CLEMENTINE'S ONE SHORT STORY

By san-san37

112 1 15

Koleksi cerita-cerita singkat yang pernah saya publikasikan di grup-grup kepenulisan. Saya menulis ulang di s... More

MIMPI BURUK SESAAT
MAKHLUK PEMAKAN SEGALA
MENYINGKIRKAN PARA SAINGAN
DEVIL INSIDE OF ME
WRATH OF THE GIANT HEAD
"DONT LOOK BACK!"
MIRANTI, GADIS DI TEPI SUNGAI
Ketika Kuchisake Onna Jatuh Cinta [ Part A ]
Ketika Kuchisake Onna Jatuh Cinta [ Part B ]
Ketika Kuchisake Onna Jatuh Cinta [ Part C ]
Ketika Kuchisake Onna Jatuh Cinta [ Part D ]
Ketika Kuchisake Onna Jatuh Cinta [ Part E ]
Ketika Kuchisake Onna Jatuh Cinta [ PART F / AKHIR ]

BLOG CERITA HOROR

7 0 0
By san-san37

Genre : Friendship

Blogwalking menjadi kebiasaan yang sudah mendarah daging dalam hidupku. Aku memang suka mencari cerita-cerita horor yang biasa diposting orang-orang di blognya. Walau terkadang aku sangat kecewa dengan banyaknya cerpen horor hasil copy paste tanpa source link. Selain bosan karena sudah sering kubaca di blog ataupun forum lain, mengcopy paste cerpen horor milik orang lain tanpa mencantumkan source link bagiku merupakan tindakan pencurian. Sudah selayaknya para pelaku diberi hukuman.


Hingga suatu malam, aku menemukan sebuah blog berisi kumpulan cerita horror bernama "Library of Nightmare". Blog tersebut berisi begitu banyak cerita-cerita horor original yang mampu membuatku nyaris kencing di celana. Cerita-cerita di sana ada yang berupa cerpen, ada pula yang berupa cerbung. Namun yang membuatku benar-benar ketakutan ialah sebuah update terbaru dengan subjudul "Kematianku". Merupakan seri terbaru dari cerbung "Gadis Tanpa Kepala". Bercerita tentang gadis berjilbab yang bunuh diri dengan menabrakan dirinya ke kereta api hingga kepalanya buntung, lantaran putus dengan kekasihnya. Dalam cerita itu, arwah si gadis masih penasaran dan seringkali mencari mangsa lelaki untuk dibunuh karena masih dendam dengan mantan pacarnya itu.


Memang konsep ceritanya sederhana dan terkesan 'pasaran' namun cara pemilik blog itu menarasikan ceritanya sungguh luar biasa hebat. Deskripsi tempat kejadian, latar suasana yang mencekam, alurnya yang mengalir natural, suasana emosi yang terbangun dalam tokoh seolah-olah nyata. Jadi, selama seminggu penuh aku selalu membuka-buka arsip cerita di sana, membaca semua cerita yang ada.


Semakin lama membaca, aku semakin penasaran dengan si penulis. Aku mencari, mencari, terus mencari ..., dan yeah! Aku berhasil menemukan suatu postingan berisi biodata si pemilik blog yang ternyata seorang perempuan sebaya denganku. Namanya Shila Avila, tinggal di Kabupaten Lumajang, tidak jauh dari tempatku tinggal. Di sana pun dicantumkan berbagai macam link sosial medianya.


'Kesempatan bagus,' ujarku membatin.


Tak perlu berlama-lama, aku langsung mengirim permintaan pertemanan di facebooknya. Sepertinya ini hari keberuntunganku, karena belum lima menit ia langsung mengkonfirmasi. Tentu saja sekedar berteman di facebook belum cukup bagiku, aku langsung ambil tindakan gila.


"Hai Shila," ucapku melalui obrolan pribadi. Lengkap dengan emotikon senyum.


"Hai juga," jawabnya beberapa detik kemudian.


"Aku fans baru blog kamu lho," ah sial, apa-apaan yang kuucapkan itu? Mengapa aku langsung berkata seperti itu? Bagaimana jika ia jadi ilfeel? Bagaimana jika ia tak membalas chatku lagi?


"Wah serius?" fiuuuh ..., gelisahku hilang setelah beberapa menit kemudian membaca balasan chat darinya.


"Iya, aku suka sekali membaca cerita-cerita di blog kamu, semuanya dikemas pas sesuai porsinya, horrornya terasa, namun tidak norak seperti cerita horror lain yang dibuat-dibuat," aku menjawab chatnya dengan semangat. "Apalagi update-an terbaru kamu mengenai cewek bunuh diri di rel kereta api itu sangatlah keren," lanjutku sedikit menggombal.


"Makasih, itu sebenernya kuambil dari kejadian nyata yang ada di Jatiroto."


"Serius?"


"Iya. Bahkan sampai sekarang pun masih sering ada laporan orang hilang, semua orang menduga kemungkinan karena diambil si hantu cewek kepala buntung itu. Hantu tersebut memang suka memikat laki-laki, itulah cara ia memancing calon korbannya."


Aku menelan ludah pahit, tidak heran aku begitu ketakutan saat membacanya, tak heran pula jika semua yang ia ceritakan di blognya terkesan sangat nyata. Ternyata memang based on true story di wilayah setempat. Entah karena penasaran dengan kejadian itu atau hanya aku yang 'ada maunya', aku sempat berpikir untuk ketemuan langsung dengan Shila. Tapi aku yakin dia pasti akan berpikir kalau aku ini aneh karena mengajak ketemuan dengan orang yang baru beberapa menit mengiriminya pesan.


"By the way kamu tinggalnya di Pronojiwo ya?" Shila kembali mengirimiku pesan.


Tunggu, dia tahu dari mana kalau aku tinggal di Pronojiwo? Setahuku aku tidak mencantumkan alamat tempat tinggal di info akunku, foto profil pun hanya berupa gambar Wilson dari game Don't Starve.


"Lho kok kamu tau sih?" tanyaku balik dengan emotikon suspicious karena heran.


Semenit ..., lima menit ..., hingga tiga puluh menit berlalu namun tidak ada balasan apapun darinya. 'Apa aku salah bicara?' kataku dalam hati.


"Iya, kamu benar, aku memang tinggal di Pronojiwo." Hanya itu kalimat terakhir yang kukirim sebelum aku berlalu ke dapur untuk makan malam, meninggalkan laptopku yang masih menyala di kamar.


Setengah jam berlalu setelah aku menghabiskan makan malam bersama keluarga. Aku kembali ke kamar dan mendapati tiga baris pesan dari Shila.


"Aku boleh minta bantuanmu nggak?"

"Kita ketemuan yuk."

"Lagi butuh ide nih buat seri terbaru Gadis Tanpa Kepala."


'Asik nih' pikirku, kebetulan aku sempat beberapa kali membuat cerpen yang merupakan versi fanfiction dari cerita Gadis Tanpa Kepala itu. Mungkin saja ini kesempatanku untuk ikut ambil bagian pada cerbung favoritku itu.


"Boleh," jawabku mantap.


Singkat cerita, kami pun bertukar akun line dan sepakat untuk ketemuan di wilayah Jalan Ranupakis hari minggu besok. Tak kusangka semudah ini berkenalan dan bertemu dengannya. Usai mengirim 'kalimat pamit' tak sadar aku menghempaskan tubuh di ranjang hingga kepala terantuk dipan kayu karena sangat senang. "Uuughh ..., haduuu ...," ringisku kesakitan sambil mengelus pelan kepala bagian belakang.


***


Keesokan harinya, sesuai dengan janji yang disepakati, kami pun bertemu di sebuah pertigaan jalan, namun sebelum itu aku memarkirkan motorku di depan sebuah rumah makan. Ternyata sesuai dugaanku, penampilannya persis seperti penulis dan bloger cewek pada umumnya. Wajah cantik, kacamata tebal RayBan putih tulang menghiasi keduanya matanya yang sipit, pakaian casual namun tetap rapi, dan berjilbab merah.


"Shila?"


"Iya, kamu kelamaan ya nunggunya?"


"Nggak kok, baru sampe ini," jawabku sedikit sok.


"Yaudah, yuk kita cari tempat yang enak buat ngobrol."


Kami pun berjalan bersama menyusuri jalan sepi ini sembari berceloteh seputar diri dan kehidupan kami masing-masing. Namun entah kenapa, suasana jalan yang semula tidak begitu lenggang kini terasa suram dan aneh. Dan yang membuatku terkejut ialah entah kenapa sekarang aku malah diajaknya berjalan ke bagian dalam stasiun dengan suasana mencekam seperti ini? Haruskah mencari ide cerita ke tempat seram sungguhan?


"Eh ..., anu ..., Shila, kok kita malah kesini sih?" aku mulai merasa iba, curiga, dan luar biasa heran. Keringat dingin mulai membasahi dahiku, merinding kurasakan disekujur tubuh. Aku tak bisa fokus mengikuti langkah kakinya, aku mengedarkan pandanganku ke sekitar stasiun yang telah lama mati ini.


Hingga aku terperanjat saat melihat sosok gadis di sampingku yang tiba-tiba berubah menjadi sosok yang mengerikan. Kepalanya buntung dengan leher yang terus-menerus mengeluarkan darah. Pakaiannya terkoyak banyak noda merah. Tangan kanannya yang pucat tengah menggenggam kepalanya sendiri, sementara kuku tangan kirinya perlahan memanjang.


Retakan pada dinding stasiun itu mengeluarkan darah. Bagian lantai pun berubah menjadi kubangan darah dan potongan tubuh manusia. Sungguh, aku sangat takut, berkedip pun tak sanggup. Belum sempat berlari, beberapa potong tangan manusia menggenggam kuat kedua kakiku. Hal terakhir yang kurasakan sebelum sempat menjerit ialah sosok kepala buntung itu memegang kuat leherku kemudian ....

KRAK!


***


Beberapa hari kemudian muncul postingan baru di blog Library of Nightmare. Cerbung "Gadis Tanpa Kepala" baru saja mengupdate seri terbarunya dengan subjudul "Teman Baruku, Korban Baruku."


Ditulis pada tanggal: 24 Januari 2017

Mengenang 3 Tahun wafatnya

Member senior OGCPI era kepengurusan lama. Sahabat tercinta semua orang. Orang paling spesial dalam hidupku yang juga partnerku dalam pembuatan cerpen ini.

- SHILA AVILA -

1994 - 2017

"Separuh hati ini akan selalu jadi milikmu, dimanapun kau berada saat ini."

Continue Reading