Sleep With The Devil (ChanJoy...

By Yuliana16_

19.8K 1.5K 226

21+ Remake Story by Santhy Agatha . . . Banyak banget sih yang udah remake cerita ini tapi aku mau remake ver... More

Bagian 1
Bagian 2
Bagian 3
Bagian 4
Bagian 5
Bagian 6A
Bagian 6B
Bagian 7A
Bagian 7B
Bagian 8
Bagian 9B
Bagian 10A
Bagian 10B
Bagian 11
Bagian 12
Bagian 13
Bagian 14
Bagian 15
Bagian 16
Bagian 17
Bagian 18 (END)

Bagian 9A

635 64 10
By Yuliana16_

Dokter Jaehyun mengendarai mobilnya dengan tenang menembus kemacetan jalan raya, mereka lalu tiba di belokan ke luar kota, menuju jalan yang sepi.

Sooyoung yang selama ini diam karena menahan rasa tegang dalam perjalanan menoleh dan menatap Dokter Jaehyun penuh rasa ingin tahu, "Kita akan kemana dokter?"

Dokter Jaehyun menoleh lalu tersenyum manis, "Ke rumah di pinggiran kota, tempatnya seperti villa di pegunungan, kau akan aman di sana dan Tuan Chanyeol tidak akan bisa menjangkaumu."

Sooyoung menganggukkan kepalanya dan menatap lurus ke depan, pemandangan di luar adalah hutan dan jalanan yang berkelok-kelok, malam makin gelap dan Sooyoung mulai merasa mengantuk. Akhirnya dia menyandarkan kepalanya dengan nyaman di kursi dan mulai tertidur.

Chanyeol menatap marah pada perawat yang dibius untuk menggantikan Sooyoung di ranjang. Dua pengawalnya yang tadi berjaga di kamar Sooyoung berdiri ketakutan dengan wajah lebam bekas pukulan Chanyeol, "Kenapa kalian bisa sebodoh itu hah?" suara Chanyeol terdengar tenang, tetapi intensitas kemarahannya membuat bulu kuduk dua anak buahnya berdiri. Para pengawal itu saling bertatapan mencoba berkata-kata, tetapi tak bisa. Mereka memang bersalah. Jongin sebagai atasan mereka telah menginstruksikan untuk memeriksa siapapun sebelum masuk dan keluar dari ruangan Sooyoung. Tetapi karena Dokter Jaehyun tampaknya terbiasa keluar masuk ruangan ini dengan bebas, mereka jadi lengah dan membiarkannya. Siapa sangka kalau Dokter Jaehyun adalah Jackal yang ditakuti itu?

Chanyeol masih menatap marah kepada kedua pengawalnya, memikir- kan hukuman apa yang cukup kejam untuk dilimpahkan atas ke- bodohan mereka. Sooyoung melarikan diri, dan bukan hanya melarikan diri, Demi Tuhan! Perempuan itu sekarang ada di tangan Jackal.

Jongin datang, menyerahkan setumpuk berkas lagi, mengalihkan perhatian Chanyeol, "Sepertinya dugaan Anda benar Tuan Chanyeol, profil Dokter Jaehyun sangat mirip dengan profil Jackal. Dia lulusan jenius dari kedokteran, kehidupannya sangat misterius, dan menurut desas desus, ibunya meninggal karena bunuh diri. Dia baru masuk mendaftar ke rumah sakit ini dua bulan yang lalu, dan ketika kami melakukan pengecekan terhadap masa lalunya, semuanya kosong, tidak ada satupun data tentangnya, seolah semuanya dihapus."

"Cari sampai dapat," Chanyeol menggertakkan giginya, "Apapun itu, alamat, nomor mobilnya, apapun untuk bisa mengarahkan kita kepadanya. Kita harus menemukan Sooyoung, sebelum terlambat." Chanyeol memejamkan mata, sejenak merasakan sesak di dadanya. Sooyoung harus selamat, meskipun sekarang hal itu diragukan, karena Sooyoung berada di tangan Jackal yang sangat kejam. Chanyeol akan menempuh segala cara untuk mendapatkan Sooyoung kembali, selamat, dan hidup-hidup.

"Sooyoung, kita sudah sampai," Dokter Jaehyun mengguncang bahu Sooyoung lembut. Sooyoung membuka matanya dan menemukan mobil mereka diparkir di sebuah villa tua berwarna putih yang sangat indah dihujani cahaya lampu yang remang-remang.

Dokter Jaehyun turun terlebih dahulu, lalu membuka pintu penumpang dan membantu Sooyoung turun. Mereka berjalan bersisian memasuki teras rumah, ketika Dokter Jaehyun membuka kunci pintu rumah itu, Sooyoung mengernyit dan bertanya,

"Ini rumah Dokter Jaehyun?"

Lelaki itu tersenyum lagi dan menggeleng, "Bukan, ini properti milik sahabatku yang dititipkan kepadaku, sekarang dia sedang di luar negeri. Kupikir tempat ini adalah tempat yang paling aman untukmu sekarang-sekarang ini...Kau bisa bersembunyi di sini sementara, karena aku tahu Tuan Chanyeol pasti sedang sangat marah sekarang dan pasti dia akan menggunakan segala cara untuk mencarimu."

Sooyoung menggigil mendengar kemungkinan itu, dan membiarkan dirinya dihela masuk ke dalam vila itu. Bagian dalam villa itu sangat indah, secantik bagian luarnya, dengan ornamen Belanda yang kuno dan rapi, tampak begitu nyaman untuk ditinggali,

"Ayo, kuantar kau ke kamar sementaramu, kau bisa beristirahat di sana, aku yakin kau pasti capek setelah perjaSooyoungn panjang." Dokter Jaehyun melangkah melalui anak tangga dan Sooyoung mengikutinya.

Kamar untuk Sooyoung adalah kamar sederhana yang tertata rapi, dan ranjang bulu angsa berseprai putih di tengah ranjang tampak sangat empuk dan menggoda untuk ditiduri. Tanpa sadar Sooyoung menguap dan Dokter Jaehyun terkekeh,

"Tidurlah Sooyoung, semoga besok pagi kau bangun dengan lebih segar."

Sooyoung menganggukkan kepalanya, "Terima kasih dokter, terima kasih atas segalanya, saya tidak tahu bagaimana harus berterimakasih kepada dokter karena sudah menyelamatkan saya dari Chanyeol."

Dokter Jaehyun melangkah ke pintu, senyumnya tampak misterius di balik cahaya remang-remang, "Tidak apa-apa Sooyoung, aku senang bisa membawamu ke sini." Lalu lelaki itu melangkah keluar dan menutup pintu di belakangnya.


Sooyoung terbangun karena rasa haus yang amat sangat, dia terduduk di ranjang dan sedikit terbatuk-batuk. Dengan pelan dia memandang ke sekeliling, masih gelap. Mungkin ini masih dini hari.

Dengan langkah hati-hati Sooyoung turun dari ranjang, dan keluar dari kamar. Dimanakah dapurnya? Dia ingin minum... Lorong lantai dua tampak gelap, tetapi ada cahaya putih di ujung sana, mungkin itu dapurnya, pikir Sooyoung dalam diam. Dia lalu melangkah hati-hati menuju cahaya itu, dan terbawa ke sebuah pintu yang sedikit terbuka di ujung lorong.

Sooyoung membukanya, dan tertegun. Ini bukan dapur. Dia sudah hendak membalikkan badan, ketika pandangan matanya terpaku pada sesuatu, dan wajahnya memucat. Di sana, di salah satu sisi tembok itu penuh dengan foto-foto yang ditempel. Dan itu bukan foto-foto biasa, itu foto-foto Chanyeol sedang melakukan aktivitasnya, beberapa di antaranya ada Chanyeol yang sedang bersama Sooyoung. Dan melihat ekspresi Chanyeol di sana, tampaknya foto-foto itu diambil dengan kamera tersembunyi, tanpa seizin objeknya.

"Ada pepatah, kalau rasa ingin tahu yang besar suatu saat akan menjadi penyebab kematianmu."

Sooyoung terlonjak kaget, mendengarkan suara yang mendesis itu, dia membalikkan badannya dan berhadapan dengan Dokter Jaehyun yang berdiri diam di balik bayang-bayang. Lelaki itu tersenyum, seperti biasanya, tetapi senyumnya yang sekarang bukanlah senyum manis secerah Matahari, melainkan seringai jahat yang menakutkan.


"Kita sudah berhasil melacak mobilnya," Jongin datang dengan terengah, mendatangi Chanyeol yang menunggu sambil mondar-mandir tak tenang di ruangannya. Chanyeol langsung berdiri dan bergegas, dia menyiapkan senjatanya, belati berat yang selama ini ada di kakinya dan sebuah magnum miliknya. Kalau dia harus membunuh demi Sooyoung, akan dia lakukan. Lelaki itu memejamkan matanya, semoga dia tidak terlambat datang.

Mata Sooyoung hanya bisa menatap dalam ketakutan, lelaki di depannya ini sudah berubah total, dari lelaki ramah dan baik hati menjadi monster yang menakutkan, Tubuh Sooyoung diikat di sebuah kursi dan Sooyoung sepenuhnya tidak bisa bergerak, di bawah kuasa psikopat gila yang sekarang sedang berjalan mondar-mandir sambil memainkan pisau di tangannya.

"Membunuh dengan pisau adalah favoritku," Dokter Jaehyun memain- kan pisau itu di dekat Sooyoung, membuat kilatannya menyilaukan dalam kegelapan. "Karena itulah aku dipanggil Jackal," lelaki itu terkekeh mengerikan melihat sinar ketakutan yang terpancar dari mata Sooyoung, "Yah kenalkan, akulah Jackal yang kalian cari-cari itu."

Sooyoung mencoba meronta, kengerian merayapi dirinya ketika menyadari bahwa lelaki di depannya ini bukan saja orang jahat, tetapi dia adalah psikopat menakutkan yang diceritakan oleh Chanyeol.

Dokter Jaehyun tertawa melihat usaha Sooyoung yang sia-sia untuk melari- kan diri, kemudian mendorong kursi Sooyoung ke dinding dan menekan- kan pisaunya di pipi Sooyoung, "Pisau ini sangat tajam," Dokter Jaehyun memain-mainkan pisau itu di pipi Sooyoung, "Aku ragu apakah Chanyeol masih mau menjadikanmu pelacurnya kalau mukamu rusak," diletak- kannya besi dingin itu di pipi Sooyoung membuat mata Sooyoung terpejam ketakutan.

Tetapi kemudian kata-kata Dokter Jaehyun menyulut amarahnya, dia bukan pelacur Chanyeol! "Aku bukan pelacur Chanyeol!" dengan Lantang Sooyoung meneriakkan bantahannya.

Dan rupanya bantahannya itu malahan memancing emosi Dokter Jaehyun, "Bukan pelacurnya katamu? Kau tidur dengannya dan menikmatinya, kau menerima segala fasilitas darinya dengan suka rela, dan kau membayar dengan tubuhmu. Dari pengamatanku, kau adalah pelacur yang paling disukai dan istimewa di mata Chanyeol dibandingkan pelacur-pelacurnya yang lain, dan aku membayangkan kepuasan yang kudapatkan ketika dia menyaksikan tubuhmu yang sudah mati, penuh dengan sayatan pisau." Lalu Dokter Jaehyun tertawa dengan mengerikan, "Mari kita mulai ritual ini... Aku akan menyayat- mu pelan-pelan di bagian-bagian tubuhmu hingga kau akan mati pelan-pelan kehabisan darah..." pisau itu berkelebatan dengan main- main di depan Sooyoung, "Lalu aku akan membuang tubuhmu tepat di depan mata Chanyeol, pasti aku akan puas sekali... Sebelum kemudian akan kuhabisi Chanyeol dengan tanganku sendiri..."

Dengan tawa mengerikannya yang terkekeh dan menakutkan, Dokter Jaehyun mengayunkan pisaunya, dan sekejap, Sooyoung merasakan pedih karena sayatan besi tajam itu di lengannya.

Chanyeol memasuki rumah itu dengan marah, Jongin dan yang lain- lain sudah mengepung villa putih itu. Villa itu tenang dan sepi seolah tidak ada siapapun di sana. Lalu mata Chanyeol mengarah ke pintu di ujung lorong yang setengah terbuka, dan melangkah kesana, lalu masuk dengan marah ketika melihat apa yang terjadi di sana.

Dokter Jaehyun sudah melukai Sooyoung dengan dua sayatan berdarah di lengan Sooyoung, membuat Sooyoung meringis menahan sakit dan nyeri dalam kondisi terikat di kursi dan hampir kehilangan kesadarannya.

"Lepaskan dia, Jackal," suara Chanyeol dingin, mencoba menahan kemarahannya dengan terkendali. Lelaki itu sedang memegang pisau di dekat Sooyoung, dia tidak ingin Sooyoung terluka lebih dari ini.

Dokter Jaehyun membalikkan tubuhnya dan tersenyum melihat Chanyeol berdiri di ruangan itu, "Ah... sang pangeran penyelamat akhirnya datang," dengan tenang Dokter Jaehyun mengacungkan pisaunya ke arah Chanyeol, "Kau lihat Chanyeol, pelacurmu ini sedang dalam proses meregang nyawa, tadinya aku ingin mempersembahkannya mati dan tersayat kepadamu. Tetapi rupanya kau terlalu cepat datang."

"Aku akan membunuhmu, kau tahu itu." geram Chanyeol marah.

Tawa Dokter Jaehyun membahana ke seluruh ruangan. "Tentu saja, sekarangpun aku tahu bahwa seluruh pengawalmu sedang mengepung tempat ini, siap menembakku kapanpun aku lengah," dengan cepat Dokter Jaehyun bergerak ke sebelah Sooyoung dan menempelkan pisau tajam itu ke lehernya, "Tapi sebelum kau membunuhku, aku akan membunuh pelacur ini dulu." Sooyoung terkesiap, menahan sakit dan ketakutan ketika besi dingin itu menempel di lehernya, lapisannya yang tajam telah menyayat leher- nya, menimbulkan sedikit perih di sana.

"Kalau kau lakukan sesuatu kepadanya, aku bersumpah kau akan mati dengan mengerikan," Kali ini Chanyeol sudah tidak bisa menahan kemarahannya, "Aku akan membunuhmu dengan pelan dan mengerikan hingga kau akan merasakan setiap detik-detik menjelang kematianmu."

"Kau ketakutan Chanyeol, kau takut aku menyakiti pelacur ini, bisa kulihat di matamu," Dokter Jaehyun menatap Chanyeol dengan senyuman gilanya, memain-mainkan pisaunya di leher Sooyoung, "Satu sayatan saja, aku akan memotong nadinya, tepat di leher... darahnya akan memancar keluar dan dia akan mati dengan cepat...tepat di depan kedua matamu...dan aku rela mati demi kepuasan menyaksikan adegan itu." Lalu dengan gerakan secepat kilat, Dokter Jaehyun mengangkat pisaunya, lalu membuat gerakan menghujam untuk menikam leher Sooyoung.

Sooyoung memejamkan matanya, menanti detik-detik kematiannya. Tetapi kemudian dia tidak merasakan sakit, apakah memang kematian tidak terasa sakit? Dengan ragu di bukanya matanya, dan dia terkesiap dengan pemandangan di depannya.

Chanyeol sedang menahan pisau itu, dengan tangan telanjang. Bagian tajam pisau itu mengiris telapak tangannya, tetapi lelaki itu menggenggam pisau itu tanpa ekspresi, meskipun darah mulai bercucuran dari tangannya, mengenai Sooyoung. Sekali lagi, Chanyeol menyelamatkan Sooyoung dari kematian.

Dokter Jaehyun tampak terperangah dengan gerakan Chanyeol yang tak disangkanya itu, dia berusaha menarik pisaunya dari genggaman Chanyeol, tetapi Chanyeol menarik pisau itu dan melemparnya jauh-jauh,

"Aku akan menghajarmu sebelum membunuhmu.." Chanyeol menerjang dokter Jaehyun ke lantai, dan mereka bergulat saling memukul. Tetapi Dokter Jaehyun, Jackal itu tidak terbiasa berkelahi dengan tangan kosong sehingga dia kewalahan, Chanyeol terus dan terus menghajarnya tanpa ampun, ketika kemudian rintihan Sooyoung menghentikannya.

Chanyeol melihat Sooyoung kehilangan kesadarannya, mulai oleng dalam kondisi terikat di kursi, Perhatian Chanyeol teralih, dan dia berdiri untuk meraih Sooyoung, pada saat itulah, Dokter Jaehyun yang sudah babak belur mencoba meraih pisau yang dilemparkan Chanyeol tadi, dia berhasil meraihnya dan mengarahkannya untuk menikam punggung Chanyeol dan...

DOR!!!

Tubuh Dokter Jaehyun ambruk ke lantai karena tembakan itu. Chanyeol menoleh ke belakang, melihat Dokter Jaehyun ambruk dengan pisau masih di tangannya, dan dia lalu menoleh ke pintu, ke arah Jongin yang memegang pistol di tangannya.

"Bereskan dia." Chanyeol memerintah cepat, lalu perhatiannya sepenuh- nya terarah kepada Sooyoung, tidak dirasakannya telapak tangannya yang tersayat dalam, dia membuka ikatan Sooyoung, dan perempuan itu langsung jatuh ambruk ke pelukannya. 

TBC.

Banyak gambar visual gini suka tidaak kaliaaan? Hehehe

Jangan lupa di vote dan komen!!

Continue Reading

You'll Also Like

16.6M 707K 41
GENRE : ROMANCE [Story 3] Bagas cowok baik-baik, hidupnya lurus dan berambisi pada nilai bagus di sekolah. Saras gadis kampung yang merantau ke kota...
6.9M 343K 75
"Baju lo kebuka banget. Nggak sekalian jual diri?" "Udah. Papi lo pelanggannya. HAHAHA." "Anjing!" "Nanti lo pura-pura kaget aja kalau besok gue...
477K 34.3K 36
Adhitama Malik Pasya pernah menikah dengan gadis belia. Satu bulan pernikahan, lelaki itu terpaksa bercerai dari istrinya. Tujuh tahun berlalu, ia t...
1.6M 14.8K 24
(βš οΈπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žβš οΈ) Hati-hati dalam memilih bacaan. follow akun ini biar lebih nyaman baca nya. β€’β€’β€’β€’ punya banyak uang, tapi terlahir dengan sa...