Aku Bukan Rumah

Bởi riafil

510 44 2

Aku selalu mengira bahwa aku adalah rumah, dimana kamu pergi, kamu akan pulang dan berkeluh kesah, ternyata k... Xem Thêm

1
2
3
4
5
GANTI JUDUL
7
8
9
10
11
12
13

6

20 3 0
Bởi riafil

Sudah satu bulan Bintang tak lagi menerima surat dari ibu perpus dan Galih. Ia mencoba untuk tak peduli dengan hal ini, tapi ia terus bertanya. Apa sang empu sudah lelah menulis surat? Ataukah dia memutuskan untuk berhenti memberinya surat?

Bintang membuka sebuah kotak yang berisi surat yang selama ini ia dapatkan. Dan dia membuka surat yang terakhir, yang bertuliskan.

Bintang, setelah ini aku akan datang menghampirimu.

Bintang mencoba berfikir kembali saat kejadian terakhir ia mendapatkan surat ini. Setelah itu ia bertemu dengan cowok di perpus sampai mengantarkan ia pulang, yang kebetulan banget cowok itu anak dari pelanggan toko kuenya. Iya semenjak itulah ia tidak mendapatkan surat lagi, atau jangan-jangan cowok itu yang memberinya surat? Ini tak salah lagi, pasti cowok itulah pelakunya. Bintang langsung lari menuju toko kuenya dan menemui ibunya.

"Bintang ijin keluar sebentar"

"Kemana?"

"Ke cafe deket perpus" dia menyalimi tangan ibunya lalu berlalu.

"Iya hati-hati" sambil menggelengkan kepala melihat tingkah laku anaknya.

Dia berlari menuju halte dengan membawa surat itu di genggamannya. Dia harus bertanya kepada Galih. Kali ini Galih tak boleh berbohong dan menyembunyikan sesuatu darinya. Bintang tak tau kenapa dia begitu gugup dan gelisah. Ini seperti perasaan yang pernah ia rasakan seperti 5 tahun lalu. Setelah turun dari bis, ia berlari masuk ke dalam cafe. Dan kebetulan Galih sedang menyeduh kopi.

"Galih!" dia berhenti dan memegang dadanya karena nafasnya yang ngos-ngosan karena berlari.

"Kamu itu kenapa? lari-lari kaya di kejar orang gila aja"

"Bicara sebentar bisa?"

"Bisa, kamu duduk dulu sana"

Bintang duduk di kursi favoritnya, 10 menit kemudian Galih datang membawa pesanan yang biasanya Bintang pesan.

"Aku gak pesan"

"Anggap saja kali ini gratis"

"Sangking tergopohnya aku cuma bawa kartu bis dan gak bawa uang" kesalnya pada diri sendiri atas kelakuan bodohnya kali ini.

"Mau bicara apa?"

"Galih, sepertinya aku sudah bertemu dengan cowok yang memberiku surat" sontak Galih terkejut dan meneggakkan badannya.

"Tapi aku belum tanya namanya"

"Kok bisa? Kan sudah bertemu"

"Iya, waktu itu kita bertemu di perpustakaan dan dia mengantarkan aku pulang. Semenjak itu aku gak nerima surat dari kamu dan ibu perpus. Jadi aku menduga yang memberikan surat itu ya cowok yang bertemu denganku saat itu" lalu Galih membuka ponselnya dan menunjukkan foto cowok itu kepada Bintang.

"Benar ini orangnya?"

"Iya ini!" Galih tersenyum dengan reaksi Bintang.

"Namanya siapa Galih?"

"Namanya Alam, dia pelanggan sini. Tapi sudah sebulan dia gak datang" Bintang menghembuskan nafasnya.

"Namanya Alam ya? Sebenernya dia kaya begini itu apa tujuannya?" Bintang tersenyum kecut.

"Bintang, pasti ada alasan dia begitu sama kamu. Kita gak boleh memandang dari satu sisi saja"

"Aku cuma takut menaruh perasaan ke dia"

"Mungkin semesta sudah mulai menjalankan cerita antara kalian. Kita sendiri gak bakal tau kedepannya bagaimana. Kita cuma bisa berhati-hati dan menyiapkan hati, jika kedepannya orang yang kita cintai itu membuat luka"

"Tau gak sih? dari dulu aku takut dengan patah hati. Maka dari itu setiap ada seseorang yang mendekatiku aku selalu berfikir, nanti kita berakhir dengan berpisah atau bahagia ya? Atau dia pergi meninggalkanku? Aku berusaha siap akan resiko menyukai seseorang, tapi saat aku terluka, nyatanya aku tetap menyedihkan Galih" dia menundukkan kepalanya dan menatap minumannya yang sama sekali belum ia sentuh.

"Bintang, hidup kalau hanya diciptakan bahagia itu tak akan lengkap. Tuhan itu adil, dia memberi kesedihan kepada hambanya, setelah itu ia memberikan kebahagiaan dikemudian hari. Sama halnya jika kamu bertemu dengan seseorang, lalu kamu menaruh persaan dan berakhir tak seperti yang kamu inginkan. Berarti Tuhan sedang menunjukkan mana yang terbaik untukmu. Kamu baik, makanya Tuhan mendekatkan orang baik untukmu" Bintang menghembuskan nafasnya kasar. Apalagi ini, sepertinya semesta suka sekali membuatnya menebak-nebak.

"Yasudah aku pulang aja, kamu lanjutin kerjamu. Maaf ya ganggu"

"Nope, kamu bisa datang saat kamu butuh saran. Nih dibawa, jangan diliatin sampai es nya meleleh"

"Hehe makasi ya Galih, aku pulang dulu"

Dia meninggalkan cafe itu seperti tubuh tanpa tulang, tak ada semangat untuk hari ini. Dia duduk di halte menunggu bis, dia melihat minuman yang ada digenggamannya. Ice choco kesukaanya itu dia minum, sedikit menenangkan mood buruknya, ya walaupun sedikit. Sekelebat sajak di kepalanya terlintas, dia cepat-cepat membuka ponselnya untuk menulis di memo, sebelum sajak itu hilang di ingatanya. Dia mulai mengetik.

Aku tak tau asalmu

Aku tak mengenalmu

Aku dirundung kebingungan

Sedangkan kau masih santai

Banyak pertanyaan

Sedangkan kau menunda jawaban

- Siang hari di halte bis –

"Serius banget" suara bass itu mengagetkanya, jujur Bintang sedang tak mau bertemu dengan orang ini, tapi mengapa semesta berkehendak lain? "Jangan kebanyakan nunduk, emang lagi mengheningkan cipta?" ucapnya dengan wajah datar, Bintang tak mau tertawa dengan ucapan recehnya itu tapi dia tertawa kecil atas ucapan Alam.

"Darimana?"

"Dari cafe"

"Nunggu bis?"

"Iya"

"Gak perlu naik bis"

"Terus aku pulangnya terbang gitu?"

"Jok motorku lagi pengen ditumpangi tuh"

"Emang jok motormu bisa bicara?"

"Udah ah kamu banyak nanya" Alam berdiri dari duduknya

"Ih sewot"

"Kamu mau ice cream gak?"

"Mau!"

Motor Alam membelah jalanan dengan kecepatan sedang, Alam melihat spionnya yang mengarah ke Bintang. Anak itu sedang melihat jalanan dengan poni yang melambai-lambai karna angin. Alam tersenyum tipis, ada perasaan yang menggoyahkan jantungnya

"Loh, kamu tau tempat ini juga?" tanya Bintang kepada Alam setibanya sampai tempat tujuan. Alam hanya menjawab dengan gumaman, sesungguhnya ia tak tau kedai ice cream ini, bahkan makan ice creamnya aja tak pernah. Ya tau karna dia pernah melihat Bintang mampir ke sini setelah dari perpustakaan.

"Hai mbak" sapa Bintang.

"Hai, mau pesen yang seperti biasanya atau ganti nih?"

"Hmm sama aja deh kaya biasanya, kamu apa?"

"Samain aja"

"Yaudah 2 ya"

"Oke deh, ditunggu ya?"

Mereka pun duduk disalah satu bangku, kedai ini tak seberapa besar. Bahkan tempat duduk untuk pengunjung hanya 2 meja. Walaupun tempatnya kecil yang penting rasa ice creamnya enak, itu menurut Bintang.

Mulut Bintang sudah gatal rasanya, ingin bertanya perihal surat yang dikirim Alam lewat ibu perpus dan Galih. Tapi rasanya tak ada keberanian dan lidahnya terasa kelu.

"Kamu kenapa? Kok kaya tegang gitu?"

"Ah, engga kok"

"Mau tanya?" fix, Alam sepertinya cenayang karna dia selalu benar soal menebak pikirannya.

"It-itu apa" ini mau bicara tapi berasa sedang skripsi. Alam mengerutkan keningnya tak paham dengan ucapan Bintang.

"Ini ice cream rasa coklatnya"

"Eh iya, makasi mbak"

"Ih tumben Bintang bawa cowok"

"Iya temen nih"

"Ah masa? Aku kirain pacar"

"Mbak pliss deh ya" ucapnya memohon agar ia tak dijailin terus.

"Iya iya, lanjutin gih ngobrolnya"

"Mau ngomong apa?" tanya Alam sekali lagi.

"Apa kamu yang ngirim surat ke aku lewat Galih dan ibu perpus?" tanyanya dengan hati-hati.

"Iya" jawaban yang singkat dan ngena banget untuk Bintang.

"Ke-kenapa?"

"Apanya yang kenapa?"

"Ya kenapa kamu kirim surat?"

"Nanti kamu juga tau dengan sendirinya" ucap Alam cuek, Bintang mengerutkan keningnya semakin tak mengerti dengan perilaku Alam.

Alam menatap Bintang dengan serius "Bintang, ada banyak hal di dunia ini bukan hanya soal perkataan saja yang dipercaya, tapi dengan perbuatan, itu semua akan membuatmu percaya tanpa melontarkan tanya"

Đọc tiếp

Bạn Cũng Sẽ Thích

786K 57.1K 34
Aneta Almeera. Seorang penulis novel legendaris yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwany...
3.3M 268K 62
⚠️ BL Karena saking nakal, urakan, bandel, susah diatur, bangornya Sepa Abimanyu, ngebuat emaknya udah gak tahan lagi. Akhirnya dia di masukin ke sek...
830K 43.7K 76
The end✓ [ Jangan lupa follow sebelum membaca!!!! ] ••• Cerita tentang seorang gadis bar-bar dan absurd yang dijodohkan oleh anak dari sahabat kedua...
3.6M 175K 64
[SEBELUM BACA YUK FOLLOW DAN VOTE SETIAP CHAPTER SEBAGAI BENTUK PENGHARGAAN BUAT AUTHOR YANG CAPE CAPE MIKIR ALURNYA, YA WALAU MUNGKIN ADA YANG GAK M...