Sleep With The Devil (ChanJoy...

Door Yuliana16_

19.8K 1.5K 226

21+ Remake Story by Santhy Agatha . . . Banyak banget sih yang udah remake cerita ini tapi aku mau remake ver... Meer

Bagian 1
Bagian 2
Bagian 4
Bagian 5
Bagian 6A
Bagian 6B
Bagian 7A
Bagian 7B
Bagian 8
Bagian 9A
Bagian 9B
Bagian 10A
Bagian 10B
Bagian 11
Bagian 12
Bagian 13
Bagian 14
Bagian 15
Bagian 16
Bagian 17
Bagian 18 (END)

Bagian 3

1.1K 84 4
Door Yuliana16_

"Sakit!!" Sooyoung menjerit, berusaha mendorong tubuh Chanyeol. Tubuhnya berteriak antara kesakitan dan keinginan untuk dipenuhi gairahnya, sebutir air mata menetes dari sudut matanya, sisa-sisa dari kesadarannya yang tertinggal.

Chanyeol mendesakkan dirinya sedalam mungkin, akhirnya berhasil menembus penghalang itu, mengabaikan jeritan kesakitan Sooyoung.

Ketika akhirnya jeritan Sooyoung mereda. Chanyeol mengangkat kepalanya, dan mengecup lembut bibir Sooyoung yang terbuka dan terengah-engah, "Setelah ini.... Aku akan mengajarkanmu bagaimana memuaskanku," ucapan itu menggema di dalam ruangan, bagaikan janji dari sang kegelapan.

Dan Sooyoung, sudah benar-benar kehilangan kesadarannya, tubuhnya menggeliat merasakan kenikmatan yang menggelenyar ketika rasa sakit itu akhirnya menghilang, berganti dengan kenikmatan panas yang membagikan gelenyar menyiksa ke seluruh tubuhnya.

Chanyeol merasakan gerakan pinggul Sooyoung, merasakan denyutannya yang menggenggam panas tubuhnya, yang tertanam jauh di dalam tubuh Sooyoung, mendesak dengan berani, menarik Chanyeol lebih dan lebih dekat lagi. Chanyeol menggertakkan gigi, menahan diri, membiarkan Sooyoung menggerakkan pinggulnya, mencari kenikmatannya sendiri dengan sesuka hati. Dan tidak butuh waktu lama ketika akhirnya perempuan itu mencapai pemenuhan kepuasannya, "Oh... oh ... Astaga..." Sooyoung memejamkan mata ketika kenikmatan itu meledak dan membanjiri tubuhnya dengan rasa panas yang tak tertahankan,

Dan walaupun Chanyeol bisa memperpanjang kenikmatannya sendiri. Pemandangan akan orgasme Sooyoung dan denyutan Sooyoung yang meremas dirinya, jauh di dalam sana, membuatnya tidak bisa menahan diri lagi, detik itu pula, Chanyeol meledakkan gairahnya bergabung dengan Sooyoung dalam gairah yang melemahkan.

Entah apa yang membuat Sooyoung terbangun dari tidurnya yang lelap, rasa sakit yang aneh di badannya, ataukah cahaya terang yang mendadak muncul entah dari mana. Sooyoung membuka matanya. Sekilas pandangannya terasa kabur, dan dia mencoba untuk memfokuskan dirinya. Kamar itu, dengan nuansa putih yang feminim...

Kilasan-kilasan ingatan berkelebat di benaknya, dia masih di sekap di sini, di dalam kamar di rumah Chanyeol yang jahat.

Dengan panik Sooyoung terduduk dari ranjangnya, dan selimutnya melorot hampir jatuh menutupi dadanya, melorot? Sooyoung menundukkan kepalanya, dan menyadari kalau dia telanjang bulat di balik selimut- nya, apa yang....

"Selamat pagi."

Suara maskulin itu terdengar dekat sekali dan Sooyoung menolehkan kepalanya kaget. Pemandangan di hadapannya membuat jantungnya bergejolak, Chanyeol ada di sana, di ranjangnya, mereka ada dalam selimut yang sama, dan menilik kepada selimut Chanyeol yang hampir saja melorot di pinggulnya, mereka sama-sama telanjang!

Sooyoung masih terperangah menatap pemandangan di depannya. Chanyeol berbaring dengan angkuhnya, jelas-jelas telanjang bulat di balik selimutnya, dan menatapnya dengan tatapan berhasrat yang memiliki.

Dengan panik Sooyoung menarik selimutnya hampir untuk menutupi seluruh dadanya, tetapi gerakannya itu malahan membuat selimut Chanyeol melorot dan hampir memperlihatkan kejantanannya, dengan malu Sooyoung memalingkan kepalanya dan disambut dengan senyuman jahat Chanyeol.

Keberanian dan kemarahan Sooyoung langsung muncul ketika menyadari rasa pedih di antara ke dua pahanya. Lelaki ini memperkosanya! Entah apa yang terjadi semalam, Sooyoung tidak ingat sama sekali, tapi yang pasti, dia sudah dinodai oleh iblis berhati kejam ini.

"Kau sungguh iblis yang tidak bermoral, mengambil keuntungan dari perempuan yang sangat membencimu!" desis Sooyoung menahan marah, masih tidak mau menatap Chanyeol.

Chanyeol terkekeh mendengar suara geram Sooyoung, "Membenciku?" dengan santai lelaki itu berdiri, tak malu dengan tubuh telanjangnya yang berotot, "Lihat aku Sooyoung, kau meninggalkan tanda-tanda di tubuhku, kau sangat bergairah semalam, seperti kucing betina yang mencakar di sana sini untuk dipuaskan. Dan atas gairahmu semalam, aku tidak yakin kalau kau membenciku."

Sooyoung melirik sekilas ke tubuh telanjang Chanyeol yang berdiri di samping ranjang, mukanya merah padam karena malu. Bekas-bekas itu ada, tanda-tanda merah di dada, di pinggul Chanyeol, di dekat kejantanannya... Apakah dia yang melakukannya??

"Ya. Kau yang melakukannya." Ada senyum di suara Chanyeol, "Dengan sangat bergairah dan lapar, aku Cuma berbaring di sana dan kau menyantapku bulat-bulat, sepanjang malam."

Kelebatan ingatan akan percintaan yang panas muncul di ingatan Sooyoung, samar-samar dan tidak jelas, tapi dia tidak mampu mengingat semuanya, kenapa dia tidak mampu mengingat semuanya? Sooyoung teringat minuman yang di berikan Jongin semalam, dan rasa muak- nya memuncak ketika menyadari ada sesuatu yang di campurkan di situ, dengan mata menyala-nyala, dikuasai oleh kemarahan yang campur aduk menjadi satu, Sooyoung menantang tatapan Chanyeol, mencoba tidak mempedulikan ketelanjangan Chanyeol.

"Aku selalu mendengar kau jahat dan licik, tapi aku sungguh tak menyangka kau serendah itu, menggunakan obat untuk memaksa perempuan yang jijik kepadamu supaya mau melayanimu!"

Sepertinya kata-kata Sooyoung mengena di hati Chanyeol karena rahang lelaki itu tampak mengeras, marah.

Dengan kasar, Chanyeol menyambar jubah satin hitamnya dan mengenakannya, lalu dengan gerakan tiba-tiba, naik ke atas ranjang dan mencengkeram rahang Sooyoung dengan sebelah tangannya.

Cengkeraman itu terasa keras dan menyakitkan sehingga Sooyoung mengernyit, tetapi Sooyoung menahan diri untuk tidak mengaduh, dia tidak mau memberikan kepuasan kepada lelaki itu.

"Apapun yang kau katakan, satu hal yang pasti, kau sudah menjadi milikku. Dan seperti yang kubilang, segala sesuatu yang menjadi milik Park Chanyeol tidak akan pernah bisa lepas, kecuali aku melepaskanmu... atau aku membunuhmu!"

Dengan kasar Chanyeol melepaskan cengkeramannya di rahang Sooyoung, membuat tubuh Sooyoung terdorong lagi ke ranjang, lalu dengan langkah tegas, Chanyeol melangkah keluar kamar sambil membanting pintu di belakangnya.

Sooyoung masih termangu di ranjang, lalu kilasan rasa sakit di antara pahanya menyadarkannya. Noda darah itu tampak mencolok di sprei putih itu, tampak menertawakannya.

Sungguh ironis, keperawanannya terenggut oleh bajingan berhati iblis yang ingin dibunuhnya. Tubuh Sooyoung gemetar, dipenuhi oleh rasa campur aduk yang menyesakkan ketika dia mencoba berdiri. Noda merah di ranjang itu sangat mengganggunya,hingga dengan kasar Sooyoung merenggut sprei itu dan membantingnya ke lantai, Napas Sooyoung terengah-engah dan entah kenapa kemudian tubuhnya ambruk ke lantai, menangis penuh emosi.

Ingatannya melayang kepada ayah dan ibunya, kepada dendamnya yang belum terbalaskan dan kepada nasibnya yang membuatnya terperangkap di sini, dalam cengkeraman musuh besarnya.

Kini dia terpuruk di sini, dalam cengkeraman Chanyeol, dan yang sangat menyakitkan dia tidak berdaya menghadapi lelaki itu. Sooyoung mengusap air matanya tiba-tiba. Tidak! Dia sudah cukup menangis, dia harus melawan, dengan segala cara!

Dengan pelan Sooyoung melangkah ke kamar mandi, dia harus mandi dan menghapus semua jejak dan noda yang ditinggalkan Chanyeol di tubuhnya. Chanyeol boleh saja menodainya, tetapi bukan berarti lelaki itu memilikinya. Sooyoung wanita bebas, wanita bebas yang bertekad untuk menghancurkan Chanyeol. Tunggu saja, dia hanya belum punya kesempatan.

Sooyoung hanya duduk di kursi putih itu putus asa sebab setelah sekian lama berkeliling ruangan, memeriksa setiap sudut di kamar mandi dan jendela, tetap benar-benar tidak ada celah yang bisa digunakan sebagai jalannya untuk melarikan diri. Putus asa, Sooyoung duduk sambil memeluk lututnya, Kalau begini, bagaimana caranya dia bisa keluar dari rumah ini? Sedangkan keluar dari kamar ini saja dia tidak mampu. Matanya melirik ke pintu kamar. Pintu yang terkunci itu satu-satunya jalan.

Tetapi yang bisa keluar masuk dari pintu itu hanya Chanyeol, dan juga seorang lelaki bertampang dingin bernama Jongin, yang selalu ada di sebelah Chanyeol setiap ada kesempatan. Lelaki bertampang dingin itu sepertinya ditugaskan untuk mengantarkan makanannya.

Pikiran Sooyoung berputar... memang rasanya tidak mungkin, jika tidak dicoba dia tidak akan tahu... Seperti sudah diatur, pintu kamar itu terbuka, dan Sooyoung langsung terduduk tegak waspada, menanti siapapun yang akan masuk.

Jongin muncul di sana membawa nampan makanan, wajahnya datar tanpa ekspresi seperti biasa. Dan Sooyoung langsung sengaja memasang wajah kesakitan,

"Aku minta tolong...." rintihnya sesakit mungkin. Jongin mengernyit dan mendekat, "Ada apa nona?‟

"Aku... aku mau muntah... tolong aku," Sooyoung meremas perutnya, berusaha semeyakinkan mungkin.

Dan sepertinya Jongin tidak curiga, lelaki itu mendekat dan menatap Sooyoung "Kau mau di bantu ke kamar mandi?" Sooyoung mengangguk lemah.

Dengan tangan kuatnya, Jongin membantu Sooyoung berdiri dan memapah tubuh Sooyoung yang lunglai ke kamar mandi. Ketika Jongin membuka pintu kamar mandi, Sooyoung berakting seolah-olah muntahnya akan keluar, hingga Jongin langsung bergegas membawanya ke kamar Mandi.

Di wastafel Sooyoung menundukkan kepalanya seolah-olah akan muntah hebat, "Handuk... tolong...." gumam Sooyoung lemah, melirik ke arah lemari handuk yang ada di ujung ruangan kamar mandi.

Masih tanpa curiga, Jongin melangkah ke arah lemari handuk. Saat itulah dengan secepat kilat Sooyoung melompat dan berlari ke arah pintu keluar kamar mandi.

Jongin menyadari kalau dia ditipu ketika melihat kelebatan langkah cepat Sooyoung, dia berusaha mengejar tapi terlambat, Sooyoung yang melompat gesit sudah keluar dari kamar mandi dan membanting pintunya dari luar, lalu menguncinya rapat-rapat.

Dengan napas terengah karena pacuan adrenalin Sooyoung menyandarkan tubuhnya di pintu kamar mandi, memejamkan mata, tak peduli akan gedoran-gedoran marah Jongin dari dalam, "Kau tidak akan bisa melarikan diri," ancam Jongin, berteriak dari dalam, "Tuan Chanyeol pasti akan menemukanmu, dan aku bersumpah, kalau kau sampai membuat Tuan Chanyeol marah, kau akan menyesalinya."

Teriakan-teriakan Jongin makin keras dibarengi dengan gedoran- gedorannya di pintu, kata-kata Jongin sempat membuat hati Sooyoung kecut, tapi dia menggelengkan kepalanya, Chanyeol memang lelaki kejam, tetapi Sooyoung tidak boleh takut. Dia harus berani menantang Chanyeol, menunjukkan pada lelaki itu kalau dia bukanlah perempuan yang bisa ditundukkan dengan begitu mudahnya.

Dengan langkah hati-hati, Sooyoung membuka pintu putih yang tak terkunci itu, matanya mengintip sedikit keluar, khawatir kalau-kalau ada penjaga yang menjaga di pintu.

Tetapi rupanya Chanyeol beranggapan Sooyoung terlalu lemah sehingga tidak perlu menempatkan penjaga di pintu, Lorong itu kosong. Dengan hati- hati Sooyoung melangkah keluar. Suara gedoran-gedoran pintu kamar mandi dan teriakan Jongin masih terdengar ketika Sooyoung keluar, tetapi ketikan Sooyoung menutup pintu putih besar itu, suara itu lenyap dan menjadi senyap. Rupanya ruangan putih tempatnya dikurung itu kedap suara.

Sooyoung melangkah lagi melewati lorong itu. Tidak ada pintu lain di lorong itu, arahnya langsung ke arah tangga spiral yang besar menuju ke pintu depan. Dengan hati-hati, Sooyoung mengintip dari ujung tangga ke arah bawah. Kosong. Kemanakah para penjaga yang dia lihat kemarin? Pelan dan waspada, Sooyoung melangkah menuruni tangga.

Dia sudah berhasil menyeberangi ruangan dan memegang handle pintu besar itu, ketika suara dingin yang mulai dikenalnya terdengar tepat di belakangnya, "Kau pikir kau akan kemana?"

Terlonjak kaget, Sooyoung membalikkan badan dan hampir menabrak dada bidang Chanyeol. Lelaki itu berdiri dekat sekali di belakangnya, dan menekannya ke pintu, tatapannya menyala penuh kemarahan, seperti iblis yang siap membakar musuh-musuhnya. "Berani sekali kau mempermalukan Jongin seperti itu, dan berani sekali kau mencoba melarikan diri dari rumahku." Tangan besar Chanyeol mencengkeram lengan Sooyoung dengan kasar lalu menyeret Sooyoung yang tidak bersedia.

Sooyoung meronta-ronta, mencoba bertahan, tetapi Chanyeol tidak peduli, tetap menyeret Sooyoung dengan kekuatan besarnya, hingga Sooyoung mau tidak mau harus terseret-seret mengikuti daripada tangannya putus. Chanyeol menyeret Sooyoung menaiki tangga dan kembali menuju kamar putih tempat Sooyoung tadi dikurung, Di sana beberapa pengawal Chanyeol berkumpul, dan Jongin berdiri di sana, rupanya dia berhasil meng- hubungi Chanyeol dan di bebaskan dari kamar mandi.

Sooyoung mengernyit dalam hati, seharusnya tadi dia lebih cepat, atau mungkin dia pukul kepala Jongin dengan sesuatu sehingga lelaki itu pingsan dan tidak bisa menghubungi teman-temannya dengan segera.

Chanyeol melepaskan cengkeramannya lalu mendorong Sooyoung ke depan dengan kasar, "Kau lihat Jongin? Perempuan kecil seperti ini, dan kau, pengawalku yang sudah bertahun-tahun lamanya bisa-bisanya dibodohi seperti ini." Jongin hanya terdiam, menatap Chanyeol dengan muka datar sepenuhnya mengabaikan keberadaan Sooyoung, hingga Sooyoung mengernyit, apakah lelaki ini memang tidak punya ekspresi?

Dan kau Sooyoung," Chanyeol melepas jasnya dan menggulung lengan kemejanya, "Ini adalah peringatan untukmu, kalau kau membodohi salah satu pegawaiku lagi untuk melarikan diri, kau akan membuang satu nyawa, karena aku akan langsung membunuh pegawaiku." Tanpa dinyana, Chanyeol menghantam Jongin dengan satu pukulan telak hingga kepala Jongin mundur ke belakang, darah menetes dari sudut bibirnya.

Sooyoung terkesiap mundur dan makin terkesiap ketika Chanyeol menghajar Jongin, lagi dan lagi tanpa perlawanan hingga lelaki itu jatuh berlutut dengan memar dan bibir berdarah yang mengotori kemeja- nya. Chanyeol mundur satu langkah ketika Jongin terjatuh, dia menoleh dan menatap Sooyoung,

"Kalu lihat itu Sooyoung? Setiap kau mencoba melarikan diri, aku bersumpah akan ada nyawa yang berkorban untukmu, mereka semua yang lengah hingga memberi kesempatan padamu untuk lari, akan kubunuh!" Dengan kejam Chanyeol mengarahkan pukulannya sekali lagi ke arah Jongin.

Sooyoung berteriak, spontan mencengkram lengan Chanyeol yang terayun, mencegah Chanyeol menghabisi Jongin, "Jangan! Jangan! aku yang salah, aku yang salah! Jangan bunuh dia! Aku yang salah!" teriaknya panik.

Chanyeol terdiam dan mematung, ketika akhirnya dia menatap Sooyoung, matanya sedingin es. Lelaki itu tampak amat sangat marah kepada Sooyoung. "Jadi kau mengaku salah," Chanyeol mundur lagi dan Sooyoung merasa lega luar biasa karena lelaki itu tidak jadi melampiaskan kemarahannya kepada Jongin yang sudah berlutut tak berdaya di lantai. "Aku hanya ingin keluar dari tempat ini." teriak Sooyoung marah, frustrasi karena Chanyeol menggunakan ancaman licik untuk mencegahnya melarikan diri.

"Kau milikku, dan tidak ada milikku yang bisa keluar dari sini tanpa seizinku."

"Atas dasar apa??" Sooyoung berteriak marah, "Aku bukan milik siapa- siapa, apalagi lelaki jahat sepertimu, aku cuma mau keluar dari ini, aku muak terhadapmu, muak atas semua yang ada di sini. Aku cuma mau keluarr!"

"Kau mau keluar hah??" Chanyeol mencengkeram lengan Sooyoung lagi, di tempat yang sama hingga Sooyoung merasa lengannya memar, "Mari kita keluar!"

Tak ada yang berani menolong ketika Sooyoung berteriak-teriak dalam seretan Chanyeol. Sepertinya kemarahan Chanyeol adalah hal biasa di rumah ini dan tidak ada satupun yang berani melawan laki-laki itu.

Chanyeol membawa Sooyoung ke ujung lorong, ke jendela kaca lantai dua yang mengarah langsung ke balkon. Dengan kasar Chanyeol mendorong Sooyoung keluar lalu mendesaknya ke ujung balkon, hingga kepala Sooyoung mengarah ke bawah dan menatap ngeri ke kolam renang yang sangat luas di bawahnya.

Kolam itu tampak sangat bening dan dalam. Sooyoung bergidik. Dia tidak bisa berenang, apakah Chanyeol akan mendorongnya ke bawah? Chanyeol benar-benar mendesak tubuh Sooyoung sampai ke ujung balkon, membuat

kepalanya terbungkuk ke bawah, sementara tangannya di kekang oleh Chanyeol di belakangnya,

"Kau lihat itu? Salah sedikit aku melemparmu ke bawah kepalamu bisa pecah terkena ubin pinggiran kolam," napas Chanyeol sedikit terengah oleh kemarahan, "Kau perempuan tak tahu diuntung, harusnya kau bersyukur atas kebaikan hatiku padamu dan keluarga- mu, hingga kau masih bisa hidup sampai sekarang.... Tahukah kau kalau aku bisa dengan mudah mencabut nyawamu kapanpun aku mau."

"Tuhan yang berhak mencabut nyawaku, bukan ibilis seperti kau." Sooyoung berteriak berusaha menantang meski jantungnya makin berpacu kencang diliputi ketakutan luar biasa.

"Perempuan tidak tahu terimakasih," Chanyeol mendorong Sooyoung lagi sampai ke ujung, "Ada kata-kata terakhir?"

Sooyoung memalingkan kepalanya sehingga tatapan matanya yang penuh kebencian bertemu dengan mata dingin Chanyeol, "Terimakasih karena sudah membebaskanku." Lalu tubuh Sooyoung terlempar, melayang di udara kemudian meluncur ke bawah, ke kolam renang dalam itu.

Setidaknya kalau aku mati aku sudah mencoba membalaskan dendam kita, ayah....

Sedetik kemudian, tubuh Sooyoung terbanting menembus permukaan kolam lalu tenggelam, Sooyoung tidak berusaha menyelamatkan diri, membiarkan tubuhnya makin tenggelam dalam kolam itu. Matanya menggelap dan memejam, dan entah berapa banyak air kolam yang tertelan olehnya, napasnya terasa sesak dan paru-parunya terasa mau pecah.

Oh Tuhan... aku akan mati...

Ketika Sooyoung sudah sampai di titik akan kehilangan kesadarannya, terdengar ceburan lain yang tak kalah kerasnya di kolam. Tak lama kemudian, sebuah lengan yang kuat merengkuhnya dan mengangkat tubuhnya, lalu membawanya ke permukaan.

Tubuh lemas Sooyoung di baringkan di lantai di pinggiran kolam, lalu dia merasakan perutnya di tekan dengan ahli hingga aliran air yang tertelan keluar.

Sooyoung memuntahkan banyak air dan terbatuk-batuk kesakitan. Paru- parunya masih terasa begitu sakit dan nyeri Siapakah penolongnya? Apakah dia memang belum diizinkan mati? Tangan kuat itu terus menekan hingga seluruh cairan terpompa keluar dari perut Sooyoung.

Mata Sooyoung mulai buram, kesadarannya semakin hilang, ketika suara itu terdengar tenang di atasnya, "Panggil dokter."

Itu suara Chanyeol. Apakah Chanyeol yang menyelamatkannya? Lagi pula... kenapa lelaki itu menyelamatkannya?

TBC.

Ga verder met lezen

Dit interesseert je vast

545K 39.4K 38
Adhitama Malik Pasya pernah menikah dengan gadis belia. Satu bulan pernikahan, lelaki itu terpaksa bercerai dari istrinya. Tujuh tahun berlalu, ia t...
317K 25K 36
Warning!!! Ini cerita gay homo bagi yang homophobic harap minggir jangan baca cerita Ini ⚠️⛔ Anak di bawah umur 18 thn jgn membaca cerita ini. 🔞⚠️. ...
576K 24.2K 39
Siapa yang punya pacar? Kalau mereka selingkuh, kamu bakal ngapain? Kalau Pipie sih, rebut papanya! Pearly Aurora yang kerap disapa Pie atau Lily in...
2.1M 93.6K 53
SEQUEL "THE DEVIL WANTS ME" Bisa di baca terpisah [FOLLOW DULU SEBELUM BACA!] DON'T COPY MY STORY❌️‼️ 17+ Awal dari bencana ini di mulai ketika Edel...