Asano x Karma x Nagisa

By KiraYuki12

11.9K 717 281

Status : Ongoing . . . ❗WARNING❗ Ff ini mengandung unsur "YAOI" Bagi yang tidak suka silahkan abaikan, bagi y... More

[0] Zero : Tantangan
[01] Ichi : Kiss?
[02] Ni : Lihat aku
[04] Shi : Kizutsuku
~Selingan~
[05] Go : Accidental Kissing
[06] Roku : Indirect Kiss

[03] San : Menjadi Seme

1.5K 81 50
By KiraYuki12

Ansatsu Kyoushitsu milik Yūsei Matsui

.

.

.

.

.

.

Ingatkan jika ada typo, nanti kubenerin.

Selamat membaca :D

______________________________

Tuk... tak... tek...

Suara ketikan keyboard komputer itu terus menggema di seluruh ruangan ini, di kamar seorang pemuda bersurai biru yang kini tengah memperhatikan layar komputernya.

Pemuda itu— Nagisa—ia sedang membuka aplikasi browsing, ia juga mengetikkan beberapa kata dalam aplikasi itu. Saat ini Nagisa sedang bertanya pada mbah go*gl€ 'bagaimana cara menjadi seme yang baik?' itulah yang Nagisa tanyakan pada mbah go*gl€.

Selama ini Karma selalu memperlakukannya sebagai uke, sesekali Nagisa juga ingin menjadi seme. Saat ini waktu menunjukan pukul 00.23, waktu yang cukup larut bagi seorang Shiota Nagisa yang biasanya tidur jam 9 malam.

Tapi Nagisa masih menatap layar komputernya dengan serius, mempelajari bagaimana caranya menjadi seme yang baik untuk Karma besok.

Keesokan harinya, Nagisa sudah sangat yakin dengan apa yang akan ia lakukan hari ini. Tapi Karma tidak ada di kelas, lagi-lagi Karma membolos.

"Ano, sensei." Koro-sensei menoleh saat mendengar namanya dipanggil Nagisa.

"Nani, Nagisa-kun?" tanya Koro-sensei.

"Bolehkah aku izin ke toilet, sensei?"

"Hai, douzo."

Nagisa meninggalkan kelas, sebenarnya ia bukan mau ke toilet, tapi mau mencari Karma.

Beberapa lama Nagisa mengelilingi hutan, ia tahu kebiasaan Karma yang selau membolos ke hutan dekat sekolah mereka, karena itu ia mencarinya disana.

Akhirnya Nagisa menemukan Karma. Pemuda surai merah itu sedang tertidur di bawah pohon yang selama ini ia gunakan sebagai tempat bolos.

Melihat Karma yang sedang tidur itu semakin memberi Nagisa semangat untuk menjadi seme. Nagisa memberanikan diri, ia berjalan perlahan ke arah Karma. Sebisa mungkin ia tidak mau membuat suara, agar Karma tidak terbangun.

Sekarang Nagisa sudah ada di depan Karma, ia memperhatikan Karma dengan lekat. Ia sangat beruntung, Karma memang seme yang sangat sempurna, guanteng, pinter, jago berkelahi untuk melindungi ukenya. Tapi sesekali Nagisa juga ingin merasakan rasanya menjadi seme, dan memperlakukan Karma sebagai ukenya.

Nagisa dan Karma benar-benar sangat dekat sekarang, hidung mereka hampir bersentuhan, jantung Nagisa berdegup kencang, mungkin wajahnya sudah semerah rambut Karma? Tapi ia tetap memberanikan diri, bagaimana mungkin rencana yang sudah ia rencanakan tadi malam akan gagal hanya karena rasa gugupnya?

Tapi sesaat sebelum Nagisa mencium Karma, Karma membuka matanya. Hembusan napas Nagisa yang terus menyentuh wajah Karma itu membuatnya terbangun. Karma cukup terkejut melihat Nagisa yang saat ini ada di depan wajahnya.

"Nagisa? Tidak biasanya dia membolos? Apa dia mencariku?" tanya Karma dalam hati.

Karma memperhatikan Nagisa yang dari tadi menutup matanya, bibirnya terlihat gemetar namun terus mendekatkannya pada Karma. Karma cukup terkejut melihat Nagisa, ia sudah tahu apa yang akan dilakukan Nagisa. Tanpa pikir panjang Karma langsung menyambar Nagisa, membuat Nagisa yang niatnya mengejutkan Karma malah dirinyalah yang terkejut.

"K-Karma-kun?" Nagisa membuka matanya, ia benar-benar terkejut dengan apa yang dilakukan Karma.

Karma tidak menjawab, ia terus memainkan lidahnya di dalam mulut Nagisa. Tapi tidak sebrutal Asano karena Karma tidak mau terjadi sesuatu pada Nagisa. Tapi bukan berati Karma sudah mengingat kejadian itu, ia hanya khawatir jika dirinya berbuat yang berlebihan akan membuat Nagisa membencinya.

Bukan hanya Karma yang menikmati, Nagisa juga menikmatinya. Ia juga memainkan lidahnya di dalam mulut Karma, menelusuri seluruh isi mulut semenya itu. Nagisa tidak mau kalah dari Asano, jika Asano saja bisa melakukan ini, Nagisa juga pasti bisa, 'kan?

Tengg... Nengg....

Bel istirahat sudah berbunyi, dan Karma juga sudah kembali ke kelas. Saat ini Karma sedang memperhatikan Nagisa yang sedang sibuk dengan tugasnya yang belum selesai. Nagisa tidak seperti Karma yang dengan mudahnya mengerjakan soal walaupun dirinya tidak mengikuti pelajaran.

Karma berjalan ke arah Nagisa, kemudian berkata, "Nagisa-kun, ah ie, maksudku Nagisa-chan."

"Karma-kun!" ucap Nagisa semangat saat melihat Karma yang sudah selesai dengan aktivitas bolosnya.

"Syukurlah kau sudah kembali, tolong ajari aku, ya? Ah soal yang ini sulit sekali, aku tidak mengerti, Karma... " Nagisa merengek-rengek minta diajari, kemudian Karma tersenyum.

"Hai hai, pulang sekolah nanti aku akan mampir ke rumahmu." Karma menjeda sejenak perkataannya, kemudian mendekatkan bibirnya ke telinga Nagisa, dan membisikan sesuatu "Ne Nagisa, aku sangat menyukai kejutanmu tadi pagi."

Mengingat kejadian itu seketika membuat wajah Nagisa memerah.

"Karena itu aku akan memberimu hadiah, kau tahu'kan aku sangat suka susu stroberi? Dan aku sudah menyisakannya khusus untukmu," kata Karma.

"Eh? Kenapa? Harusnya kau habiskan saja semuanya, Karma-kun'kan sangat menyukainya."

"He~ jadi kau menolak hadiah dariku, ya?"

"I-ie, m-maksudku bukan begitu, Karma-kun. Tapi, kau'kan sangat menyukai su-mph... "

Lagi-lagi Karma menyambar bibir Nagisa dengan lembut, hadiah yang sama seperti yang ia terima tadi pagi. Benarkah Karma yang menerimanya? Bukankah tadi pagi juga Karma yang mulai beraksi duluan? Walaupun itu semua rencana Nagisa, tapi tetap saja Karma duluan yang memulainya'kan?

Nagisa dapat merasakan susu stroberi yang masih membekas di mulut Karma, aroma stroberinya juga belum hilang. Jadi ini dimaksud dengan menyisakan 'susu stroberi' untuknya?

Kebetulan kelas sedang sepi, sebenarnya Karma bisa melakukan ini lebih lama. Tapi Karma segera menghentikan aktivitasnya, tidak selama yang mereka lakukan saat di hutan tadi pagi. Saat ini mereka berada di kelas, melakukan kegiatan seperti itu di sekolah bukanlah sesuatu yang baik, bukan?

"Bagaimana? Kau menyukainya, Nagisa?" tanya Karma, kemudian Nagisa mengangguk pelan. Lagi-lagi ia berperan sebagai uke, kapan Nagisa bisa menjadi seme bagi Karma?

Pelajaran sudah selesai, dan kelas juga sudah dibubarkan. Karma dan Nagisa berjalan beriringan melewati lorong kelas, Karma dan Nagisa sama-sama tidak sabar ingin menghabiskan waktu berdua di rumah Nagisa nanti.

"Ekhem... "

Seseorang menghadang Karma dan Nagisa, membuat mereka terpaksa menghentikan langkahnya. Orang itu adalah... Asano.

"Kau mau apa, Lipan?" tanya Karma.

"Hm? Apa begitu caramu menyambut orang yang telah menyelamatkanmu, Karma-kun?" Lagi-lagi Asano mengungkit kejadian waktu itu, kejadian di mana ia menyelamatkan Karma dari para berandal yang mengeroyoknya.

"Cih, kau masih saja membahasnya. Kalau kau tidak ikhlas, seharusnya kau tidak usah menolongku. Lagi pula aku juga tidak butuh bantuanmu." Karma memalingkan wajah. Kenapa Asano selalu muncul, dan mengganggu waktu Karma yang berharga saat ia ingin menghabiskan waktu berdua dengan Nagisa?

"Aku ikhlas, Karma. Aku tidak mungkin membiarkanmu terluka seperti itu, aku tidak seperti Shiota-san yang payah itu, aku bisa menjadi seme yang baik untukmu. kusarankan sekali lagi, sebaiknya kau—"

"Asano-san! Jangan sembarangan memegang Karma! Dia itu milikku!"

Memegang Karma? Ya, lagi-lagi Asano menggoda Karma di depan Nagisa, Asano ingin Karma dan Nagisa segera bercerai!

"Milikmu? Kau memang pacarnya, tapi Karma masih milik orangtuanya. Dan aku ti—"

"Jauhkan tanganmu dariku, Lipan."

Asano berdecak sebal.

"Aku tahu kau yang sudah menolongku kemarin, aku juga akan memenuhi permintaanmu sesuai perjanjian. Tapi kalau kau tidak menyukai Nagisa, maka aku akan lebih tidak menyukaimu."

Nagisa, selalu Nagisa, kenapa Nagisa begitu berharga bagi Karma? Kenapa Karma tidak pernah melihat Asano? Ayolah, bukan hanya Nagisa yang mencintai Karma, Asano juga mencintaimu, Karma.

"Tidak menyukai? Aku sangat menyukainya, Karma. Sama sepertimu, Shiota-san itu sangat manis dan menggemask—"

"Tidak boleh. Kau tidak boleh menyukai Nagisa seperti aku menyukainya. Nagisa itu milikku, cari saja orang lain yang bisa kau jadikan pacar, jangan coba-coba merebut Nagisa dariku."

"B-bukan begitu maksudku, Karma. Kau yang menyuruhku untuk menyukainya, sekarang aku menyukainya, tapi kau melarangmu menyukainya. Lalu maumu itu apa, Karma?!"

"Aku tidak menyuruhmu. Aku hanya bilang, jika kau ingin aku menyukaimu, maka kau harus bersikap baik pada Nagisa."

"Baiklah, aku akan bersikap baik pada Shiota-san, dan kau akan menyukaiku, bukan?" Asano bersemangat, apakah setelah ini Karma akan menyukainya?

"Tidak, untuk apa aku menyukaimu? Aku sudah punya Nagisa." kata Karma sambil memeluk Nagisa di depan Asano, dan membuatnya semakin darah tinggi melihat perbuatan yang Karma lakukan.

"KARMA!" Asano berteriak.

"BERISIK! AKU INI DI DEPANMU! JADI TIDAK USAH TERIAK-TERIKA BEGITU!" Karma juga ikut berteriak.

Asano semakin geram, kemudian ia berkata, "Sialan kau, Setan Merah!"

"He~ sudah lama kau tidak memanggilku begitu. Tapi aku bukan setan, aku ini manusia, lho.  Ah, jangan-jangan kau itu jelmaan Setan Lipan, ya?"

Entah kenapa hari ini Karma sangat menyebalkan, kalau ini dulu, sudah pasti Asano akan adu mulut dengan Karma. Tapi sekarang berbeda, saat ini Karma sangat berharga baginya.

"Ayo, Nagisa. Kita'kan sibuk, ayo kita pergi, tinggalkan saja Lipan jelek itu." Karma menggandeng tangan Nagisa, dibalas dengan anggukan semangat, lalu mereka berdua pergi meninggalkan Asano. Terukir senyum kemenangan di wajah Nagisa, ia berjanji pada dirinya sendiri, ia tidak akan membiarkan Asano merebut Karma darinya sedetik pun.

"Tunggu, Karma." Asano menahan tangan Karma. "Aku masih ada urusan denganmu."

"Apa lagi, Lipan? Bukankah aku sudah bilang? Sekarang ini aku dan Nagisa sedang sibuk."

"Aku punya permintaan, dan kau harus memenuhi janjimu. Ikutlah ke rumahku, dan akan kukatakan permintaanku di sana."

"Tidak mau. Katakan saja keinginanmu sekarang, dan besok aku akan memberikannya padamu."

"Menyebalkan" kata Asano dalam hati.

"Tapi aku maunya sekarang."

Brukh...

Asano mendorong Karma hingga kepalanya terbentur tembok kelas. Karma meringis kesakitan, tapi Asano tidak peduli, ia juga mengunci pergerakan Karma agar tidak bisa melarikan diri darinya.

"Karma!"

Brukh...

Kedua tangan dan kakinya masih Asano gunakan untuk menahan Karma, dan tubuhnya ia gunakan untuk mendorong Nagisa hingga terjatuh agar tidak mengganggunya.

"Nagisa! Oi, Lipan! Apa yang kau lakukan?! Lepask-mph... "

Asano menyambar bibir Karma, untuk yang kedua kalinya ia memasukan indra pengecapnya kedalam mulut Karma di depan Nagisa. Karma memberontak, ia tidak mau Nagisa melihatnya dalam keadaan seperti ini.

Asano tidak peduli bagaiamana tanggapan Karma setelah ini, ia hanya ingin membuktikan bahwa semua yang dilakukannya selama ini bukan sekedar main-main. Asano benar-benar mencintai Karma, seperti Karma yang mencintai Nagisa. Saat ini ia hanya ingin Karma mengerti perasaannya yang sebenarnya.

Asano terus memaksa karma membukakan jalan masuk untuknya, tapi akhirnya Karma berhasil melepaskan diri, berkat bantuan Nagisa tentunya.

"Sh... sialan kau... Lipan... "

Asano tersenyum, dan entah kenapa senyumannya itu selalu terlihat mengerikan di mata Karma, membuat bulu kuduknya merinding mengingat apa yang telah dilakukan Asano padanya barusan.

"Bagaimana, karma? Apa sekarang kau sudah mengerti? Semua yang kulakukan itu bukan sekedar main-main, aku serius, Karma. Aku mencintaimu, Karma."

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

づく

Yo mina-san! Update lagi nih:D
Kalian lebih suka AsaKaru atau KarmaGisa? Tulis jawaban kalian di kolom komentar, ya...

Oke see you...

Continue Reading

You'll Also Like

Mom? [ch2] By yls

Fanfiction

99.3K 10.3K 31
" Pada akhirnya akan selalu ada hal baik yang menerpa kita setiap harinya, biarlah takdir yang mengubah dan biarkan waktu yang menentukan , jangan ka...
38.7K 3.7K 23
° WELLCOME TO OUR NEW STORYBOOK! ° • Brothership • Friendship • Family Life • Warning! Sorry for typo & H...
1.1M 60.9K 65
"Jangan cium gue, anjing!!" "Gue nggak nyium lo. Bibir gue yang nyosor sendiri," ujar Langit. "Aarrghh!! Gara-gara kucing sialan gue harus nikah sam...
62.1K 5.7K 70
Kisah fiksi mengenai kehidupan pernikahan seorang Mayor Teddy, Abdi Negara. Yang menikahi seseorang demi memenuhi keinginan keluarganya dan meneruska...