By. Ewiwie (drs)
Detik bergerak sangat lambat siang itu.
Entah detaknya atau perasaanku yang tak tentu
Deru kenalpot mobil bersahutan membelah waktu
Memperpendek jarak melewati beribu batu
Aku ingin tiba sesegera mungkin disana
Ditempat yang baru saja mengabarkan kabar fana
Iya.. Harapku itu hanya berita fana lantas perlahan sirna
Tenda terpasang dihalaman menyadarkan diri
Bahwa apa yang terdengar bukan sebuah halusinasi bukan berita fana yang dengan mudah sirna
Bukan lelucon yang bermaksud menakut-nakuti
Ya.. Ini nyata
Dan tibaku tak berhasil mempertemukan kita
Aku terlambat, aku tak sempat
Entah begitu lamban mesin melaju
atau memang sudah ketetapanNya begitu
Lagi... mata ini berembun menyaksikan deretan sepatu yang tersusun.
Benda itu tak lagi menghiasi kakimu
Netra ini memandang kesetiap sudut ruang
Berharap kutemukan engkau sedang duduk diperaduan
Atau malah sedang membuka lembaran buku sambil sesekali mencandaiku
Tapi sekali lagi tak kutemukan itu
Semua benar-benar terasa berbeda
Tak kudapati seseorang yang biasa berbagi cerita
Dalam diam isakku tak reda.
Kalau waktu bisa diulang, aku ingin datang lebih cepat
Satu atau dua hari lebih awal agar semua dirasa tepat
Ah... Bukankah tak pernah siap serta tak ada waktu yang benar-benar tepat Untuk menerima sebuah berita kehilangan?
Sampai hari ini, terkadang senyummu masih tergambar begitu nyata, menyapaku membawa banyak bunga-bunga
Bukan, bukan aku tak menerima keadaan ini
Aku hanya tak tau bagaimana caranya
Mengobati rindu tanpa bertemu.
Aku hanya tak tau bagaimana melepaskan kerinduan
Padamu yang telah kembali kepangkuan.
Pedamaran. Juni 2022
Ada yang tak terlihat namun masih teringat
Jp