Devil Psycho

By bloodkills

42.2K 2.2K 169

Ken Ethan Smith. Lelaki culun, pendiam, cupu dan penakut. Sering dibully oleh temannya kini berubah menjadi p... More

Prolog
Bagian 1 : Who Are You?
Bagian 2 : Rindu.
Bagian 3 : Saling Mengenal.
Bagian 4 : Bertahan.
Bagian 5 : Jadi Gimana?
Bagian 6 : Deal.
Bagian 7 : Thea Alexandra.
Bagian 8 : Aksi Ken.
Bagian 10 : Rencana.
Bagian 11
Bagian 12
Bagian 13
Bagian 14 : Kehilangan.
Bagian 15
Bagian 16
Bagian 17 : Berubah.
Bagian 18 : Salah Masuk Perangkap.
Bagian 19 : Permainan Thea.
Bagian 20 : Beatiful Moment.
Bagian 21 : Dikeluarkan?
Bagian 22 : Keputusan.
Bagian 23 : Masalah Baru.
Bagian 24 : Sebenarnya Ada Apa?
Bagian 25 : Im Jealous?

Bagian 9 : Melepas Rindu.

1.6K 88 9
By bloodkills

Berhubung keluarga Ken sedang tidak ada di rumah, Ken memutuskan untuk berkunjung ke rumah Ibunya, ia sangat merindukan sosok itu. Ken pergi ke rumah Ibu nya pukul delapan malam.

Ken pergi dengan berjalan kaki. Saat di perjalanan, Ken melihat ada seseorang yang ingin masuk ke rumah salah satu warga dengan mengendap-endap. Ken tidak ingin memfitnah, ia memantau dan menunggu sampai semua yang dilakukan orang itu selesai.

Keadaan rumah yang dimasuki orang yang mengendap-endap saat itu tidak ada siapa-siapa. Sepi. Dan letak rumah tersebut terletak di sebuah perumahan yang memang minim orang berkeluaran.

Beberapa menit Ken menunggu, keluarlah orang itu membawa sebuah kotak perhiasan dan dua amplop cokelat. Ken yakin, isinya adalah uang. Ya, tidak bisa di elak lagi orang tersebut adalah maling.

Setelah orang itu hendak ingin pergi, Ken mencari alat apa saja yang bisa dia gunakan untuk melawan orang tersebut. Saat Ken menoleh ke samping kiri, Ken menemukan sebuah balok. Lalu diambil balok tersebut.

Ken mendekati maling tersebut, lalu memukul nya sampai tidak sadar kan diri. Ken tak tau lagi apa yang harus ia lakukan. Setelah orang itu benar-benar tidak sadar kan diri, Ken segera mengabari Thea. Sambungan telfon tersambung.

"Ada apa?" sahut Thea begitu di telfon Ken.

"Gue mau lo kesini, gue butuh bantuan lo sekarang, nanti gue kasih tau lokasi gue."

"Ok gue ke sana sekarang," sambungan telfon terputus.

***

10 menit kemudian.

Thea telah sampai dengan motor ninjanya, ia membuka helmnya sehingga rambut panjangnya tergerai indah. Ken sedikit kagum dengannya, namun Ken terlalu takut jika harus jatuh cinta pada Thea.

"Santapan kita? Cihh.. kurus banget!" ujar Thea begitu sampai Ken dengan seorang maling. Ia langsung menyimpulkan bahwa Ken yang menghajar maling tersebut sendirian.

Ken diam saja tidak mendengarkan pernyataan Thea. "Gue bingung, mesti diapain maling ini. Apa kita bawa ke kantor polisi aja?"

"Jangan. Gausah di bawa ke kantor polisi. Biar ini jadi santapan kita meskipun kurus." Thea tidak akan membiarkannya begitu saja.

Ken dan Thea membawa maling tersebut ke tempat yang aman, tidak ada seorang pun disana. Thea sudah mempersiapkan alat-alat yang mereka perlukan untuk menghabisi nyawa maling itu.

Tak lupa, Thea memberikan topeng Anonymous pada Ken. "Pake, jangan sampe lo lupa."

Setelah beberapa menit, akhirnya orang tersebut pun sadar dari pingsannya. Orang itu pun bingung dia sedang ada di mana, karena seingat dia, dia tadi sedang membobol salah satu rumah warga. Thea yang melihat itu pun segera mendekatinya dan tersenyum sinis.

"Kenapa, anda bingung ya?" tanya Thea mendekati pria itu.

"Siapa kalian, dan mau apa kalian?" tanya orang tersebut takut.

"Santai aja, ga usah takut. Kita cuma mau main-main doang kok," ucap Thea dengan misterius.

"Ma-maksud kalian apa?! Jangan macem- macem ya!" Thea tersenyum miring mendengar pernyataan orang itu.

Thea mundur, dan dia menyuruh Ken untuk menghabisi orang tersebut. Ken mengambil pisau panjang dan besar yang sangat tajam, lalu dia tancapkan pisau itu ke bagian perut orang tersebut. Darah segar pun keluar, hingga menodai baju Ken.

"Aaarghhh!! Sakitt!!!," teriak maling tersebut.

Thea menyuruh Ken agar tidak peduli dengan orang yang jahat sepertinya, Ken menarik pisau itu dan menancapkannya lagi ke perut si korban.

"Arghh!! A-ampun.."

Thea sepertinya bosan karena dia tidak bertindak apa-apa, ia mengambil alih pisau tersebut. Mengeluarkan isi organ didalam perut korban, dan dipotong kasar.

"Huuweekk." Ken tak kuasa menahan mualnya. Pertama kalinya ia melihat adegan yang begitu tragis sampai mencincang organ-organ tubuh. Dan dengan santainya Thea melakukan hal itu seperti memotong daging hewan.

"Cepat, tancapkan pisau itu ke jantungnya! Gue udah muak liatnya," perintah Thea.

Lalu Ken menancapkan benda tajamnya tepat di jantung orang itu. Akhirnya, orang itu pun tidak bernyawa lagi. Thea tersenyum bangga melihat hasil kerja Ken.

"Wah, sepertinya lo udah menguasai permainan ini ya Ken."

"Sorry, gue ga bisa lama-lama. Gue masih ada urusan," ucap Ken, lalu pergi meninggalkan Thea.

"Oke, biar gue yang urus mayat sampah ini," ujar Thea, dan segera menelepon orang suruhannya.

***

Ken melanjutkan jalannya menuju rumah Ibunya. Selama di perjalanan, Ken selalu berpikir tentang apa yang sudah dia lakukan. Tidak terasa, akhirnya Ken sampai di rumah Ibunya itu. Ken mengucapkan salam terlebih dahulu.

"Assalamualaikum, bu."

"Wa'alaikumsalam," jawab wanita tua itu, ya, dia Ibu Ken.

"Ya ampun Ken, Ibu kangen banget sama kamu," ucap wanita itu lalu memeluk Ken.

Ken membalas pelukan Ibunya itu. "Ken juga kangen banget sama ibu."

Lalu pelukan itu terlepas, dan betapa terkejut Ibunya Ken saat melihat ada bercak darah di bajunya Ken.

"Kok baju kamu ada bercak darah, Ken?" tanya Ibu Ken curiga.

"Oh, i-ni tadi ada tabrak lari Bu, jadinya Ken bantuin korbannya itu," bohong Ken.

"Baik sekali kamu, sekarang kamu masuk dan segera ganti baju mu. Ibu sudah masak, nanti kamu makan ya," ucap Ibu Ken.

"Baik, bu."

***

Setelah Ken selesai mengganti bajunya, Ken segera menuju ruang makan, Ken berbincang-bincang dengan Ibunya.

"Oh iya Ken, kamu kok kesini malam-malam? Nanti mereka marahin kamu lagi gimana?" tanya Ibunya khawatir serta bingung karena tidak biasanya Ken mengunjunginya malam-malam.

"Ah, iya bu. Ken kesini karena mereka semua lagi pada liburan," tutur Ken sambil menyuap sesendok nasi dan sayur ke mulutnya

Ibunya yang mendengar penuturan Ken bahwa mereka sedang berlibur tersenyum senang. "Syukurlah mereka pergi jadi kamu bisa bebas dari mereka beberapa hari."

"Iya bu. Oh iya, gimana kabar Ibu sekarang? Ibu udah sehat?"

"Alhamdulillah ibu sudah sehat Ken tapi dokter tetap menghimbau Ibu untuk jaga kesehatan."

"Syukurlah bu, Ken senang mendengarnya," ucap Ken tersenyum.

Suasana mendadak jadi hening, hanya terdengar suara dentingan piring dan sendok. Ken sangat gelisah, dia sudah menghabisi nyawa orang lagi. Bahkan dia sudah berbohong pada Ibunya sendiri.

Ibu Ken yang melihatnya tampak gelisah, akhirnya dia pun bertanya.

"Hei Ken, kamu kenapa? Kelihatannya kamu sedang gelisah," tanya ibu Ken karena tidak biasanya Ken bersikap seperti ini.

"Ken tidak apa-apa bu," elak Ken.

***

Malam semakin larut, Ken berpamitan pada Ibunya. Tak lupa ia memberi kecupan manis untuk sedikit melepas rasa rindunya.

"Ken pulang ya Bu. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam. Ken, kamu gamau nginep sini aja? Temani Ibu, lagi pula ini udah malam banget loh Ken," ucap Ibunya tidak menginginkan Ken pulang serta khawatir.

"Pengennya sih gitu bu, cuman kan besok Ken juga harus sekolah, lagi juga Ken takut kalo tiba-tiba besok mereka udah pulang," tutur Ken.

"Iya sih benar kata kamu, tapi ini udah malam banget Ken, kamu emang gapapa pulang malam-malam begini? Ibu khawatir Ken.."

"Ken gapapa Bu, Ken bisa kaga diri. Lagian nanti diluar masih banyak kok orang-orang, Ken bisa jaga diri bu, Ibu tenang aja ya," ucap Ken berusaha menyakinkan Ibunya. Jujur, ia juga tidak mau meninggalkan Ibunya.

"Baiklah Ken, Ibu percaya sama kamu, hati-hati ya nak." Ibunya memberi kecupan manis di dahi Ken.

"Yaudah, Ken pulang ya bu. Ibu jangan lupa jaga diri baik-baik," pamit Ken, Ibunya mengangguk tersenyum.

Ken berjalan di malam hari memandangi bintang-bintang bertabur di langit malam, ia tak bergegas pulang kerumah. Ken tiba di taman yang membuatnya nyaman, taman itu memberikan banyak kenangan.

"Apa yang gue lakuin? Apa gue harus membunuh orang terus-menerus?" gumam Ken.

Aku tak punya pilihan lain, menjadi orang baik tapi selalu dimanfaatkan. Sedikit jahat membuatku merasa bebas melakukan apa yang aku mau selama ini.

***

Alhamdulillah update lagi!

Jangan lupa pencet bintangnya yaa!

Makasih readers setia Devil Psycho, semoga kalian sehat selalu.

#StayAtHome

Next?

Continue Reading

You'll Also Like

BLOOD SECRETS By ec

Mystery / Thriller

17.2K 863 14
Once the blue-blooded heirs of Queens Erlington Academy are arrested for murder, bloody secrets start to spill. After all, even blue bloods have bloo...
19.5K 221 22
⚠️رواية منحرفة خاصة للبالغين⚠️ وَقَعْتُ بِحُبِ رَجُلٍ ثَلٰاَثِينِيٖ قَاٰمَ بِتَرْبِيَتِيٖ إِنَكَ مُتَزَوِجْ يَاسَيِدْ جُيُوٰنْ قَتَلَ كُلْ مَنْ حَا...
67.6K 1.4K 13
❝ feels like we had matching wounds, but mine's still black and bruised snd yours is perfectly fine. ❞ ──── the exit , conan gray in whic...
33.3K 5.6K 16
In the elite ranks of DRDO, Ardik Rajwasnhi, a young prodigy, is fueled by ambition to secure a coveted position among the legendary Team Phoenix. Ho...