Aku Bukan Rumah

By riafil

510 44 2

Aku selalu mengira bahwa aku adalah rumah, dimana kamu pergi, kamu akan pulang dan berkeluh kesah, ternyata k... More

1
2
3
4
6
GANTI JUDUL
7
8
9
10
11
12
13

5

26 3 0
By riafil

Dengan perasaan kesal atas pertanyaan yang masih belum terpecahkan, Bintang meninggalkan cafe itu untuk menuju perpus. Hari ini perpus terlihat lenggang, sepertinya dia bisa singgah untuk membaca buku sebentar.

"Hai Bintang" ibu perpus menyapanya.

"Hai bu"

"Hari ini belum ada surat"

"Eh? Saya gak nungguin kok bu"

"Ah masa?"

"Iya"

"Tau gak?" Ibu perpus melambaikan tanganya memberi syarat kepada Bintang untuk mendekat, lalu dia membisikkan sesuatu kepada Bintang.

"Dia anaknya ganteng loh Bintang hihi" ucapnya sambil tertawa kecil.

"Ih percuma ganteng kalo suka bikin orang kesel bu"

"Justru itu"

"Apa?"

"Itu yang bikin kamu kangen sama dia"

"Masa sih?" sambil berfikir.

"Iya, gini ini ibu pernah muda ya"

"Ih ya tau lah bu, eh kok malah ngobrol, Bintang ganggu ibu kerja nih"

"Ah gapapa, ntar kalo kamu udah jatuh cinta, bilang ibu ya?" sambil tersenyum jail.

"Ih ibu perpus mah godain Bintang mulu" dia pun melenggang pergi, sedangkan ibu perpus hanya tersenyum melihat kepergian Bintang.

Dia menuju ke rak sastra dan sejarah, kebetulan bersebelahan. Yang selalu dia tuju hanya rak sastra dan sejarah, yang lainya tak pernah di hampiri. Apalagi ekonomi, padahal sekolahnya dulu jurusan Akuntansi.

Dia terus mencari buku yang diinginkan, sampai jongkok dan melototi judul buku satu persatu. Sudah 15 menit memutari rak sejarah tapi tak kunjung dapat. Ada seorang lelaki berbaju merah disebelahnya, dia tak memperdulikanya. Mungkin orang itu juga mengalami hal yang sama sepertinya.

"Kamu cari buku apa?" lelaki itu berbicara, dia diam saja. Pikir Bintang orang itu sedang berbicara dengan temannya.

"Hey, kamu cari buku apa?" kali ini lelaki itu menoleh kepadanya. Bintang melihat kanan kiri, hanya kami berdua di rak ini.

"Tanya, eh kamu?" Bintang terkejut bertemu dengan lelaki ini lagi. Sedangkan Alam hanya tersenyum menanggapi keterkejutan Bintang.

"Masa aku tanya ke buku?" Bintang hanya cengengesan.

"Aku cari buku biografinya Gus Dur, pas kemarin kesini aku masih ingat bukunya itu tebal, tapi kali ini kok gak ada ya?"

"Kamu sudah lihat di komputer belum?"

"Buat?"

"Ya biar kamu tahu kalau bukunya masih di rak, gak dipinjam orang"

"Aku gak pernah cari ke komputer, aku langsung cari aja"

Dia hanya tersenyum dengan perkataan Bintang, memang ada yang lucu ya? Batin Bintang.

"Kamu itu polos apa emang gak tau?"

"Sepertinya dua-duanya"

"Sini ikut aku" dia mengekori langkah Alam, lalu Alam mengetik sesuati di komputer.

"Nih lihat, bukunya masih dipinjam. Jadi kamu percuma cari buku itu, sampai perpusnya tutup kamu gak bakal nemu"

"Yah sedih" Bintang kesal sendiri, sudah lelah dia mencari sampai matanya memanas karna melototi judul buku satu persatu.

"Kamu suka baca buku apa memangnya?"

"Sejarah, sastra, dan biografi"

"Sini, ada buku bagus buat kamu" lagi-lagi gadis itu mengekorinya dari belakang seperti anak ayam. Dia memberi buku yang berjudul 'Almustafa' Kahlil Gibran yang diterjemahkan oleh Sapardi Djoko Damono. Selama ini Bintang hanya tahu, bahwa Kahlil Gibran adalah orang yang dijuluki pujangga dari timur, tapi tak pernah membaca karyanya sekalipun.

"Aku jamin setelah kamu baca ini, kamu bakal jatuh cinta sama karya-karyanya"

"Serius?" Alam menjawab dengan menganggukkan kepalanya.

"Kesini sama siapa?" Alam berpura-pura bertanya, padahal ia tahu kalau Bintang kesini selalu sendiri.

"Sendirian"

"Oh ya?" Bintang menjawabnya dengan menganggukkan kepala.

"Biasanya perempuan itu kemana-mana harus ditemani"

"Ah engga juga, aku sering sendiri kemana-mana. Bukan karena aku manusia individual, tapi kalau aku bisa sendiri mengapa minta bantuan orang lain? Apalagi teman-temanku gak ada yang suka sama buku, bisa-bisa dia bersin disini" Alam mengangguk paham.

"Kebetulan kamu kan sendiri, bisa minta tolong?"

"Minta tolong apa?"

"Temani aku, aku kesini juga sendiri" Bintang hanya mengiyakan saja, hitung-hitung dia sudah menolongnya tadi. Setelah Alam mengambil buku di rak, mereka duduk disalah satu kursi. Alam berkutat dengan laptopnya, sedangkan Bintang sibuk membaca buku. Hening, tak ada perbincangan memang. Karena mereka sibuk dengan dunia masing-masing.

"Kamu lapar?" Bintang menoleh kepada Alam.

"Aku dengar bunyi perutmu sudah 3 kali" memalukan sekali, baru juga pertama kenal dengan orang baru sudah memalukan diri sendiri. Bintang menutup wajahnya dengan buku.

"Hey kenapa?"

"Sebentar, aku lagi malu" Alam ingin tertawa dengan tingkah lucu Bintang.

"Kenapa malu?" Bintang menurunkan bukunya.

"Aku kalau udah fokus baca buku, perut minta diisi aku suka lupa"

"Lupa apa emang sengaja?"

'Dia ini suka menyindirku dengan kalimat sarkasnya biar aku berkata jujur' batinnya.

"Eng sengaja hehe, soalnya pikirku nanti dulu nanggung"

"Gimanapun kamu harus peduli sama diri kamu sendiri" dia berdiri Bintang menatpnya heran.

"Udah mau pulang ya?" Bintang pun membereskan bukunya.

"Makan dulu ya?"

"Engga, aku mau pulang aja"

"Gak makan dulu?" Bintang menggelengkan kepalanya, ah dia belum terbiasa dengan orang yang baru ia kenal. Apalagi makan bersama dengan cowok yang tak sengaja bertemu, ini sebuah kebetulan atau gimana?

Setelah itu mereka mengambil tas di ruang penyimpanan tas.

"Ini bu" Bintang memberi kunci kepada ibu perpus lalu di susul oleh Alam.

"Loh kalian?" tunjuk ibu perpus kepada mereka berdua, Alam mengarahkan telunjuknya kemulut untuk memberi kode ibu perpus agar tak memberi tahu Bintang apa yang sebenarnya terjadi. Seketika itu ibu perpus diam, sedangkan Bintang yang heran menoleh ke arah Alam dan ibu perpus secara bergantian.

"Kenapa sih?"

"Ah gapapa Bintang"

"Yuk" ucap Alam, lalu mereka berpamitan kepada ibu perpus.

Alam menghentikan langkahnya lalu menoleh kearah Bintang "Kamu diam disini" lalu dia pergi untuk mengambil motornya. Alam sudah berada di depannya, sedangkan Bintang masih diam.

"Kenapa?" tanyanya.

"Naik, aku antar pulang" Bintang memandang motor Vespa Alam dan membatin gimana naiknya.

"Kok bengong?"

"Ah engga kok"

"Lalu? Malu ya di antar pake motor Vespa tua?"

"Bukan gitu" dia menggaruk kepalanya pertanda bingung, ingin jujur tapi malu. Alam memakaikan helm di kepala Bintang.

"Ayo naik"

"Itu apa eenngg-, ini gak ada pijakan dan pegangan di jok nya, ntar jatuh kebelakang gimana?" ucapnya dengan was-was karna takut Alam akan tertawa. Alam yang tau penyebabnya pun sungguh ingin tertawa tapi ia tahan, ia kira anak ini tak mau di bonceng karna kendaraanya, tapi yang ia fikir dia takut jatuh dari jok motornya.

"Naik dulu" ia pun menuruti perkataan Alam.

"Kaki kamu ke depan, kalo takut jatuh pegang jaketku aja gapapa" rasanya canggung banget tiba-tiba berada di suasana seperti ini, Bintang hanya diam dan menuruti perkataan Alam. Sepanjang perjalanan tak ada satupun yang berbicara. Alam memandang Bintang dari kaca spionnya dan tersenyum tipis. Sampai akhirnya sampai di depan bakery milik ibunya.

"Kok kamu tahu rumahku?"

"Bundaku kan pelanggan sini"

"Oh iya lupa" padahal sesungguhnya Alam tak tahu bahwa bundanya pelanggan sini, bahkan mengantar bundanya kesini saja tak pernah. Ya dia tahu rumah Bintang karena pernah menguntit anak itu pulang.

"Makasi ya" ucap Bintang dengan senyumnya.

"Sampai ketemu lagi Bintang" lalu dia melenggang pergi. Bintang yang melihat kepergian Alam sadar dan menepuk jidatnya sendiri.

"Ya ampun, aku belum tanya namanya"

Continue Reading

You'll Also Like

1M 78.5K 39
Aneta Almeera. Seorang penulis novel legendaris yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwany...
3.3M 272K 62
⚠️ BL Karena saking nakal, urakan, bandel, susah diatur, bangornya Sepa Abimanyu, ngebuat emaknya udah gak tahan lagi. Akhirnya dia di masukin ke sek...
394K 40.8K 19
*Spin off Kiblat Cinta. Disarankan untuk membaca cerita Kiblat Cinta lebih dulu untuk mengetahui alur dan karakter tokoh di dalam cerita Muara Kibla...
2.4M 121K 59
LO PLAGIAT GUE SANTET 🚫 "Aku terlalu mengenal warna hitam, sampai kaget saat mengenal warna lain" Tapi ini bukan tentang warna_~zea~ ______________...