Gadis Misterius (PROSES REVIS...

By Ishikawa_Azari

3.1K 266 49

Kematian adalah akhir. Jika kematian telah menyapa, maka berakhirlah kehidupan. Namun, beberapa dari mereka y... More

Akhir
Sirna
Dia yang sekarang telah tiada
Arwah
villa
ditaksir Kuntilanak
Teror penelepon jam 00.00
Mimpi
Murid Baru
Patung
Misteri kematian murid kelas sebelah
Misi B
Hukuman
Rumah Bekas Pembantaian
Robot Tikus
Rumah No 13
Siapa gadis itu?
Keluarga Palsu
Ada Lili di belakangmu!
Truck Tak Bersopir
Kuntilanak Bertindak, Cinta Ditolak
Hari Terburuk
Kuntilanak Menangis
Bumi Perkemahan
Rencana Dimulai
Naura Bukanlah Manusia
Sharla
Flashback Aliando
Flashback Gian
Zombie?
Buku Naura
Mencari Adik Naura
Teror
Lala Syaharanny
Semua demi teman
Semua telah berakhir
Penyesalan yang Telah Terpenuhi

Ganjil

57 5 0
By Ishikawa_Azari

Akibat perkara semalam, Nandra dan teman-temannya tak dapat tidur cukup karena waktu malam mereka habiskan hanya dengan berpikir dan mencoba tuk menyelesaikan misteri di balik kematian Dio itu.

Karena sangking ngantuknya, Andi terus-terusan menguap melebihi teman-temannya yang lain. Rata-rata, mata mereka bengkak kecuali Aliando. Ia merasa tak mengantuk sedikit pun. Padahal, kemarin malam ia yang bergadang paling lama ketimbang temannya yang lain. Namun, pagi itu Ia tampak fresh seperti orang yang tidur berkecukupan.

"Kayanya pagi ini mau hujan deh," gumam Escy tatkala ia melihat langit pagi hari yang gelap. Tiada sinar mentari, dan yang ada hanya sekumpulan kawanan awan yang sedang beramai-ramai mengandung air.

"Hey, kalian merasakan hal yang aneh gak?" tanya Evril membuka pembicaraan.

"Apa?" tanya Aliando singkat.

"Lihat aja anak-anak yang lalu lalang ini. Wajah mereka kok muram begitu. Datar dan gak ada senyuman sedikit pun tergores pada wajah mereka. Dan, mereka selalu membungkam. Padahal, beberapa dari mereka berjalan bersama teman-teman mereka," jelas Evril panjang lebar.

"Lo benar juga," sambung Andi.

"Kayanya, itu efek dari kejadian kemarin. Jadi, maklumi aja," ucap Nandra mengakhiri.

Evril berpikir. Lalu berkata, "... bisa jadi."

"Yaudah. Ke kelas yuk. Bentar lagi mau bel," ajak Escy setelah menelan makanan ringan yang sudah halus dihancurkan oleh gigi-gigi kuningnya. Jarang gosok gigi, dan hobi sekali makan. Itu sudah menjadi kebiasaan Escy.

Kemudian, kelima sekawan itu pun kembali berjalan menuju kelas. Tak jauh sebelum sampai ambang pintu kelas IPA-4, kelima sekawan itu mendengar suara tawa seorang perempuan. Suara itu seperti suara Tasya.

Nandra dan temananya yang lain pun kembali berjalan dan mendapati Tasya sedang tertawa penuh suka cita bersama Naura---seorang gadis yang selalu menyendiri itu. Naura hanya tersenyum melihat tawa dan tingkah Tasya. Padahal, kemarin adalah kematian Dio. Tapi, mengapa saat itu suasana hati Tasya sudah berubah. Semudah itukah ia melupakan sepupunya?

Netra Tasya menangkap kelima teman yang tak lama bersekolah di tempat itu. Dia menghentikan tawanya dan menyapu setetes air mata yang keluar dari matanya akibat tawa pecah gadis itu.

"Nandra, Evril, Aliando, Escy, dan Andi, kenapa kalian diam aja di depan pintu kayak penjaga. Sini masuk. Kita sama-sama mendengarkan jenaka yang diberikan Naura. Ternyata, dia orangnya humoris lo," ucap Tasya. Ia tersenyum kepada Nandra dan keempat teman dekat Nandra itu.

"Apa yang terjadi samanya?" tanya Andi. Ia tak menoleh ke arah teman-temannya. Melainkan, terus menjuruskan pandangan ke arah Tasya yang tengah membersihkan kaca matanya.

"Entahlah. Masa ia dia secepat itu melupakan Dio?" tanya balik Nandra.

"Dan, aku juga gak pernah tuh melihat gadis pucat itu bergaul sama orang. Biasanya ... dia, 'kan selalu menyendiri," timpal Escy.

"Aku merasa, Naura merencanakan sesuatu. Aku yakin itu," ucap Aliando datar. Ia terus menatap Naura tajam. Tatapan Aliando dan Naura saling bertemu.

"Apa salahnya kita menghampiri mereka? Yuk, siapa tahu aja Naura selama ini ingin mendapatkan teman, tapi dia gak bisa mendapatkannya karena dia, 'kan orangnya pendiam." Evril melangkah maju mendekati Tasya dan Naura.

"Eh, tunggu," ucap Nandra. Ia melangkah, mengekor Evril. Escy, Aliando, dan Andi mengikuti Nandra dari belakang.

Evril tersenyum ramah kepada Tasya dan Naura. Lalu, ia duduk berseberangan dengan Naura dengan posisi duduk bersebelahan dengan Tasya. Evril sedikit merasa heran akan tingkah Naura yang berubah drastis. Begitu pula dengan Tasya. Apakah ia memang benar-benar melupakan kejadian kemarin?

"Naura, lo ngomong apa tadi sampai-sampai si Tasya ketawa pecah. Padahal, kemarin, 'kan dia habis mengalami duka yang mendalam." Escy berdiri tepat di samping Evril.

Nandra dan Aliando duduk di meja tetangga tempat Naura dan Tasya berbincang dan Aliando duduk di bangku yang mejanya diduduki oleh Nandra. Mereka hanya membungkam menunggu jawaban atas ajuan pertanyaan dari Escy.

"Aku hanya ceritain cerita humoris aja kok.  Apa salahnya dengan itu?" tanya balik Naura.

Mata Escy menyipit. Ia memastikan bahwa ucapan Naura memang benar.

"Escy, lo bilang apa tadi? Duka? Emang, gue mengalami duka apa?" tanya Tasya. Dia benar-benar tak tahu atau sedang amnesia?

"What? Yang benar saja! Lo ini habis kesampet apaan?" ucap Escy setengah berteriak. Ia kaget akan aksara yang dilontarkan oleh gadis yang terkenal akan kepintarannya itu. Atau, banyak orang menyebutnya sebagai gadis si kutu buku.

Tasya mengangkat kedua pundaknya. Bingung.

"Lo ... udah melupakan Dio?" tanya Evril. Ia memastikan Tasya hanya bergurau akan ungkapan yang barus saja ia katakan.

"Dio? Sepupu gue?"

"Iya. Sepupu lo yang mati dengan mayatnya yang berserakan gak lengkap lagi di gudang kemarin!" Andi mulai merasa muak akan tingkah bodoh Tasya.

"Kemarin? Bukannya dia meninggal sudah lama ya? Kayanya sekitar satu tahun yang lalu. Dia meninggal akibat sebuah kecelakaan."

"Apa?!" Nandra, Evril, Aliando, Escy, dan Andi terbelakak kaget. Mereka tak percaya akan ucapan Tasya.

Bagaimana bisa Tasya mengatakan bahwa Dio meninggal satu tahun yang lalu akibat sebuah kecelakaan? Padahal, sudah jelas-jelas tertera dalam otak Nandra dan keempat temannya itu bahwa Dio baru saja meninggal kemarin. Meninggal secara tragis di gudang hingga menggegerkan satu sekolah. Mustahil.

"Kenapa? Kalian kok kelihatan kaget gitu?" tanya Tasya.

"Oh ayolah! Dio itu meninggalnya kemarin. Lo jangan ngaco deh!" seru Andi. Ia benar-benar sudah muak dengan semua itu.

"Kalian yang ngaco! Dio itu sepupu gue dan yang Pasti, gue yang lebih tau kehidupan Dio ketimbang kalian yang baru masuk ke sekolah ini. Mungkin, kalian mengenal Dio hanya sekedar nama dan gak pernah melihat Dio, 'kan. Jadi, gak usah urusi kehidupan orang lain! Lebih baik kalian urusi kehidupan kalian masing-masing. Toh, kalian juga pasti akan mati. Siapa di dunia ini yang gak mati? Gue, dan Naura juga nantinya akan mati kok," murka Tasya.

Penjelasan Tasya sungguh membuat otak kelima sekawan itu kembali bekerja keras. Nandra dan teman-temannya bingung harus mengikuti kejadian nyata yang sudah menjadi kenangan, atau mempercayai ucapan tak logis dari Tasya. Raut ceria Tasya berubah sejak kelima sekawan itu menanyakan tentang Dio. Tasya merasa sangat Kesal.

"Tapi, bagaiama dengan jenazah Dio yang kem--" Evril angkat bicara. Ia mencoba membela kenyataan yang sudah berlalu.

"Cukup. Sebaiknya, kalian semua gak membicarakan Dio lagi. Dia-dia sudah tenang di alam sana dan jangan mengungkit-ungkit namanya lagi. Oke?" ucap Tasya. Ia beringsut berdiri kesal. "Naura, sebaiknya kita pergi aja," ajak Tasya sembari menarik pergelangan tangan Naura. Naura menurut dan pergi bersama Tasya.

Naura melirik ke belakang sambil tersenyum sinis kepada Nandra dan teman karib Nandra itu. Lalu, tatapan Naura berhenti tatkala pandangan gadis itu tertutupi tembok saat melewati kelas. Langkah Tasya dan Naura terdengar samar-samar hingga akhirnya tak terdengar.

"Sudah kuduga. Naura, gadis itu merencanakan sesuatu. Sebaiknya kita harus mengawasi mereka. Tasya sedang dalam bahaya!" ucap Aliando setengah berteriak sambil beringsut berdiri.

"Maksud lo apa?" tanya Escy.

"Jangan mengulur waktu! Kata Angel benar. Gadis yang bernama Naura itu bukan manusia!" Aliando berlari mengekori Tasya dan Naura. Ia menyelinap dan melangkah perlahan agar kedua gadis itu tak merasakan kehadirannya.

"Hey, untuk apa kita ngawasi mereka?" tanya Nandra ketika ia, Evril, Escy, dan Andi menyusul di belakang Aliando.

"Sstt. Jangan berisik. Atau gak, kita akan ketahuan," bisik Aliando.

"Argh, benar lagi mau masuk dan sebaiknya kita kembali ke kelas. Ngapain juga kita ngikuti Tasya sama Naura. Buang-buang waktu tau gak?!" seru Escy sambil pergi kembali ke kelas.

"Tau tuh. Mending gue ke kelas juga. Lebih baik gue ngerjain PR agar gak dihukum sama guru killer di sekolah ini." Andi pun ikut pergi ke kelas.

"Emang, kita mau apa dengan Tasya dan Naura?" tanya Nandra.

Aliando menghela napas panjang. Lalu, ia menatap lekat kedua netra Nandra. Kedua lengannya menggenggam erat kedua pundak Nandra.

"Naura itu gak manusia. Dia sama seperti Angel. Manusia tak bernyawa. Lalu, ia sangat berbahaya. Lo pasti merasakan sesuatu yang ganjil dari mereka berdua, 'kan?" tanya Aliando. Nandra mengangguk pelan. "Nah, mungkin saja Naura sudah mencuci otak Tasya dan sipatnya itu ... dia bertingkah ramah tuk mendekati Tasya dan mungkin saja ia mempunyai rencana jahat."

"Rencana jahat?" tanya Evril.

"Iya. Mungkin saja gadis itu yang membunuh Dio," tebak Aliando. "Seharusnya, lo percaya sama Angel, Ndra. Dia itu bukan manusia dan pastinya dia dapat merasakan dan membedakan mana yang manusia dan mana yang bukan manusia," jelas Aliando.

Sontak, ucapan Aliando mengingatkan Nandra akan ucapan Angel sejak pertama kali melihat Naura. Saat itu, tatapan Angel dan Naura saling bertemu seakan Naura dapat melihat Angel.

"Hey, di mana Tasya sama Naura?" tanya Evril memecah khayalan Nandra.

"Sial! Mereka sudah pergi!" kesal Aliando. Ia mencengkram erat pundak kanan Nandra hingga Nandra memekik kesakitan.

Continue Reading

You'll Also Like

291K 20.2K 35
Disatukan dengan murid-murid ambisius bukanlah keinginan seorang Keyla Zeara. Entah keberuntungan apa yang membuat dia mendapatkan beasiswa hingga bi...
5.2K 255 19
Allisya Pramesti seorang gadis jenius berwajah imut, yg menjadi pelajar disalah satu universitas ternama korea saat umur 18 thun dimana yg seharusnya...
INDESTRUCTIBLE By anzazerr

Mystery / Thriller

36.7K 3.4K 25
"Kalian itu sebenarnya apa?" "Kami? Kami geng motor." "Huh? Lu kira gua percaya?" Tokyo Noir Familia, hanyalah sebuah geng motor biasa yang bisa dibi...
9.8M 183K 41
[15+] Making Dirty Scandal Vanesa seorang aktris berbakat yang tengah mencapai puncak kejayaannya tiba-tiba diterpa berita tentang skandalnya yang f...