THE SUN FOR ALVIN

By Irvama_Chubby07

26 6 1

Cowo dingin yang menatap matanya masih memasang muka datar, hingga satu detik kemudian. Dia tersenyum. #0704... More

~PROLOG~
Pertemuan

Jas Lab

7 2 1
By Irvama_Chubby07


Dia keluar dari rumahnya setelah berpamitan pada sang Bunda, dan seperti biasa memberi sedikit senyuman untuk oma Tesa- tetangganya sebelum dia masuk ke dalam mobil jazz putihnya.

Setelah beberapa menit melalui perjalanan yang bisa dibilang agak sedikit macet, akhirnya Dia sampai di depan gerbang sekolahnya. Dia memencet klakson sebagai penanda agar Pak Nano, satpam penjaga sekolah yang sedang menutup pintu gerbang untuk berhenti dan kembali membuka pintu gerbang untuknya.

Pak Nano terkaget, lalu menyipitkan matanya dan kembali menormal setelah sadar bahwa itu adalah langganannya dalam hal ini. Dia adalah, Alvin.

Pak Nano menelan ludahnya sedikit sebal lalu kembali membuka setengah pintu gerbang untuk Alvin. Suara ban menderu ketika memasuki gerbang sekolah SMA Taruna Bangsa, "Thank's pak." ucapnya yang dibalas anggukkan dari Pak Nano.

Sebelum keluar dari mobilnya, Alvin membuka bajunya lalu menggantinya dengan kaus olahraga. Tadi dia hanya memakai kaus putih ditambah celana olahraga. Setelah itu dia menutup pintu lalu jalan santai menuju lapangan.

"ALVIN! " teriak seseorang dari lapangan saat melihat batang hidung Alvin yang baru muncul, sebut saja dia Ka Reza. Guru olahraga yang umurnya masih terbilang muda, sedangkan Alvin walaupun dia mendengar nama'nya dipanggil tetap saja dia berjalan santai, dasar Alvin.

Setelah sampai dipinggir lapangan, dia menaruh tasnya asal. Lalu berlari menuju tengah lapangan.

"Kamu telat lagi hari ini" ucap Ka Reza.

Kenan menyenggol tangan Andra, sedangkan Andra menyenggol tangan Farrel. "Walaupun telat juga hukuman'nya pasti gampang" ucap Kenan, yang dibalas toyoran dari keduanya.

Alvin menoleh dan hanya memasang muka datarnya. "Lari kelilingi lapangan dua putaran. Sekarang." ucap Ka Reza sedikit tegas.

Mendengarnya bukan Alvin yang histeris malah justru cewe-cewe yang sedang melihatnya dari lantai 2 padahal Alvin hanya disuruh lari dua putaran.

"Ga adil wooo ka Reza"

"Tau kan kasian kak Darrel"

"Aku temenin deh kak!"

"Aku yang gantiin deh kak!"

Dan seperti biasa Alvin tak perduli, dia malah sudah memulai hukuman'nya

●●●●

Dia mengigit jarinya, kebingungan. Hari ini adalah jadwal kelasnya untuk praktek biologi tapi dia malah meninggalkan jas labnya di dalam kamar. Dia adalah Nazwa.

Teman-temannya pun tak kalah bingung, Adelia si cantik tapi tomboy kembali ke tempat duduknya setelah selesai memata-matai kedatangan Pak Anwar guru biologi dari depan kelas. "Pak Anwar belom dateng, mending lo pinjem jas lab ke kelas sebelah Wa cepet!" ucapnya lalu mendorong Nazwa keluar dari kelas.

Setelah keluar dari kelas, bisa Nazwa lihat sekarang sekumpulan orang yang sedang melakukan pemanasan sebelum berolahraga dan satu orang sedang berlari mengelilingi lapangan.

Melangkah dengan cepat hingga sampai di depan kelas 12 mia-2, sepi. Nazwa mengintip melalui jendela sambil menoleh ke kiri lalu ke kanan dan akhirnya mendapatkan figur seorang cowo yang sedang memainkan ponsel.

Nazwa melangkah memasuki ruang kelas, dan mendekati cowo tadi.

"Hai!" sapanya, sambil tersenyum awkward.

Cowo tadi menoleh, membulatkan matanya lalu membenarkan posisi duduknya. Dadanya cukup berdegup, bagaimana tidak jika yang sekarang ada dihadapannya adalah Nazwa Alisia. Seorang gadis periang yang terkenal disekolahnya.

Nazwa menatapnya bingung sambil melambai-lambaikan tangannya "Hello, i'm here?" ucapnya yang nampaknya menyandarkan cowo tadi.

"M-mm apa?" akhirnya dia bicara.

Nazwa melirik sebuah jas lab yang terlipat rapi di meja cowo tadi. Mengambilnya lalu "Gue pinjem jas lab lo, nanti istirahat gue balikin. Oke" ucapnya cepat lalu berlari kembali ke-kelasnya. Karena jika dia ketahuan meminjam jas lab dari kelas lain, mungkin dia tidak akan diizinkan untuk mengikuti praktek hari ini.

Dan akhirnya Nazwa bisa membuang nafasnya lega saat dia berhasil duduk di kursinya sebelum Pak Anwar sampai dikelasnya.

"Dapet Wa?" tanya Fani si cewe yang cara berfikirnya agak lamban, hanya dibalas anggukan dari Nazwa.

Semua ikut membuang nafas lega ketika mendengar'nya, kecuali Sandra dkk dibelakang sana yang malah menatap ke arah mereka sinis.

Sandra si cewe centil yang kerjaannya mencari masalah dengan Nazwa, Nadira si cewe yang bisa dibilang baik tapi tidak terlalu baik ya begitulah, dan satu lagi Ellena si cewe jutek yang sok cantik.

Sandra dkk yang nampaknya tak pernah bisa melihat Nazwa dkk gembira.

Tak lama Pak Anwar memasuki ruang kelas, berdiri di depan. Lalu memberikan instruksi tentang apa yang akan mereka kerjakan di dalam lab nanti.

"Oke penjelasan selesai, kelompok sudah dibagikan. Sekarang kita langsung saja ke lab. Dan bagi kalian yang tidak membawa jas lab, saya hanya akan memberi kalian hukuman ringan. Yaitu memenuhi 4 lembar buku kalian dengan tulisan nama saya" ocehnya tersenyum seram lalu menghadap papan tulis dan menuliskan 'Pak Anwar Ganteng' membuat anak-anak yang membacanya jadi menaha tawa. Namanya juga Pak Anwar. Sok kegantengan. Lalu setelah itu Pak Anwar melangkah keluar kelas berjalan menuju lab.

Setelah sampai di lab semua berkumpul sesuai kelompok masing-masing, hampir 1 jam setengah berusaha menyelesaikan akhirnya pekerjaan Nazwa dkk selesai. Rania tadinya ingin mengumpulkan hasil kerja mereka tapi saat melihat meja guru Pak Anwar tidak ada, dan Gio si ketua kelas memberitahu bahwa tadi Pak Anwar pergi keluar untuk ke toilet.

Lalu entah mengapa tiba-tiba Sandra mendekat dan menumpahkan pewarna ke jas lab yang Nazwa gunakan "Upss.. Ga sengaja."

Nazwa melebarkan mulutnya, lalu menatap Sandra dengan tatapan kesal.

"Maksut lo apa hah!" bentak Nazwa sambil mendorong pundak Sandra, membuat semua mata menatapnya dan suasana di dalam lab menjadi hening.

Beberapa orang mulai menaruh alat kerja yang sedang dipegang, ada juga beberapa yang kini mengambil ponsel dari saku untuk merekam Nazwa dan Sandra. Menyebalkan.

"Kan gue udah bilang ga sengaja" sahut Sandra, menekan kata lalu bertolak pinggang.

Nazwa terlihat semakin emosi.

"Lo bego atau gimana, jelas-jelas lo numpahin itu dengan sengaja ke jas lab gue!" ucapnya lalu menjambak rambut Sandra.

Suasana mulai riuh, Sandra membalas jambakan Nazwa "Lo tuh bener bener gila tau ga!"

"Lo yang gila, kurang kerjaan lo!" balas Nazwa.

Dan sekarang terdengar ada sebagian yang teriak membela Nazwa dan sebagian teriak membela Sandra.

Adelia yang berada di dekat Nazwa, berusaha memisahkan tapi itu adalah hal yang susah. Hingga tiba...

"NAZWA, SANDRA!" bentak Pak Anwar cukup kencang menggema di lab. Nampaknya dia baru saja kembali dari toilet karena kini dia berdiri di depan pintu.

Nazwa maupun Sandra berhenti, Nazwa menatap Sandra sebentar lalu membenarkan posisi jasnya. Sedangkan Sandra dibantu Nadira dan Ellena yang sedang memegang kepalanya, nampaknya Sandra pusing.

"Kalian berdua. Ikut saya ke kantor!".

●●●●

Nazwa membuka jas labnya lalu duduk disamping Sandra setelah dipaksa oleh Pak Anwar.

"Kalian ini apa maksutnya hah?" tanya Pak Anwar.

"Dia duluan Pak yang mulai, gajelas tiba-tiba numpahin pewarna di jas lab saya!" jaab Nazwa sambil melirik Sandra sinis.

"Tapi lo duluan yang jambak gue!"

"Itu karena gue kesel sama lo, makanya gue jambak lo. Emang pantes tau ga si lo buat di jambak!"

"Diam!" Pak Anwar menggebrak meja, membuat Nazwa sekaligus Sandra tertegun. Dan kembali diam.

"Ini bukan pertama kalinya kalian berantam seperti ini, apakah kalian tidak bosan?, gantilah pasangan berantam kalian itu!" ucap Pak Anwar membuat nazwa dan sandra mengernyitkan dahi.

"M-mm maksut saya, berhentilah berantam gak ada gunanya. Apalagi kalian berantam dalam lab tadi, bahaya sekali. Jika sekali lagi kalian ketahuan berantam, saya ga segan segan untuk memberi kalian skors, mengerti!" oceh Pak Anwar. Nazwa dan Sandra hanya diam, Pak Anwar kembali menggebrak mejanya "Mengerti tidak!"

Nazwa dan Sandra kembali tertegun.

"Ngerti Pak!" ucap mereka bersamaan. Dan Nazwa langsung pergi keluar ruangan sebelum Pak Anwar menyuruhnya.

Didepan ruang guru, sudah ada Adelia, Fani dan juga Freya yang menunggunya.

Freya melangkah maju mendekati Nazwa yang menyender di tembok, bersamaan dengan Sandra yang baru saja melewati mereka.

"Ta gimana? Lo ga dihukum buat bersihin toilet lagi kan?" tanya Freya. Ya memang dulu Nazwa pernah mengalami hukuman itu saat Nazwa berantam dengan Sandra hanya karena Nazwa yang tidak sengaja menginjak kaki Sandra.

"Kalo sekali lagi gue ketauan berantem, gue bakal kena skors. Gitu kata Pak Anwar" ucapnya menatap ketiga temannya dengan tatapan datar.

Fani mengedipkan matanya dua kali "Berarti lo masih bisa buat berantem satu kali lagi sama Sandra dong Wa?" tanyanya polos, membuat Adelia ingin menelannya.

"Bodo Fan" ucap Freya tepat didepan telinganya.

"Terus itu, jas lab lo minjem sama siapa?" tanya Adelia.

Nazwa melirik jas lab tersebut dengan tatapan poor. Warna biru kini menghiasi sebagian dari jas lab itu. "Gue pinjem sama orang, tapi gue gatau orang itu siapa."

"Pinter deh lo Wa!" Freya memutar bola matanya.

"Coba aja yuk, kita ke kelas mia-2 kali aja kalo Nazwa liat orangnya dia jadi tau dia minjem sama siapa." oceh Fani, teman-temannya langsung menatapnya sambil tersenyum sumringah "Tumben Fan lo pinter!" soal ini Nazwa yang jujur.

●●●●

Nazwa melihat sekeliling lapangan setelah mencari ke dalam kelas namun tidak ada dan akhirnya dia menemukan figur cowo yang tadi pagi dia pinjam jas lab-nya.

Nazwa dkk menghampirinya.

Mata cowo itu membulat, entah kenapa responnya selalu seperti itu saat melihat Nazwa apalagi kali ini ditambah Adelia, Fani dan juga Freya.

"Ini jas lab lo, gue minta maaf banget. Jas lo kena pewarna," ucap Nazwa lalu melebarkan jas lab yang ada ditangannya agar cowo tadi melihatnya.

Mata cowo tadi kembali melebar, atau bisa dibilang semakin melebar?.

"I-ini bukan pu-punya gue" begitu ucapnya.

Nazwa dkk serempak saling menoleh, bingung.

"Jadi cowo tadi pagi yang Nazwa temuin dikelas itu bukan lo?" tanya Adelia

"Atau jangan-jangan Wa, yang tadi pagi lo temuin itu-" ucapan Fani terpotong karena Adelia menutup mulutnya.

"Gu-gue ko bener gue. Tapi itu bukan jas gue." jawabnya

"Terus jas siapa?" tanya Freya.

Cowo tadi melihat ke tengah lapangan, lalu menunjuk figur cowo yang sedang melempar bola basket ke arah ring.

Dia adalah,
Alvin Darrel Lovyno



Hi!

Chapter pertama ini gimana menurut kalian? Bikin kalian jadi penasaran ga? Atau malah biasa aja?

Dan kira-kira Alvin bakal marah ga ya kalo tau jas lab-nya jadi berwarna gitu?

Comment jangan lupa ya biar rame wkwk. Dan satu lagi yang jangan sampe lupaa adalah, pencet tombol VOTE :)

Continue Reading

You'll Also Like

110M 3.4M 115
The Bad Boy and The Tomboy is now published as a Wattpad Book! As a Wattpad reader, you can access both the Original Edition and Books Edition upon p...