[Tower of God Fanfic] : Tower...

By ChaerunNessa

42.8K 6K 486

"Apa yang kau inginkan? Uang dan kekayaan? Kehormatan dan kebanggaan? Kekuasaan dan kekuatan? Balas dendam? A... More

-PROLOG-
[I] The Beginning : Chapter 1
[I] The Beginning : Chapter 2
[I] The Beginning : Chapter 3
[I] The Beginning : Chapter 4
[I] The Beginning : Chapter 5
[I] The Beginning : Chapter 6
[I] The Beginning : Chapter 7
[II] Bloody Sacred Vase : Ch. 1
[II] Bloody Sacred Vase : Ch. 2
[II] Bloody Sacred Vase : Ch. 3
[II] Bloody Sacred Vase : Ch. 4
[II] Bloody Sacred Vase : Ch. 5
[II] Bloody Sacred Vase : Ch. 6
[II] Bloody Sacred Vase : Ch.7
[II] Bloody Sacred Vase : Ch. 8
[II] Bloody Sacred Vase : Ch. 9
[II] Bloody Sacred Vase : Ch. 10
[II] Bloody Sacred Vase : Ch. 11
[II] Bloody Sacred Vase : Ch.12
[II] Bloody Sacred Vase : Ch. 13
[II] Bloody Sacred Vase : Ch. 14
[II] Bloody Sacred Vase : Ch. 15
[II] Bloody Sacred Vase : Ch. 16
[II] Bloody Sacred Vase : Ch. 17
[II] Bloody Sacred Vase : Ch. 18
[II] Bloody Sacred Vase : Ch. 19
[II] Bloody Sacred Vase : Ch. 20
[II] Bloody Sacred Vase : Ch. 21
[II] Bloody Sacred Vase : Ch. 22
[ADS] Tower Of God FF
[III] Blooming : Chapter 2
[III] Blooming : Chapter 3
[III] Blooming : Chapter 4

[III] Blooming : Chapter 1

808 122 8
By ChaerunNessa

Eileen menatap jauh dari balkon rumah. Hembusan angin menerpa wajahnya membuat anak rambutnya sedikit berantakan. Setelah berpikir cukup lama, Eileen memutuskan untuk tetap berada di tim Bam karena laki-laki itu sendiri yg memintanya. Sebenarnya Eileen merasa sedikit tak enak hati lantaran sebelumnya telah meninggalkan tim ini. Tapi ia sendiri juga tak punya banyak pilihan untuk sekarang.

Kesalahpahaman di antara mereka memang sudah terselesaikan. Namun bukan berarti tak ada kecurigaan yang mengarah pada Eileen. Terutama kecurigaan Khun. Eileen pun mengerti itu. Sebanyak apapun ia menceritakan tentang dirinya, masih ada banyak hal yang tak bisa ia beritahu.

Sebuah panggilan telepon masuk melalui pocket milik Eileen. Sebuah panggilan yang berasal dari Lumina. Sudah cukup lama Eileen tak memberi kabar pada gadis itu sehingga Eileen tahu kalau Lumina pasti mencemaskan dirinya.

"Putri, apa kau baik-baik saja? Bagaimana dengan luka-luka mu? Mereka memperlakukan mu dengan baik kan?"

Eileen tersenyum kecil mendengar suara Lumina yang sarat akan kesan khawatir.

"Aku tak apa. Mereka tak berbuat aneh-aneh padaku."

Lumina tak mengucapkan apapun, hanya ada helaan napas lega yang terdengar di telinga Eileen.

"Lalu, apa kau memberitahu mereka tentang dirimu? Tentang 'itu'?"

Eileen diam sejenak, lalu menjawab, "Aku memberitahu mereka tentang jati diriku yang berasal dari Keluarga Grace. Tentang ibu dan masa kecil ku. Tapi kau tak perlu cemas, aku tak menceritakan 'itu' pada mereka. Ini bukan waktu yang tepat."

Lumina menghela napas sekali lagi. "Syukurlah, Putri. Kau harus ingat kalau 'itu' bukan sembarang hal yang bisa diketahui orang lain."

"Iya aku mengerti, lalu bagaimana keadaan di sana?" tanya Eileen. Ia rasa ini bukan waktu yang tepat baginya untuk bersantai. Urusan dengan Maria saat ini sudah selesai, tapi masih banyak urusan lain yang menanti Eileen.

"FUG cukup panas saat ini. Dan dari yang aku dengar, Tetua Lougan sudah mengetahui kau memiliki semua pecahan wadah. Dia mungkin akan segera bergerak. Maka dari itu berhati-hatilah, Putri."

Eileen memijat pelipisnya lantaran penat, "Tetua Lougan memang merepotkan. Dia selalu tak mau kalah dengan Tetua lainnya."

"Aku akan terus menyampaikan gerak-gerik mereka. Selain itu, sepertinya masalah dengan Putri Zahard akan lebih rumit dari yang kita kira. Mereka sepertinya merencanakan sesuatu."

Eileen mengerutkan keningnya, "Apa kau mendapat penglihatan baru?"

"Masih samar, tapi akan ada hal besar yang menghadang mu nanti. Aku tak tau apa kita bisa melewati yang satu ini. Tapi aku akan berusaha semampuku, Putri."

"Tak apa, Lumina. Kau tak perlu memaksakan diri," Eileen tersenyum tipis lalu melanjutkan, "Kita sudah terlalu lama melarikan diri. Mungkin ini memang waktunya."

"Baiklah kalau itu memang maumu, Putri. Aku akan mencoba mengerti," ucap Lumina sebelum akhirnya menyelesaikan panggilan.

***

"Wah, jadi ini rekan baru kalian?"

Shibisu menatap gadis cantik dihadapannya dengan tatapan memuja. Ini pertama kalinya ia bertemu langsung dengan Eileen dan ternyata gadis itu sangat di luar ekspektasinya. Ia kira Eileen hanya seorang gadis biasa. Ketika Khun menceritakan tentang Eileen, Shibisu menganggap Khun terlalu melebih-lebihkan. Tapi setelah melihat langsung, ia tahu kalau Eileen sangat luar biasa.

"Jadi orang yang dijuluki Princess Hunter itu dirimu?" Hatz yang sedari tadi diam kini ikut mengajukan pertanyaan.

"Sepertinya benar. Aku juga tidak mengerti kenapa julukan itu diberikan padaku," Eileen tersenyum paksa tak tahu harus memberikan jawaban seperti apa.

"Bukannya kau memburu para Putri Jahad? Kau sudah melawan Putri kembar Shilial-Lilial. Kau juga berhadapan dengan Putri dari keluarga Arie. Dan yang terbaru, kau mengalahkan Maria Jahad."

"Jangan lupakan tantangan mu pada Yuri Jahad." ucap Sachi menambahi perkataan Boro.

Eileen mengusap tengkuknya. Sebenarnya cerita aslinya jauh dari yang mereka semua pikirkan. Eileen sendiri tak tahu apa akan dipercaya. Tapi ia memilih menjelaskan apa adanya.

"Kalau masalah putri kembar, sebenarnya itu ulah mereka sendiri. Aku punya seorang kenalan laki-laki yang dulu satu tim saat melaksanakan ujian. Dan di lantai 48, kami bertemu lagi. Disitu juga ada Lilial dan Shilial. Sepertinya Lilial sudah lama menyukai teman ku itu, tapi ia tak pernah ditanggapi. Lagipula seorang Putri tidak seharusnya terlibat hal-hal yang berbau asmara bukan?"

Mereka semua mengangguk menyetujui perkataan Eileen. Lalu gadis itu mulai melanjutkan, "Lalu pada waktu ujian, kami diharuskan untuk berpasangan. Lilial ingin mengajak teman ku itu. Tapi ia ditolak dan lelaki itu malah memilihku karena kita sebelumnya sudah saling kenal. Lilial sepertinya kesal padaku. Dan saat ujian berlangsung putri kembar itu menantangku berduel. Singkatnya mereka berhasil ku kalahkan."

"Kalau soal Arie Rose Jahad, itu karena aku tidak punya pilihan lain. Pada ujian waktu itu hanya akan meloloskan 1 orang reguler. Reguler lain sudah kami kalahkan jadi tersisalah kami berdua yang memperebutkan tiket kelulusan itu. Walaupun dia kuat, tapi jujur saja Putri itu cukup bodoh. Aku hanya menjebaknya sedikit saja dan dia langsung masuk ke perangkapku. Dia kalah bukan dalam pertarungan kekuatan."

"Caramu sangat mencerminkan dirimu sekali," sahut Khun. Kelicikan Eileen memang tak perlu dipertanyakan. Khun dan Eileen adalah partner in crime terbaik ketika sedang merencanakan hal licik.

"Lalu bagaimana dengan Putri Yuri? Dia seorang Ranker. Kau tidak segila itu kan untuk menantangnya?" tanya Shibisu.

"Tentu saja aku waras. Aku menghubungi Putri Yuri untuk memberitahu hal penting. Hanya dia satu-satu Putri yang aku percayai. Jadi aku sama sekali tidak mencari masalah dengannya," tegas Eileen mengklarifikasi kesalahpahaman yang ada. Walaupun dia termasuk reguler kuat, tetap saja mengalahkan ranker itu nyaris mustahil. Kecuali untuk Bam.

"Tapi kau tau, berkat rumor buruk tentang mu sekarang pihak kerajaan sepertinya menjadikan mu sebagai buronan."

Khun memaparkan sebuah laman blog yang menunjukkan bahwa dirinya masuk ke dalam Daftar Pencarian Orang. Eileen seketika merinding. Ia sangat malas berurusan dengan pasukan Jahad. Lagipula apa salahnya ia melawan Putri Jahad? Pertarungan seperti itu sudah biasa di Menara. Tapi yang menjadi fokus utama sepertinya adalah kekalahan dari para Putri yang membuat kepercayaan masyarakat untuk Putri Jahad menjadi berkurang.

"Tak perlu khawatir, aku dan Bam juga ada di daftar yang sama. Kurasa kita ini cocok karena sama-sama memiliki hubungan yang buruk dengan pasukan Jahad," ucap Khun yang sama sekali tidak menenangkan Eileen. Masalahnya dulu sekali sebelum masalah ini terjadi ia sudah menjadi buronan. Ia tak tahu bagaimana lagi caranya menghindar.

"Bukan kah lebih baik kita membahas tujuan kita selanjutnya?" Endorsi menyeruput colanya sembari mengganti saluran televisi yang kini membahas tentang fashion of the week.

"Benar. Setelah ini kita harus apa?" tanya Hockney.

"Nona Hwaryun bilang kita bisa beristirahat karena dia juga ada urusan mendadak."

"Sok sibuk sekali dia," timpal Khun pada Bam.

Bam terkekeh. Khun memang selalu emosi jika membahas sesuatu tentang Hwaryun.

"Tapi ada tempat yang ingin aku datangi. Markas Wolhaiksong. Aku dengar di lantai 60 ada markas cabang milik wolhaiksong. Aku sudah membuat janji temu dengan seseorang. Oh iya, aku bisa pergi sendiri, kalian tak perlu ikut."

"Siapa? Urek?" tebak Khun yang langsung dibalas anggukan mantap oleh Bam.

"Wah Bam memang beda ya? Berkumpulnya dengan orang-orang sekelas Urek Mazino." Shibisu terus dibuat terpukau dengan Bam. Bam itu seperti magnet yang menarik orang-orang berpengaruh untuk menaruh perhatian padanya. Walaupun kagum, disatu sisi Shibisu malah ngeri. Soalnya ada saja masalah yang akan mereka hadapi.

"Kau kenal Urek, Bam?" tanya Eileen.

"Iyaa, kami pernah bertemu beberapa kali."

Mata Eileen seketika berbinar bahagia, "Tolong ajak aku! Aku fansnya!"

-TO BE CONTINUED-

1 April 2020

-----

Arc terbaru nihhh.
Siapa yang masih nunggu FF ini?
Tower of God udah mau tayang anime nya loh. Udah pada tau kan? Tetep dukung yaaa
Byeee

Continue Reading

You'll Also Like

1M 84.4K 29
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
36.2K 7.3K 10
[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] 21+ ‼️ Apa jadinya jika si berandal Jasper Ryker yang dijuluki sebagai raja jalanan, tiap malam selalu ugal-ugalan dan babak...
466K 46.7K 37
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian uru...
455K 8.4K 13
Shut, diem-diem aja ya. Frontal & 18/21+ area. Homophobic, sensitif harshwords DNI.