Azur Lane: Panggilan Tugas

De Nalahan23

4K 180 108

Seluruh dunia tidak menyangka Bumi yang mereka tempati menjadi tempat yang berbahaya. Belasan tahun yang lalu... Mais

PROLOG
Chapter 1 : Awal Mula
Chapter 2 : Satu Bendera, Satu Armada, Satu Tujuan.
Chapter 3 : Penempatan
Chapter 4
Chapter 6: Glory of Royal Navy
Chapter 7: Sakura Empire
Chapter 8: Ironblood
~PreChapter 9.0~
Chapter 9
Chapter 10
~PreChapter 11.0~
Chapter 11

Chapter 5: The Eagle Union

295 9 8
De Nalahan23

Laut biru sepanjang mata memandang dengan langit yang biru berserta awan putih seperti kapas di Samudra Pasifik, deburan ombak tercipta saat sebuah kapal memecah gelombang yang ada di depannya. Seluruh kru kapal sedang sibuk dengan tugas mereka masing-masing, membersihkan kapal, mengecek kargo, koki mempersiapkan makanan untuk semua kru kapal, dan kru yang menjaga ruang mesin untuk mencegah kerusakan. Sementara di ruang anjungan beberapa kru bertugas di bagian radar, sonar, komunikasi, dan cuaca dengan kapten yang selalu memantau kondisi perairan di sekitarnya.

Kapal tersebut bernama USS Ferrari, Saat ini kapal tersebut bergerak menuju kepulauan Hawaii, membawa logistik vital untuk menunjang militer Amerika disana. Semenjak berlayar dari San Francisco kapal tersebut memaksimalkan kecepatan sampai 100 knot, untuk menghindari sergapan armada Siren. Ukuran kapal logistik militer secara umum sama dengan kapal barang lainnya yaitu medium, tetapi kapal ini dilengkapi dengan sonar dan radar yang kuat serta pertahanan anti udara. Kecepatan kapal khusus ini menggunakan perpaduan tenaga nuklir dan mesin yang diperuntukan untuk pesawat jet, dengan mekanisme yang sangat rumit sehingga kecepatan hampir bisa menyamai mobil balap sekelas Ferrari, di tambah dengan empat turbin jet membuat kecepatan baling-baling kapal menjadi kencang. Sehingga kapal ini mampu menempuh jarak ribuan mil hanya dalam waktu 24 jam. Meskipun dengan kecepatan tinggi, kapal ini tidak bergoyang hebat karena sistem pengaturan air di bagian sisi kanan dan kiri lambung kapal, karena kapal sudah di desain memiliki lambung 2 lapis. Dengan demikian jika ada gelombang yang datang dari sisi kanan maka otomatis air akan mengisi lambung sisi kiri begitu juga sebaliknya untuk menjaga keseimbangan.

Vendeta sedang berada di kamarnya, ukuran kamar untuk kapten bisa diakatakan. Karena dia satu-satunya yang memiliki pangkat yang tinggi di dalam kapal, jadi dia mendapat perlakuan yang cukup tinggi. Saat pertama menaiki kapal beberapa jam yang lalu dia disambut seorang kapten yang bernama Dwayne, dia pria bertubuh kekar dan kepalanya botak berumur 47 tahun. Pertama kali melihatnya Vendeta merasa terintimidasi dengan tubuh besarnya, dia berpikir Dwayne akan mudah membuat orang pingsan hanya dengan sekali tampar menggunakan tangannya.

Namun saat Dwayne bertatap muka dengannya dia langsung menjabat tangan Vendeta dengan kuat dan tersenyum sambil memperkenalkan dirinya. Vendeta diajak berkeliling kapal USS Ferrari olehnya dan tanpa Vendeta sangka Dwayne orang yang sangat humoris dan perhatian terhadap bawahannya, dia juga mulai mengingatkan dirinya 'jangan menilai buku dari sampulnya'. Setelah dia mengelilingi kapal bersama sang kapten, Vendeta kemudian diantar ke kamarnya.

Saat ini Vendeta sedang beristirahat di kamarnya mengenakan celana panjang putih dan kaos oblong putih bertuliskan US NAVY, dia sedang tiduran di kasur dan sesekali melihat Hpnya. Jam menunjukan baru pukul 04.00 sore, namun rasa bosan mulai muncul di diri Vendeta.

Vendeta: "Hah, aku bosan di kamar terus...." *gumamnya.
Vendeta: *memegang tangan kanan. "Cengkraman tangan Dwayne sungguh kuat, untungnya aku dapat bertahan berjabat tangan dengannya. Jika tidak, tangan kanan ku ini bisa keseleo." *tertawa kecil. Dia mengingat saat pertama bersalaman dengan Dwayne dan bersyukur tangannya tidak cidera.
Vendeta: "Mungkin berjalan-jalan berkeliling kapal akan menghilangkan rasa bosan ini."

Dia pun bangun dari tempat tidurnya kemudian mengambil sweather berwarna grey camo dari dalam kopernya dan memakainya, lalu berjalan keluar dari kamar. Vendeta berjalan di koridor dalam kapal, dia bertemu beberapa kru dan mereka langsung hormat saat melihat Vendeta. Wajar bagi para kru karena pangkat Vendeta adalah Letnan Kolonel, namun bagi Vendeta dia masih belum terbiasa dan mungkin dia juga harus mulai beradaptasi dengan pangkatnya.

Vendeta naik ke atas dek ingin keluar dari dalam untuk melihat bagian luar kapal, dia mendekati pintu dan mencoba membukanya. Namun sesaat kemudian Vendeta menyesal karena telah membuka pintu.

Vendeta: "UUUAAAAAAHHHHHHH!!!". Dia terpental ke belakang dan menghantam tembok, "OOF!", hembusan angin yang luar biasa kencang memaksa pintu terbuka lebar.
Vendeta: "APA INI!?!? KENAPA ANGINNYA KENCANG SEPERTI TORNADO!?!?!?" *mencoba berdiri.

Vendeta dengan segenap kekuatannya mencoba meraih pintu dan berusaha menutupnya. Karena hembusang angin yang terlalu kuat membuat Vendeta berjalan merangkak menuju pintu, setelah mencapai pintu dia berdiri dan mencoba menutupnya. Vendeta mengerahkan semua tenaga miliknya karena pintu terlalu berat untuk ditutup juga harus melawan angin. Setelah beberapa menit mencoba akhirnya pintu berhasil ditutup lalu dia menguncinya kembali.

Vendeta: *Terengah-engah. "hah hah hah, sungguh pengalaman yang tidak meyenangkan. Catatan untuk diri sendiri, selalu dengarkan himbauan meskipun itu hal sepele." Vendeta langsung teringat himbauan yang disebutkan Dwayne melalui speaker.
Vendeta: "Ngomong-ngomong soal Dwayne, mungkin dia ada di anjungan sekarang. Ya, lebih baik aku ke sana." *pergi dari tempat itu dan menuju anjungan.

Setelah mencari arah ke anjungan akhrinya Vendeta sampai disana, dan melihat beberapa kru yang sedang berolah raga? Ya, Vendeta hampir menganga saat melihat kru anjungan bersama sang Kapten Dwayne sedang ber-gym. Sebagian ruangan anjungan yang cukup besar berubah menjadi gym mini lengkap dengan alat-alatnya. Dwayne memakai kaca mata hitam, bertelanjang dada, dan hanya mengenakan celana hitam pendek yang sedang bersiap mengangkat beban seberat 75 Kg melihat Vendeta dan menyapanya.

Dwayne: "Hei Letkol. Hari yang sangat se-ru-bu-KAN? *mengangkat beban.
Vendeta: Lihat urat dan otot itu!!! "Y-ya, sangat seru kapten." *menyapa kembali.
Dwayne: *menjatuhkan beban. "Woh! Tidak ada yang lebih menyenangkan selain olah fisik di sore hari." Dwayne berhasil menahan beban dengan kedua tangan selama 5 detik.
Vendeta: BUSET LIMA DETIK!? Jangan sampai membuat dia marah atau apapun, jika ada habislah orang yang berhadapan dengannya.
Dwayne: "Jadi Letkol. Vendeta sedang menginspeksi kapal?" *senyum. Dia mengambil air mineral dan meminumnya.
Vendeta: "Ahaha, tidak juga hanya sedikit bosan di kamar jadi berjalan-jalan saja. Juga tidak perlu terlalu formal panggil saja Vendeta."
Dwayne: "Baiklah Vendeta, hmm.... Rambutmu sangat berantakan apa yang terjadi?" *melihat rambut Vendeta.
Vendeta: "AH! Ini...." Sial jika aku mengatakan kalau aku membuka pintu keluar dek kapal dia pasti akan menceramahiku "A-aku tidak sengaja membuka jendela, jadi angin yang kuat membuat rambut ku berantakan, hehe." *mencoba tersenyum.
Dwayne: "Oh, lain kali hati-hati kecepatan kita sampai 100 knot. Jadi untuk keamanan semuanya dilarang membuka pintu dan jendela, kecuali bagi kru yang bertugas di luar." Dwayne mengelap keringatnya kemudian memakai kaos oblong hijau tua.
Vendeta: *mengangguk. "Tentu aku akan ingat itu." Aku merasa malu pada diriku sendiri.

Mereka pun berjalan ke ruang komando Dwayne menjelaskan kondisi perairan dan jalur yang ditempuh kapal beserta data-data yang diperoleh selama perjalanan. Dan Dwayne beserta awaknya sudah bersiap jika suatu saat ada armada siren yang menyerang mereka. Vendeta dan Dwayne berada di sana sampai petang tiba.

Pukul 08:00 PM

Vendeta baru saja selesai membersihkan dirinya, dan mengenakan seragam perwira miliknya karena malam ini dia akan makan bersama Kapten Dwayne berserta kru di ruang makan. Kapten Dwayne mengundang Vendeta untuk ikut makan malam bersama sebelum dia meninggalkan anjungan dan Vendeta menerima undangan tersebut.

Dia keluar dari kamarnya dan turun satu lantai menuju ruang makan. Sesampainya di sana semua kru sudah berada di meja mereka masing-masing dan makanan sudah siap untuk disantap. Dwayne menghampiri Vendeta dan mempersilahkan duduk di tempat yang sudah disediakan. Setelah memastikan semua kru sudah berada di ruangan Dwayne membunyikan bel sekali tanda untuk berdoa dan dua kali untuk memulai makan.

Selama acara makan berlangsung mereka berdua berbincang-bincang tentang hidup mereka, dari Dwayne menceritakan tentang keluarganya begitu juga vendeta menceritakan kehidupannya saat masa-masa di akademi militer. Sesekali Dwayne bercanda dengan kelasinya dan membuat Vendeta tertawa. Setelah 1 jam acara makan bersama, Vendeta kembali ke ruangannya lalu duduk di kursi meja kerja.

Vendeta: "Hari yang sangat menyenangkan." *bersandar ke kursi.
Vendeta mengeluarkan HP miliknya dan membuka file foto. Lalu mengeser tiap foto yang ada sampai dia berhenti di sebuah foto dan membesarkannya.
Vendeta: "Anie, semoga kau baik-baik saja di sana." Dia melihat foto dirinya dengan gadis berumur 14 tahun sedang duduk di kasur rumah sakit.
Vendeta: "Sesekali aku akan menjengukmu, dan saat kau sembuh kita akan bermain bersama lagi adikku tercinta." *air mata mulai menetes.
Vendeta kemudian menatap keluar jendela dan melihat langit yang cerah penuh dengan bintang.
Vendeta: Aku harap kau bisa melihat keindahan langit ini, Anie.

Dia mematikan HP nya, kemudian membuka seragam yang dia kenakan dan langsung naik ke tempat tidur. Besok dia akan segera sampai di Pearl Harbor, rasa gugup masih sedikit menyelimuti Vendeta tapi dia mengabaikan itu dan memejamkan mata perlahan dia larut dalam tidurnya.

10 mil dari Pearl Harbor
Pukul 06:30 AM

Hembusan angin pagi yang dingin menyentuh kulit saat beberapa awak berjalan di dek kapal, jendela dan pintu-pintu kapal terbuka untuk menyambut angin sejuk itu karena kecepatan kapal sudah diturunkan ke 15 knot. Vendeta sudah bangun sejak 30 menit yang lalu, dia berada di pinggir balkon dekat anjungan melihat ke arah pulau yang akan menjadi rumah barunya.

Tiba-tiba suara speaker berbunyi.
Dwayne: "Kepada seluruh awak dan penumpang, dalam 30 menit kita akan segera berlabuh di Pearl Harbor. Perhatian sekali lagi, dalam 30 menit kapal akan merapat di Pelabuhan Pearl Harbor." *speaker mati.
Vendeta: "Lebih baik aku mempersiapkan barang bawaan ku." Dia pun masuk ke dalam dan menuju kamarnya.

15 menit kemudian.
Dermaga Pearl Harbor

Beberapa pekerja sudah lalu lalang di dermaga melakukan tugas mereka masing-masing. Tapi ada pemandangan yang tidak biasa, ada empat orang gadis yang sedang berlarian di tempat itu.

???: "Ayo lari yang cepat!" *Berlari paling depan.
???: "Tu-tunggu...!" *Mencoba mengejar.
???: "Yey, ini menyenangkan!" Menikmati berlarinya.
???: "Aku...merasa...letih." Ekspresi dan nada suaranya lemas tapi masih ikut berlari.
Saat mereka sedang asik bermain-main ada seorang pekerja yang menegur mereka sambil mengendarai truck.
Pekerja: "Hei! Jangan berlarian di sini berbahaya, bermain di tempat lain."
Gadis-gadis: "Ma-maaf.... Kami hanya ingin lari pagi saja." Mereka kaget mendengar teriakan dari pekerja.
Pekerja: "Lakukan di tempat lain tapi jangan di sini."
Gadis-gadis: "Baiiiik." Mereka menjawab dengan serempak dan pergi dari dermaga.

???: "Sekarang kita harus kemana San Diego?"
San Diego: *berpikir. "Umm.... Aku tidak tahu harus kemana Maury." Menjawab pertanyaan Maury.

Maury: "Bagaimana dengan kalian Laffey dan Hammann?" Bertanya ke dua gadis lainnya.

Laffey: "Aku...mau...tidur." *tidur sambil berdiri.

Hammann: "Laffey! Jangan tidur sambil berdiri!... Aku tidak tahu kita harus pergi kemana lagi."
Beberapa saat mereka terdiam, namun San Diego mendapatkan ide kemana mereka selanjutnya.

San Diego: "Aha! Bagaimana kalau kita pergi ke taman dekat pelabuhan?" *dengan nada semangat.
Gadis-gadis: "YEAH!" mereka menjawab dengan serentak kecuali Laffey dengan jawaban lemas.

Mereka semua berlari menuju taman tepat di samping pelabuhan. Taman di dekat pelabuhan Pearl Harbor cukup besar dan langsung menghadap ke laut, banyak pohon ridang dan bangku-bangku ditata rapih di tempat itu. Cocok untuk berolah raga ataupun sekedar berekreasi, namun karena masih pagi hanya ada beberapa warga yang sedang berolah raga disana.

Mereka berempat sampai di taman, lalu menuju pinggir taman yang berpembatas besi dekat pantai.

Hammann: "Woah.... Indah." *melihat laut dengan langit pagi yang agak kekuningan.
Maury: "Benar sekali." *mengangguk.
Laffey: "zzzzzzzzz" *bersandar di pembatas.
Tiba-tiba mereka mendengar suara suling kapal yang mendekat ke Pearl Harbor.
San Diego: "Hei, ada kapal kargo datang." *menunjuk kearah kapal.
Maury: "Bukankah itu kapal khusus?"
San Diego: "Ohh benar! Syukurlah, pasokan kita juga mulai menipis."
Maury: *mengangguk. "Hmm hmm, oh aku dengar hari ini akan ada komandan baru yang di tempatkan di sini." Memberitahu kepada ketiganya.
Laffey: "Komandan baru...? Laffey ingin tahu siapa dia." *bangun dari tidurnya.
Hammann: "Hmph! Aku harap dia tidak menyebalkan seperti komandan pangkalan, apalagi jika dia mesum aku akan menghajarnya!" *tsundere.
San Diego: *ingat sesuatu. "Ah! Sebentar lagi kafetaria akan buka, ayo kita sarapan."
Maury: "Oke, siapa yang lebih cepat dia yang akan mengambil lebih banyak daging panggang!" *lari secepat mungkin.
Hammann: "Hei! Kau curang!" *mengejar Maury.
San Diego: "Tu-tunggu aku belum siap!!!" *Ikut mengejar.
Laffey: "Ah aku harus pergi juga." Laffey berlari menyusul ke kafetaria.

Kembali ke Vendeta di kapal USS Ferrari.

Kapal telah memasuki pelabuhan dan merapat ke dermaga yang masih kosong, Dwayne mendapat tempat kosong di dermaga no. 7 untuk kapal kargo. Dibantu kapal-kapal kecil agar dapat masuk ke dermaga dengan aman, akhirnya kapal membuang jangkar dan tali-tali tambang diikat di patok-patok dermaga. Suling kapal USS Ferrari berbunyi, menandakan mereka sudah boleh turun atau membongkar muatan dari kapal.

Vendeta berada dikamarnya saat suling kapal berbunyi, dia telah merapikan tas dan kopernya dan sedang memakai seragam. Setelah semua selesai dan memastikan tidak ada barang yang tertinggal Vendeta keluar dari kamarnya menuju ke atas dek kapal. Saat berada di lorong dan ingin berbelok dia berpapasan dengan Dwayne. Mereka berdua kaget karena tidak melihat satu sama lain, Dwayne pun langsung menyapanya.

Dwayne: "Ah Vendeta selamat pagi. Kebetulan sekali." Menyapa Vendeta.
Vendeta: "Oh Dwayne selamat pagi juga, ada apa mencariku?" bertanya ke Dwayne.
Dwayne: *tersenyum. "Tidak, hanya memastikan dirimu sudah bersiap-siap untuk turun ke Pearl Harbor."
Vendeta: "Aku sudah mempersiapkan semuanya sejak setengah jam yang lalu." *menunjukan barang bawaan yang dia pegang.
Dwayne: "Baguslah ayo kita turun dari kapal Letnan Kolonel."
Vendeta: "Ayo Kapten."

Saat mereka keluar dari dalam, sebagian awak sudah berbaris tegap di sepanjang dek menuju tangga turun yang sudah di pasang di pinggir kapal. Vendeta benar-benar kehilangan kata-kata karena tidak menyangka Dwayne akan melakukan sebuah upacara untuknya. Dia kemudian menoleh ke Dwayne, dan dia hanya tersenyum sambil mengarahkan tangan kirinya untuk Vendeta, mereka berdua berjalan dan menuruni tangga.

Sebelum menuruni tangga Vendeta sekilas melihat pangkalan Pearl Harbor, kondisi Pearl Harbor jauh berubah semenjak serangan terakhir Siren yang sekarang jauh lebih besar. Di seluruh sisi pelabuhan di pasang altileri model terbaru yang sanggup menembak hingga sejauh 30 KM, penambahan senjata anti udara seperti Palanx dan rudal anti pesawat ditempatkan di objek-objek vital, dan banyak peralatan serta infrastruktur canggih baru untuk menunjang operasional Pearl Harbor.

Dwayne dan Vendeta sudah berada dibawah, dan dari sini mereka akan berpisah satu sama lain.

Vendeta: "Dwayne meskipun hanya 24 jam aku berada di kapalmu, tapi terasa seperti semua kru yang ada adalah keluargaku."
Dwayne: "Ayolah Ven kita semua keluarga dalam militer AS."
Vendeta: "Tapi, aku merasakan hal berbeda disini daripada di tempat lain. Kau memang pantas menjadi teladan bagi semua anak buahmu, juga untuk diriku." Dia sedikit malu dibagian akhir.
Dwayne: *tertawa. "Vendeta kau malah membuat diriku seperti seorang superhero. Aku juga masih banyak kekurangan."
Vendeta: "Tapi kau superhero untuk anak-anakmu bukan?" *senyum meledek.
Dwayne: *menatap Vendeta. "Kau...ada benarnya..."
Mereka berdua pun terawa selama beberapa saat.
Vendeta: "Hah... baiklah sampai jumpa lagi Kapten Dwayne." *mengulurkan tangan.
Dwayne: *menjabat tangan Vendeta. "Kau juga Letnan Kolonel Vendeta."

Vendeta pergi dari tempat kapal berlabuh untuk mencari kantor komandan pangkalan sementara Dwayne melanjutkan tugasnya untuk mempersiapkan bongkar muat kapal. Vendeta berjalan menyusuri pelabuhan dan mencari tahu dimana kantor utama pangkalan tetapi banyak pekerja baru ditempatkan disana mereka juga kebingungan dimana kantor itu barada, dia berjalan selama 10 menit dan sampai disebuah dataran tinggi. Vendeta takjub melihat pangakalan yang luar biasa besar di tengah pangkalan ada sebuah pulau kecil yang memiliki landasan pesawat milik angakatan udara Amerika, dan banyak pesawat jet yang berjejer rapih pinggir landasan.

Ada sesuatu yang membuat dia penasaran di sisi lain pangkalan pangkalan Pearl Harbor ada dermaga baru yang sepertinya baru saja selesai dikerjakan. Ada tembok pembatas dibagian daratan yang memisahkan dermaga baru dengan yang sudah ada. Vendeta juga melihat agak samar kapal-kapal yang bersandar disana mirip kapal perang era perang dunia karena jarak pandangan yang terbatas.

Vendeta melihat jam tangan miliknya waktu menunjukan 07.15 AM. masih 15 menit lagi untuk Vendeta menemui komandan pangkalan, tetapi dia juga bingung kemana arahnya. Pangakalan yang sangat besar banyak jalan dan gang membuat ini menjadi sedikit sulit, Vendeta juga bertanya-tanya bukankah seharunya ada yang menjemputnya di dermaga tadi. Namun tidak ada yang menunggunya di sana.

Dia mencoba berjalan kembali berharap keberuntungan dapat membuatnya sampai di gedung utama kantor. Namun sepertinya dewi keberuntungan masih belum bangun dari tidurnya, sudah 15 menit dia berjalan tapi di sampai ditempat yang tidak terduga.

Vendeta: "A-apa-apaan ini....." *terkejut dan heran.
Vendeta: "MENGAPA AKU KEMBALI KETEMPAT INI LAGI!?" dia berada di posisi dataran tinggi yang sama.
Vendeta: "Berapa belokan, gang, dan tanjakan yang aku lalui, malah ketempat ini lagi???" *melihat jam tangan. "Bagus sekarang aku terlambat, jabatan komandan yang diberikan kepadaku tercoreng karena hari pertama aku datang terlambat." Dengan perasaan gelisah dia duduk di bangku yang tidak jauh dari tempatnya berdiri.

Vendeta tidak tahu harus kemana lagi, jalanan yang sepi dan hanya ada beberapa mobil yang lewat saat dia duduk disana. Beberapa menit kemudian saat Vendeta tenggelam dalam alam pikiran, ada mobil Jeep yang lewat dengan kecepatan tinggi. Mendadak mobil itu mengerem dan berhenti sekitar 10 meter dari posisi Vendeta, sesaat kemudian jeep tersebut mundur dan berhenti di depan Vendeta.

Seorang Kelasi keluar dari mobil dan mendekati Vendeta.
Kelasi: "Umm, Letkol. Vendeta Potter?" memanggil Vendeta.
Vendeta: *Melihat ke orang yang memagginya. "Ya... saya sendiri." Saat ada yang memanggilnya Vendeta langsung keluar dari pikirannya.
Kelasi: "Syukurlah..." rasa lega terlihat dari wajahnya dan langsung memberi hormat.
Kelasi: *hormat. "Kelasi satu Ferry, mohon maaf atas keteledoran saya. Saya ditugaskan untuk menjemput anda."
Vendeta: Kelihatannya dia seumuran denganku. "Sepertinya keberuntungan masih ada padaku. Oke Ferry, bawa aku ke kantor komandan pangkalan!"
Ferry: "Siap pak!"
Vendeta: "Tidak perlu formal, lagipula kita seumuran panggil saja Vendeta."
Ferry: "Baiklah kalau begitu Vendeta."

Mereka berdua masuk ke dalam mobil lalu Ferry menyalakan mesin dan langsung bergerak pergi ke kantor utama pangkalan. Selama perjalanan Ferry meminta maaf karena membuat Vendeta menunggu terlalu lama, 30 menit sebelumnya dia seharusnya sudah berada di dermaga untuk menjemput Vendeta. Namun karena terlalu terbawa suasana canda bersama temannya di barak Ferry di hubungi asisten komandan pangkalan, menanyakan apakah sudah menjemput Letkol. Vendeta Potter.

Sontak wajah Ferry langsung pucat dan berlari keluar menuju parkiran untuk mengambil mobil, saat sampai di dermaga orang yang harus dijemputnya tidak ada. Dia bertanya ke kru kapal USS Ferrari dan pekerja yang sedang bongkar muat mereka tidak tahu, tapi ada satu pekerja yang mengatakan ada seorang perwira yang bertanya di mana kantor komandan pangkalan, namun karena dia baru bekerja di Pearl Harbor pekerja tadi tidak tahu dimana lokasinya. Ferry bertanya kemana arah perwira tadi pergi pekerja tersebut menunjuk arah barat.

Tidak menunggu waktu lama Kelasi tersebut tancap gas ke arah yang ditunjukkan pekerja tadi, juga dia terbayang-bayang sanksi apa yang diberikan kepadanya karena teledor untuk menjemput orang penting angkatan laut. Beberapa menit dia berkendara menyusuri jalan yang mungkin di lewati Vendeta, dan dia sampai di dataran tinggi. Saat melaju dengan kencang Ferry menengok ke sebelah kiri dan melihat seorang perwira sedang duduk di bangku dengan tas bawaan miliknya. Dia langsung menginjak pedal rem dan mobil Jeep yang dia bawa berhenti mendadak, kemudian memundurkan mobilnya dan berhenti di depan perwira tersebut dan benar dia adalah Letkol. Vendeta yang dia cari.

10 menit perjalanan mobil Jeep yang mereka kendarai sampai di kompleks markas angkatan laut Pearl Harbor. Ferry mencari parkiran di samping gedung utama, setelah memakirkan kendaraannya Ferry mengantar Vendeta menuju ruangan komandan pangkalan. Mereka berdua masuk dan langsung naik ke lantai 2. Sampai di depan ruangan mereka sudah ditunggu asisten komandan, asisten komandan seorang perempuan dan langsung mengomeli Ferry dan Ferry hanya bisa menjawab 'iya' dan 'maaf nona'.

Saat Vendeta hanya bengong melihat mereka, dia membaca tanda nama di atas pintu ruangan yang tertulis Laksamana Robert Hendry. Setelah itu asisten tadi menyuruh Ferry dan Vendeta untuk masuk ke dalam, dia menunjuk untuk Ferry masuk duluan di susul Vendeta. Ferry hanya bisa pasrah dan masuk lebih dulu kemudian Vendeta mengikuti dari belakang.

Laksamana sedang duduk membaca laporan rutin yang baru saja dia terima, lalu dia mendengar suara ketukan pintu dan mempersilahkan mereka masuk. Dua orang memasuki ruangan, yang pertama masuk adalah seorang kelasi dan dibelakangnya orang yang telah dia tunggu-tunggu untuk dia sampai dihadapan Robert. Kemudian sang kelasi memberi hormat di ikuti Vendeta.

Ferry: "Kelasi satu Ferry menghadap komandan, saya datang membawa Letkol. Vendeta."
Robert: *Melihat jam dinding. "Kau terlambat 13 menit Ferry. Jika sampai jam 8 tepat kau belum datang juga, kau akan diberi sanksi disiplin yang berat."
Ferry: "Ma-maaf pak, ini karena keteledoran saya sendiri. Saya siap menerima hukuman dari anda." *menunduk. Vendeta hanya melihat kasihan kepada Ferry.
Robert: *Meletakan kertas laporan. "Hah... baiklah karena kau tentara baru, aku menghukum agar kau membersihkan semua toilet yang ada di barak. Dan kau boleh pergi."
Ferry: *Hormat. "Siap pak! Terima kasih pak!" Ferry langsung bergegas keluar dari ruangan.

Di dalam ruangan hanya tinggal Vendeta dan Robert. Kemudian Vendeta melangkah ke depan meja Laksamana Robert.

Vendeta: "Letnan Kolonel Vendeta Potter, lapor untuk bertugas!" *memberi hormat.
Robert: "Selamat datang di Pearl Harbor, silahkan duduk Vendeta."
Vendeta: "Terima kasih Laksamana Robert." Dia lalu duduk di hadapan lelaki separuh baya tersebut.
Robert: "Aku mohon maaf atas kejadian yang menimpamu sebelumnya."
Vendeta: "Tidak Laksamana, saya yang seharusnya meminta maaf. Karena saya baru pertama kali datang ke Hawaii, jadi tidak begitu mengetahui jalan-jalan yang ada." *menunduk.
Robert: Pemuda yang sungguh memenuhi ekspetasi. "Baiklah kesampingkan saja yang tadi, Sekarang Vendeta kau tahu apa tugas dan posisimu di pangkalan ini?" bertanya ke Vendeta.
Vendeta: "Ya pak, saya sudah membaca surat perintah yang diberikan kepada ke saya. Tapi boleh saya bertanya Laksamana? Pasukan atau kapal apa yang akan saya pimpin, karena tidak dijelaskan di dalam surat."
Robert: "...Untuk menjawab pertanyaan mu, ada satu orang akan kau temui dan dia akan segera tiba." Kemudian tendengar suara ketukan pintu. "Sepertinya dia sudah datang, masuklah." Vendeta penasaran dengan orang yang dimaksud oleh Laksamana.

Pintu terbuka dan masuklah seorang wanita muda mengenakan jas hitam dan gaun putih, disebelah dada kanannya ada mawar ungu dan dilengan kanan ada band bintang bergaris. Rambutnya putih dan memiliki paras yang cantik dengan mata ungunya. Saat dia menutup pintu kembali vendeta menoleh ke arah nya, sontak dia langsung terpana melihat wanita itu.

???: "Kapal pertama kapal induk kelas Yorktown, Yorktown menghadap Laksamana." Dengan suara yang lembut dan memberi hormat ke Laksamana.
Robert: *berdiri dari kursi. "Ah, senang kau datang di waktu yang pas Yorktown." *tersenyum.
Yorktown: *senyum. "Tentu Laksamana, aku datang kesini sesuai permintaanmu." Vendeta disatu sisi sedikit merona melihat senyumannya.
Robert: "Oh ya, Ini Vendeta komandan baru yang baru saja tiba." *menunjuk ke arah Vendeta.
Vendeta: *Melamun melihat Yorktown.
Robert: *melihat Vendeta. "EHEM!"
Vendeta: *Keluar dari alam bawah sadar dan berdiri. "Ah! Maaf atas ketidak sopananku, Letnan Kolonel Vendeta kau boleh memanggilku Vendeta. Senang bertemu denganmu.... Yorktown?" Vendeta tidak begitu medengar kata-kata sebelum nama Yorktown dan menganggap kata 'Yorktown' adalah nama belakang wanita itu.
Yorktown: "Ya, namaku Yorktown kapal induk pertama kelas Yorktown, senang bertemu dengan mu komandan Vendeta. Ku harap kita dapat bekerja sama dengan baik."
Vendeta: "Tunggu, kau mengatakan kapal induk?"
Robert: "Benar Vendeta, dia adalah representatif dari kapal Induk Yorktown. Atau bisa dikatakan dia adalah seorang Gadis Kapal." Robert menjelaskan secara singkat dan membuat Vendeta langsung kaget.
Vendeta: "Hah!?" *mulut menganga.
Yorktown: "Ehehe, USS. Yorktown pemimpin dari armada Eagle Union berada dibawah komandomu komandan Vendeta." *memberi hormat ala putri bangsawan.
Vendeta: *sedikit gerogi. "Umm... jadi aku akan mengkomandoi kapak induk Yorktown?" melihat ke Laksamana.
Robert: "Bukan hanya dia, kau akan menjadi komandan atas seluruh gadis kapal armada Eagle Union." *Ternyum lebar. Melihat Vendeta yang tidak bergerak seperti patung.
Vendeta: "...........APAAA!?" *Brain.exe stopped working.

Laksamana Robert hanya tertawa melihat reaksi Vendeta dan sementara Yorktown tertawa kecil melihat ekspresi komandan barunya. Hari ini Vendeta tidak pernah menduga bahwa pasukan yang akan dia komandoi adalah armada khusus gadis kapal yaitu Eagle Union. Para gadis-gadis yang cantik namun memiliki kekuatan yang hebat dan merupakan ujung tombak umat manusia melawan invasi Siren.

Laksama melihat jam bahwa sebentar lagi acara penyambutan komandan baru Eagle Union akan segera dimulai.

Robert: "Yorktown, apa semua gadis-gadis sudah berkumpul?"
Yorktown: "Ya Laksamana, sebagian besar sudah tiba di auditorium sepertinya mereka sangat bersemangat ingin melihat komandan baru mereka." *tertawa kecil.
Robert: *mengangguk. "Bagus, Vendeta!"
Vendeta: "Ah, ya pak!" *terkejut.
Robert: "Kita akan pergi ke auditorium."
Vendeta: "Auditorium? Apa ada acara disana?" Vendeta bertanya-tanya ada apa di Auditorium.
Yorktown: "Di sana acara penyambutan dirimu komandan Ven." Dengan senyuman yang membuat semua laki-laki akan pingsan saat melihatnya.
Vendeta: "EEEEEEHHHH!? Acara penyambutan diriku???"
Robert: "Oke cukup bicaranya kita akan terlambat datang nanti, ayo pergi."

Mereka keluar dari ruangan Laksamana menuju gedung auditorium yang jaraknya 100 meter dari gedung utama. Saat mereka keluar dari Lobby sudah ada mobil golf yang menunggu mereka untuk diantar ke gedung auditorium. Beberapa menit kemudian mobil berhenti di samping gedung. Mereka bertiga masuk ke dalam gedung lewat pintu samping saat mereka berjalan menuju pintu ke ruang utama, ada dua gadis yang menunggu di depan pintu.

Mereka berdua adalah USS Enterprise dan USS Cleveland. Cleveland melihat ketiganya berjalan kearah mereka, dan menyambut mereka.

Cleveland: "Ah! Laksamana, Yorktown, kalian datang tepat pada waktunya."

Enterprise: "kakak, Laksamana, selamat datang." *melihat kearah Vendeta. "Kau pasti komandan baru bukan?"

Vendeta: "Yah, bisa dibilang begitu. Letkol. Vendeta Potter senang bertemu dengan...?" *mengulurkan tangan.
Enterprise: "Enterprise, kapal induk kedua dari kelas Yorktown." *menjabat tangan Vendeta.
Cleveland: "Cleveland! Kapal penjelajah ringan pertama dari kelas Cleveland." *dengan nada semangat.
Vendeta: *mengangguk. "Senang bertemu dengan kalian berdua, Enterprise dan Cleveland." Enterprise dia sedikit kaku daripada Yorktown, dan Cleveland dia gadis yang cukup tomboy. Tapi jangan menilai seseorang dari penampilannya.
Robert: "Baiklah, sudah cukup dengan perkenalannya. Ayo kita mulai acaranya." Laksamana berjalan lebih dahulu dan membuka pintu diikuti dengan yang lain.

Mereka berlima memasuki ruang utama auditorium, di sana terlihat seluruh gadis kapal Eagle Union sudah berkumpul dan berbincang satu sama lain. Saat mereka mendengar suara Laksamana meminta untuk tenang dari mic yang berada di podium di atas panggung, mereka semua berhenti dan mulai bebaris menurut tipe kapal mereka sementara Vendeta bersama tiga gadis lainnya berdiri di belakang Laksamana Robert.

Robert: "Selamat pagi gadis-gadis, Pada pagi hari ini kalian menghadiri acara yang cukup istimewa. Sebagian besar dari kalian tentu sudah mengetahui mengapa diselenggarakan acara ini. Mulai hari ini kalian akan memiliki komandan untuk armada kalian sendiri, terpisah dari armada konvensional Amerika Serikat." Mendengar perkataan Laksamana Robert, para gadis kapal berbisik satu sama lain. Dan ada beberapa yang terlihat sedih karena takut tidak bisa bertemu dengan Laksamana lagi.
Robert: "Jangan khawatir, kalian masih tetap bagian dari Angkatan Laut Amerika Serikat. Dan kalian juga boleh datang mengujungiku, karena kalian sudah aku angggap anak-anakku sendiri." Mendengar lanjutan dari perkataan Laksamana mereka mulai gembira kembali.
Robert: "Juga, aku mengucapkan selamat datang kepada Letnan kolonel Vendeta Potter. Yang secara resmi telah menjadi komadan Eagle Union mulai hari ini dan seterusnya. Aku harap kalian bisa menghormatinya sepeti kalian menghormatiku sebagai komandan kalian selama beberapa tahun belakangan ini. Untuk komandan Vendeta, silahkan untuk memberi sambutan singkatnya." Saat Robert menyebut dirinya untuk memberi sambutan, Vendeta sedikit gugup. Dia mengatur nafas dan maju ke podium.

Saat Vendeta maju ke podium seluruh gadis kapal menatap ke arahnya, sebagian dari mereka terpukau dengan wajahnya yang masih muda dan beberapa berbisik ke teman disebelahnya. Vendeta melihat ini dan mulai gugup, juga wajahnya sedikit merona karena melihat sebagian dari gadis-gadis Eagle Union mengenakan pakaian yang terlalu seksi dan cukup terbuka. Tapi dia mengabaikan rasa gugup dan pikiran yang tidak-tidak tersebut dan memulai sambutannya.

Vendeta: "Salam gadis-gadis Eagle Union namaku Vendeta Potter, kalian boleh memanggilku Vendeta. Seperti yang dikatakan oleh Laksamana Robert sebelumnya aku sekarang menjadi komandan baru kalian....dan aku harap kerjasama semuanya...." Tiba-tiba Vendeta kehilangan kata-kata. Dia tidak tahu harus berkata apa lagi. Yorktown, Enterprise, dan Cleveland mulai khawatir karena komandan mereka sudah diam selama 1 menit.
Vendeta: Aku harus berkata apa lagi? Mereka semua menatap ke arahku. Ayo Vendeta! Buat mereka yakin kalau kau pantas menjadi komandan mereka.... Tapi apa yang harus ku lakukan??? Laksamana Robert hanya terdiam melihat Vendeta, tapi dia yakin pada Vendeta akan membuat Eagle Union bangga memiliki komandan muda seperti dia. Tapi Vendeta mengingat perkataan Jimmy saat di San Francisco dan dia mulai melanjutkan sambutannya.
Vendeta: *menatap gadis kapal. "....Aku akan jujur pada kalian," para gadis kapal mulai penasaran dengan perkataan komandan mereka. "Pertama kali aku mendapat amanah ini, seperti ada bom yang menghantam diriku. Aku bertanya-tanya mengapa aku yang terpilih? Bukankah masih banyak komandan-komandan di luar sana yang lebih hebat dan berpengalaman, tapi mengapa aku? pemuda yang bahkan terkadang masih belum baik mengurus dirinya sendiri."
Yorktown: "Komandan...." Raut wajah Yorktown berubah menjadi sedih dan beberapa gadis kapal menunjukan hal yang sama.
Vendeta: "Tapi!....Aku tidak peduli, Aku sudah bersumpah pada diriku sendiri demi perdamaian dunia! Demi seluruh rakyak Amerika aku akan mengalahkan Siren tidak peduli rintangan yang ada di depanku!" seluruh gadis kaget dengan apa yang disampaikan.
Vendeta: "Aku saat mengetahui berita yang beredar kalian selalu bertarung satu sama lain dengan gadis Sakura Empire, SANGAT KECEWA DENGAN KALIAN!" seluruh gadis Eagle Union sangat terkejut dan tidak bisa berkata-kata dengan apa yang baru saja mereka dengar. "Aku tidak peduli siapa yang memulai duluan, tapi kalian selalu terprovokasi dan mengikuti keegoisan kalian! Sementara Siren hanya tertawa melihat kalian saling menghancurkan dan dengan leluasa terus membantai masyarakat yang ada diseluruh dunia!" Laksamana Robert lumayan kaget dengan sikap tegas yang ditunjukan Vendeta. Dia berani membentak armada terkuat Amerika.
Vendeta: "PERANG BESAR TELAH USAI! MUSUH KALIAN BUKAN SAKURA EMPIRE, BUKAN CRIMSON AXIS, TAPI MUSUH UTAMA KALIAN SEKARANG ADALAH SIREN!!!" nada suara Vendeta lumayan keras, sehingga membuat seluruh gadis kapal menunduk. Mereka merasa malu karena apa yang mereka lakukan hanya membuat semakin banyak orang yang tidak berdosa tewas karena ulah para Siren. Sebagian diantara mereka mencoba menahan tangisan mereka.

Sementara Yorktown, Enterprise, dan Cleveland mereka hanya menunduk diam dan memikirkan apa yang telah mereka lakukan selama ini. Khususnya Yorktown dia mencoba untuk tetap tegar namun air matanya terus keluar dan tubuhnya gemetar, karena apa yang dikatakan Vendeta benar. Dia masih memiliki dendam dengan Angkatan Laut Kekaisaran Jepang yang sekarang bernama Sakura Empire, khususnya ke IJN Hiryuu yang telah menenggelamkannya. Karena dendam dan ego yang besar di dalam dirinya, membuat Yorktown menutup mata dengan masalah besar yang sedang dihadapi dunia.

Vendeta hampir terbawa emosi dan mulai mengendalikan dirinya.
Vendeta: "Jadi, gadis kapal Armada Eagle Union...." Mereka semua melihat Vendeta. "Apakah kalian akan terus mengikuti nafsu kalian... atau ikut membantuku untuk mengalahkan Siren?" mendengar ini mereka semua mulai kembali meneguhkan hati dan semangat mereka untuk melawan Siren, bukan sesama gadis kapal. Dengan harapan baru di depan komandan mereka hanya ada satu jawaban.
Vendeta: "Jadi apa jawaban kalian Eagle Union?" *melihat keseluruh gadis kapal.
Eagle Union: "YA!" menjawab dengan serentak.
Vendeta: *dengan nada tegas. "Ya, apa?!"
Eagle Union: "YA, KOMANDAN!" semangat mereka kembali berkobar.
Vendeta: "UNTUK KEBEBASAN!" *mengangkat tangan kanan.
Eagle Union: "UNTUK KEBEBASAN!" *mengangkat tangan kanan.
Vendeta: *mengangguk. "Terima kasih, semuanya." *tersenyum.

Beberapa detik kemudian seluruh gadis kapal memberi tepuk tangan kepada Vendeta sebelum dia meninggalkan podium. Vendeta tidak menduga mereka akan melakukan itu, namun ada satu hal yang pasti mereka siap berada dibawah komando Vendeta. Ekspetasi dari Laksamana Robert melampaui yang dia harapkan, sekarang dia tidak perlu khawatir lagi untuk menyerahkan tugas-tugas di Eagle Union kepada Vendeta.

Robert: Kau melampaui ekpetasiku Vendeta. *Menatap Vendeta.
Yorktown: *mengusap air mata. Vendeta, terima kasih telah mengeluarkan diriku dari penjara masa lalu.
Enterprise: *Tersenyum. Tidak peduli yang akan kita hadapi, komandan aku akan selalu di sisimu.
Cleveland: "Komandan Vendeta ayo berjuang bersama-sama!" berbicara pada dirinya sendiri.

Setelah acara selesai Vendeta pergi ke pelabuhan Armada Eagle Union yang berada di sisi lain pangkalan Pearl Harbor bersama Robert dan gadis-gadis lainnya. Di kantor yang sekarang menjadi milik Vendeta, secara simbolis diberikan oleh Laksamana Robert. Sebelum Laksamana pergi, Vendeta harus memilih sekretaris untuk membantunya menjalankan tugas-tugas harian. Karena dia masih belum familiar dengan tugas yang akan diembannya, Vendeta memilih Yorktown sebagai sekretaris.

Setelah semuanya beres, Vendeta di ajak berkeliling pelabuhan oleh sekretarisnya. Saat sedang berkeliling mereka bertemu dengan Laffey, Hammann, Maury, dan San Diego. Pertemuan yang unik bagi Vendeta, dia melihat Laffey yang selalu mengantuk dalam kondisi apapun. Hamman yang selalu terlihat kesal, tapi bagi Vendeta dia terlihat manis saat cemberut. Maury, yang sangat menyukai olahraga dan mengajak Vendeta untuk kapan-kapan berolah raga bersama. Dan San Diego yang memiliki sifat yang unik dan terlihat suka membuat konser idol juga selalu menyebut dirinya nomor satu. Dan Vendeta yakin dia akan bertemu gadis-gadis lainnya yang memiliki karakter dan sifat yang berbeda. Mereka pun pergi ke kafetaria untuk makan siang, dan selesai makan Vendeta melanjutkan kegiatannya.

Setelah seharian berkeliling dan hari mulai menjelang malam jam menunjukkan pukul 18.15 PM, Vendeta menyuruh Yorktown untuk beristirahat dan berterima kasih kepadanya yang telah menemaninya berkeliling pelabuhan. Vendeta kembali ke kamarnya yang masih satu lantai dengan kantornya. Barang bawaan Vendeta juga telah diantar ke kamar, dan dia membereskan pakaian yang dia bawa ke dalam lemari. Setelah membereskan pakaian, dia pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Setelah selesai mandi Vendeta berencana untuk langsung tidur dan sudah menginfokan Yorktown bahwa dia tidak ikut makan malam.

Besok Letnan kolonel Vendeta akan memulai tugasnya sebagai komandan Eagle Union. Seluruh operasi militer dan patroli dibebankan kepada Vendeta, tapi Vendeta tidak sendirian gadis-gadis Eagle Union akan membantu Vendeta menyusun strategi dan taktik umtuk mengalahkan armada Siren yang selalu mengganggu di samudra Pasifik dan mereka akan membuat pergerakan baru supaya lautan yang bebas seperti sebelumnya akan dapat direbut kembali oleh umat manusia.

Continue lendo

Você também vai gostar

13.1K 1.3K 155
Bertani di masa kiamat: Saya mengandalkan ruang untuk menimbun jutaan barang https://www.69shuba.pro/book/48552.htm Penulis: Anggur Qijiu Kategori: R...
61.4K 338 23
𝘾𝙀𝙍𝙄𝙏𝘼 𝙈𝙀𝙉𝙂𝘼𝙉𝘿𝙐𝙉𝙂 𝙐𝙉𝙎𝙐𝙍 18+, 𝘿𝘼𝙉 21+, 𝘽𝙊𝘾𝙄𝙇 𝘿𝙄 𝙇𝘼𝙍𝘼𝙉𝙂 𝙈𝘼𝙈𝙋𝙄𝙍!!! 🔞🔞🔞 menceritakan seorang pria bernama A...
Jimin Or Jimmy De arzy

Ficção Científica

544K 3.1K 8
hanya cerita tentang jimin yang memenya sering gatel pengen disodok
Male lead Antagonist De Enjoyxyl

Ficção Científica

486K 35.4K 24
[ BUDAYAKAN FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] @rryaxx_x8 Adrea tidak percaya dengan yang namanya transmigrasi. Mungkin didalam novel itu wajar. Tapi bagai...