BINHWAN

By annaankey

58.5K 6K 1.4K

Binhwan aneka rasa More

SAKIT
AKU JUGA SAKIT !
BAIKAN
MENIKAH
SAEM !! I LOVE YOU ♡
SAEM !! I LOVE YOU ♡♡
SAEM !! I LOVE YOU ♡♡♡
SAEM !! I LOVE YOU ♡♡♡♡
SELINGKUH
DI JODOHKAN
DI JODOHKAN (2)
DI JODOHKAN (3)
DI JODOHKAN (4)
DI JODOHKAN (5)
BECAUSE OF YOU
BECAUSE OF YOU 2
BECAUSE OF YOU 3
BECAUSE OF YOU 4
BECAUSE OF YOU 5
BECAUSE OF YOU 6
BECAUSE OF YOU 7
BECAUSE OF YOU 8
BECAUSE OF YOU 9
BECAUSE OF YOU (sequel)
HUJAN
HUJAN (end)
THE SECRET
THE SECRET (sequel)
THE SECRET (2)
CEMBURU
TAK JODOH (?)
TAK JODOH (?) sequel
JADILAH KEKASIHKU...!
JADILAH KEKASIHKU... ? (b)
JADILAH KEKASIHKU ! (c)
JADILAH KEKASIH KU ! (d)
JADILAH KEKASIHKU !! (E)
BINHWAN
BINHWAN
BINHWAN

BINHWAN

761 101 29
By annaankey












                           🥰🥰🥰🥰












Entah bagaimana ceritanya kini jinhwan dan hanbin kembali menjalin pertemanan seperti masa dimana mereka bersekolah dulu. Dongpyo tidak keberatan sama sekali, gadis itu malah terlihat sangat senang. Selama ini jinhwan memang menjaga jarak dengan para pria yang sengaja mendekatinya. Jinhwan juga tidak tahu kenapa dirinya seperti itu. Ada rasa ingin mencoba menjalin hubungan dengan seseorang, tapi hatinya selalu menolak. Jinhwan hanya tidak tega jika melihat dongpyo yang hidup tanpa kasih sayang sang ayah. Walaupun selama ini dongpyo tidak kekurangan kasih sayang sedikitpun, kedua kakek nenek nya begitu memanjakan nya. Tapi tetap saja rasa nya berbeda karena tidak adanya sang ayah.

"Eomma... ". Panggil dongpyo yang sedang bersandar di bahu jinhwan. Mereka sedang menikmati waktu santai, sebelum makan malam dan beristirahat.

" Hmm... Kenapa? ". Jinhwan tetap pada kegiatan nya mengecek ponselnya, tanpa menoleh sedikitpun. Memposting bunga-bunga nya di sosial media milik nya.

" Uncle hanbinie tampan ya.. ". Ujar gadis berusia 16 tahun itu membuat sang ibu menoleh.

" Tapi tetap ,appa ku yang lebih tampan ". Lanjutnya sambil tersenyum.

" Lalu.. ". Jinhwan menyudahi acaranya memposting bunga-bunga cantik miliknya di akun media sosial miliknya dan menanggapi sang putri.

" Hm.. Eomma kan sudah berteman lama dengan uncle hanbinie.. ". Jinhwan menunggu apa yang akan dongpyo katakan dengan alis yang menyernyit.
" Eomma tidak Ada perasaan apapun
Pada uncle hanbinie..? ". Lanjutnya.

" Kenapa kau bertanya seperti itu.. ". Jinhwan menatap dongpyo intens, membuat yang ditatap hanya menyunggingkan senyumnya.

" Aku pikir eomma masih sangat muda dan kenapa eomma tidak mencoba menjalin hubungan dengan seorang pria. Aku tidak akan melarang eomma, aku akan bahagia jika eomma bahagia. Lagi pula appa pasti akan ikut bahagia jika di sini kita bahagia ". Dongpyo mengakhiri kalimat panjangnya. Jinhwan hanya diam mendengarkan.

" Bukankah tuan Kim itu sudah beristri? Dongpyo~ya.. Uncle hanbinie  mu itu hanya teman SMA eomma.. Kenapa kau seperti itu.. ".

" Lagi pula eomma belum memikirkan nya... ". Jawab jinhwan penuh sesal.

" Hmm.. Tidak apa-apa. Mungkin eomma hanya belum siap. Tapi, aku merekomendasikan uncle hanbinie..mungkin saja uncle hanbinie belum menikah ...Hi hi " . Dongpyo terkikik setelah mengucap kan itu, ia juga tidak mengerti kenapa begitu cepat menyukai teman ibu nya yang tampan itu. Jinhwan hanya mengusak rambut dongpyo beberapa kali membalas ucapan putri nya yang
Sangat yakin itu.

Setelah berbincang dan makan  malam, keduanya pun beristirahat.

Pagi ini jinhwan tidak bisa mengantar dongpyo ke sekolah. Gadis itu memilih menaiki bis dari pada meminta kakek atau neneknya untuk mengantar nya. Padahal jinhwan sudah memaksanya tadi, tapi gadis itu tetap pada pendirian nya. Jinhwan hanya mengantar sampai di halte saja. Pagi-pagi sekali jinhwan sudah mendapat panggilan dari karyawan nya untuk datang segera ke perkebunan. Katanya Ada sedikit masalah pada beberapa tanaman nya. Membuat jinhwan mau tidak mau harus turun tangan.









****





Sepulang sekolah dongpyo tidak langsung pulang ke rumah atau pun ke toko bunga. Ia sedikit tidak bersemangat hari ini, tadi di sekolah Ada beberapa teman nya yang sedang membahas tentang pesta ulang tahun. Bukan pesta nya yang membuat dongpyo iri atau apa lah. Tapi tentang cerita mereka tentang ayah mereka yang memberikan ini itu Dan pergi liburan kesana kemari. Iri juga sih sebenarnya karena selama ini dongpyo tidak pernah merasakan itu. Walaupun keluarganya tidak pernah membiarkan nya kekurangan suatu apapun, hanya seorang ayah yang dongpyo tidak punya. Dan itu yang membuat dongpyo merasa sangat kekurangan, Ia tidak bisa ikut bercerita bersama teman-teman nya jika membahas tentang seorang ayah.




Tidak terasa bis yang dongpyo naiki berhenti pada sebuah halte yang jaraknya bisa di bilang jauh dari lokasi toko atau pun rumah nya. Dongpyo turun dan berjalan menyusuri pinggir jalan menuju ke suatu tempat yang biasa Ia kunjungi jika sedang merindukan ayah nya. Ya.. Sebuah pemakaman dimana di sana ada makam ayah nya. Dongpyo mengabaikan bahwa hari ini adalah hari yang Ia tunggu-tunggu. Rencana nya sepulang sekolah tadi Ia akan langsung ke toko, berharap akan bertemu pujaan hatinya. Dongpyo menunggu sekertaris Han asal tahu saja, karena beberapa minggu yang lalu yang mengambil pesanan bunga adalah uncle hanbinie nya bukan lagi sekertaris pujaan hatinya. Ya dongpyo mengakui jika Ia menyukai sosok sekertaris tampan itu.

Dongpyo sudah duduk bersimpuh di samping makam sang ayah. Tanpa sadar air matanya pun menetes.


"Appa... ".

Dongpyo tersenyum tapi air matanya masih senantiasa membasahi pipi.

" Hiks... Appa... Aku datang.. Maaf tidak membawa bunga... ".

" Appa.. Aku merindukan mu.. Hiks.. Appa... ".

Dongpyo larut dengan kesedihan nya, Ia menceritakan semua keluh kesahnya pada makam sang ayah. Tidak menyadari langit yang tiba-tiba menggelap, bukan karena matahari yang sudah kembali ke peraduan nya tapi karena awan hitam yang datang menyelimuti .











****







Hanbin berjalan menyusuri area pemakaman, setelah memberikan bunga dan bercerita pada makam istrinya seperti biasa. Padahal masih banyak yang ingin Ia cerita kan tapi karena melihat langit yang menggelap dengan terpaksa Ia mengakhiri pertemuan nya kali ini. Hanbin tidak di temani seungwoo kali ini, Ia pergi sendiri. Tadi Ia hanya menugaskan seungwoo untuk mengambil bunga ke toko milik jinhwan.

Rintik hujan mulai Ia rasakan membahasi kemeja yang Ia kenakan. Hanbin mempercepat langkahnya berniat segera sampai ke mobil nya. Tapi pendengaran nya menangkap sebuah suara tangis lirih dari arah kirinya. Hanbin menoleh ke arah kiri dan mendapati seseorang yang sedang menangis dan memeluk sebuah nisan. Hanbin memicingkan mata mempertajam penglihatan nya, Ia merasa tidak asing dengan seragam yang di kenakan oleh gadis yang sedang menangis itu. Hanbin mendekat menghampiri gadis itu dan terkejut saat gadis itu mendongak menatapnya, gadis itu juga terkejut mendapati seorang pria tiba-tiba berdiri di hadapan nya. Hanbin sempat membaca nama di dalam nisan tersebut, Son Dongwoon.

"Dongpyo... ".

" Uncle.. Hiks.. Hanbinie.. ". Dongpyo menatapnya sambil menangis.
Hanbin menghampiri dongpyo dan menenangkan gadis itu.

" Kita pulang.. Hujan sebentar lagi akan turun .. ". Hanbin memapah dongpyo yang masih menangis dan seperti tidak rela meninggalkan makam.

" Hiks.. Ap-pa.. Ini Appa ku.. ". Dongpyo menunjuk nisan di hadapan nya seakan sedang memberitahu hanbin. Hanbin hanya mengangguk mengiyakan.

" Iya... Sekarang kita pulang... ".

Keduanya berjalan cepat ke arah mobil milik hanbin dan memasuki mobil tersebut saat hujan deras jatuh
membasahi bumi.

Hanbin  menyodorkan tisu ke arah dongpyo dan gadis itu menerimanya lalu membersihkan wajah dan tangan nya yang basah dan kotor. Masih sesenggukan gadis itu menatap hanbin.

" Uncle.. Apa yang uncle lakukan di sini...? ". Tanya nya.
Hanbin yang sedang mengambil jas nya di kursi belakang segera menghentikan gerakan nya. Lalu menatap gadis di samping nya.

" Lalu apa yang kau lakukan? Sendirian pula..?".  Bukan nya menjawab, hanbin malah Bertanya sebaliknya.

" Uncle.. Pertanyaan ku belum kau jawab... ". Rengek dongpyo.

" Ini. Pakailah.. ". Hanbin memberikan jas nya. Dongpyo segera memakainya, karena sedari tadi Ia memang sudah sangat kedingingan.

" Aku menemui Appa ku... ". Jawab nya, matanya lurus menatap kedepan membuat hanbin menjadi tidak enak. Takut membuat gadis di samping nya semakin bersedih.
Hanbin cukup terkejut dengan fakta yang Ia dapati tentang Park jinhwan. Hanbin tidak menyangka jika suami jinhwan telah tiada. Hanbin menatap gadis di samping nya dan tangan nya Ia arah kan untuk mengusap kepala gadis itu, ikut merasakan kesedihan yang dongpyo rasakan.

" Maaf.. Uncle tidak tahu jika ayahmu sudah tidak Ada... ". Dongpyo hanya tersenyum menatap hanbin.

" Tidak apa-apa uncle.. Aku begini juga karena terlalu merindukan nya.." . Jawab dongpyo.

" Sejak kapan..? ". Tanya Hanbin ragu tapi seperti nya dongpyo tidak keberatan dengan pertanyaan nya, buktinya gadis itu langsung menjawab nya.

" Kata eomma saat usia ku 2 tahun... Sudah sangat lama.. ".  Dongpyo menjawab pertanyaan hanbin dan teman ibu nya itu hanya mengangguk mengerti.

" Lalu uncle sedang apa di pemakaman..? ". Pertanyaan dongpyo menghentikan gerakan tangan hanbin  yang akan menjalankan mobil nya. Pria tampan itu menoleh dan menatap sendu ke arah dongpyo.

" Uncle... ". Panggil dongpyo karena hanbin malah diam.

" Menemui istriku.. ". Jawab nya singkat sambil menatap lurus ke arah jalan.
Dongpyo terkejut ,tidak menyangka selama ini Ia pikir istri pria di samping nya ini masih hidup atau pun belum menikah.

" Maaf... ". Lirih dongpyo dan hanbin hanya tersenyum tipis sambil mengusak kepala dongpyo dengan tangan sebelahnya yang menganggur.

" Nasib kita sama ya uncle... ". Dongpyo menatap hanbin yang kini juga menatap nya. Hanbin mengangguk dan tersenyum membuat dongpyo ikut tersenyum.

" Rumahmu dimana.. Biar uncle mengantar kan mu.. Apa Ibumu tahu..kau pergi ke makam ayahmu..?".
Dongpyo menggeleng sambil menggigit bibirnya. Ia lupa dan tidak meminta ijin pada ibu nya, pasti ibu nya sedang khawatir sekarang. Dongpyo segera meraih tas nya dan melihat ponselnya yang mati.

" Ponselku mati... ". Tunjuk dongpyo pada ponselnya ke pria di samping nya.

" Ya sudah.. Biar uncle saja yang memberitahu Ibumu.. Sekarang tidurlah.. Seperti nya kau sangat kelelahan. Perjalanan kita juga lumayan panjang ". Hanbin menaikan suhu di dalam mobil agar tidak terlalu dingin.
Dongpyo hanya menuruti perintah pria dewasa di samping nya

Setelah 30 menit perjalanan dan hanbin juga sudah menghubungi jinhwan dan memberitahu kan keadaan putri nya.













****



Sementara di sebuah rumah, seorang wanita cantik beranak satu itu sedang  panik. Jinhwan sudah berkali-kali menghubungi ponsel dongpyo, teman-teman nya, bahkan kedua keluarganya. Tapi tidak Ada satu pun yang tahu di mana keberadaan dongpyo. Jinhwan pikir dongpyo tidak pergi ke toko dan memilih langsung  pulang ke rumah tapi saat dirinya sampai di rumah tidak Ada tanda-tanda putri nya berada. Jinhwan semakin panik saat ponsel dongpyo tidak bisa di hubungi. Ibu satu anak itu hanya mondar-mandir di dalam rumah nya. Mau keluar mencari tapi di liar sedang hujan deras, jinhwan hanya bisa panik dan menangis. Baru saja jinhwan akan menyambar kunci mobilnya dan berniat mencari dongpyo saat ponselnya berbunyi. Sebuah panggilan dari seseorang.





"Hanbin... ". Jinhwan membaca nama yang tertera di layar ponselnya.

" Ada apa hanbin~ah..? ". Tanya jinhwan tanpa basa-basi.

" Jinan... Apa kau di rumah? ". Tanya hanbin .

" Iya , tapi aku akan keluar.. ". Jawabnya dan dengan suara yang membuat hanbin tahu bahwa jinhwan pasti habis menangis.

" Ada apa..? ". Tanya jinhwan lagi.

" Katakan di mana alamat rumah mu..? ". Hanbin langsung saja pada tujuan nya untuk menanyakan alamat rumah jinhwan. Tadi ia tidak sempat bertanya pada dongpyo, gadis itu tertidur dengan nyenyaknya dan hanbin tidak tega membangunkan nya.

" Memangnya kenapa.. Maaf hanbin~ah.. Aku sedang buru-buru.. ".

" Dongpyo bersama ku.. ". Ucap hanbin memotong kalimat jinhwan saat jinhwan akan mematikan ponselnya.

" APA...? APA maksudmu.. Dongpyo bersama mu..? " .

"Tenang jinan~ah... Dongpyo baik-baik saja Dan cepat katakan dimana alamat rumahmu.. ".








Setelah 20 menit berlalu, mobil hanbin berhenti di halaman rumah yang terlihat sangat indah dan bersih. Banyak bunga-bunga di sekeliling rumah dan Ada taman kecil di dekat kolam air mancur menambah suasana rumah semakin terasa nyaman walaupun hanya dengan melihatnya saja.




Jinhwan yang sedang duduk menunggu di kursi yang berada di teras depan rumah langsung berdiri, menyambar payung di sebelahnya dan berjalan cepat menghampiri mobil hanbin. Tadi setelah memberitahukan alamat rumah nya pada hanbin, jinhwan merasakan kelegaan yang luar biasa. Putri nya sudah aman dan pria itu menyuruhnya menunggu tanpa harus merasa panik lagi.




Hanbin  keluar begitu saja tanpa memperdulikan hujan yang mengguyur tubuhnya. Jinhwan berjalan kearah hanbin dan memayungi pria itu yang berjalan ke pintu sebelahnya dimana Ada dongpyo yang tertidur di sana.

" Bangun kan saja hanbin~ah.. ".

" Tidak apa-apa.. Biar ku gendong saja. Dongpyo terlihat kelelahan.. ". Hanbin membuka pintu nya dan menggendong dongpyo. Jinhwan hanya diam sambil memayungi hanbin, ya walaupun tidak benar-benar bisa melindungi dari hujan.

Jinhwan membukakan pintu rumah nya dan berjalan lebih dulu ke dalam rumah.

" Kamar dongpyo di atas.. ".
Hanbin hanya mengangguk dan mengikuti jinhwan ke atas ke Kamar dongpyo.

Hanbin menurunkan tubuh dongpyo dari gendongan nya. Walaupun terlihat kurus tapi lumayan juga rasa nya. Hanbin tahu sedari tadi jinhwan merasa tidak enak kepadanya dan seperti ingin menanyakan sesuatu, tapi nanti saja.

"Aku tunggu di bawah saja.. ". Hanbin menepuk pundak jinhwan dan melangkah keluar dari Kamar dongpyo.

Jinhwan menyelimuti tubuh dongpyo, ia tahu putri nya kalau tidur memang sangat susah untuk di bangun kan. Dan jinhwan merasa tidak enak dengan hanbin sekarang. Seperti nya setelah ini jinhwan harus meminta maaf Dan mengucapkan terima kasih pada pria itu sekalian bertanya kenapa mereka bisa bersama.

Jinhwan menutup pintu Kamar dongpyo Dan berjalan menuruni anak tangga.

Hanbin yang sedang melihat-lihat foto di dinding yang kebanyakan adalah foto dongpyo Dan jinhwan, tidak menemukan satupun foto lelaki yang menjadi ayah dan suami dari kedua wanita di rumah itu. Menoleh saat mendengar deheman jinhwan yang menuruni anak tangga dan menghampiri nya.


Hanbin menyunggingkan senyumnya saat jinhwan tersenyum dengan ragu dan merasa tidak enak terhadapnya.

"Hanbin~ah.. Terima kasih banyak tapi bisakah kau ceritakan bagaimana bisa bertemu dengan dongpyo..? ". Ucap jinhwan panjang lebar. Hanbin hanya tersenyum menanggapinya.

" Bolehkan kita duduk dulu, baru ku ceritakan semuanya.. ".
Jinhwan yang terlalu penasaran seakan lupa dengan keadaan hanbin yang belum ia persilahkan untuk duduk, bahkan bajunya juga terlihat basah.

" Ah.. Maaf hanbin~ah... Kalau begitu silahkan duduk dulu.. Mau di sini atau di meja makan sana saja.. ". Tunjuk jinhwan ke arah meja makan.

" Di sana saja.. ". 

Jinhwan berjalan ke arah meja makan dan mempersilahkan hanbin untuk duduk dan dirinya pergi ke sebuah ruangan. Saat keluar , jinhwan membawa sebuah handuk dan ia berikan kepada hanbin yang langsung menerimanya.

" Maaf kau jadi basah semua.. ".

Hanbin tidak menjawab dan hanya tersenyum, jinhwan masih berdiri di samping kursi yang di duduki hanbin. Raut wajahnya masih merasa bersalah dan penasaran.

" Kenapa tidak duduk.. ". Tanya hanbin.

" Ah .. Aku lupa lagi.. Mau minum apa.. Biar ku buatkan untukmu. Coklat panas ,mau..? ". Tanya jinhwan beruntun, lagi-lagi hanbin hanya tersenyum dan kali ini mengangguk mengiyakan.

Jinhwan terlihat buru-buru mengambil susu cair di dalam kulkas, bubuk coklat di lemari penyimpanan dan sebuah panci. Setelah menuang susu ke dalam panci dan menyalakan kompor, jinhwan segera menyiapkan dua gelas untuk hanbin dan untuknya sendiri. Setelah coklat di masukan dan di aduk-aduk hingga mendidih barulah jinhwan mematikan api kompor dan segera menuang ke dalam gelas. Meraih nampan kecil dan menaruh dua gelas coklat panas itu dan membawanya ke meja makan.

" Silahkan.. Hati-hati masih terlalu panas ". Ucap jinhwan yang kini sedang membuka tutup toples berisi biskuit coklat buatan sendiri sebagai teman minum coklat panas.

" Terima kasih.. Kau repot-repot saja..".

" Tidak hanbin~ah.. Tidak repot sama sekali.. ".
Jinhwan sudah duduk di hadapan hanbin.

" Aku bertemu dongpyo di pemakaman.. ". Hanbin tahu sedari tadi jinhwan pasti menginginkan penjelasan dari nya.

" APA...? Pemakaman? ". Jinhwan tentu saja terkejut. Tidak biasa nya dongpyo akan ke sana, bahkan seingatnya ini bukan hari peringatan kematian ayah dongpyo. Dan biasanya jika dongpyo merindukan ayah nya, baru mereka ke sana itupun bersama dengan nya atau ditemani oleh keluarga ayah nya. Tapi dongpyo memilih pergi sendiri, apa dongpyo sedang Ada masalah? Kenapa sebagai ibu, dirinya tidak tahu apa yang sedang putri nya rasakan. Jinhwan mengusap wajahnya merasa frustasi.

Hanbin hanya diam memperhatikan jinhwan yang terlihat kalut.

" Kata dongpyo, ia menemui ayah nya.. Maaf jinan~ah.. Aku tidak tahu jika suamimu sudah meninggal ". Ucap hanbin menatap jinhwan yang kini juga menatap nya. Jinhwan menggerakan tangan nya di depan hanbin.

" Tidak, tidak apa-apa hanbin~ah... Lagi pula itu sudah sangat lama.. ".

" Lalu apa yang sedang kau lakukan di pemakaman hingga bertemu dengan dongpyo, tuan kim? ". Tanya jinhwan pada hanbin yang kini malah terdiam.

" Hanbin... ". Panggil jinhwan lagi.

" Ah.. Iya.. Aku.. Aku juga sedang berkunjung... ". Jawab nya setelah tersadar dari Lamunannya.

"Ayah dongpyo pergi saat dongpyo masih berusia 2 tahun, mungkin gadis itu sedang merindukan ayah nya. Tapi biasanya ia akan meminta ijin ku tapi tadi tidak Ada kabar sama sekali... ". Tanpa di Tanya, jinhwan menjelaskan pada hanbin membuat lelaki itu diam mendengar kan.

" Jadi selama ini kau hanya berdua dengan dongpyo...? ".

" Hehe.. Iya.. Aku sangat menikmati hidupku hanya berdua dengan putri ku yang semakin hari semakin besar saja.. Rasanya tidak rela sekali.. ". Ucap jinhwan sambil terkekeh.

Hanbin ikut tertawa mendengar kekehan wanita di hadapan nya, mungkin perasaan nya sudah lebih baik sekarang.

" Kau terlihat sangat bahagia.. ".

" Aku hanya menikmati hidupku saja.." . Jawab jinhwan lalu menyuruh hanbin untuk meminum coklat nya yang sudah mulai hangat " Minum lah.. Pasti sekarang sudah tidak panas lagi ".

Hanbin meminum coklat nya dan menaruhnya kembali di atas meja.

" Itu kan sudah lama kenapa kau tidak menikah lagi..? ".

" Hah...? Ahaha... Aku tidak memikirkan itu hanbin~ah.. Aku hanya fokus pada dongpyo dan bunga-bunga ku saat itu hingga sekarang.. ". Jawab jinhwan sambil tersenyum tidak merasa tersinggung ataupun tidak nyaman dengan pertanyaan dari hanbin. Jinhwan terlihat santai.

" Ah... Iya.. Waktu memang merubah segalanya. Aku pikir di hadapan ku adalah seorang Park jinhwan yang manja dan selalu marah-marah. Tapi Park jinhwan sekarang adalah wanita yang hebat dan kuat ". Ledek hanbin berusaha menggoda jinhwan.

" Yakh... ".

" Hahaha... ".

Kedua nya tertawa dengan ucapan hanbin yang kini malah membahas masa lalu mereka saat di sekolah berpuluh tahun lamanya.

" Hanbin~ah... Kau sudah menikah? ".

Pertanyaan jinhwan menghentikan tawa hanbin.

" Ehemm... Aku sudah menikah, 10 tahun yang lalu". Jawab hanbin menatap jinhwan yang juga menatap nya.

"Aku baru saja menemui nya dan  pulangnya bertemu dongpyo tadi.. ".

Jinhwan tidak mengerti sekarang dengan ucapan pria di hadapan nya.

" Maksudnya...? Aku tidak mengerti hanbin~ah.. ".

" Istriku juga sudah pergi... ".

" Hah...? ".

" Iya.. Tadi aku mengunjungi makam istriku... ".

" Apa...?  Eumm... Maaf hanbin~ah.. Aku tidak tahu... Kapan.. Apa belum lama ini.. Atau.. ? ". Ucap jinhwan gugup.

" Sudah lama.. 7 tahun yang lalu ". Jawab hanbin.

Jinhwan bingung mau bertanya apa lagi di situasi seperti ini. Ia benar-benar tidak menyangka jika pria sempurna di hadapan nya ini juga seperti dirinya. Jinhwan pikir istri hanbin masih hidup dan kehidupan mereka sangat sempurna. Bahkan jinhwan mengabaikan dongpyo yang selalu menjodoh-jodohkan dirinya dengan pria di hadapan nya karena ia pikir hanbin  memang pria beristri dan hidup bahagia. Kalaupun belum menikah jinhwan tidak sedikitpun memikirkan tentang ucapan dongpyo yang berharap dirinya bisa menjalin hubungan dengan pria di hadapan nya ini.

" Jadi.. Bunga yang selama ini kau pesan itu.. ".

" Iya.. Itu untuk istriku.. Setiap seminggu sekali aku pasti akan mengunjunginya ".

Jinhwan terdiam, wanita itu tidak tahu harus mengatakan apalagi. Hingga hanbin yang memecah keheningan dengan berdehem.

" Eheemm... ".

Jinhwan menoleh menatap hanbin.
Hanbin tersenyum.

" Tidak usah memasang wajah seperti itu park.. ". Ledek hanbin dan jinhwan hanya mendengus.

" Ck.. Kau ini... ". Jinhwan lagi-lagi terdiam.

" Jinan~ah... ".

" Hmmh...? ".

Hanbin tertawa melihat wajah jinhwan yang terlihat linglung.

" Apa.. Ishh... kenapa kau masih saja menyebalkan.. ".

" Hahah... Sudah-sudah... Ngomong-ngomong kenapa hujan nya semakin deras.. ". Hanbin melihat keluar jendela di ikuti jinhwan yang juga melihat ke arah yang sama.

" Lalu apa sekarang kau sudah menikah lagi..? ".

"Hah...?.. Ah aku belum menemukan yang tepat.. ". Jawab hanbin menatap jinhwan.

Jinhwan hanya mengangguk-angguk saja.

" Kenapa..? Kau mau menikah dengan ku..? ".

Jinhwan yang sedang meminum coklat nya, berhenti seketika dan menatap pria di depan nya. Untung saja coklat di dalam mulutnya tidak menyembur keluar.

Hanbin menatap intens wanita di depan nya, sedangkan jinhwan bingung harus melakukan apa. Hanya saling tatap menatap.








" Eomma... ".

Kedua orang yang sedang saling tatap itu menoleh bersamaan ke arah sumber suara.

Berdiri di ujung anak tangga, dongpyo dengan setelan rumahan menatap kedua orang dewasa di depan nya. Tadi saat terbangun dari tidurnya, dongpyo terkejut dengan keadaan dirinya yang sudah berada di kamar nya. Segera berganti seragamnya dengan setelan rumahan nya. Keluar dari Kamar dan mendengar suara tawa , samar-samar orang yang sedang berbincang juga.

Dongpyo tidak menyangka uncle favorit nya masih Ada di rumah nya dan sedang berbincang dengan ibu nya.
Gadis itu berjalan menghampiri kedua nya.

" Eomma... ". Dongpyo menunduk merasa bersalah kepada ibu nya. Ia sadar jika dirinya bersalah karena tidak memberitahu ibunya, tidak ijin jika akan pergi ke pemakaman.

Jinhwan masih diam.

" Maaf kan aku... Aku bersalah.. ".

Jinhwan berdiri mendorong kursi nya dan menghampiri dongpyo. Memeluk putri nya sayang dan berkali-kali memberikan kecupan di seluruh wajah dongpyo.

" Jangan lakukan lagi jika tidak ingin membuat eomma khawatir... ". Dongpyo hanya mengangguk di dalam pelukan ibu nya.

Hanbin terharu melihat kedekatan ibu dan anak di depan nya. Jujur saja Ia merasa Iri , tapi merasa hangat saat melihatnya. Tanpa sadar senyumnya tersungging.


































TBC










                          🐥🐥🐥














Haaaahhhh....

Gimana... Ada yang kangen sama kelanjutan nya..

Maap baru bisa nongol lagi... Kadang mood gk bisa di kondisikan.

Ini aja mendadak langsung jadi...

Pokoknya makasih sama semua nya yang masih setia...

Selalu .. Jangan lupa dukungan nya dengan koment dan vote nya.. Makasih yaa...


Wassalam annyeong...

*Ankey*

Continue Reading

You'll Also Like

170K 17.2K 22
[HIATUS] [Content warning!] Kemungkinan akan ada beberapa chapter yang membuat kalian para pembaca tidak nyaman. Jadi saya harap kalian benar-benar m...
565K 21.8K 49
Takdir yang membawa gadis cantik selalu kena hukuman setiap harinya dari kakak lelaki nya sendiri, karena kenakalan nya dan memiliki sahabat yang sam...
582K 2.7K 17
Cerita ini bagian dari @fantasibersama
389K 35.6K 88
Takdir kita Tuhan yang tulis, jadi mari jalani hidup seperti seharusnya.