Tamara

By Niketiaayunda

8.3K 1.7K 290

Hidup bukan hanyalah tentang keterpurukan. Ataupun ketertekanan. Tertawalah, berbahagialah. Tunjukan kepada m... More

{B}.bab 1
{B}.bab 2
{B}.bab 3
{B}.bab 4
{B}.bab 5
{B}.bab 6
{B}.bab 7
{B}.bab 8
{B}.bab 9
{B}.bab 10
B.{bab 11}
B.{bab 12}
B.{bab 13}
B.{bab 14}
B.{bab 15}
B{bab 16}
B.{bab 17}
B{bab 18}
B.{bab 20}
B.{bab 21}
B.{bab 22}
B.{bab 23}
B.{bab 24}
Coment Berhadiah.
Minta tolong

B.{bab 19}

157 37 2
By Niketiaayunda

Jangan bermain api jika takut panas🔥

🖤🖤🖤

Tidak terasa, 1 tahun berlalu. Kini Tamara dan Dyo harus meneruskan ke jenjang yang lebih tinggi.

Dyo memutuskan untuk melanjutkan kuliah bersama dengan Tamara. Dyo seperti tidak inggin berjauh-jauhan dengan Tamara.

Sejak kejadian 1 tahun silam, Tamara dan Dyo semakin lengket dan dekat. Hampir tidak pernah mereka bertengjar, mungkin hanya sekali dua kali. Tapi mereka dapat menyelesaikan nya dengan kepala dingin.

Jika Tamara yang salah, Dyo meminta maaf, jika Dyo yang salah, Tamara yang minta maaf. Aneh bukan?

Saat ini mereka tengah berbincang-bincang di kontrakan Tamara.
Dyo tengah sibuk memelototi handpone, sedangkan Tamara mengisi formulir pendaftaran universitas di jakarta. Bukan universitas ternama sih, tapi lumayan terkenal lah.

"Ra gila, ra lihat nih"

"Apa"

"Lihat nih, lo masuk 3 besar di sekolah kita"

"Beneran?"

"Ngapain gue bohong sih ra"

"Alhamdullilah ya allah. Walaupun gak yang terbaik, tapi gue bersyukur banget"

"Jangan sombong deh lo"

"Harus sombong dong. Yuk gue traktir bakso mang ojak"

"Mang ojak? Siapa tuh?"

"Bapak lu"

"Anjir"

"Yaudah yuk cus"

"Ikuuut" Teriak diwa dari dalam

"Ya allah kakak jadi lupain diwa ganteng"

"Wa, kak ara sok-sok an mau traktir kita nih. Come on kita habisin dompet kak ara"

"Gak mau mau ah. Kasian tau bang, kak ara harus banting tulang demi nyekolahin diwa"

"Dengerin tuh bang dyo yang jelek"

"Bercanda diwa araaa"

🖤🖤🖤

"Mang bakso 3, es jeruk 3 sama .. "

"Udah bang, jangan dengerin masnya" Ara menyahut

"Yee, kenapa sih. Katannya di traktir. Serah gue dong mau pesen apa"

"Bodo, wle"

Sudah menjadi kebiasaan mereka, hal kecil seperti ini sering terjadi.

Setelah pesanan datang, Ara, Dyo dan Fiwa memakan bakso dengan lahap. Sambil berceloteh ria mereka ber-3 tampak begitu bahagia. Banyak orang lewat berlalu lalang, mereka semua mengira bahwa Ara dan Dyo adalah pasangan suami isti beranak satu yaitu diwa, wkwkwk lucu gak sih??

Di tengah-tengah leluconan mereka ber tiga, tiba-tiba handpone Dyo berdering dengan keras.

Dyo segera mengangkat telepon dan terburu-buru mencari tempat yang sepi. Tamara heran, tidak biasanya dyo akan pergi jika mengangkat telepon.

Tapi bodoamatlah lah, Tamara bisa tanya nanti saja. Saat ini dia harus makan yang banyak, agar dapat tidur yang nyenyak dan bangun pagi dengan segar.

Besok ia akan datang ke kampus untuk melakukan pendaftaran ulang. Ia berdoa agar kehidupannya di kampus baru nanti jauh lebih baik. Ia tidak inggin mengikat dyo untuk selalu ada di samping nya.

Bukan Tamara tidak sayang ataupun tidak cinta. Tamara hanya takut, jika Tamara terlalu mengekangnya dan memprioritaskan dyo dalam hidupnyanya, dyo akan pergi lagi seperti sepa.

Tuh kan, tamara jadi berpikir ngelantur.

"Ra, gue pulang dulu ya. Btw makasih traktirannya" Ucap dyo sambil berlari

"Tapi belom abis yo" Tamara menyahuti

"Bungkus aja. Sisa orang ganteng itu"

"Ye pede"

"Kak ayo pulang, diwa lupa belom kerjain tugas"

"Yaudah ayok. Mang berapa semuannya?"

"Udah di bayar teh sama si agan"

"Oalah yaudah mang makasih ya"

"Ngih sami-sami"

Tamara segera pulang, Tamara sangat kesal dengan dyo. Kenapa jadi dia yang bayar, mentang-mentang anak orang kaya. Ah bodo amad lah, lumayan di dompet masih ada uang 50 ribu.

'Eh tapi untung, dyo bayar bakso tadi. Kalo gue yang bayar. Makan apa diwa besok. Duh gue kok gak mikir sih tadinya' ucap Tamara dalam hati.

🖤🖤🖤

"Tok tok tok tok, nam ara, buka nak"

"Ada tamu kak, biar diwa aja yang bukain. Kakak masih sibuk isi formulir kan?"

"Iya sayang"

"Tok tok tok, nak ara" Ucap seseorang di belakang pintu untuk ke dua kalinya

"Iya bu, cari siapa ya?" Tanyaa diwa sopan

"Cari Tamara dek, adek siapa ya"

"Saya adiknya kak Tamara bu. Yasudah silahkan duduk saya panggilkan kakak dulu"

"Ohh baik nak"

Diwa segera memberi tahu ara bahwa di depan ada seorang ibu-ibu yang mencari dirinya. Tamara di buat binggung dan gelisah, pasalnya ibu-ibu yang ia kenal hanya mbak cinta dan mbak dinda. Selain itu, mereka hanya bertegur sapa.

Tidak mungkin tamara memiliki musuh, ah palingan ibu-ibu yang pengen main aja. Positif thinking.

"Ya sudah, diwa lanjutin pr kakak ke depan dulu ya''

" Baik bos"

Setelah itu tamara segera pergi ke depan untuk menemui ibu-ibu tadi. Dan setelah mendekat, Tamara di buat kaget bukan main.

Pasalnya ibu-ibu tersebut adalah tetangganya dulu waktu tinggal dengan nenek nya. Bu mun namanya.

Pikiran Tamara jadi tidak karu-karuan, sudah 2 tahun Tamara meninggalkan neneknya. Tanpa 1 baitpun kabar.

Tamara merasa bersalah dan berdosa. Bagaimanapun kelakuan nenek terhadap dirinya, ia harus tetap inggat.

Yang memberinya makan adalah neneknya, yang memberinya tempat tinggal adalah neneknya, yang merawatnya adalah neneknya, dan yang terpenting dari semua  itu, neneknya lah yang mengajarkan tara tentang arti kehidupan yang sebenarnya.

"DURHAKA KAMU RA" Ucapan bu mun. Singkat, pelan , padat dan jelas. Namun cukup menampar hati tamara.

Tamara memeluk bu mun dengan sangat erat, tamara menangis dalam diam. Sebaliknya dengan bu mun. Ia tak membalas pelukan tamara ataupun melihat penyesalan di mata Tamara

Tamara melepas pelukannya dengan bu mun.

"Buk, nenek kenapa"

"..." Bu mun diam

"Buk, nenek ara kenapa" Tanya tamara kedua kalinya

"Nenek kamu .. "

"Nenek kenapa buk" Ketiga kalinya tamara menanyakan keadaaan nenek, namun bu mun seolah membungkam rahasia yang sangat besar

"... " Bu mun membisu, namum mata nya mulai berkaca-kaca

"Nene kenapa bu " Tamara melemas, badannya tak bertenaga, ia melengos ke tanah. Kakinya di rapatkan, kepalanya ia sembunyikan ke dalam lekuk kakinya, disana ia menangis sesengukan

Bu mun duduk dengan terpaksa, ia inghin menceritakan betapa beratnya kehidupan nenek tamara setelah dia pergi

"Dulu saat kamu belum ada, kehidupan keluargamu sangat harmonis nduk. Ayah ibumu begitu sangat bahagia, nenek kakekmu sangat harmonis. Kakak kamu sangat disayang dan di bangga-banggakan. Kakak kamu pintar, cerdas , baik dan tampan. Mereka hidup dengan rukun dan tentram. Tidak pernah sekalipun mereka bertengkar ataupun saling mencemohkan. Kehidupan mereka selalu di impikan banyak orang, harmonis, manis, indah. Tidak sedikit dari beberapa orang di kampung yang iri melihat begitu mesranya keluarga kamu. Tapi semua itu berubah dalam sekejab"

"Ini semua salah aku buk, gak seharusnya aku lahir di dunia ini"

"Ayah kamu tidak menerima keberadaan kamu, ayah kamu pergi, ibu kamu bermasalah, nenek kamu jadi emosian, kakek kamu meninggal. Karena krisis ekonomi kakak kamu harus menyambang hidup bekerja di kota bahkan negri orang. Ibu kamu meninggal, tinggalah kamu sama nenek kamu. Nenek kamu itu orang baik ndhuk, beliau tidak pernah membenci kamu. Beliau seperti itu karena kamu juga selalu membangkang ndhuk. Kamu jahat nduk. Kamu tega ninggalin nenek kamu sendirian, hiks, hiks, hiks "

"Kamu tidak tahu, betapa sengsaraannya nenek kamu mencari sesuap nasi. Demi siapa demi kamu, agar kamu sekolah, agar kamu makan. Nenek kamu rela hutang sana hutang sini, demi siapa demi kamu"

"Makannya kamu teh jangan pesimis. Jangan merasa sendiri, jangan kalau kamu paling tersakiti. Nenek kamu jauh lebih tersakiti araa. Kamu malah pergi gitu aja "

"Tapi nenek selalu main fisik buk, sakit. Kata katanya , omongan yang keluar dari mulutnya. Ara udah gak tahan"

"KARENA KAMU SELALU MEMBANGKANG ARA, KAMU TIDAK PERNAH SEDIKITPUN MEMBANTU NENEK KAMU, KAMU TAHU TIDAK, KAKAK KAMU DI PENJARA SELAMA BERTAHUN-TAHUN DI NEGRI ORANG SANA, KAKAK KAMU MALING, KAKAK KAMU BANDAR NARKOBA, KAKAK KAMU TIDAK PERNAH BEKERJA, NENEK KAMU YANG MELAKUKAN ITU SEMUA ARAAA"

"Neneeeeeek, hiks, hiks, neeneeek" Tamara bersiap untuk lari ke tempat neneknya berada

Namun buk mun dengan cekatan memeluk Tamara, mengelus rambutnya, menenangkannya.

"Kamu harus sabar ya, sabar ra. Istiqfar, istiqfar"

"Astaqfirullah"

"Aataqfirullah"

"Astaqfirullah"

"Astaqfirullah"

"Nenek kenapa bu, nenek ara dimana"

"Nenek kamu .. "

"Udah pergi, hihihks"

"NENEEEEEEEEEK"

"KAKAK" Diwa berlari dari kamar memeluk tamara, diwa ikut menangis dalam dekapan bu mun.

Hai see you next time guys.
Happy wekeend, pret😁
Next??
Coment dong🙏😁

Continue Reading

You'll Also Like

249K 27.3K 93
Ini Hanya karya imajinasi author sendiri, ini adalah cerita tentang bagaimana kerandoman keluarga TNF saat sedang gabut atau saat sedang serius, and...
92K 426 3
-sekuel dari chika- yang masih di bawah umur, harap ngosah mampir. cerita ini penuh muatan dewasaπŸ”žπŸ”žπŸ”ž jangan lupa vote dan comment sebagai bentuk d...
132K 2.5K 14
Setelah cukup lama menetap di kota. Alin, gadis berusia 23 itu akhirnya kembali ke kampung tempat di mana kedua orang tuanya menetap. Tentu alasan ia...
1M 2.7K 17
πŸ”ž Bluesy area, mengandung 21+ πŸ”ž - oneshoot ! ranked; #1 Karina 24/6/2023 #1 Bluesy 25/6/2023 #1 Karinajeno 7/9/2023