My Conglomerate Husband (Comp...

By Au_thorsecret

89.3K 2.6K 132

Jangan lupa follow sebelum membaca 15+ "Cobalah membenciku..." "Aku tidak bisa...." "Kau egois..." Rank #01-L... More

-001-
-002-
-003-
-004-
-005-
-006-
-007-
-008-
-009-
-010-
-011-
-012-
-013-
info
Curhat Author
-014-
MHC 15
Cast Man
-017-
-018-
MHC 19
-020-
MHC 21
MHC 22
-023-
MHC 24
-025-
-026-
-027-
say thank you
-028-
-029-
-030-
MHC 31
-032-
-033-
-034-
-035-
-036-
-037-
-038-
-039-
-040-
Exstra Part -001-
Exstra Part -002-
promosi dan pengumuman

-016-

1.5K 51 2
By Au_thorsecret

01 Desember 2021.

Baru kemarin malam Ameera dan Jordan take off ke London untuk Honeymoon. Dan sekarang Steven dan Erlina hanya berdiam diri di mansionnya.

"Kak Steven, mamah dan ayah apa tidak kelamaan berbulan madunya sampai satu bulan?" tanya Erlina yang sedang berbaring di sofa dengan menjadikan paha Steven sebagai bantalan. "Hehe, mungkin tidak," tebak Steven terkekeh.

"Mengapa kakak tertawa?" tanya Erlina. Ia mendongak ke atas memandang wajah Steven. "Tidak apa, hanya saja sedikit lucu mendengar pertanyaanmu," sahut Steven seraya mengusap-usap pipi halus Erlina.

"Kak, bagaimana kekasih kakak?" tanya Erlina lagi. "Mengapa menanyakan itu?"
sahut Steven, tangannya beralih mengusap- usap rambut Erlina.

"Aku hanya ingin tahu saja, apa kakak masih berhubungan dengan dia atau tidak," ketus Erlina. Ia pun mengubah posisinya menjadi duduk.

"Kakak masih berhubungan dengan dia, tetapi ya begitulah, Chell. Kakak tidak begitu menyukainya," ungkap Steven datar.

"Apa?, kakak tak menyukainya? Mengapa kakak mengencaninya, dasar bodoh," sarkas Erlina. "Kau yang bodoh, Michelle Erlina Baldquin ... " lirih Steven dengan penuh penekanan. Steven pun menundukkan wajahnya.

"Kok, aku sih yang bodoh. Kakak seharusnya mengencani seseorang yang kakak sukai," celetuk Erlina. Kau bodoh tidak menyadari jika aku mencintaimu, teriak Steven di dalam hati.

"Kakak hanya mencintai satu perempuan, Chell, dia selalu membuat kakak terpana hanya dengan senyumannya, bahkan sangat bahagia melihat tingkahnya. Meskipun terkadang dia sungguh menyebalkan bagi kakak dan pastinya bukan kekasih kakak sekarang ini ..." lirih Steven dengan tatapannya yang kosong.

"Shit," umpat Steven ketika air matanya keluar begitu saja. Ia pun langsung menepisnya dengan kasar.  "Kak Steven, maaf, maafkan aku. A---aku tak bermaksud membuat kakak sedih seperti ini," tutur Erlina.

"Tak apa, maafkan kakak sudah mengatai kamu bodoh. Hehe ... " Steven terkekeh, tetapi tidak dengan hatinya yang terdapat luka yang begitu dalam.

"Namun, mengapa kakak tidak mengencani perempuan itu?" tanya Erlina penasaran. "Hehe." Steven pun terkekeh miris.

"karena ... perempuan itu sudah memiliki seseorang dihatinya, meskipun seseorang itu tidak pernah memandang cinta si perempuan sama sekali," jelas Steven terisak, ia menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

Steven malu, sangat teramat malu, bisa bisanya ia menangis dihadapan perempuan. Ya, perempuan yang sangat tidak peka jika ia mencintainya.

"Kurasa nasib perempuan itu sama denganku," gumam Erlina yang tidak dapat di dengar oleh Steven.

"Mengapa kakak masih bertahan?" tanya Erlina melembut. Erlina pun menggeser duduknya mendekati Steven, menurunkan tangan Steven dari wajahnya.

"Karena, kakak sangat mencintainya, dan kakak sangat siap menjadi sandarannya di saat ia menangis, sekalipun kakak sedang tidak ada di sampingnya kakak akan pergi menghampiri dia, Chell," terang Steven.

"Hiks ... hiks ... kakak bodoh, sangat bodoh ... hiks ..." Erlina memukuli lengan kakaknya itu. Steven pun membawa Erlina ke dalam dekapannya

"Ya, Michell. Kau benar, kakak itu lelaki terbodoh, bodoh tidak bisa membuat perempuan itu tersenyum, kakak bodoh tidak dapat mengambil hatinya bahkan menggenggam tangannya saja kakak merasa sangat sulit. Only because one a reason," imbuh Steven dengan nada lemahnya ketika mengucapkan kalimat terakhir.

"Apa?" tanya Erlina mendongak. "Nanti juga kau akan tahu," jawab Steven seraya mencubit hidung Erlina.

"Cie, adik kakak menangis," ledek Steven, membuat Erlina melerai pelukannya. "Ishh, ini juga kan karena kakak," celetuk Erlina. Tangannya pun terangkat untuk memukul dada bidang Steven dengan pelan.

"Hehe." Steven pun terkekeh, lalu membawa Erlina ke dalam dekapannya lagi. Bagaimana aku bisa menghapus perasaan ini, jika memeluk Erlina saja membuatku nyaman, pikir Steven.

"I love you, Kak." Empat kata berjuta makna untuk Steven. "Love you too more anda more, Adikku," balas Steven.

Tes

Air mata pun kembali meluncur mulus di pipi Steven tanpa ia sadari. Mengapa aku jadi cengeng begini, pikir Steven.

🗽🗽🗽


Tak terasa empat hari lagi mereka akan kembali sibuk dengan kuliahnya.,Begitu juga dengan Ameera dan Jordan yang tinggal menghitung hari untuk menghabisi Honeymoon nya di London. Selama satu bulan itu Jordan dan Ameera tak pernah lepas untuk bertukar kabar dengan kedua anaknya walau hanya sekedar chating.

Steven dan Erlina hanya menghabisi holidaynya dirumah, ya seperti anak kuliahan biasanya kerjaannya hanya berlomba-lomba menyelesaikan skripsinya, itulah yang mereka berdua lakukan. Namun, sesekali mereka keluar untuk sekedar makan dan jalan jalan untuk mengilangkan penat, pikir mereka.

Sedangkan Erlina sering meninggalkan Steven di rumah hanya untuk bertemu sahabatnya---Endless atau mantan pacarnya---Fransisco.

Bagaimana kabar Amarlic?, Erlina tidak tahu. Semenjak pertemuan terakhir mereka di acara Resepsi pernikahan mamahnya, Erlina dan Amarlic tak pernah bertemu. Namun, itu tak mengurangi perasaannya sedikit pun pada Amarlic. Katakan saja Erlina budak cinta Amarlic. Bahkan rasa rindu ingin bertemu dengan Amarlic membuat ia semakin ingin memiliki Amarlic seorang.

"Kak, aku bosaaan. Kita ke pantai, yuk," ajak Erlina seraya bergelayut manja. Ia duduk di samping Steven yang sedang duduk di sofa.

"Besok saja, ya. Kakak merasa lelah sekali setelah mengerjakan skripsi," sahut Steven seraya menyandarkan kepalanya ke bahu Erlina.

"Sekarang saja, ya, Kak," desak Erlina. Tangannya pun memainkan rambut Steven. "Tidak, Michell, kakak lelah." Steven menggeleng-gelengkan kepalanya, tanda ia menolak.

" ... " Erlina terdiam tak menjawab. Sedangkan tangan jahilnya mengelitiki leher Steven. "Michell, jangan seperti itu," protes Steven.

"Why?" ledek Erlina pura-pura tak mengerti dengan apa yang dikatakan Steven. "Michell, jangan! Apa kau tidak tahu, ini sangat geli," ketus Steven. Bukannya berhenti, Erlina malah semakin menjadi-jadi.

" ... " Steven pun menyeringai, tanda ia mempunyai ide untuk membalas adik nakalnya ini. "Ah, Kak, geli. Haha ... berhenti, Kak," teriak Erlina ketika Steven balik menyerangnya dengan mengelitiki perut rata Erlina.

"Kak, hah sudah, aku sangat kegelian," ucap Erlina seraya menyentuh perutnya. Steven pun berhenti, menatap Erlina yang sedang kegelian. "Geli tahu!!" Erlina memukul bahu Steven pelan.

Oh, tidak. Erlina merasakan ada yang berbeda dari tatapan Steven kali ini, tatapannya dalam yang membuat siapa pun yang melihatnya akan ikut tenggelam.

"Kak, ada apa?" tanya Erlina ketika Steven menatapnya dengan tatapan yang sulit untuk diartikan. "Minggir, aku mau ke kamar," celetuk Erlina lagi. Namun, tetap saja, Steven diam tak bergeming.

Tidak ini tidak boleh terjadi, aku adikmu kak, batin Erlina.

Bukannya menjauh, Steven memiringkan kepalanya, mendekati wajah Erlina. Semakin dekat, semakin terasa hembusan nafas  Steven yang begitu hangat di wajah Erlina. Erlina yang sudah tahu apa yang akan terjadi jika situasi seperti ini. Ia hanya bisa memejamkan matanya erat, ia tak mau melihat apa yang dilakukan kakaknya ini. Namun, kedua tangannya menahan bahu Steven, mencoba memberikan jarak di antara mereka.

Oh, tuhan tolonglah aku! Ini semua tidak benar, batin Erlina.

Satu

Dua

Tiga

Tuk ... tuk ... tuk ...

"Aw." Erlina membelalakan matanya tidak percaya dengan apa yang dilakukan kakaknya itu. "Kakak, apa-apaan, sih? Mukul kepala aku segala," protes Erlina tidak Terima jika kepalanya dipukul oleh spidol.

"Pasti kau berpikiran macam-macam, ya?" ledek Steven membuat Erlina menyipitkan matanya kesal, "tidak, kau sok tahu. Awas, aku mau ke kamar," celetuk Erlina seraya bangkit dari duduknya.

Sedangkan yang ditinggalkan, hanya bisa tertawa melihat tingkah Erlina yang bisa dibilang polos, tetapi tidak terlalu polos. Ya, bagaimana, ya? Ya, intinya seperti itu, deh. Hehe ...



Wah ganggu aja nih...
Kak Steven aku baper
Part part ini aku banyakin bagian Steven dan Erlina nya

Because Part2 yang akan datang, Steven akan tergantikan😢

Dikit lagi End

Tapi boong

🙏🙏 hampura nya
Jangan lupa votenyaReaders

Mungkin setelah part ini, aku unpublis dulu sementara, dikarenakan 2 minggu kedepan aku very bussy.

Setelah part ini ada konflik sedikit demi sedikit aku datengin

Kalo boleh tau menurut kalian siapa yang jadi HUSBAND CONGLOMERATE nya Erlina
●Steven william Jackson
●Amarlic baldwin Chatillon
●Fransisco Tueson
Soalnya mereka yang aku sebutin di atas itu, keturunan Conglomerate semua loh

Yuhuuu tebak siapaaaa hayoo😂
Cocoknya sama siapa nih
Aku bingung?
Aku sudah baper sama abang Steven nih...

Continue Reading

You'll Also Like

45.3K 1.1K 42
kia melakukan kesalahan, karena telah menabrak nita ibu dari Bean hingga membuatnya koma,yang menyebabkan kia Andrian putri terjebak dengan putra Sin...
3.6M 53K 32
Mature Content || 21+ Varo sudah berhenti memikirkan pernikahan saat usianya memasuki kepala 4, karena ia selalu merasa cintanya sudah habis oleh per...
121K 15.3K 32
[Republish] Tentang Son Wendy yang memilih Min Yoongi sebagai cinta pertamanya. Lalu bagaimana dengan Min Yoongi? . . . [Cerita ringan, ngga bikin bo...
1.1K 284 17
Di kehidupannya dahulu Agatha punya dosa apa sih?! Sampai-sampai harus di paksa menikah begini, mana nikahnya sama Zayn lagi. Iya Zayn, aktor dengan...