Jodoh Pasti Kembali [Complete...

By nikniknuraeni

335K 27.3K 1.1K

Rupanya Ibu memiliki tempat teramat istimewa di hati Ayah. Nyatanya, setahun setelah 'kepergian' Ibu, ia terl... More

Intro
Bab 1
Bab 1 | 2
BAB 2
BAB 2 | 2
Bab 3
Bab 3 | 2
Bab 4
Bab 4 | 2
Bab 5
Bab 5 | 2
Bab 6
Bab 6 | 2
Bab 7
Bab 7 | 2
Bab 8
Bab 8 | 2
Bab 9
Bab 9 | 2
Bab 10
Bab 10 | 2
Bab 11
Bab 11 | 2
Bab 12
Bab 12 | 2
Bab 13
Bab 13 | 2
Bab 14
Bab 14 | 2
Bab 15
Bab 15 | 2
Bab 16
Bab 16 | 2
Bab 17
Bab 17 | 2
Bab 18
Bab 18 | 2
Bab 19
Bab 19 | 2
Bab 20
Bab 20 | 2
Bab 21
Bab 21 | 2
Bab 22
Bab 22 | 2
Bab 23
Bab 23 | 2
Bab 24
Bab 24 | 2
Bab 25
Bab 25 | 2
Bab 26 | 2
Bab 27
Bab 27 | 2
Bab 28
Bab 28 | 2
Bab 29
Bab 29 | 2
Bab 30
Bab 30 | 2
Extra Part
Extra Part | 2
Extra part | End

Bab 26

4.2K 419 18
By nikniknuraeni

Salma: Di mana? Barusan ada yang nyari.

Hana: Di kelas. Sudah kuhubungi orangnya, suruh langsung ke sini.

Salma: Siapa? Kayaknya baru lihat.

Hana: Iya, bukan mahasiswa sini. Ada yang mau ditanyain katanya.

Salma: Oke.

Sebuah ucapan salam dan ketukan di pintu yang terbuka membuat kepalaku menengok ke arah suara. Caca sudah berdiri di samping pintu sambil menenteng 2 cup coffee latte.

"Masuk," kataku sambil merapikan meja. "Maaf, tidak apa-apa kalau di sini?"

Gadis dengan cardigan merah bata itu melangkah masuk sambil menyungging senyum. "Nggak apa-apa. Seharusnya aku yang minta maaf. Ganggu, ya?"

Aku menggelang. "Nggak. Nggak ganggu, kok. Kebetulan kelasku baru selesai. Tadi sudah izin dan kelasnya bisa dipakai dulu sebelum mulai kelas lagi."

Caca meletakkan segelas coffee latte di hadapanku. "Ini buat Kakak. Eh aku panggilnya Kakak apa Ibu, nih?"

"Apaan sih? Kakak aja nggak apa-apa. Kalau mau panggil Hana juga nggak masalah." Aku terkekeh.

Setelah duduk dan menyalakan laptop, Caca mengeluarkan catatannya. "Kalau gitu, langsung aja, ya."

Aku mengangguk lalu menggeser sedikit tempat duduk supaya bisa jelas melihat buku catatan yang ada di hadapannya.

Judul skripsi Caca sedikit mirip dengan judul skripsi yang kususun dulu, walau berbeda bidang studi dan pengaplikasiannya. Waktu bertemu di tempat makan beberapa hari lalu, Caca mengeluh jika ada kesulitan saat pengolahan data. Maka, dengan sukarela kutawarkan bantuan jika ingin mendiskusikannya.

Tanpa terasa, tiga puluh lima menit telah berlalu. Sepertinya Caca sudah menemukan letak kesalahannya di mana.

"Akhirnya!" serunya sambil merentangkan kedua belah tangan ke samping. "Dari kemarin dicari belum juga ketemu. Besok sudah mau bimbingan, jadinya malah tambah panik. Makasih, ya, aku jadi lebih paham sekarang." Caca kembali memamerkan senyum dengan lesung pipitnya.

Aku mengulum senyum, lalu menyeruput kopiku sampai tandas.

"Nanti Caca traktir Kak Hana ya, kalau sedang tidak sibuk. Sekarang masih ada kelas, kan?"

Aku mengiyakan. Sekitar lima belas menit lagi kelasku akan di mulai.

"Eh, kalau nggak keberatan, Caca boleh tanya?" Gadis itu membetulkan kerudungnya lalu menatapku.

"Ya?"

"Maaf kalau sedikit lancang. Caca cuma agak penasaran aja sama hubungan Kak Hana dan Kak Fathan. Kalian terlihat dekat, tapi Kak Fathan ngakunya nggak ada hubungan apa-apa."

Aku terkekeh. "Memang nggak ada hubungan apa-apa. Kenapa gitu?"

"Aneh, lho. Padahal Kak Fathan itu paling males kalau harus jemput Caca di mana, gitu. Palingan nyuruh nyari taksi."

"Terus?"

"Iya, kan sore itu Kak Fathan mau jemput Kak Hana. Padahal Kak Fathan kan siangnya ada meeting di Bogor, tapi masih mau jemput Kak Hana ke kampus dulu. Kalau dilihat rutenya sih jadi agak muter, sekalipun lewat jalan tol."

Aku mengernyit. "Ah, mungkin sekalian ada perlu ke mana dulu."

"Tapi aneh aja. Setahuku semenjak Kak Dinda meninggal, Kak Fathan hanya bisa dekat sama Tante dan aku. Itu juga akunya ngekos di Depok, jadi kami jarang ketemu." Caca mencangkolkan tasnya. "Mungkin sekarang Kak Fathan sudah berubah, ya?" Pertanyaannya lebih ditujukan pada dirinya sendiri.

"Ya, mungkin Kak Fathan-nya yang sudah berubah." Aku mengamini.

"Kalau gitu Caca pamit dulu. Terima kasih atas hari ini." Caca hendak mencium tanganku tapi kucegah dan langsung memberikannya pelukan.

"Hati-hati, ya. Bawa mobil?"

Caca mengangguk. "Pinjam mobil Tante," jawabnya sambil nyengir.

Setelah Caca keluar, beberapa mahasiswa masuk ke dalam ruangan. Mungkin karena tadi melihatku sedang serius membahas sesuatu, mereka jadi segan untuk memotong.

Aku masih punya waktu sekitar tujuh menit sebelum kelas di mulai untuk pergi ke toilet.

--bersambung--

Continue Reading

You'll Also Like

73.3K 9.8K 20
Cinta Violetta Ayu Soediro namanya. Dia seayu namanya. Anak seorang pengusaha travel besar di Jakarta. Sedang aku hanyalah anak seorang pegawai pabri...
35.7K 3.4K 33
Hanara Kay Zoe wanita cantik yang tidak percaya dengan cinta. Suatu hari memutuskan untuk ikut tour keliling korea Selatan. Ia pikir tour kali ini ak...
37.9K 5.2K 31
#1 in Bali (7 Desember 2021) #1 Pertemuan (11 Juni 2022) Aditya Putra. Dia rela melepas jabatannya sebagai pasukan khusus dalam dunia kepolisian kare...
681 56 5
Kisah mereka bermula, ketika Nanda Asahwa menolak Perjodohan dengan Fathur Atamaja. Kisah mereka bermula, Ketika Nanda terlambat menyadari perasaan c...