🆃🅰🅼🅰🆃 Sangat Membenci Me...

By iu3a17

129K 6.9K 1.2K

[WARNING: TERDAPAT CERITA EXPLISIT BAGI YANG TIDAK SUKA SILAHKAN JANGAN MEMBACA. DISARANKAN UNTUK PENGGEMAR C... More

Kata Pengantar Penerjemah Abal-Abal
Curhatan Mimin Selama Menerjemahkan
Introduction
Chapter I Katanya Semakin Membenci Sesuatu, Semakin Sulit untuk Menghindar
Chapter II Perang Dimulai
Chapter III Keduanya Memanas
Chapter IV Cara untuk Membalas
Chapter V Menyaksikan Sendiri
Chapter VI Seseorang yang Sok Kuat
Chapter VII Menempelkan Daun Emas ke Belakang Patung Buddha
Chapter VIII Perubahan Sudut Pandang
Chapter IX Di Waktu Malam
Chapter X Perasaan yang Menuntun
Chapter XI Dibawah Guyuran Air Dingin
Chapter XII Mati Akibat Ucapan
Chapter XIII Di Tengah Situasi Buruk
Chapter XIV Perasaan yang Terucap
Chapter XVI Sekali Saja Tidak akan Cukup
Chapter XVII Kedua Kalinya Telah Dimulai
Chapter XVIII Mulut yang Berkata Tidak...
Chapter XIX ...Tapi Setiap Waktu Selalu Selesai
Chapter XX Sebenarnya, Hanya Merasa Takut?
Chapter XXI Beginikah Teman?
Chapter XXII Aku Tidak Akan Berbaikan!
Chapter XXIII Status Hubungan
Chapter XXIV Saat Memutar Sumbu yang Hampir Terlepas
Chapter XXV TTM Bukan Pacar, Tidak Berhak Bertindak Posesif
Chapter XXVI Berhenti Di Tempat yang Sama
Chapter XXVII Tiba Pada Titik Memutuskan Hubungan
Chapter XXVIII Menyalahkan
Chapter XXIX Ketika Type Telah Memiliki Status Hubungan
Chapter XXX Pulang ke Rumah
Chapter XXXI Harus Berpikiran Terbuka
Chapter XXXII Cara Berpikir Pria Buruk Itu
Chapter XXXIII Seseorang yang Egois
Chapter XXXIV Ulang Tahun Bersama Seseorang di Masa Lalu
Chapter XXXV Tidak Terlihat akan Dicampakkan
Chapter XXXVI Harga untuk Menahan Sebuah Kenyataan
Chapter XXXVII Ketika Dia Meminta Putus
Chapter XXXVIII Cerita Kala itu
Chapter XXXIX Sungguh, Seseorang yang Lebih Tinggi
Chapter XL Milikku!
Chapter XLI Huft, Dia Benar-benar Jahat
Chapter XLII Menghimpun Tentara, Jangan Gila...
Chapter XLIII Rasanya Benci, Bagaimanapun Juga, Aku Mencintainya
Chapter XLIV Di Atas Panggung
Chapter XLV Bercinta di Malam Hari
Chapter XLVI Kebahagiaan Ini Akankah Berlanjut ?
Chapter XLVII Di Belakang Cintanya
Chapter XLVIII Ketika Sang Mantan Kembali
Chapter XLIX Tolong, Kembalilah
Chapter L Harga Sebuah Kebohongan Merupakan Awal Masalah Besar
Chapter LI Mantan VS Pacar
Chapter LII Karena Cinta, Sehingga Takut
Chapter LIII Penyebab Berjanji
Chapter LIV Penyebab Sebenarnya
Chapter LV Kebenaran Di Bawah Dusta
Chapter LVI Investasi yang Tidak Terbayarkan
Chapter LVII Menghancurkan Topeng
Chapter LVIII Pernyataan yang Tidak Sesuai Harapan
Chapter LIX Api di Atas Sekotak Es
Chapter LX Pertarungan Panas di Lautan antara Mertua dengan Menantu
[END]Chapter XLI Akhir Pertempuran Tak Terduga

Chapter XV Menelan Kata-Katanya Sendiri

4.1K 163 25
By iu3a17

Pemahaman terjemahan di tempat ini menggunakan alat penerjemah online serta bantuan pencarian google untuk informasi tambahan. Jika pemilihan kata, maksud cerita tidak sesuai, atau pemberian informasi kurang tepat dari bahasa aslinya. Bisa berikan saran atau masukan dengan baik-baik pada penerjemah abal-abal ini. Terima kasih (=')

++++++++++++++++++++++++++++++++++++

"Aku ingin kamu tidur denganku"

"! ! !"

Kalau bertanya perasaan yang dirasakan Type saat ini, jawabannya tidaklah sulit, tidak juga tenang sama sekali... Karena dia sekarang ingin segera berlari mendekat pada pemuda itu, kemudian menggunakan kakinya untuk menendang wajahnya.

Baik, memang terakhir kali dialah yang membantu, dia yang menenangkan, dan dia juga yang melakukan diskusi untuk membuat masalah itu selesai, ini karena dia hanya ingin membuatku tidur bersamanya.

Gay itu benar-benar berani sekali memilih seseorang. Sialan, dari setiap orang, dia benar-benar sangat tidak bermoral

"Kamu ingin..."

"Aku cuma bercanda"

Saat Type sedang bersiap untuk paling tidak melemparkan satu atau dua tinju sekaligus umpatan padanya, orang yang sedang berada di atas tempat tidur mengangkat pandangannya. Setelah itu berbicara sambil memperlihatkan senyumannya....

"Ekspresi aneh yang terlihat ternyata lebih dari dugaanku"

Menjengkelkan

Orang yang terlihat menggelikan ini seolah terpeleset saat berusaha melangkahkan kakinya, diapun bertanya dengan nada mencari masalah;

"Tharn, permainan sialan apa yang sedang kamu mainkan ini? Baik, katakan sebenarnya itu 'kan keinginanmu?"

Saat ini jika pemuda di hadapannya masih terus bermain-main seperti ini, anak itu memutuskan akan bermain gila. Kali ini dia tidak menghentikan tangannya, dia ingin pemuda itu merasakan paling tidak sehari atau dua hari berada di rumah sakit. Melihat reaksi Thiwat yang mulai berlebihan, Tharn pada akhirnya menutup buku literaturnya, kemudian bicara;

"Benar, cuma bercanda..."

Type hampir saja menghembuskan nafas leganya, dia bahkan lupa kalau baru saja menimbang-nimbang soal ini, sepertinya dia tidak ingin terlihat tidak bermoral karena menjadi orang pertama yang memikirkan soal itu....

Sebenarnya dia tidak menyangka, mengapa dia berpikir begini, tapi sebelum bisa merespon pria itu meneruskan berbicara dengan suaranya yang dalam;

"... Tapi aku memang memikirkannya."

Si pendengar berusaha untuk setenang mungkin, karena dia tidak ingin menjadi badut, melihatnya bersikap begini;

"Apa maksudmu?"

Mendengar ini, pemuda itu memperlihatkan senyuman yang lebar, kemudian menjawab;

"Aku mengatakan yang sebenarnya padamu, tentang keinginanku untuk tidur bersamamu. Kamu jangan marah, dengarkan terlebih dahulu"

Pemuda di hadapannya menghela nafas berat, setelah itu bersedekap dan meneruskan berbicara;

"Tapi bukan saat ini"

"Apa?"

"Bukankah sudah kukatakan, aku menyukaimu"

Si pendengar sekarang memutar matanya, bertingkah bosan mendengarkan ucapannya. Meskipun... Irama jantungnya berdetak dengan tidak benar.

"Karena aku menyukaimu, jadi aku ingin memberikan peringatan bahwa sekarang aku akan memusatkan perhatianku ini untuk membuatmu tertarik kepadaku. Dan karena yang mendekat adalah pria ini. Kurasa kamu memang seharusnya tahu, jika seseorang begitu menyukai tentu ingin melakukan hal seperti itu juga. Aku hanya mengatakan yang sejujurnya. Bisa dikatakan, jika kamu mulai menurunkan pendirian yang sedang kamu pegang...sebaiknya berhati-hatilah"

"Aku tidak akan setuju tidur bersamamu"

Type berbicara dengan nada yang berat, dia mundur sampai mepet ke tembok, Tharn hanya menghembuskan nafasnya.

"Aku tahu akan begini. Lalu kenapa kamu bilang bercanda? Kalau begitu, kenapa harus repot-repot sampai membantuku?"

Sang Drummer muda itu sekarang memutar kepala untuk menangkap pandangan matanya, alisnya naik menggambarkan dengan jelas tidak mengerti maksud ucapannya. Orang yang baru bertanya menggertakan giginya seolah menahan sesuatu, membuatnya terlihat janggal, apalagi setiap gelagatnya menyiratkan kegelisahan. Bagaimanapun juga, anak yang masih curiga itu masih saja memikirkan 'kenapa dia mau membantu seseorang yang memiliki prasangka buruk kelas kakap sepertinya', jadi dia pun mengulangi pertanyaan;

"Tharn, kenapa kamu mau repot-repot mencampuri urusanku?"

"Jawaban itu sudah kujawab"

"Dasar Brengsek!"

"Kamu ini kenapa? Setiap aku menjawab kamu marah. Huft, Aku mengatakan ini agar membuatmu sedikit mengerti. Kata 'ingin tidur denganmu' artinya 'ingin berkencan bersamamu'. Aku ingin membantumu karena aku memang ingin berkecan denganmu. Pada akhirnya jawabanku akan sama dengan sebelumnya, menurutmu seseorang berkencan jika tidak melakukan hal itu lalu apalagi, karena dunia pria yang seperti ini bukan sesuatu yang indah, jadi ini yang bisa kukatakan padamu. Hanya merasa cukup bisa bersama, bisa dibilang bukan sesuatu yang indah. Meskipun hanya saling bergandengan tangan sudah cukup. Saat ini di Thailand masih belum ada legalitas pernikahan antara sesama jenis. Walaupun begitu aku tidak harus menunggu sampai seumur hidup 'kan, jika memang bisa berkencan bukankah langsung dijalani, dan jika ingin menyentuh langsung lakukan."

Thara merespon dengan ucapan yang lancar, meskipun begitu nada bicaranya terdengar serius lebih dari sebelumnya. Tapi sejujurnya ucapannya itu membuat Type tidak tahu harus mengatakan apa. Dia sebenarnya mengerti sebagian maksud ucapannya, tapi sebagian tidak.

Tharn mengatakan dia pasti akan melakukan hal seperti itu bersamaku karena dia ingin berkencan, ini artinya dia ingin memenangkan hatiku atau sebenarnya hanya ingin tidur denganku?

"Sudah selesai bertanya 'kan, aku mau membaca buku"

Setelah memotong pembicaraan pemuda itu kembali terbaring, kemudian kembali tenggelam ke dalam buku literatur yang dipegangnya, dia berpikir sudah cukup memberikan gambaran yang jelas pada anak itu, meskipun begitu dia kembali meneruskan perkataan dengan sikapnya yang seenaknya;

"Melihatku seperti itu, hati-hati bisa terpesona denganku"

Dasar brengsek huh!

Type hanya membatin, dia segera berbalik kemudian keluar dari ruangan dengan perasaan marah. Bagaimanapun juga dia masih saja memikirkan sesuatu yang tidak ingin dipikirkannya.

Orang yang memelukku, menenangkanku dan mengatakan maafnya padaku telah sirna!

Mungkin dia memang ingin mengetahui sisi lain Tharn yang seperti itu.

***

Aku menyukai mu

Aku menyukai mu

Aku menyukai mu

"Oh, ini namanya membaca buku tanpa paham maksudnya!"

Saat ini di Universitas sedang masuk masa ujian tengah semester, dan sudah berjalan selama dua hari. Jumlah mahasiswa zombi terus bertambah. Terutama anak-anak yang mengambil jurusan dengan ilmu eksak, tidak terkecuali anak-anak dari fakultas ilmu olah raga yang jelas kondisinya tidak lebih baik. Tapi sepertinya salah satu dari mereka tidak belajar sampai matanya berat seperti yang lain. Tapi disebabkan karena... 

Rasa penasaran?

Bukan, ini disebabkan karena mendengarkan suara yang terus menghantui pikirannya.

"Kalau penasaran begini, mana bisa masuk ke otak"

Pada akhirnya Type melemparkan buku yang sedang dipelajarinya di atas tempat tidur. Kemudian bersandar dan menatap ke arah langit-langit. Menenangkan dirinya sejenak. Setelah itu memalingkan kepala untuk memandang ke arah tempat tidur kosong yang ditinggal pemiliknya...

Sejak hari dimana dia berdiskusi dengan Tharn tentang hal itu, meskipun mereka bisa bersikap normal, sangat normal seolah bertindak layaknya cerita di halaman awal saat mereka pertama bertemu. Hanya satu hal yang berbeda dari sebelumnya, Pemuda itu terlihat tidak melakukan penyerangan seperti sebelumnya. Sedangkan Type berusaha untuk mengatakan pada dirinya bahwa mungkin ini masih masa-masa ujian, tapi tetap saja, dia tidak mempercayainya begitu saja.

"Aku membenci gay" Type meyakinkan dirinya, berbicara dengan nada yang berat, namun setelahnya dia hanya menghela nafas dan bergumam;

"Tapi sekarang aku tidak membencinya"

Sejujurnya, Thiwat sadar jika dia terus menerus benci apapun yang berhubungan dengan makhluk semacam ini, kehidupannya akan menjadi sulit. Karena kemanapun dia pergi akan selalu memperlihatkan pandangan yang tidak baik pada siapapun. Jika dia tetap bersikap benci dan jijik seperti ini, bukan hanya kehidupan mahasiswanya saja yang akan menjadi buruk. Tapi di kehidupan bekerjanya nanti akan kesulitan apabila harus bertemu dengan mereka. Bukankah ada kemungkinan dia bisa bertemu bos yang semacam itu, jelas yang bermasalah adalah dirinya sendiri. 

Bukankah sekelompok orang itu tidak harus dibenci.

"Aku akan berusaha seperti Si No"

Techno bisa berteman dengan siapa saja, dia dapat bergaul dengan siapa saja tanpa memandang jenis kelamin. Terkadang dia merasa iri padanya. Tapi perasaannya selalu melawan jika hendak bergaul dengan orang-orang seperti mereka;

"Ingin rasanya menyembuhkan ini, tapi bagaimana caranya... Haruskah kembali ke masa saat berusia 12 tahun untuk menghapus segalanya, hah"

Type bertanya pada dirinya sendiri dan mendapatkan jawaban yang sedikit tidak memuaskan. Dia menutup kelopak matanya untuk menata emosinya, permasalahan ini membuatnya sakit kepala dan dia ingin segalanya menjauh, setelah itu belajar. 

Tapi....

"Haruskah menghapus masa lalu?"

Orang yang terlihat sedang tertidur itu tiba-tiba menaikkan tubuh bagian atasnya, kemudian duduk dengan tegak, alisnya terjalin setelah memikirkan yang terjadi selama sebulan lalu. Lalu berseru;

"Aku harus melupakan masa lalu!" Type mengatakan pada dirinya dengan nada bicara yang kuat.

Benar, saat itu dia hanya membutuhkan waktu beberapa hari untuk lupa pada mimpi buruknya. Dia bisa tahu bahwa masa lalu yang dimilikinya tidak harus di simpan, dan yang terpenting, sekarang dia mampu memegang seorang gay tanpa merasa jijik dan ingin mati.

Solusi dari permasalahannya ini hanya seseorang bernama... Tharn

Tharn mampu menghapus mimpi buruknya, pemuda itupun yang bisa membuatnya mengeluarkan seluruh unek-uneknya di masa lalu, dan yang terpenting, pemuda itu bisa mampu melepaskan gairahnya hanya dengan tangan dan mulut. Ditambah lagi jaraknya sangat dekat, cuma di tempat tidur sebelah. [#autoplay (⌒∇⌒)♬♪♩♬ pacarku memang dekat, satu langkah dalam kamar ♬♪♩♬]

"Kamu menyukaiku 'kan"

Kali ini Type tersenyum dengan senyuman jahatnya. Saat ini dia kembali mengambil bukunya dan mulai belajar lagi, karena sekarang dia tahu apa yang harus dilakukan.

Akan kumanfaatkan orang yang menyukaiku itu

***

Ujian tengah semester telah usai, para mahasiwa tingkat pertama ada yang masih belum mengenal ujian tingkat universitas, tapi bagi Thiwat yang telah melewatinya, merasa tidak begitu kesulitan jika di bandingkan dengan pemikiran apa yang akan dilakukannya.

Akhir pekan ini, dia tidak pulang ke rumah. Aku harus berbicara padanya.

Sebelum hari terakhir ujian, Type mengatakan pada teman sekelasnya bahwa dia hanya membaca pertanyaannya, dan tentu menjawab begitu saja...setelah itu ujianpun selesai.

Jadi di hari sabtu pagi, setelah tidur seperti orang mati seharian, Type bangun dan melakukan aktifitas sehari-hari seperti mandi, menggosok gigi, kemudian turun untuk makan sarapan. 

Setelah itu... 

Membawakan makanan untuk teman sekamarnya yang semalam mabuk setelah kembali ke ruangan.

"Bangun, makanlah sarapanmu"

Saat masuk ke dalam ruangan, dia berjalan ke arah orang yang sedang terbaring di atas tempat tidur, dengan menggunakan kaki dia menyentuh tubuh orang itu. Saat mendengarnya berbicara pemuda itu mengangguk.

"Jam berapa ini?"

"Jam 10, Makanlah"

Type meresponnya sambil berjalan untuk mendongak ke arah makanan yang ada di atas piring. Tindakannya ini membuat orang yang baru saja bangun menepuk wajahnya, masih terlihat belum sadar sambil bertanya dengan nada tidak percaya;

"Punyaku?

Type hanya mengangkat bahunya dan menjawab;

"Kalau kamu tidak mau, akan kuberikan pada anjing"

"Ucapanmu bagus sekali, benar-benar Type"

Tharn menghela nafasnya, dia berjalan ke arah balkon kecil di ruangan untuk mencuci muka dan menggosok gigi, kondisi tubuhnya sedikit meningkat setelah bersentuhan dengan air dingin. Hari ini, ketika mendengar anak itu berbicara, dia bisa merasakan akan ada pembicaraan yang akan dikatakan saat ini lebih dari biasa.

"Aku melihatmu datang dalam kondisi mabuk"

"Seorang senior di kedai meminta lagu untuk dimainkan... Setelah itu mengajak minum-minum"

Tharn menjawabnya setelah berkumur. Setelah itu dia kembali masuk ke dalam ruangan. Menempatkan dirinya di depan meja jepang. Setelah itu menatap ke arah anak yang saat ini duduk bersila di atas tempat tidur, cara berbicara jelas seperti orang yang mengajak berkelahi ketika mengobrol dengannya. 

"Apa yang ingin kamu bicarakan denganku?"

"Selesaikanlah dulu makanmu"

Type mengalihkan pembicaraan karena perasaan tidak yakin sekarang mulai muncul

Apa kamu yakin...

Thiwat yang telah menanyakan pertanyaan ini pada dirinya ratusan kali, tapi jawabannya selalu saja keluar dengan jelas dan mudah dari dasar hatinya;

Jika sekali melakukannya dan sembuh, bukankah ini cukup setimpal.

Begitulah jawaban yang ratusan kali muncul di setiap pertanyaan keluar.

Type hanya duduk tenang di tempatnya sambil melihat teman sekamarnya itu memakan sarapannya. Setelah seluruh makanan itu habis, baru dia pindah untuk duduk di atas lantai, kemudian memandang pria yang dagunya masih berwarna hijau karena belum bercukur.

Benar-benar blasteran, bahkan jenggotnya tumbuh lebih cepat.

Orang yang baru selesai makan sekarang bertanya lebih dulu;

"Baiklah, kalau memang tidak ada yang dibicarakan, aku mau pulang"

Pemuda itu masih menerka-nerka apa yang anak itu inginkan, sikapnya ini membuat Type tetap di tempatnya, bersikap seperti terakhir bertanya padanya setelah itu menghirup nafas dalam lalu bicara;

"Tidurlah bersamaku"

"Kamu bilang apa?!!"

Setelah mendengar kata-katanya Tharn terbelalak, kali ini Si pembicara mengulangi ucapan dengan nada yang lebih kuat, membiarkan orang yang mendengar membuat keputusan yang baik;

"Tidurlah denganku... Aku tidak ingin berhutang"

"Memang kamu berhutang apa?"

Sepertinya korbannya ini tidak langsung menangkap umpan, Tharn hanya menatap balik ke arahnya dengan perasaan curiga, membuat Type merasa sedikit jengkel sambil membatin;

Kenapa banyak tanya sih? Sesulit itukah setuju.

"Kamu telah membantuku beberapa kali, benar 'kan?"

Meskipun sudah menduga akan begini, anak itu sekarang berusaha untuk menjelaskan ketika melihat wajah curiga pemuda di hadapannya dengan meneruskan berbicara;

"Aku sudah memikirkannya, aku tidak ingin berhutang dengan orang sepertimu. Bisa kamu anggap ini hari keberuntunganmu, demi membayar hutangku. Kamu terus saja membantuku tapi bagaimana aku bisa membantumu. Jadi kuputuskan untuk tidur denganmu. Hanya sekali, setelah itu selesai masalahnya. Aku dan kamu tidak ada hutang apapun yang mengharuskan bersama. Karena bagaimanapun juga, sialan, aku sendiri kesulitan mengungkapkan ini padamu. Jujur aku menolak untuk kencan bersamamu, apalagi harus menunggu dan takut kapan pada akhirnya kamu datang untuk bermain-main dengan pantatku. Setelah aku membiarkanmu tidur bersamaku sekarang, masalah ini akan selesai... Bukankah ini pilihan yang baik?"

Alasan yang baik keluar dari bibir Type, meskipun sejujurnya dia ingin melakukan ini karena alasan pribadinya.

Keputusan Type untuk tidur dengan Tharn karena pada dasarnya hanya rasa penasaran, sekaligus dia ingin bisa sembuh dari rasa benci pada kaum homoseksual.

Toh, dia sendiri 'kan pria. Tidak ada kerusakan parah atau kerugian yang ditanggung jika melakukannya. Paling tidak harus menahan diri karena bagaimanapun pernah melakukan hal seperti ini pada si brengsek itu di masa lalu, tapi menurutnya hasilnya akan baik-baik saja.

Mendengar ini, Tharn seolah lupa untuk menahan diri dan berpikir, saat ini dia pasti berpikir aku harus menyetujui perkataannya 'kan.

"Kamu mengatakan... Karena ingin membayar hutang"

"Em" Type mengiyakan dengan nada yang serius. Membuat orang yang mendengar memicingkan matanya lalu berkata;

"Bukankah pernah mengatakan tidak akan ada kesempatan untukku tidur denganmu, kalau berbohong bagaimana?"

"Sialan, sudah kukatakan hanya sekali. Ini untuk membalas kebaikanmu"

Tentu saja, ini jawaban yang bagus. Kalau bukan begitu jelas bukan Thiwat. Saat ini dia sedikit menyeringai kemudian bertanya dengan nada seperti sedang berada di atas angin;

"Jadi atau tidak?"

Type pikir pria di hadapannya akan dengan mudah marah, tapi pemuda di hadapannya hanya menatap ke arahnya sambil terlihat memikirkan sesuatu, kemudian mengembalikan jawaban dengan sebuah pertanyaan;

"Sekali 'kan?"

"Em, sekali dan tidak lebih"

Anak yang duduk di hadapannya memastikan dengan tegas. Membuat pemuda itu mengangguk dengan pelan, saat dia berdiri untuk mencuci piring, dia bertanya;

"Kamu yang menyerang atau yang diserang?"

Pertama mendengar ini, Type terlihat bingung. Sebelum dapat memahami, kata itu langsung masuk ke otak. Dia hanya menatap ke arah wastafel dengan tenang, akan tetapi otaknya bekerja sangat cepat.

Jika aku yang melakukannya, aku yang harus mencium, membuatnya panas, dan memasukkan milikku ke dalam pantatnya

Ketika memikirkan hal ini bulu kudu Type langsung meremang. Padahal sebagai orang yang menyerang harus berpikir sebelum memasukkan benda miliknya ke dalam pantat pria. Ketahannya ini benar-benar buruk, rasanya dia ingin muntah di tempat. Makanan yang baru dimakannya seolah kembali ke tenggorokan, sedangkan keringat dinginnya mulai keluar di seluruh permukaan telapak tangan. Sampai pada detik ini, dia tidak tahan untuk menanyai dirinya kembali. 

Benarkah ingin melakukannya?

Tapi dia sudah terlanjur mengatakan, apalagi dia sendiri yang pertama mengajukan ini. Jadi Type yang tidak punya pilihan hanya menggertakan giginya lalu bicara;

"Kamu yang menyerang... Aku hanya tetap terbaring"

Suara Type terdengar tegas, meskipun sebenarnya di dalam hati dia benar-benar sangat ketakutan. Rasa takut seperti anak kecil mulai menelan hatinya bulat-bulat. Tapi karena dia terus mengatakan bahwa dia sudah tumbuh dewasa, dia terus menerus menekan dalam-dalam perasaan itu dengan berpikir;

Hanya tidur.

Hanya satu setengah jam.

Biarkan dia masuk, setelah itu selesai

Bagaimanapun juga, tidak seburuk dari saat kamu masih kecil

Yah, mungkin akan merasakan sesuatu darinya.

Tapi rasanya sangat buruk 'kan...

Hanya satu setengah jam merasa jijik.

Crak

Piring plastik sudah di letakkan di rak, setelah selesai membilas Tharn berpaling. Kedua tangannya bersedekap seolah sedang berpikir, sedangkan pinggangnya bersandar pada semen bak cuci, senyumnya terlihat mengembang sambil mengatakan;

"Baguslah. Karena aku ingin mengatakan... Bahwa aku memang penyerang"

Kali ini Type mulai menanyai dirinya sendiri....

Apa kamu benar-benar yakin?

***

"Apa kamu sudah siap?"

"Dasar brengsek, masih berlama-lama. Aku menunggu sudah seharian. Lakukanlah setelah masuk, keluar, selesai 'kan!"

Di dalam ruangan, meja jepang yang membatasi kedua tempat tidur sekarang sudah disingkirkan, diletakkan di depan pintu masuk, sedangkan kedua tempat tidur telah disatukan,dan seprai telah diganti. Di samping tempat tidur disiapkan sekotak kondom dan botol gel pelumas(itu kotak yang pernah menghantam kepala Tharn), kemudian terdapat seember es. Di saat yang sama kedua pria itu hanya mengenakan celana pendek,  duduk bersebelahan di atas tempat tidur.

Saat Thara bertanya, Thiwat merespon dengan nada frustasi. Dia sudah mengatakan ini sejak pagi, tapi pemuda itu terlihat berlama-lama, sampai pada akhirnya sore pun tiba.

"Lakukanlah. Cepat. Sekarang anak-anak di asrama sudah pulang. Tidak jadi melakukannya hari ini, kesepakatan batal"

Tentu saja, Type telah memikirkan kesempatan yang bagus memang hanya hari ini saja. Karena bagaimanapun mereka tinggal di dalam asrama sedangkan setelah selesai ujian, anak-anak lain pasti pulang ke rumah. Besok mereka mungkin sudah mulai kembali ke asrama, jadi dia tidak mungkin mengambil resiko membiarkan seseorang tahu. Hanya hari ini dan pada saat ini merupakan waktu yang paling menguntungkan.

"Kamu tidak tahu ya, melakukan hal seperti ini tidak bisa kalau tidak bersabar"

"Memang apa bedanya dengan melakukan bersama wanita? Masuk, lalu selesai 'kan"

Si pendengar langsung mengerutkan dahinya, dia mendorong anak kejam di hadapannya untuk terbaring di atas tempat tidur, kemudian bertanya;

"Kamu melakukan hal seperti itu pada mantan pacarmu?"

"Em!"

Type terdengar jengkel membuat pemuda berada di atas tubuhnya, lalu bicara;

"Kalau begitu aku akan mengajarimu, masalah ini bukan hanya sekedar 'Masuk, lalu selesai' "

Setelah mengakhiri ucapannya, Tharn bergerak dari atas sedangkan orang yang ada di bawahnya terlihat tenang terbaring di atas bantal. Tapi ekspresi Type sama sekali tidak terlihat seperti orang yang akan bercinta. Karena sekarang dia merasa seperti sedang uji nyali, bagaimanapun dia pikir ini akan cepat selesai, jadi dia hanya menunduk lalu bicara;

"Aku tidak ingin dicium"

Ketika Type mengatakan ini, Tharn tertawa;

"Puh, tidak pernah tidur dengan seseorang yang tidak mengijinkan begini"

"Sial hei!"

Meskipun mengatakan begitu, orang yang bilang tidak boleh mencium menyentuh bagian lehernya kemudian mulut mereka saling bertemu satu sama lain. Type bukan seorang gadis lugu yang hanya membuka mulutnya, diapun membalas ciuman dengan mengeluarkan lidah saat diperlukan. Melihat tindakannya ini membuat Tharn masih tidak yakin, apa yang membiarkannya melakukan ini. Dia bukan tipe orang yang akan mengungkit jasanya yang bahkan tidak bisa diungkapkan pada orang yang terdekat sekalipun. Karena seandainya Long sampai tahu, dia bahkan akan di ejek habis-habisan.

Tapi satu hal yang pasti. Jika Tharn sudah mengincar seseorang... Bisa dipastikan orang itu tidak akan bisa lolos darinya.

Suara ciuman semakin lama terdengar semakin cepat. Setelah itu disusul dengan suara lidah yang saling terjalin, kedua bibir yang bersatu menunjukkan hisapan, sedangkan kepala mereka agak miring beberapa derajat. Pertukaran air liur terasa begitu manis di setiap detiknya. Suara cumbu mereka berdua mulai bergema di dalam ruangan yang sunyi.

Tharn memasukkan jari-jarinya ke dalam rambut hitam Type, untuk mengarahkan ciuman yang sedang berlangsung, dan dia mengakui bahwa ciuman Type ini... Tidak buruk

Saat merasa cukup Type mendorong tubuh Tharn untuk menjauh kemudian bertanya;

"Heh, apa kamu sudah puas?"

"Seperti ini bukan apa-apa"

Pemuda di hadapannya terlihat serius, dia menunduk dan sekali lagi menyerang untuk menciumnya. Kali ini suara pertukaran air liur menjadi lebih keras bergema. Ciuman saat ini menjadi sangat kuat di antara kedua belah pihak, dia tahu bahwa Type ingin memenangkan ini.

Padahal sebelumnya Type mengatakan akan melakukannya selama satu setengah jam, kenyataannya... Tharn masih belum melakukan apapun selama satu setengah jam

Tharn berpikir untuk mendekap tubuhnya, tangannya sekarang sudah menggerayangi di daerah punggungnya, menggosok otot keras anak yang berada di bawahnya. Dia terus menerus menggosok tubuh seseorang yang sudah seperti boneka, jelas tubuh ini masuk ke dalam spesifikasinya. Tidak lama kemudian, Type yang telah belajar mulai ikut bergerak sama seperti gerakannya, dia memeluk orang yang ada di hadapannya sambil menggerayangi. Terkadang dia meremasnya sampai rasanya sakit. Dia tahu anak itu sedang mencari masalah, karena masih bersikap percaya diri, mengatakan secara tidak langsung bahwa dia masih belum tertidur.

Pemuda yang dipancing ini sekarang menurunkan bibirnya untuk mencium bagian leher, setelah itu anak yang berada di bawahnya merubah sikap menjadi... Setenang boneka.

Type terlihat sekali sedang berusaha untuk membuktikan dirinya, bahwa dia tidak merasakan apapun bersama pria, tidak seperti pemuda di atasnya

Shit!

Tharn mengumpat di dalam hati, karena dia sendiri yang sekarang telah terbangun setelah berciuman dengan Type. Meskipun dia berlagak cukup ahli, tapi dia mengaku bahwa kali ini dia merasa lebih gugup daripada yang sudah-sudah. Bukan sesederhana bisa memeluk seseorang yang disukainya, tapi sejujurnya karena bisa melakukan hal seperti pada seseorang yang membenci gay sepertinya.

Bagaimanapun juga.. . Harus menaikkan suasana hatinya jika ingin menyelesaikan ini

"Kamu mulai tergelitik 'kan"

Bibirnya sekarang bermain-main dengan bagian tengah putingnya yang berwarna gelap itu, sedangkan orang yang merasakan, mengeluh dengan menunduk meskipun begitu Tharn terlihat tidak perduli. Karena hal ini, pemuda itu menggunakan jarinya untuk mencubit dengan lembut sesuai irama di puting lainnya, setelah cukup bermain dengan tangan dia menghisap dengan mulut, kemudian menggingit dan menariknya, sampai puting itu menegang dan naik dengan sendirinya.

"Emm.... Aku pria, dasar brengsek!"

Siapa bilang hanya wanita saja yang merasakan waktu dadanya dihisap? Bahkan pria bisa merasakan hal yang sama.

Kali ini suara Type terdengar pelan, tapi pria itu masih belum kenyang bermain-main secara imbang dengan dua puting yang ada di dadanya, ujung lidahnya masih bergerak melingkar di sekitar otot di dadanya. Sentuhan yang berirama ini membuat Type... Menegang

"Lagi"

Dengan cepat ujungnya lidah sekarang sudah menjilat di sekitar bawah perut. Tharn bisa mendengar suara decak saat bibirnya mengecup, dia berusaha untuk memanaskan tubuh bagian atas dan bawahnya berulang kali, dan sampai pada akhirnya bisa melihat otot perut orang yang ada di bawah sekarang sudah menegang. Pemuda itu segera mengangkat ujung bibirnya. Saat ini Tharn mengulurkan tangan untuk menangkap kepala ular yang tinggal di bawah celana pendek anak itu.

Jujur saja, dia merasa lega Type ternyata bisa berdiri.

Kali ini dia menggunakan lidahnya yang panas untuk melayani benda di bawah celana pendek. Meskipun hanya di usap anak itu menjadi semakin menegang. Sampai pada akhirnya dia melepaskan sendiri celana itu, kemudian melemparkan ke sisi tempat tidur, setelah itu mendongak. Dia hampir tertawa melihatnya.

Anak itu sekarang sedang menutup matanya dengan erat, menggertakan giginya dengan kuat seolah terhipnotis dengan semua, tidak tahu apapun yang terjadi.

"Kamu sudah berdiri"

"Cukup, lakukanlah dengan tenang"

Ketika bagian tubuh yang mengeras itu di genggam, Type berusaha untuk menahan suaranya. Membuat Tharn dengan lembut mulai bergerak naik-turun. Anak yang nafsunya mulai meningkat peluhnya keluar dan sudah membasahi dahi, nafasnya memendek, terdengar lebih cepat dari sebelumnya.

Kemudian...

Pemuda itu membungkuk untuk menggunakan mulutnya.

Mulut yang panas itu bergerak menyesuaikan permukaan, kemudian ujung lidah mulai menjilat di bagian bawah bawah, berlawanan dengan bolanya. Tangan besar itu menggosok ujung yang terlihat memerah. Di kulit yang telanjang itu, lidah panas menjilat dengan bebas di bagian bawah sana, membuat tubuh orang yang ada di bawah tubuh menegang.

Setelah itu, Tharn beralih bergerak memasukkan ke dalam mulutnya. Dia mengerucutkan bibir dan menghisap sesuai irama. Tubuh orang yang sedang memejamkan matanya berubah menjadi semakin merah lebih dari sebelumnya, sedangkan kulitnya yang lembab karena keringat terlihat bercahaya karena sinar matahari sore. Thara mempercepat gerakannya, dan terkadang dia bermain-main bagian bawah bola berkali-kali. Type pada akhirnya membuka mata, kemudian bicara;

"Kamu ha~... Jadi masuk ke dalam, atau tidak"

"Kamu tidak ingin menyelesaikannya, Nong mengatakan boleh melakukan hal seperti ini 'kan"

Pemuda itu berbicara dengan suara yang samar. Membuat Type mengumpat dengan pelan. Sehingga dia meresponnya;

"Aku tidak memiliki perasaan apapun padamu. Lakukanlah secepatnya"

Kali ini dia menahan kedua kakinya, meskipun suaranya terdengar gemetar dan nafasnya terengah-engah, dia tetap menahan kedua kaki anak itu dengan kedua lengannya, membiarkannya melihat celah yang ada di bawah. Meskipun begitu, pandangan matanya terlihat tajam saat mengintip dari celah kecil untuk melihat tubuh bagian belakangnya. Kali ini pemuda di atasnya sudah mengulurkan tangan untuk mengambil sebuah es yang telah dipersiapkan.

"Apa itu?"

"Ini bisa membantu"

Tharn segera menjawab sambil dengan lembut berusaha untuk memasukkan di bagian pintu masuk. Tubuh Type terlihat mulai menegang, dia berontak untuk menarik tubuhnya, jika Tharn tidak menahan dengan erat kedua pergelangan kakinya, dia terlepas.

"Kampret, dingin!"

Orang yang merasakan mulai berteriak, tapi Tharn terlihat tidak perduli, dia masih berusaha memasukkan dengan perlahan es ke dalam sana, sampai pada akhirnya benar-benar bisa masuk. Setelah itu dia menyobek kemasan kondom, tapi bukannya dipakai, dia mulai memakaikan ke jarinya.

"Jangan bertanya, ini harus melebar, ditambah kamu pasti tidak ingin jari-jariku langsung masuk ke dalam sana 'kan?"

Tharn bertanya padanya, membuat wajah Type tidak sepucat sebelumnya. Toh, dia tidak bisa memeriksa benda apa yang di masukkan ke dalam sana.

"Em" Type merespon dengan lembut. 

Ini artinya dia masih sadar.

Saat ini Tharn membungkuk dan menghisap benda yang sedang berdiri itu, di saat yang sama dia mengeluarkan gel pelumas di jari-jari yang mengenakan kondom, lalu diam-diam memasukkan ke dalam, ketika masuk;

"Ja~...jangan... Jangan..."

Hm?

Tiba-tiba seseorang yang dari tadi terbaring tidak bergerak berjengit dan nafasnya tertahan, tubuhnya berontak, suaranya yang terdengar keras membuat Tharn mendongak. Saat melihat wajahnya, seluruh wajahnya telah memerah semerah darah;

"Tidak mau... Tidak mau... Aku tidak mau... Jangan"

Ekspresi wajahnya sama sekali tidak tergerak, tapi terlihat begitu ketakutan, membuat Tharn yang bergerak di atasnya berbicara;

"Type, ini aku. Bukan pria itu"

"Tidak... Jangan, keluar, aku tidak ingin... Aku tidak mau..."

Orang yang berada dibawah tubuhnya berontak, mengulurkan kepalan tangan yang lemah. Membuatnya cukup yakin bahwa sekarang dia pasti sedang mengingat masa lalunya. Segera saja Tharn membungkuk kemudian mencium bibirnya agar anak itu tidak dapat berbicara, tapi ciuman itu...terasa lembut.

Tharn menghisap dan menggigit lembut bibir atas dan bawah anak itu, sedangkan tangannya masuk. Dia terus meyakinkan orang yang terlihat ingin melarikan diri darinya. 

Pada awalnya dia menggosok punggung untuk menenangkannya, setelah itu menggunakan jari untuk masuk kedalam, dengan perlahan. Memperlebar pintu masuk untuk membiarkannya tahu... Bahwa dia tidak sedang menyakitinya;

"Shh, ini bukan dia... Ini aku"

Saat Tharn menjauh darinya, dia membisikkan kalimatnya dengan lembut, dia tidak tahan untuk mencium pipi, hidung, kemudian beralih ke dahinya sedangkan anak itu masih terengah-engah. Terlihat menyedihkan.

"Mau berhenti?"

"Jangan!"

Saat menjawab, kelopak matanya yang gemetar terbuka, suaranya terdengar berat setelah itu meneruskan;

"Jangan, aku akan melakukannya. Hanya sekali... Selesaikan sampai akhir... Masuklah..."

Type mengatakan dengan nafas yang sudah hampir habis. Sepertinya dia terlihat sangat kesulitan bahkan Tharn menduga dia seharusnya tidak melanjutkan. Tapi sekarang dia mulai mengatur ciuman sekali lagi, sedangkan jarinya telah masuk beberapa inci lebih dalam dari sebelumnya, ketika masuk dia sedikit membengkokkan jarinya, kemudian menariknya perlahan sampai beberapa kali

"Sangat menusuk"

Tharn sadar anak itu saat ini mulai terlihat lebih tenang dari sebelumnya, saat berbicara dia menaikkan tangan untuk mencengkram kedua bahunya dengan alis yang menyatu.

"Untuk sementara... Memang..."

Saat Type berkomentar soal ini, pemuda itu tertawa meresponnya.

"Tinggal sedikit... Mempersiapkannya butuh waktu selama satu setengah jam"

Pemuda itu membisikkan kalimatnya, membuat pria yang berpikir hanya akan selesai satu setengah jam memukul bahunya.

"Kalau begitu kamu masuklah. Sudah waktunya 'kan.. Ah~ dingin!"

Tiba-tiba saja tubuh anak itu berjengit, dia mengumpat. Mulut bagian bawahnya sekarang telah terbuka lebih lebar dari sebelumnya, sedangkan tubuhnya agak melengkung sedikit.

"Ehm~...yah~...jangan itu...di sana... Sial... Tharn... Jangan ah~... Ah~!"

Semakin dilarang, orang yang mendengar semakin mencari titik lemah dengan mendorong jarinya dengan keras, sampai membuat orang yang merasakannya menggigil, tidak dapat bernafas, serta memperlebar kakinya menjadi semakin lebar

"Jika sakit, katakan padaku"

Tharn berbicara sambil mendorong kaki anak itu untuk terangkat lebih tinggi. Sekarang dia menurunkan celana pendeknya sampai ke lutut, setelah itu memakaikan kondom pada dirinya, lalu perlahan-lahan memasukkan dengan lembut ke pintu masuk. Type menggertakan giginya saat merasakan ini, kemudian bicara;

"Sekali, ini cuma sekali..."

Mendengar perkataannya membuat si pendengar merasa sedikit jengkel.

"Sialan! Sakit!!"

Type berteriak, tapi tidak melarikan diri. Tharn menggertakan giginya, dia mendorong masuk jalan sempit yang sebelumnya cukup mudah untuk dimasuki, tapi kali ini otot di sekitar anus masih belum sepenuhnya mendukung seperti sebelumnya. Meskipun begitu dia masih saja merobeknya, anak itu bertanya dengan nada suram;

"Itu... Sudah masuk atau belum... Hah~"

"Jangan... Bicara!"

Type mulai mengerang, tapi Tharn sama sekali tidak berhenti, tapi bicara;

"Dia pernah melakukan sama sepertiku... Iya 'kan... Hah~... Melakukan ini bersamamu?"

Type sekarang menggigit bibirnya dengan sangat keras sampai darah keluar, meskipun dia menolak untuk menjawab, tapi tanpa sadar saat ini tubuhnya menjadi lebih mengendur dari sebelumnya. Membuat Tharn bertanya sekali lagi;

"Katakan"

"EM!"

Pria di atasnya ini bisa melihat anak di bawah tubuhnya sedang menarik erat sprei, dia merasakan sikap yang diberikan anak itu kepadanya, sama seperti saat pria bodoh itu mengerjainya. Suasana hatinya hampir padam saat mengetahui tentang ini.

"Hah~.... Ha~...Aku~...Aku~..."

Setelah selesai bicara, anak itu sudah sampai pada puncaknya. Sedangkan Tharn masih menghujam tubuhnya di beberapa tempat. Sang Drummer itu menutup mata, kemudian...

Splurt

Pemuda itu merasakan perasaan bahagia yang dirasakan sekujur tubuhnya. Untuk sejenak, dia terbaring dia atas orang yang sekarang sedang terengah-engah. Mereka menutup matanya erat-erat.

"Hah~ Hah~ Hah~"

Suara yang bergema di seluruh ruangan hanya suara kedua pria yang terengah-engah, Tharn sekarang mendongak, kemudian bicara;

"Aku ingin mengatakan... Sebenarnya tidak ada seorangpun yang bisa menghentikanku meskipun hanya mengatakan sekali"

"Brengsek!"

Anak itu mengumpat di wajahnya. Tapi Thara menganggap sikapnya ini tanda yang bagus. Karena...

Dengan berkata begini dia tidak akan berhenti setelah melakukan sekali... Dan dia tidak akan mengijinkannya menghentikan ini hanya sekali saja...

+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

Penulis: M.A.M.E.

Thai-Indonesia: iu3a

 

Continue Reading

You'll Also Like

3.7K 42 19
NOVEL TERJEMAHAN DARI RAINBOW CITY terdapat total 23 BAB Sinopsis: Seokhwa: Peneliti senior virus Adam dan mutasi dari Pulau Jeju. Meskipun dia memil...
115K 3.9K 65
ini yang kedua, soalnya yg pertama ga bisa buat ngedit akunya. so happy reading guys ~ #1manhua [30-08-2022] #4mr [ 22-09-2022] #10 Aqila [ 22-09-202...
1.8M 86.8K 55
Rasa cinta terlalu berlebihan membuat Lia lupa bahwa cinta itu tidak pernah bisa dipaksakan. Rasanya ia terlalu banyak menghabiskan waktu dengan meng...
3.6K 467 32
Shu Nian yang tumbuh di panti asuhan bermimpi menjadi seorang putri sejak kecil agar seorang pangeran akan datang untuk menyelamatkannya. Pada akhirn...