen. Memperhatikan setiap inci wajah blasteran spanyol eropa itu.

Tangannya perlahan terulur untuk menyentuh rahang kokoh Gallen. Kemudian jemarinya beralih pada hidung, membawanya menelusuri hingga menyentuh bibir tebal itu, mengusapnya dengan ibu jari secara perlahan. Bibir yang akhir-akhir ini mencecapnya lembut.

Bibir ini yang selalu membayangi pikiranku, batin Soy.

Berada di jarak sedekat ini entah mengapa membuat hatinya berdesir dan jantungnya berdetak cepat tidak seperti biasanya. Ia mengelak jika menaruh hati pada Gallen. Tidak akan! Atau ia akan menyesal untuk selamanya.

Jemari Soy terus menyusuri rahang Gallen, turun kebawah hingga menyentuh dada bidang lelaki itu. Tiba-tiba tangannya di genggam oleh Gallen.

"Mulai menyukaiku, hem?" Goda Gallen dengan mata masih tertutup. Soy hendak menarik tangannya tapi genggaman Gallen terlalu kuat.

"Kau sudah bangun?" Cicit Soy pelan, malu tertangkap basah sedang mengagumi lelaki di hadapannya itu.

"Saat kau ingin berteriak." Jawab Gallen membuka matanya, menatap manik mata abu Soy.

"Emm... ak- aku akan turun untuk sarapan." Soy hendak beranjak bangun tapi Gallen mengeratkan pelukan pada pinggangnya.

"Sarapan kamar privasi VVIP akan diantar sayang, tidak perlu buang tenaga untuk turun kebawah, habiskan saja tenagamu bersamaku." Gallen mengatakan dengan suara serak dan tersenyum penuh arti, menatap Soy dalam.

Soy menelan salivanya, kemudian membasahi bibirnya yang terasa kering. Ia tidak bodoh untuk mengartikan perkataan Gallen.

*****

Jangan lupa vote+komen ya 😊
Psstt updatenya malam-malam aja ya, puasa soalnya heheu >.<

See yaa next part

3 Mei 2020

Continue Reading

You'll Also Like

4.6M 172K 39
Akibat perjodohan gila yang sudah direncakan oleh kedua orang tua, membuat dean dan alea terjerat status menjadi pasangan suami dan istri. Bisa menik...
378K 19.9K 32
Galla pratama,badboy cadell yang baru saja masuk sekolah barunya,dan dia sudah membuat masalah di sekolah barunya itu. * * * Ravindra adipta seorang...
4.8M 263K 52
Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusaknya sejak 7 tahun lalu. Galenio Skyler hanyalah iblis ya...
4.1M 31.1K 29
REYNA LARASATI adalah seorang gadis yang memiliki kecantikan yang di idamkan oleh banyak pria ,, dia sangat santun , baik dan juga ramah kepada siap...