You Don't Understand My Heart

By paracetamol31

34.5K 3.3K 661

As long as I'm right by your side I don't have to miss you the time only use for reminiscing I want to be by... More

零 ( 0 )
一 ( 1 )
二 ( 2 )
三 ( 3 )
四 ( 4 )
五 ( 5 )
六 ( 6 )
七 ( 7 )
八 ( 8 )
九 ( 9 )
十 ( 10 )
十一 ( 11 )
十二 ( 12 )
十三 ( 13 )
十四 ( 14 )
十六 (16)
十七 ( 17 )

十五 ( 15 )

1.7K 216 49
By paracetamol31

Pagi-pagi sekali Jungkook telah membangunkan Jimin serta Jihoon supaya lekas mempersiapkan kepergian mereka kembali ke Istana.

Taehyung sendiri mencoba abai dengan kenyataan bahwa pertemuan mereka yang saling merindu satu sama lain hanya berlangsung dalam hitungan hari saja karena keegoisan keduanya untuk mempertahankan prioritas masing-masing.
Taehyung memilih menyibukkan diri dengan menjahit baju hangat untuk Younghoon. Tanpa peduli bahwa sebentar lagi sang Suami akan pergi.

Younghoon kecil yang baru terbangun mengusap kedua kelopak matanya dengan tangan-tangan mungilnya. Tepat disebelahnya adalah Ayahnya yang sibuk dengan jahitannya. Ia menguap kecil dan Taehyung menyadari bahwa sang buah hati telah terbangun dari tidurnya.

" Younghoon? Awal sekali bangunnya, apa kau terganggu dengan kegiatan Ayah? " tanya Taehyung, Younghoon jelas saja tidak terbangun karena hal itu, Taehyung sangat tenang ketika menjahit, tidak mengeluarkan bunyi mengganggu sama sekali. Alasan mengapa Younghoon terbangun adalah, rencana kepergiaan Jungkook. Younghoon tidak ingin kehilangan kesempatan untuk bertemu Jungkook untuk yang terakhir kalinya.

Gelengan Younghoon berikan.

" Apa kau haus? Biar Ayah ambilkan air minum, " kata Taehyung sambil menyimpan semua alat jahitnya tadi di atas meja kecil dan hendak berdiri untuk pergi kedapur mengambilkan minuman untuk Younghoon, namun Younghoon menghentikannya dengan menarik lengan bajunya. " Ada apa? Lapar? " tanya Taehyung yang di balas gelengan lagi. Younghoon berdiri dari tempat dan beranjak dari futon, langkahnya terbilang terburu-buru keluar kamar untuk memastikan Jungkook belum pergi dari rumahnya. Taehyung sangat panik ketika melihat sang Putra keluar dari kamar dengan kesan terburu seperti itu, iapun bergegas menyusul.

Diruang tamu Younghoon berdiri terpaku melihat persiapan Jungkook, Jimin, serta Jihoon yang telah rapi. Air mata anak itu kembali muncul karena Jungkook benar-benar akan pergi tanpa berniat memberitahuinya.

" Abeoji benar-benar tidak menginginkan Younghoon, " batin Younghoon.

Jungkook tidak bisa berkata -kata, niatannya pergi tanpa sepengetahuan Younghoon gagal, sebab anak itu telah berdiri beberapa langkah didepannya dengan raut kecewa dan sedih yang terpancar nyata dikedua mata indah itu.

" Abeoji, ayo katanya kita mau pergi ? " suara Jihoon mengalihkan perhatian Jungkook.

" Younghoon -ah! " Younghoon menoleh pada sang Ayah yang baru saja memanggil namanya dengan suara lembut nan penuh kasih. Kedua mata anak itu berkaca -kaca, pemandangan yang sangat menyesakkan bagi Taehyung. " Kemari, Nak! " pinta Taehyung.

Dengan kepala yang menunduk Younghoon kecil mendekati sang Ayah, menubrukkan tubuh kecilnya pada kaki jenjang Taehyung, melingkarkan kedua lengan mungilnya pada kaki jenjang itu dan ia menangis tersedu-sedu disana.

Kedua tangan Jungkook mengepal erat, ada rasa bersalah dan ingin ia menarik tubuh mungil anaknya itu dalam dekapannya, tetapi egonya terlalu besar.

" Younghoon ... " panggil Taehyung sambil mengusap surai legam sang Putra dengan lembut berkali-kali. Matanya pun memanas seiring isakan demi isakan dikeluarkan Younghoon, ia tidak peduli bahwa celananya akan basah oleh air mata sang Putra, justru ia merasa sesak yang amat sangat.
" Pergilah! Younghoon akan tenang sendiri nanti. " kata Taehyung tanpa ekspresi. Rasa gagal menjadi orangtua terlalu menyakitkan baginya. Ia tak mampu memberikan keluarga yang lengkap bagi Younghoonnya yang malang. Ia menyumpahi takdir peliknya untuk yang pertama kalinya sepanjang hidupnya.





.



WARNING !!

- Typo!
- KookV / VKook ( Vottom ) Slight KookMin
DLDR!

Disclaimer  : Hanya sebuah cerita fiktif.

- Jeon Jungkook = Silla
- Kim Taehyung = Silla ( Baekje )
- Wang Yibo = Tiongkok
- Park Jimin = Silla ( Goguryeo )
- Park Bogum = Balhae ( Goguryeo )

====================================

十五

Satu minggu kemudian,

Kesedihan masih sering kali Younghoon rasakan, ia rindu tapi tidak tahu harus bagaimana. Kesedihannya ternyata berimbas pada Taehyung pula, Taehyung ikut susah dan bingung bagaimana cara menghibur Younghoon. Raut lelah sang Ayah lah yang membuat Younghoon tersadar bahwa ia tidak boleh berlarut-larut dalam kesedihan itu, ada sang Ayah yang selalu berusaha membuat dirinya bahagia, maka harusnya Younghoon membuktikan bahwa usaha sang Ayah tidaklah sia-sia, untuk itu ia mencoba terlihat baik-baik saja dan seperti Younghoon yang lama sebelum bertemu Jungkook.

" Younghoon, mau tangkap Kucing hutan? Di hutan ada banyak! Lucu-lucu, kau mau mencari satu untuk Taetae? " ajak Minjae si bocah petualang yang tidak bisa diam sejenak saja.

Younghoon menoleh pada Taehyung  meminta ijin dari sang Ayah yang saat ini tengah menyulam.

" Boleh, tapi ingat jangan terlalu dalam masuk kedalam hutan! Ada perbatasan dengan Negara Tiongkok disana yang tidak boleh dilewati siapapun tanpa ijin. Dan— "

" Pulang tepat waktu sebelum langit menjadi gelap. " sahut Minjae sambil tersenyum lebar, " Benarkan? "

Taehyung mencubit pipi gembul bocah itu.

" Younghoon, jangan jauh -jauh dari Minjae! " tutur Taehyung sambil mengusap surai sang Putra.

Younghoon mengangguk dengan semangat kemudian segera beranjak dari tempat duduknya bersama Minjae dan pergi ke dalam ke tempat tujuan dengan langkah ceria mereka.

Taehyung menggeleng gemas akan tingkah kedua bocah itu. Ia bersyukur masih ada bocah bernama Minjae yang mau mengajak sang Putra bermain setiap hari, setidaknya itu cukup membantu Younghoon mengobati sakit hatinya.


.

Disisi lain, Jungkook merasa gelisah. Ia tidak tahu mengapa perasaannya sangat cemas. Ia memang berada di Istana namun pikirannya sekarang ini berada di tempat dimana Taehyung serta Putranya berada.

" Yang Mulia, Yang Mulia. "

Bahkan ia sediri tidak fokus pada pertemuan kali ini yang membahas tentang Kerjasama dengan Kerajaan Tiongkok.
Jimin mengernyit melihat bagaimana Jungkook nampak gusar di singgasananya.

" Yang Mulia! " panggil Perdana Menteri Jung sembari meninggikan suaranya supaya Jungkook mendengarnya, cara itupun membuat Jungkook tersadar dari lamunannya.

" Ya? "

" Kerajaan Tiongkok bermaksud mengajukan kerjasama ekonomi dengan kita. Mereka juga mengirimkan undangan kepada anda untuk berkunjung ke sana sebagai bentuk terjalinnya kerjasama antara Silla dengan Tiongkok. Tiongkok juga ingin mengekspor kain serta hasil pertanian dan perkebunan mereka ke Silla dan mengimpor daging dan hasil ternak dari Silla, karena Tiongkok mengalami kesulitan dalam memenuhi hal tersebut di negaranya. "

" Kurasa itu tidak menyulitkan bagi kita. Kita kekurangan hasil pertanian, sedangkan kita kelebihan hasil ternak. Aku menyetujui perjanjian itu. Kirimkan surat kepada Tiongkok bahwa aku akan memenuhi undangan mereka. " kata Jungkook.

" Baik, Yang Mulia. "






○○○

「Tiongkok」

" Kita istirahat disini! Hari sudah mulai gelap, siapkan api unggun! " perintah Yibo pada pengawalnya.

" Baik, Pangeran! "

Wang Yibo beserta beberapa Pengawal terpercayanya tengah berada di hutan perbatasan antara Silla dengan Tiongkok untuk berburu. Namun sepertinya ia harus menunda sejenak, sebab sedari tadi ia mencari buruan tak kunjung pula ia dapat. Aneh, biasanya banyak rusa berkeliaran di area ini.

Srek

Srek

Srek

" Ssst! " isyarat supaya Pengawalnya diam Yibo berikan ketika ia mendengar bunyi sarukan daun-daun kering yang ia pikir itu adalah langkah kaki binatang.

Anak panah telah ia siapkah, mata awasnya sudah menargetkan sesuatu dibalik pohon besar tak jauh dari tempatnya.

Srek

Srek

S—

Hampir saja tangannya melepaskan anak panah dan mengenai sasarannya yang ternyata see— anak kecil dengan mata yang berbinar polos, tersenyum bak malaikat sembari mengusap-usap kepala anak Kucing Hutan yang ada di gendongannya. Celana anak itu basah dan kotor.

Yibo menurunkan anak panahnya.

" Younghoon! Aku dapat Kucingnya juga! " suara anak kecil lain yang kini menyusul dan berdiri disamping anak itu.
" Uh? Anda siapa? " tanya anak yang baru saja datang tadi ketika menyadari keberadaan Yibo dan beberapa Pengawal di hadapan mereka. Sebenarnya Younghoon juga ingin bertanya demikian, tetapi ia tidak bisa berbicara.

" Kalian kenapa masih berkeliaran di dalam hutan? Ini sudah mulai gelap, orangtua kalian pasti resah mencari kalian. Pulang lah! " kata Yibo.

" K-kami ... lupa jalan keluar Hutan ini, " terang Minjae.

" Darimana asalmu tinggal? " tanya Yibo.

" S-silla ... rumah kami ada di paling ujung daerah Silla, ada di dekat Hutan perbatasan Silla dengan Tiongkok. "

" Kami akan mengantar kalian pulang, tetapi sebelum itu, kemarilah dan makan bersama kami! Aku tahu kalian pasti lapar saat ini, " ajak Yibo yang dibalas anggukan antusias dari kedua bocah lugu itu.

Younghoon dan Minjae mengambil posisi duduk tak jauh dari Yibo, Younghoon berada tepat disebelah Yibo. Dari posisi sedekat itu, Yibo dapat melihat dengan jelas bahwa wajah bocah itu cukup mengingatkannya pada seseorang yang sampai saat ini lukisan wajahnya masih terpajang di dinding kamarnya walau ia sudah tahu orang itu telah dinikahi seorang Kaisar dari Kerajaan lain.

" Nama kalian siapa? " tanya Yibo sambil memberikan buah-buah segar bekalnya pada kedua bocah tadi.

" Aku Minjae, dan  yang ini Younghoon. Tapi maaf ya, Tuan, Younghoon ku ini spesial, dia tidak bisa berbicara, tapi jangan jauhi dia, karena dia sangat baik dan tidak akan melukai siapapun. "

Younghoon tersenyum kearah Yibo yang merasa iba akan kenyataan bahwa bocah sekecil dia harus menerima keadaan seperti itu.

Younghoon menoleh kanan dan kirinya seperti sedang mencari sesuatu, dan senyumnya mengembang ketika apa yang ia cari telah ia dapatkan. Ranting pohon.

' Nama Tuan siapa? ' tulis Younghoon diatas tanah dengan menggunakan ranting tadi.

Yibo tersenyum membacanya, " Wang Yibo. "

Minjae tersendak buah yang ia kunyah, ia terbatuk-batuk setelah mendengar nama Tuan yang memberi makanan untuknya dan Younghoon. Younghoon sendiri yanh tidak mengerti siapa Yibo itu hanya mengangguk polos.

" Y-yibo?! J-jangan bilang kalau Tuan ini, P-pangeran Tiongkok?! "

Mata bulat Younghoon melebar seketika mendengar penuturan Minjae.

" Sayang sekali itu memang benar, " balas Yibo sambil tertawa kecil melihat ekspresi frustasi kedua bocah dihadapannya ini.

Kedua bocah itu cepat-cepat merunduk dihadapan Yibo.
" M-maafkan kelancangan kami, Pangeran. M-maaf, " ucap Minjae dengan bersungguh-sungguh.

" Sudah, sudah, kalian tidak perlu seperti itu! Aku bukan tirani yang akan melayangkan tanganku pada anak kecil yang lugu seperti kalian. Oh— apa itu Kucing Hutan? Boleh aku memegangnya? "

Younghoon tersenyum lalu memerikannya ijin untuk memegang anak Kucing Hutan miliknya.

" Lucu sekali. Tapi dia ini masih anak-anak, Ibu dan Ayahnya pasti akan mencarinya, lepaskan dia! " tutur Yibo dengan pengertian.

Younghoon menggeleng lemah, enggan melepas kawan barunya itu.

" Pangeran, anak Kucing itu tidak punya Orang tua lagi. Kami menemukannya meraung-raung sendirian di Hutan, hampir saja dia tenggelam di sungai kecil disana kalau saja Younghoon tidak melihat dan berlari menyelamatkannya, itulah kenapa celananya basah sekarang, " terang Minjae, 
" Sama seperti anak kucing milikku ini, tapi punyaku lebih besar dari pada punya Younghoon. " sambung Minjae.

" Jadi menurutmu dia ditinggalkan orang tuanya begitu? Tapi kalau dilihat-lihat memang benar, tubuh anak Kucing itu kurus sekali. Kasihan sekali, " kata Yibo yang secara tidak langsung membuat Younghoon mengingat kisah sedihnya sendiri yang tidak diharapkan sang Abeoji. Mungkin anak Kucing itu ditinggal orangtuanya sendirian di Hutan, tetapi Younghoon lebih beruntung dari anak Kucing itu, karena masih ada sang Ayah yang mau menemani dan membesarkannya. Tidak seperti anak Kucing itu, setidaknya itu cukup menyadarkan Younghoon untuk bersyukur.

" Baiklah kalau kalian ingin merawatnya. Jangan lupa rawat engan benar-benar, beri makan, minum dan jangan kasar padanya, mengerti? "

" Tentu! " balas Minjae dibarengi anggukan antusias dari Younghoon.






.

Di Pondok,

Taehyung merasa cemas menantikan kepulangan sang Putra yang sampai sekarang, saat langit sudah mulai menggelap dan cuaca yang kurang menentu, sang Putra justru tak kunjung menampakkan diri bersama Minjae.

" Younghoon -ah, " lirihnya sambil menggigiti ujung jemarinya, kebiasaan dari kecil jikalau ia sedang gelisah.







.

.

" Younghoon-ah, kamu lelah? " tanya Minjae pada Younghoon yang mulai memperlambat langkah kakinya . Younghoon mengangguk sambil merunduk kearah kakinya yang rasanya hampir kehilangan daya untuk berjalan lagi, ia ingin memberitahu Minjae, namun ia tidak ingin membuat susah yang lainnya dan membuat perjalanan terganggu, terlebih ia sendiri ingin cepat-cepat sampai kerumah dan tidak ingin sang Ayah khawatir.
" Pangeran! Boleh kita beristirahat dulu? Temanku kelelahan, " pinta Minjae yang membuat Yibo menghentikan langkah kakinya dan berbalik kearah kedua bocah itu.

Younghoon bermaksud menolak ide Minjae, itulah mengapa ia menggeleng keras saat Yibo berjongkok di hadapannya.

" Jangan memaksakan diri, " kata Yibo, " Apa kau benar-benar ingin segera pulang hari ini? " tanya Yibo yang dibalas anggukan oleh Younghoon, " Baiklah, kita akan pulang hari ini juga, untuk itu aku akan menggendongmu karena aku tahu kakimu sudah mencapai batasnya. "

Dan setelah itu Yibo mengangkat tubuh mungil Younghoon dalam gendongan koala. Mereka pun melanjutkan perjalanan.

Dalam hati, Younghoon merasa kagum pada Yibo yang hangat serta perhatian, ia jadi berpikir bagamana kalau Yibo ini adalah Abeojinya pasti ia akan sangat bahagia memiliki Abeoji seperti Yibo. Namun ia tidak boleh menyesal pula memiliki Jungkook sebagai Abeoji, sungguh ia tidak menyesal walaupun Jungkook enggan menerimanya, mungkin Jungkook hanya butuh waktu saja, dan Younghoon tidak mengapa kalaupun harus menunggu lama supaya Jungkook bisa menerimanya.

" Kucingmu lucu, sepertimu. " puji Yibo sambil tersenyum ramah pada Younghoon.
Younghoon membalas senyuman itu sambil mengusap kepala anak kucingnya yang tertidur pulas dalam gendongannya.
" Kalau kelak aku memiliki anak, aku ingin satu yang sepertimu. Jangan berkecil hati karena kekuranganmu, Nak. Setiap manusia pasti tidak sempurna, termasuk aku. Aku sendiri memiliki kekurangan, aku tidak bisa bersiul, tidak bisa memancing, tidak bisa menggambar, tidak bisa menghapalkan kitab, dan masih banyak lagi. Kita semua punya kekurangan, tapi kita juga punya kelebihan, kau harus gunakan kelebihanmu itu dengan sebaik-baiknya. " tutur Yibo pada Younghoon, tambah lagi kekaguman Younghoon kepada sosok Pangeran Tiongkok itu. Taehyung dan Yibo memandang dirinya tidak berbeda dari yang lainnya, dan itu membuat hatinya menghangat.




Detik demi detik berlalu dengan berbagai obrolan yang dilakukan antara Yibo dengan Minjae sesekali mereka bercanda hingga membuat Younghoon ikut terhibur. Sepanjang perjalanan Pengawal kepercayaan Yibo juga siap siaga di belakang mereka bertiga.

Perhatian Yibo teralihkan ketika Younghoon bergerak-gerak dalam gendongannya sambil mengacungkan salah satu tangannya.
Yibo mengikuti arah yang ditunjuk Younghoon, disana ada sumber cahaya yang ia yakini berasal dari sebuah obor.

" Itu pasti Taetae! " seru Minjae sambil berlari kearah sumber cahaya itu.

" Younghoon -ah! " kemudian suara khas seorang laki-laki namun cukup lembut masuk kedalam gendang telingannya. Yibo menebak pasti itu adalah anggota keluarga Younghoon, oleh karena itu ia mempercepat langkah kakinya menyusul Minjae.




Deg




" Younghoon -ah! "

Yibo terpaku pada tempatnya, ia pun diam saja ketika sosok yang ia pikir adalah anggota keluarga Younghoon itu kini berada dihadapannya dengan raut kalut yang sangat ketara. Dengan satu tangannya yang memegang obor, ia menggunakan tangannya yang lain untuk membelai wajah Younghoon dengan lembut.

" Younghoon, kenapa kamu lama sekali, kamu tidak tahu bagaimana kacaunya Ayah, huh? "

Sosok 'Ayah' itu mendongakkan kepalanya, bermaksud mengucapkan terimakasih kepada Yibo yang telah membawa pulang sang Anak, namun kata-katanya hilang seiring kedua matanya menangkap visual sosok yang membawa sang Putra.

" Pa-pangeran Yibo? "

Diantara keremangan itu kedua pasang mata mereka bertemu, sedangkan disisi lain tepatnya di Istana Silla, sang Kaisar semakin gusar tanpa sebab yang pasti.

.


●» to be continued

Stay safe,
Cuci tangan, pakai hand sanitizer, makan makanan yang bergizi ( tidak perlu mahal, asalkan menyehatkan), minum air putih secara rutin, jangan mudah menyepelekan sesuatu.
God bless u.




Continue Reading

You'll Also Like

354K 3.9K 82
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...
98.6K 11.9K 37
'benci bisa jadi cinta loh, cantik' 'apaan, diem lu' 'aduh, malu malu ih si geulis' 'gue laki ya, jangan main cantik-cantik lu' 'tapi lu emang cantik...
808K 84.4K 57
Menceritakan tentang kehidupan 7 Dokter yang bekerja di rumah sakit besar 'Kasih Setia', mulai dari pekerjaan, persahabatan, keluarga, dan hubungan p...
72.8K 6.9K 30
Marsha Ravena baru saja diterima di salah satu perusahaan ternama, ia jelas sangat senang karena memang dari dulu itulah yang ia inginkan. tetapi kes...