My Perfect Luna (COMPLETE)

By fatifides2_

1.1M 66.6K 1K

Devanio Alexandro, putra mahkota dari Bluemon pack. Calon Alpha dari pack terbesar dan terkuat dari wilayah t... More

MPL-1
MPL-2
MPL-3
MPL-4
MPL-5
MPL-6
MPL-7
MPL-8
MPL-9
MPL-10
MPL-11
MPL-12
MPL-13
MPL-14
MPL-15
MPL-16
MPL-17
MPL-18
MPL-19
MPL-20
MPL-21
MPL-22
MPL-23
MPL-24
MPL-25
MPL-26
MPL-27
MPL-28
MPL-29
MPL-30
MPL-31
MPL-32
MPL-33
MPL-34
MPL-35
MPL-37
MPL-38
MPL-39
MPL-40
MPL-41
MPL-42
Cerita Baru

MPL-36

20.2K 1.1K 20
By fatifides2_

Setelah memakirkan mobilnya, tak membuang waktu, Devan langsung saja menuju tempat dimana Matenya berada sekarang ini.

Devan membulatkan matanya. Baru saja ia memasuki caffe, ia langsung dilihatkan oleh kejadian yang tidak ia inginkan.

Gerr..!!

Suara geraman terdengar. Devan tak dapat lagi menahan geraman Eright, dia sendiri pun sedang marah sekarang.

Mata Rora membulat. Dia sudah terlambat. Devan telah barada di belakangnya dan melihat semuanya. Kini ia harus memikirkan bagaimana menjelaskan semuanya sebelum pria itu memporak porandakan tempai ini.

"Lepasin dia!" Mendengar ucapan dingin dari Devan, Juan mengangkat kepalanya, melihat dari mana suara itu berasal.

Dengan usaha yang cukup keras, Devan akhirnya dapat menenangkan dirinya sebelum ia memporak porandakan tempat ini.

Devan dengan tatapan membunuh dan aura menyeramkan sedang berdiri di sana dengan wajah datar, membuat Juan melepaskan pelukannya.

Pria itu menyadari sesuatu. Ia baru menyadari bahwa Rora sudah berbaikan dengan suaminya dan datang kemari dengan pria itu.

Melihat Juan melepaskan Matenya, Devan segera mendekati wanita itu dan langsung melingkarkan tangannya di pinggang Rora, seolah memperlihatkan kepada pria di hadapannya itu bahwa Rora adalah miliknya.

"Oh iya, kalian mau pesan apa?" tanya Juan untuk mengurangi rasa canggung dan perasaan aneh yang tiba tiba me

"Cappucino gren tea sama americanonya satu," jawab Rora yang langsung dihadiahi tatapan oleh Devan.

"Oke, ditunggu ya." Juan beranjak dari sana ia untuk membuatkan pesanan Rora.

"Kau sudah bertemu dengannya. Sekarang kita pulang," ucap Devan tegas. Ia tak ingin lebih lama lagi berada disini.

"Ayolah, kita bersantai terlebih dahulu. Lagian aku juga masih ingin mengobrol dengan Juan. Boleh ya?" jawab Rora dengan memasang wajah cemberut yang membuat dirinya terlihat sangan menggemaskan. Tak biasanya bertingkah Rora seperti itu.

Sebelumnya Rora tak percaya dengan reaksi yang di berikan Devan melihat dirinya yang dipeluk oleh Juan. Tadinya ia berpikir Devan langsung akan menyerang Juan, tapi ternyata pria itu dapat mengontrol emosinya sekarang.

Devan menghembusakan napas beratnya. Menatap kembali wanita di hadapannya itu dengan mengangkat kedua sudut bibirnya dan sesaat kemudian menganggukkan kepalanya. Yha, Devan mengabulkan permintaan Rora. Di saat seperti ini ia tak dapat menolak permintaan istrinya itu.

*****

Selesai berkunjung ke caffe, Rora dan Devan memilih untuk langsung pulang. Dengan kondisi Rora saat ini Devan tak mengginginkan Matenya itu kecapekan.

Devan mempertajam penglihatannya. Sepertinya ada tamu yang tidak di undang.

"Hai, Dev? Kenapa kamu melihatku seperti itu. Aku ini sepupumu, bukan penyusup," ucap seorang pria yang tengah duduk di samping Dave.

Dia tak lain adalah salah satu sepupu Devan, Aditya. Pangeran dari Red Moon Pack, yang belum menemukan Matenya sekarang ini.

Tak hanya itu, ternyata di sana juga terdapat Rendra bersama Matenya, Klaresa. Memangnya ada acara apakah sampai-sampai mereka datang secara bersamaan?

"Devan, Rora, gabung sini," ucap Clara menyadari putra dan menantunya sudah pulang.

Mendengar ajakan sang mama, Devan mendekat untuk bergabung dengan mereka dengan diikuti Rora dengan sedikit canggung melihat ada seseorang yang belum ia kenali di sana.

"Ada acara apa?" Devan menjatuhkan tubuhnya di soffa yang masih kosong.

"Kamu itu kenapa sih? Mereka ingin berkunjung ke sini," balas Clara tak habis pikir. "Oh ya, Rora. Dia Aditya, sepupu Devan," lanjut Clara memperkanalkan pria yang belum dikenali oleh menantunya.

Tak tau harus merespon bagaimana, Rora hanya memberikan senyuman hangat. Melihat senyuman Rora yang langsung menambah paras cantiknya, Aditya membalasnya dengan senyuman manis.

Aditya, pria tinggih dengan lesung pipi di kedua pipinya yang membuatnya tampak manis. Anak dari kakak laki-laki Clara. Umurnya hanya selisih dua tahun dengan Devan. Saat belum juga menggantikan ayahnya menjadi Alpha. Ia tak ingin menggantikan posisi sang ayah jika ia belum menemukan pendamping hidupnya.

"Rora, Klaresa, ayo ikut Mama!" Clara berdiri dari duduknya dan langsung diikuti oleh Rora dan Klaresa yang ia ajak.

"Kau mau kemana?" tanya Dave melihat istrinya akan beranjak keluar.

"Melihat makam siang sudah disiapkan apa belum," jawab Clara santai. "Sudahlah ayo kita pergi." Clara melangkah kan kakinya menuju pintu keluar dengan diikuti kedua wanita di belakangnya.

Clara masih melangkahkan kakinya, sementara Klaresa dan Rora yang berada di belakang hanya dapat mengikuti kemana wanita di hadapannya itu pergi. Mereka tak tau kemana dan apa yang akan mereka lakukan sesampainya disana.

Clara menghentikan langkahnya. Ia teringat ada sesuatu yang harus ia kerjakan saat ini. "Rora, kau dan Klaresa saja yang kesana ya, Mama ada sedikit urusan."

Rora mengangguk memberi jawaban dan melanjutkan langkahnya bersama Claresa.

Ruang makan masih sepi. Para maid masih menyiapkan makanan di dapur. Di tengah sana hnya ada Derin yang asik dengan laptop di hadapannya.

Melihat sang adik sendirian di sana, Rora merjalan mendekat. "Lagi ngapain?" tanya Rora berbasa basi. Ia menjatuhkan tubuhnya di kursi depan meja Derin dan Klaresa di sampingnya.

Tak melihat siapa yang mengajaknya berbicara, Derin sudah tahu milik siapa suara itu. "Ngerjain tugas. Malam ini deadline," balas gadis itu tanpa mengalihkan pandangannya.

"Dari tadi pagi?" tanya Rora tak percaya. Sebelum ia dan Devan berangkat ia sempat melihat Derin sudah asik denga laptopnya itu.

"Iya. Baru dikerjain tadi pagi soalnya." Sebuah cengiran di dapatkan Rora. "Soalnya kalau dikerjain mepet deadline lebih semangat buat ngerjaiinnya," lanjut Derin melihat tatapan tajam dari kakak iparnya itu.

"Ooh, bagus yha. Kalau Matemu tahu semua ini gimana? Diakan ketua beam, nggak mungkin menerima cewek yang nggak disiplin." Dengan sengaja Rora menggoda gadis di hadapannya itu. Ia ingin tau bagaimana reaksinya nanti.

"Yha, biarin aja. Memangnya dia berani merejetcku," jawab Derin dengan sangat pede. Rora dan Klaresa pun dibuat tertawa karenanya.

"Btw, gimana kemajuan hubungan kalian? Kapan kalian akan menikah?setelah lulus? Atau tak menunggu kau lulus dulu?"  tanya Rora bertubi-tubi.

"Kakak, aku tak ada rencana untuk menikah muda. Lagian aku masih ingin menikmati masa-masa lajangku," jawab Derin tak acuh. Walaupun ia senang karena telah menemukan Matenya tapi untuk menikah dan hidup bersamanya ia belum siap untuk itu.

"Memangnya dulu aku juga berencana menikah muda? Tentu saja tidak. Dulu aku ingin menikah kalau usiaku sudah di atas dua puluh lima tahun, tapi sekarang apa?" Itulah angan-angan Rora dahulu. Ia tak menyangka dapat bertemu Matenya secepat ini.

Mendengar keluh kesah kakak iparnya, membuat Derin tertawa. Kakak iparnya itu seolah menyesal telah menikah dengan kakaknya. Sementara Klaresa hanya tertawa pelan.

"Memangnya kenapa waktu itu kakak menyetujui untuk menikah dengan kak Devan?" ucap Derin berusaha menghentikan tawanya.

"Memangnya kakakmu meminta persetujuanku apa?" Kali ini Rora mengatakan itu dengan nada kesal. Entah apa yang membuatnya kesal hari ini. Akhir-akhir ini entah mengapa moodnya tak stabil.

Hanya dengan mendengar nada bicara sang kakak ipar, Derin sudah tau apa jawaban dari pertanyaannya itu. Kakaknya itu sepertinya benar-benar berkuasa.

"Haduh. Kalau kak Klaresa, gimana?" Pandangan langsung beralih kepada Klarensa. Wanita itu menjadi tampak kaget dan lebih canggung.

"Eh, aku?" Dengan kompak Derin dan Rora menganggukkan kepalanya memberi jawaban. "Aku, dulu nggak ada rencana apa-apasih. Kalau ada cowok yang serius mencintaiku dan dia melamarku aku sih siap-siap aja," lanjut klaresa dengan akhir senyuman di wajahnya.

"Kak Klaresa memang sudah berapa lama kenal sama kak Rendra sebelum menikah?" tanya Derin sangat antusias. Mendengar jawaban dari Rensa membuat dirinyaa semakin penasaran dengan kehidupan wanita itu.

"Sekilar satu bulan mungkin," jawab Klaresa singkat.

"Benarkah secepat itu? Kalau kak Rora sih aku yakin belum ada dua minggu," tabak Derin sangat tepat. Ia tau kapan Rora bertemu dengan Kakaknya dan kapan mereka menikah. 

"Yha, hanya dalam kurun waktu enam hari, kemudia kita menikah. Sangat cepat bukan?" ucap Rora lebih ceria. Ia sendiri pun tak percaya ia menikahi pria yang baru ia kenali beberapa hari saja. Tapi, itulah hukum bangsa serigala. Setelah bertemu dengan Mate mereka, sepasang Mate harus bersama. Bahkan mereka dapat tinggal bersama tanpa adanya pernikahan, asalkan ia sudah menandai Matenya itu.

*****

Tengah malam. Rora terbangun dari tidurnya merasa tubuhnya sangat gerah. Rora mengalihkan pandangannya ke samping, gempat dimana seharusnya Devan tertidur. Pria itu tidak ada di sana.

Rora turun dari kasur, keluar dari kamarnya berniat untuk mencari udara segar seraya mencari keberadaan Devan saat ini.

Rora menghentikan langkahnya. Angin malam berhembus kencang. Menerbangkan anak rambut dan ujung-ujung pakaian Rora. Membuat tubuh Rora menggigil. Sekarang ia menyesal tidak membawa jaket atau jubahnya.

Sebuah kain menempel di bahu Rora. "Angin malam tidak baik untuk kesehatan anda, Luna," ucap seorang Pria di belakangnya.

.

.

.

.

.

.

.
______________________________________

Maaf udah seminggu nggak update dan chapternya masih pendek. 😅
Banyak tugas dan ulangan, bikin nggak mut buat nulis.😓

Vote dan commentnya ditunggu
TERIMA KASIH
❤❤❤❤❤❤

Continue Reading

You'll Also Like

1.2M 95K 62
Bagaimana jika seorang King of Werewolf dikhianati matenya sebanyak 3 kali? Dialah Dareen Walcott. Seorang pria yang berpenampilan bak dewa yunani it...
977K 12.8K 25
Sebuah Cincin bermata biru yang merupakan warisan dari Pakde suamiku membuat rumah tanggaku hancur. Mampukah aku lepas dari makhluk penunggu cincin...
171K 15.5K 56
Hyeongjun itu lucu. Series 2 - Our Vitamin Series 3 - Baby Junnie Fluffy Stories Old! Wooseok Kid! Other Cast Boys Love!
565K 19.9K 46
[ maaf apabila ada typo ataupun alurnya gak jelas . Karena ini yang pertama ] Thanks guys for read and vote my story Aku adalah seorang gadis yang h...