A Fault in Our Love (exclusiv...

By ayawidjaja

9K 646 1.5K

Bagi Alta, Ryandra adalah orang yang aneh. Biar pun Ryandra jomblo sejati, dia selalu punya solusi untuk dram... More

[1] Miss Dating
[3] Misleading
[4] Missed Communication
[5] Miscommunication

[2] Missing Piece

1K 189 824
By ayawidjaja

Ryandra sedang nongkrongdi taman depan jurusan sambil menunggu dosen pembimbing. Ekor matanya menangkap Alta yang berjalan menandak-nandak dari kejauhan. Ryandra dan Alta tidak  satu fakultas. Alta bahkan empat semester di bawah Ryandra. Cowok itu tinggal menyelesaikan skripsi. Dilihat dari gelagat Alta yang repot-repot mencari Ryandra sampai ke jurusan, dia pasti ingin curhat. Setidaknya, merengek habis-habisan. Tapi Ryandra memilih pura-pura tidak melihat.

Ternyata Alta memang mencari Ryandra. Teman-teman Ryandra ikut menoleh. Disusul dengan ekspresi terpesona dan bibir yang ternganga. Kalau tidak tahu bahwa cewek ini otaknya gesrek, kemunculan Alta ibarat es sirup di gurun pasir. Sebelum teman-temannya meneteskan liur, Ryandra segera menarik Alta menyingkir.

"Mau cerita apa?" Ryandra meletakkan tas selempangnya di bangku semen. Satu tangannya terentang di sandaran bangku.

Benar dugaan Ryandra. Dilirik jam di pergelangan tangannya.

"Masa Abim maksa mau ngulang date yang batal kemarin. Gue nggak mau ah, habisnya serem. Gimana kalau Abim tahu malam itu gue minggat gara-gara ada janji sama cowok lain," cerita Alta menggebu. "Terus, lo ingat Jovan? Gue kan pernah cerita kalau kami udah putus,"

Ryandra mengerjap. Belum satu cerita dicernanya dengan baik, Alta sudah beralih dengan cerita berikutnya.

"Dia nggak pernah kontak gue lagi. Terus kemarin tiba-tiba dia hubungi gue. Minta maaf karena nggak pernah ngasih kabar. Lagi ada penelitian ke Tanjung Puting. Live on board nyusuri Sekonyer dan nggak ada sinyal."

Ryandra nyaris menginterupsi tapi Alta mengangkat tangan. Memintanya tetap diam.

"Gue tahu lo mau ngeledek, kenapa otak pas-pasan gue bisa ingat Tanjung Puting, Sekonyer, live on board. Itu karena, lo juga pernah cerita soal Tanjung Puting sebelumnya. Oke?"

"Sampai mana tadi?" Alta mengetuk-ngetuk pelipis. "Oh, iya, kemarin dia nemuin gue. Begitu tahu gue udah move on, dia marah. Terus maki gue di depan umum, Ry." Seketika semangat bercerita yang menggebu itu musnah. Berubah mendayu dan sendu. Secepat itu pula bola mata Alta berlapis cairan bening. "Katanya gue nggak setia. Jalan sana-sini sama cowok... Gu-gue sakit hati, Ry." Alta tertunduk. Menangkup wajahnya dengan kedua tangan. "Malu gue digituin di depan banyak orang. Sakit, Ry, sakittt... huhuhu..."

Ryandra mengangguk-angguk pengertian. Tangannya bersedekap. "Gini ya, Ta." Dia berdehem sebentar supaya kelihatan bijak. "Pertama, lo ga pernah bilang kalau lo putus dari Jovan."

Kening Alta berlipat. Sisa air matanya merembes turun. Buru-buru dia mengusap air mata supaya bisa melihat Ryandra lebih seksama. Masa gue belum putus?

"Kedua, lo itu sebenarnya setia, cuma sering lupa. Lupa kalau udah punya pacar, nggak inget lagi jalan sama siapa, lupa punya janji sama siapa, atau nggak ingat putus dari siapa."

"Ketiga," Ryandra melirik jam tangannya lagi, "nggak lebih dari delapan menit lo curhat, nangis, sedih, galau karena patah hati. Gue yakin, selambat-lambatnya besok pagi, lo udah lupa rasanya patah hati dan nemu gebetan baru lagi."

Ryandra tergelak. Bahunya terguncang kencang. Kalau sudah begitu, suara tawanya jadi mirip orang sesak napas. Alta suka melihat Ryandra tertawa. Kalau pun situasinya tidak lucu, dia akan tertawa karena cara Ryandra tergelak terlalu lucu.

oOo

Senin malam, Alta ngotot minta ditemani Ryandra nonton. Pasalnya, malam minggu kemarin Alta ada kencan. Menyebalkannya, cowok yang mengajaknya jalan tidak cukup pemberani untuk diajak nonton film horor—alasan konyol yang digunakan Alta untuk menggugurkan cowok itu sebagai kandidat pacar baru.

Sedangkan Ryandra, dia sudah menonton film itu kemarin. SENDIRIAN. Naas dan mengerikan. Nasibnya, bukan filmnya.

Dua gelas soda dan sekotak besar popcorn menemani mereka menunggu pintu bioskop dibuka. Alta mengamati Ryandra. Rambut klimisnya kadang lupa dicukur. Dua bola mata hitam yang bersorot lembut, bibir penuh yang murah senyum, juga tulang pipi dan rahang yang tegas. Meski cenderung kurus, Ryandra punya postur tubuh tinggi dan tegap. Telapak tangan dan lengan Ryandra juga kokoh. Ryandra bisa sangat dewasa, tapi bisa juga sangat gila kalau sedang stres. Alta suka kalau Ryandra menyeretnya dengan tiba-tiba dan mengajaknya melakukan hal-hal konyol.

Pernah suatu kali mereka main petak umpet di supermarket, menyalami setiap orang yang turun dari escalator mall, berhimpitan duduk di bangku taman yang jelas-jelas ada dua orang sedang bermesraan, berdiri di dekat konter es krim Gaskin Robert supaya bisa memalak collectible sticker setiap pembeliAlta terobsesi ikut gathering Gaskin Robert yang hanya diperuntukkan bagi mereka yang berhasil mengumpulkan 100 stiker—dan banyak hal lagi. Ryandra boleh mengklaim dirinya lebih waras daripada Alta. Tapi kalau sedang gila, ulahnya membuat sakit kepala. Di sisi lain, cowok itu bisa jadi tempat bersandar ternyaman.

"Ngapain lo ngelihatin gue kayak preparat keparat gitu?" todong Ryandra serta merta.

Alta yang tertangkap mata langsung mencebik sambil menggelengkan kepala prihatin. "Kalau dipikir-pikir, lo itu nggak jelek-jelek amat. Tapi kenapa nggak ada yang mau sama lo, ya?"

Alta melempar kunci mobil yang belum di kantonginya. Tepat mengenai pelipis Ryandra. Cowok itu mengaduh, tapi kemudian terkekeh.

Keduanya lalu sama-sama diam. Hubungan mereka nyaman dan melenakan. Alta tidak perlu berlama-lama larut dalam patah hati setiap kali putus. Ada Ryandra tempatnya berbagi. Ryandra tidak pernah susah-susah mencari pacar. Ada Alta yang tidak berhenti meramaikan ponsel dan menemaninya kapan saja. Cewek itu bahkan rela batal kencan kalau Ryandra punya penawaran jalan. Buat apa pacar kalau seorang sahabat lebih dari cukup?

Zona ini melenakan. Tanpa sadar salah satu dari mereka bisa terperosok melampaui garis pertemanan. Garis yang selalu menjadi kutukan dalam persahabatan laki-laki dan perempuan.

"Ta," tiba-tiba Ryandra menatap Alta dengan sorot teduh. "Kalau lo punya pacar, apa kita bakal tetep kayak gini?"

"Kok nanyanya gitu. Emang selama sahabatan sama lo, gue pernah jomblo? Nggak punya pacar? Kita kan tetap begini selalu-selamanya-forever!"

"Pacar beneran, yang serius dan waras. Bukan sekarang jadian, sejam lagi lo amnesia, nggak kenal dia atau ngaku putus."

Cuek, Alta melahap popcorn banyak-banyak dan mengunyahnya dengan berisik. "Gue maunya kita tetep kayak gini. Sampai kapan pun."

"Kalau cowok lo nggak suka?" Ryandra menutup kotak popcorn Alta supaya cewek itu berhenti mengunyah dan omongannya lebih jelas.

"Putusin aja," jawab Alta enteng. "Kita kan, sahabatan duluan. Kenapa dia ngelarang. Putusin! Cari yang nggak posesif."

Senyum tipis terukir di wajah Ryandra. Semudah itu cewek ini memutuskan sebuah hubungan. Ryandra sangsi Alta benar-benar paham apa itu cinta dan apa itu sebuah komitmen. Cewek ini hanya menuntaskan rasa penasaran dan berusaha meraup sebanyak mungkin perhatian dari semua orang—demi menebus rasa kurang diperhatikan orangtuanya yang kelewat sibuk.

"Sebenernya lo gonta-ganti pacar biar dibilang apa sih?"

"Gue nggak ada niatan begitu. Lo tahu sendiri gue selalu jadi korban."

Ryandra tertawa dibuat-buat. "Korban? Korban kok nggak kapok-kapok. Hari ini nangis, besok ganti lagi." Cowok itu tergoda untuk menguji Alta. "Kalau lo emang suka, usaha dong, supaya masalahnya punya solusi dan kalian bisa jalan lagi."

"Kalau gue mau usaha, dia nggak gimana? Capek hati doang. Cowok yang ngantri masih panjang, kasih kesempatan yang lain." Alta mengunyah popcorn lagi.

"Jadi, kalau ada yang mau usaha buat bertahan lo mau?"

Alta mengangguk-angguk mirip bocah ditawari balon mainan.

"Lo cari yang kayak apa sih?"

"Nanya doang nyariin enggak!" Bibir Alta mengerucut.

"Kasian orang yang mau gue rekomen kalau ceweknya bejat kayak elo." Ryandra tergelak jahat. Tangannya menepuk-nepuk pipi Alta yang mengembung kesal. "Serius, lo mau kayak gini sampai kapan?"

Alta mendesah. Bahunya mengedik. Wajahnya terlihat serius sekarang. "Sebenernya gue juga capek kayak gini. Cuma gimana, otak gue standar banget, Ry. Di bawah standar mungkin. Sedangkan, gue harus nerusin bisnis bokap. Bukan bisnis gede dengan puluhan anak perusahaan memang, cuma tetep aja kan, otak gue yang kecil ini nggak cukup buat mikirin hal-hal kayak gitu. Jadi, gue harus cari jodoh dengan selektif supaya nanti dia yang mikir, gue yang ongkang-ongkang kaki." Mata Alta menatap kotak popcorn tanpa fokus. "Absurd, ya?" Dia memutar mata lalu berpikir lagi. "Atau emang ya, belum nemu yang pas aja? Atau, mungkin bukan jodohnya? Atau, emang gue pengin kelihatan keren aja ganti-ganti cowok." Bahunya mengendik. "Nggak tahu, deh. Otak gue nggak nyampe kalau mikir serius."

Alis Ryandra menukik. Jarang-jarang Alta seserius ini.

"Gue bakal berenti, kalau cowok itu..." Alta menelan sisa popcorn lalu meneguk sodanya sampai tandas. "Ry, bagi minum dong."

Ryandra mengangsurkan gelas sodanya. Nih, cewek cakep-cakep rakus.

Satu mata Ryandra menyipit. Bibirnya melengkungkan seringai menyudut. "Gampang. Kalau terpaksa butuh status, sama lo juga nggak apa-apa."

"Dih, kayak gue mau aja!" Entah kenapa, keterkejutan membuat Alta jadi memilih respon seperti ini.

Alta mendadak tidak bisa bernapas. Matanya enggan berkedip. Bibirnya sudah mengucapkan beberapa patah kata, tapi yang terdengar di telinga Ryandra adalah 'Pintu theater satu telah dibuka. Para penonton yang telah memiliki..."

"Udah dibuka." Ryandra memecah hening dengan menarik tangan Alta. "Masuk yuk, Ta!"

oOo


Aya's Note

Upload cerita baru bikin ga fokesss. Bingung mau lanjutin yang mana. Kepikiran mau unpublish cerita ini, malah upload part baru. Otak suka ga bisa diajak kompak -___-

Continue Reading

You'll Also Like

4.7M 175K 39
Akibat perjodohan gila yang sudah direncakan oleh kedua orang tua, membuat dean dan alea terjerat status menjadi pasangan suami dan istri. Bisa menik...
378K 21K 14
#1 "sometimes, you can't explain what you see in a person. it's just the way they take you to a place where no one can." ---unknown.
8K 301 20
Gimana rasanya baru 2 bulan menikah lalu mendapati suami yang terlihat baik dan sholeh, tiba-tiba selingkuh? Belum lagi tiba-tiba datang seorang lela...
132K 25.5K 41
Kalau orang single terus-terusan dalam jangka waktu yang tidak dimaklumi masyarakat, pasti disebutnya kena karma. Karena memiliki standar terlalu ti...