Tamara

Autorstwa Niketiaayunda

8.3K 1.7K 290

Hidup bukan hanyalah tentang keterpurukan. Ataupun ketertekanan. Tertawalah, berbahagialah. Tunjukan kepada m... Więcej

{B}.bab 1
{B}.bab 2
{B}.bab 3
{B}.bab 4
{B}.bab 5
{B}.bab 6
{B}.bab 7
{B}.bab 8
{B}.bab 9
{B}.bab 10
B.{bab 11}
B.{bab 12}
B.{bab 13}
B.{bab 14}
B.{bab 15}
B{bab 16}
B.{bab 17}
B{bab 18}
B.{bab 19}
B.{bab 20}
B.{bab 21}
B.{bab 23}
B.{bab 24}
Coment Berhadiah.
Minta tolong

B.{bab 22}

162 19 4
Autorstwa Niketiaayunda

Kini aku mempunyai misi yang sangat amat mencengkram.
Bantu aku, jangan biarkan aku sendiri🖤

🖤🖤🖤

Tamara sangat senang dan gembira, saat bu mun membawa secarik kertas bertuliskan angka-angka yang dapat mengobati rindu seorang adik dengan kakaknya.

Tamara sampai kegemetaran menekan tombol kyboard. Antara terharu, terhura dan terhiru.

3 Tahun mereka tidak pernah bertukar kabar. Dulunya, Tamara tak memiliki telepon gengam. Karena keterbatasannya dalam mencukupi kebutuhan.

Lambat laun, sejak kejadian dimana Tamara pergi meninggalkan neneknya, dan ia rajin  bekerja untuk mengumpulkan rupiah.

Satu persatu barang mulai ia kumpulkan. Mulai dari handpone, sepeda motor , televisi dan membayar uang kontrakan secara rutin dan tidak pernah menunggang.

Ya, walaupun handpone, motor dan televisi yang ia beli hanya barang bekas. Tapi Tamara sangat bersyukur.

Back to topik. Beberapa menit berlalu. Dering suara ponsel Tamara semakin menderu. Antara taku, sedih, dan senang berpadu menjadi dinamika yang utuh.

Bertahun-tahun tak jumpa, 10 tahun lamanya mereka tak bertegur sapa. Jangan bertegur sapa, melihat bahkan mendapat kabar saja tidak pernah.

Neneknya yang kasar membuat Tamara frustasi dan melupakan segala sesuatu yang terjadi. Ia melypakan kakaknya, ayahnya, dan keluarga yang masih peduli terhadapnya.

"Hallo selamat siang. Dengan siapa di mana" Jawab seseorang di telepon

Dadanya berpacu dengan cepat, keringat dingin membasahi sekujur tubuh Tamara
Kelu, berat rasanya menjawab pertanyaan seseorang di sebrang sana.

"Ra, itu di jawab ayo ngomong sesuatu" Buk mun mengingatkan. Pasalnya, dari tadi Tamara melamun seperti memikirkan sesuatu yang berat

"Hallo siapa ya" Tanya orang di telepon berulang kali

Tamara mulai luluh dan tenang
"A ba ng" Ucapnya terbata. Air matanya melengos dengan rapi.

Bibirnya melengkung membentuk bulan sabit. Sangat manis. Sampai-sampai Dyo terimindasi oleh ciptaan Tuhan Yang Maha Esa di depannya.

"Siapa ya kok pangil saya abang?"

Karena Dyo kesal dengan jawaban abang Hen(Abang Tamara) yang sedikit terkejut. Dyo merampas handpone Tamara dan segera inggin menyelesaikan misi yang sempat tertunda ini.

"Asallamuallaikum bang. Ini Dyo sahabatnya Tamara Audry Cantika. Adik yang abang tinggalkan dan tak abang pedulikan" Kata-kata yang cukup menantang untuk seorang Dyo

Tamara menyipitkan matanya. Kekecewaan mulai nampak di mimik mukanya. Tamara merampas handpone miliknya. Menekan tombol merah untuk mengakhiri panggilan yang mengegerkan.

"Apa-apan sih yo. Apa maksud ucapan lo barusan. Abang gue gak pernah telantarin gue, abang gue peduli sama gue. Lo itu gak usah sok tahu" Bentak Tamara menunjuk raut gusar Dyo

Dyo mengusap rambutnya kasar. Dimana otak dan pikiran Tamara selama ini. Menurutnya, abangnya tidak peduli dan menelantarkan Tamara.

"Mana ada abang yang tega membiarkan adiknya di siksa seperti di neraka oleh neneknya. Kakak mana yang tega. Gue gak tahu jalan pikiran lo itu kaya gimana"

"Lo itu ngak tau apa-apa. Pergii"

"Ra, dengerin gue dulu"

"Pergii"

"Ra, maksud gue it.. "

"Pergi Dyo. Gue pengen sendiri dulu. Gue tau gue alay. Masalah kaya gini aja gue besar-besarin. Menurut lo ini biasa. Tapi gue gak terima kalo abang gue lo jelek-jelekin. Lo gak punya abang, dan lo gak pernah ngerasain bagaimana sayangnya gue ke abang gue"

"Ra, gue cum.."

"Pergi ya nak. Biarkan neng ara tenang" Buk mun yang semula bingung mulai mengambil langkah pertama demi mencegah kericuhan yang sepertinya akan di bicaraka, di gosipkan oleh warga setempat.

Takutnya. Nenek Tamara tau dan misi mereka akan gagal. Dyo yang mengerti maksud buk mun melai melangkah mundur dan pergi dengan raut wajah yang gusar

Buk mun mengelus menenangkan Tamara.

😍😍😍

Di satu sisi ada yang menangis. Di sisi lain ada yang tersenyum karena ada sesuatu hal yang akan Dyo selesaikan.

Ya, Reivaldyo Maulana. Bukan Dyo kalau tidak genuis. Dyo berhasil membawa secarik kertas berisi nomor abang Tamara. Bukan apa-apa. Bukan licik, atau apapun itu. Dyo hanya inggin menyelesaikan apa yang harus ia seleaaikan.

"Asallamuallaikum bang" Kata Dyo memylai percakapan melalui telepon

"Waallaikumsallam. Siapa" Jawab bang Hrn di sebrang sana

"Saya Dyo yang menyahut telepon Ara tadi bang maafkan saya. Bukan maksud saya lancang atau apapun itu. Saya hanya inggin meluruskan sebuah jalan bengkok yang sebentar lagi akan mengelap dan siap terjun" Sarkas Dyo tenang dan menantang

"Tunggu-tunggu. Bisa langsung ke inti tidak" Ucap bang hen yang rada binggung. Bang hen bukan type orang yang gampang mengerti dengan bahasa yang gamblang. Ia tebih suka apa adanya(to the point).

"Bang hen. Tadi yang menelepon abang iru Tamara. Adik kandung abang sendiri. Abang tahu kan keadaan Tamara sebelum abang pergi. Tamara tersiksa bang, saat abang ada dalam dekapnya saja Tamara terluka. Apalagi setelah abang pergi. Harusnya abang mikir. Gimana nasib Tamara jika Abang pergi"

"Tamara, dimana ara" Tanya bang hen gusar. Sama persis seperti yang Tamara rasakan tadi. Sedih, kecewa dan bahagia.
Ada nada bahagia disana, namun. Kecewa dan sedih melanjutkan kalimat tadi.

"Ara di sini. Di dalam perlindungan saya"

"Gimana kabar ara, saya, saya pengen denger suaranya"

"Maaf bang. Semua karena bicara saya yang lancang tadi. Tamara marah dan memgusir saya. Ara tidak terima jika abangnya di tuduh seperti yang saya tudjhkan tadi. Sekali lagi maafkan saya bang"

"Saya pengen nangis, saya pengen tersenyum lebar, dan saya pengen terbang. Mendarat, berlali lalu memeluk adik kecil yang dulu pernah memanggil nama saya dengan sebutan ayah. Tolong, tolong pertemukan saya dengan ara"

"Jika abang sayang dengan ara. Lantas dimana abang selama 10 tahun yang silam. Bahkan abang pun tidak pernah berusaha mencari keberadaan ara."

"Saya tau saya salah. Saya bodoh dan terlalu memikirkan kehidupan yang esok akan saya tempuh. Hingga kehidupan yang saya jalani tidak saya pedulikan"

"Yang saya ingin tahu. Dimana abang selama 10 tahun ini"

"Saya bekerja. Serabutan. Dari bangunan sana, bangunan sini. Saya tidak kenal lelah membanting tulang. Pikiran saya hanya satu. Nenek dan Tamara harus merasa tercukupi dan bahagia. Saya tidak lupa, saya tidak pernah lupa. Setiap bulan saya selalu mengirim setengah gaji saya untuk mereka. Saya selalu bertukan kabar dengan pak RT. Tapi tidak ada jawaban ataupun balasan dari mereka. Saya tidak peduli dan selalu menerapkan pendapat saya. Kabar tidak penting, uang dan uang yang paling penting. Hingga akhirnya saya tidak memperdulikan mereka. Saya khilaf dan merasa sangat berdosa. Saya menetantarkan adik kecil saya. Saya membiarkan adik kecil saya terluka. Hingga saya pulang. Tapi tidak menemukan ara disana. Saya tau nenek saya berbohong. Tidak mungkin Ara akan pergi lama sekali. Tidak akan mungkin pula ara pergi tour dengan baju 1 lemari. Saya tau nenek berbohong. Saya berusaha mencari dan mencari, tapi keadaan dan takdir tidak ingin berbaik hati dengan saya. Saya kecelakaan. Saya koma selama beberapa bulan di rumah sakit. Seketika saya terbangun. Tapi saya tidak tahu siapa diri saya sendiri. Saya linglung saya bingung. Saya merasa sendiri hingga depresi. Saya seperti orang gila bebera tahun lalu. Hingga hidayah menjemput saya kemarin lusa. Saya bodoh dan bodoh. Saya tidak tahu harus apa"



😟😟😟

Ku gantung dulu ya gais, wkwkwk
Yang terpenting saya up malam ini. Marhaban ya ramadhan, selamat malam and see you.


Czytaj Dalej

To Też Polubisz

872K 68.8K 51
Rifki yang masuk pesantren, gara-gara kepergok lagi nonton film humu sama emak dia. Akhirnya Rifki pasrah di masukin ke pesantren, tapi kok malah?.. ...
530K 9K 18
suka suka saya.
679K 11.6K 21
Megan tidak menyadari bahwa rumah yang ia beli adalah rumah bekas pembunuhan beberapa tahun silam. Beberapa hari tinggal di rumah itu Megan tidak me...
2.2M 106K 45
•Obsession Series• Dave tidak bisa lepas dari Kana-nya Dave tidak bisa tanpa Kanara Dave bisa gila tanpa Kanara Dave tidak suka jika Kana-nya pergi ...