Tamara

By Niketiaayunda

8.3K 1.7K 290

Hidup bukan hanyalah tentang keterpurukan. Ataupun ketertekanan. Tertawalah, berbahagialah. Tunjukan kepada m... More

{B}.bab 1
{B}.bab 2
{B}.bab 3
{B}.bab 4
{B}.bab 5
{B}.bab 6
{B}.bab 7
{B}.bab 8
{B}.bab 9
{B}.bab 10
B.{bab 11}
B.{bab 12}
B.{bab 13}
B.{bab 14}
B.{bab 15}
B{bab 16}
B.{bab 17}
B{bab 18}
B.{bab 19}
B.{bab 21}
B.{bab 22}
B.{bab 23}
B.{bab 24}
Coment Berhadiah.
Minta tolong

B.{bab 20}

157 29 2
By Niketiaayunda

Tidak sulit, tidak mudah, tidak gampang dan tidak akan pernah dapat. Aku cukup sadar diri dan posisi, I am doing fine😷

🔥🔥🔥

Tidak ada yang di salahkan dalam hal ini, mereka semua tidak tahu petapa menderitannya Tamara di lahirkan, begitupun Tamara, ia tidak tahu betapa relanya sang nenek berkorban.

Niat neneknya sangat mulia hingga Tamara tak lagi inggin memaafkan dirinya. Namun cara yang neneknya lakukan salah. Andai saja neneknya mau berbicara terus terang, mungkin kejadian seperti ini tidak akan terjadi.

Padahal kakak yang Tamara bangga-banggakan dari dulu, kakak yang ia anggap superhero kakak yang dia anggap pahlawannya. Kini membusuk di penjara. Karena dia bandar narkoba, ber tahun-tahun nenek menyembunyikan rahasia ini semua. Sendirian

Sekolah, makan dan jajan. Ternyata hasil kerja keras nenek, dan tamara tidak tahu itu. Yang Tamara tahu, uang tersebut berasal dari kakaknya, bukan neneknya.

Tamara sanggat menyesal, kenapa selama 2 tahun ini Tamara tidak sempat mencari kabar neneknya ataupun kakaknya. Tamara terlalu egois, ia terlalu larut dalam kehilangan sepa. Tanpa ia sadari, pengorbanan neneknya jauh lebih dari yang Sepa lakukan padanya.

Ternyata, selama 2 tahun pula, neneknya sering sakit-sakitan. Bukan hanya sakit demam ataupun flu. Nenek menderita TBC akut. Makan 2 hari sekali, tidak pernah ada yang merawatnya. Rumahnya saja terlihat seperti rumah angker.

Siapapun yang lewat pasti akan merasa merinding sendiri. Semua ini salah siapa?
Apakah semua ini salah Tamara?
Iya, ini salah Tamara. Andai ia tidak pergi, andai ia bisa menenangkan neneknya andai waktu bisa berputar kembali. Andai, andai dan tidak akan pernah terjadi.

Berlarut dalam duka dan kesedihan selalu Tamara alaami, dan ia seelalu mendalami. Hingga ia mengorbankan seseorang yang begitu berharga dalam hidupnya.

Dan Tamara tidak akan mengulang kesalahannya kembali, boleh berswdih, boleh menumpahkan segala keluh kesah melalui air mata. Tapi jangan terlanjur, jangan berlarut. Inggat masih ada allah dan masih ada orang-orang di sekitar yang sayang kepada diri kita sendiri.

Tamara merupakan sosok perempuan yang rapuh. Ia terlalu cengeng, padahal diluaran sana, masih banyak anak yang jauh levih buruk dari pada penderitaan yang Tamara alami.

Tamara tidak sendiri, banyak orang yang sayang pada dirinya. Tamara harus berubah, harus bangkit dan tidak boleh putus asa.

Sesuai dengan kepercayaan masyarakat setempat. Jika ada salah seorang kerabat yang meninggal di wajibkan untuk mengadakaan tasyakuran 3 hari setelah almarhum meninggal, 7 hari setelah alm menonggal, setiap malam jumtan sebelum 40hari alm meninggal, 100 hari dan yang terakhir 1000 hari alm meninggalkan dunia.

Dan semua itu butuh dana yang cukup besar, bukan hanya cukup. Bahkan sangat besar. Untuk prosesi pemakaman, pemandian dan prisesi hari petama saja Tamara sudah berani hutang di tetangga sebesar 5 juta rupiah.

Bagaimana dengan kelanjutannya.

'Ya rab, bantulah hamba. Hamba tidak mempunnyai satu kerabatpun di sini. Darimana hamba akan mendapatkan dana untuk pengabdian terakhir hamba kepada nenek hamba. Nenek yang telah rela mengorbankan apapun demi hamba. Tunjukan jalanmu ya rab. Robanafidunya hazana, wafilaqiritihasana waqina adzabannar. Wallhamdullilahirobillalamin'
Doa Tamara untuk hari ini

🔥🔥🔥

Gelap hilang di gantikan terang
Malam pergi dan akan senantiasa kembali
Gugup gelisah melanda hati
Bagaikan belati tumpul, tapi membuatmu mati

Sekata dua kata kau ucap dari belati
Peka melanda jaringan hati
Bak anah kau selalu menepati janji
Hiruk piruk kota ku menjadi mati

Sejak malam hinga sang fajar menampakan kehangatannya, Tamara tak lagi bisa menutup mata.

Kacau pikiran yang ia landa, entah pada siapa ia akan bercerita. Ia takut, ia binggung  dan ia pasrah. Tak tahu-menahu bagaimana kehidupan yang selanjutnya.

Ia memutuskan tidak akan melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Ini takdir, ada yang bisa di ubah, ada yang tidak dapat di rubah. Semua itu telah di tuliskan oleh sang maha pencipta. Suka tidak suka ini adalah jalanya.

Tidak yang di salahkan. Jalani saja, pasti ada kebaikannya. Tabungan, pakaian, perhiasan bahkan pendidikan Tamara jual untuk mengabdikan persembahan terakhir untuk neneknya dari Tamara.

Bukan lagi tentang sedih. Ia sangat terpuruk dan terombang-ambing. Tidak ada satupun pesan yang ia kirim untuk sahabat ataupun teman-temannya. Ia tak mau merepotkan, ia hanya ingin menyendiri untuk saat ini.

Tama bangun dari tidurnya, ia bangkit lalu merangkai niat untuk membenahi rumah kecilnya agar menjadi layak di pergunakan. Berkat bantuan sang adik, Tamara tidak lagi kewalahan.

Satu demi satu ruangan ia datangi, ia memutar otak kenang-kenagan bersama neneknya. Tidak ada kata bahagia. Yang ada hanya linangan air mata.

Siap tidak siap, ini jalannya. Hinga ia menemukan sebuah lembar kertas yang ia yakini milik neneknya.
Tamara tidak yakin ini surat. Ini seperti sebuah amplop.

Setelah di buka, isinya berjuta-juta mata uang berwarna merah muda. Bukan hanya kaget, Tamara merasa sedih , terharu dan terharu.

Maafkan nenek cucuku
Nenem sangat menyayangimu, tolong jangan membenci nenek lanjutkan kehidypanmu. Berbahagialah. Gunakan rumah dan seisinya dengan benar ya cucuku
Nenek menyayangimu, sunguh

Apakah Tamara harus bahagia, ataukah sebaliknya?
Ternyata nenek sangat menyayangi Tamara lebih dari apa yang Tamara bayabgkan sebelumnya. Tak tahan menahan rasa haru, Tamara kembali menangis di bawah naungan sang mentari

"Tamaraaaa" Teriak sesorang yang dapat dibpastikan sangat kecewa terhadap tamara

"Yang sabar ya sayang, yang kuat, yang ikhlas. Ini takdir, ini cobaan. Tamara haris kuat, Tamar tidak sendiri. Lihat sini nak, lihat sini" Mbak cinta mendekap tubuh Tamara dengan penuh kasih sayang. Bukan seperti yang Tamara bayangkan

"Nak, sayang. Anggap aku adalah ibumu ya nak, aku ibumu. Jangan sungkaan untuk menangis di pundak ibu ya sayang. Menangislah. Yang keras keluarkan semua"

Tamara menangis sesengukan, rumahnya mulai rame di datanggi warga berhamburan. Ia tak tahu ada apa lagi.

Hingga datang seseorang yang sangat Tamara rindukan. Orang itu menatap tamara dengan penuh kasih sayang. Matanya mulai berair karena Tamara begitu sangat terlihat rapuh.

Tak sungkan dengan beberapa warga dan orang lain. Seseorang tersebut mendekat ke arah Tamara, semakin dekat, semakin dekat dan ...

Brukk

Tubuh Tamara jatuh seketika. Badannya dingin, raut wajahnya putih pasi, nafasnya tak beraturan. Tamara pingsan

Mbak cinta dan warga segera membawa tamara ke dalam kamar. Sudah berbagai macam cara mbak cinta coba agat Tamara bangun. Tapi hisilnya nol besar.

''Nak, bangun ra."

"Tamara bangun, disini ada mbak cinta"

"Inggat tidak. Tamara punya cita-cita apa"

Tamara mendengar semua, Tamara dapat merasakan. Namun sulit sekali matanya membuka.
Hinga seseorang datang membisikan sesuatu kata yang berhasil membangunkan mimpi buruk Tamara.

"Heh, Putri tidur. Bangun. Udah siang anji*g"

"Hua Neneeeeeek"


Hallo gais gimana gimana??
Penasaran eps 21??
Coment dong. Yuh mari tolong saya mencapai 1k readers dan viewers. Good joob and happy weekend😍

Continue Reading

You'll Also Like

59.4K 10.5K 23
Tentang Azizi Shanara Cavandra dan kedua kakak perempuannya.
1M 47.9K 36
Anyelir Dayana sangat mencintai Biru Nevandra, namun sebaliknya Biru terlihat tidak mencintainya, padahal hubungan mereka sudah berjalan 6 tahu laman...
138K 3.5K 67
Bagaimana perasaan kalian jika setelah 4 tahun kabur dari persantren, kamu di pertemukan lagi oleh laki-laki yang merupakan anak dari pemilk pesantre...