Jodoh Pasti Kembali [Complete...

nikniknuraeni द्वारा

335K 27.3K 1.1K

Rupanya Ibu memiliki tempat teramat istimewa di hati Ayah. Nyatanya, setahun setelah 'kepergian' Ibu, ia terl... अधिक

Intro
Bab 1
Bab 1 | 2
BAB 2
BAB 2 | 2
Bab 3
Bab 3 | 2
Bab 4
Bab 4 | 2
Bab 5
Bab 5 | 2
Bab 6
Bab 6 | 2
Bab 7
Bab 7 | 2
Bab 8
Bab 8 | 2
Bab 9
Bab 9 | 2
Bab 10
Bab 10 | 2
Bab 11
Bab 11 | 2
Bab 12
Bab 12 | 2
Bab 13
Bab 14
Bab 14 | 2
Bab 15
Bab 15 | 2
Bab 16
Bab 16 | 2
Bab 17
Bab 17 | 2
Bab 18
Bab 18 | 2
Bab 19
Bab 19 | 2
Bab 20
Bab 20 | 2
Bab 21
Bab 21 | 2
Bab 22
Bab 22 | 2
Bab 23
Bab 23 | 2
Bab 24
Bab 24 | 2
Bab 25
Bab 25 | 2
Bab 26
Bab 26 | 2
Bab 27
Bab 27 | 2
Bab 28
Bab 28 | 2
Bab 29
Bab 29 | 2
Bab 30
Bab 30 | 2
Extra Part
Extra Part | 2
Extra part | End

Bab 13 | 2

4.3K 380 17
nikniknuraeni द्वारा

Semenjak pertemuan itu, perasaan Ibu semakin tidak karuan. Pertahanan yang dibangunnya selama ini pun mulai goyah.

Apakah Ilham masih menyimpan perasaan yang sama terhadap Sofi?

Pertanyaan itu selalu mengganggu dan membuatku semakin tidak percaya diri. Aku merasa seperti persinggahan yang bisa ditinggalkannya setiap saat.

Rupanya Ilham menyadari perubahan suasana hatiku dengan segera.

"Kamu terlihat murung akhir-akhir ini. Kenapa? Apa karena pertemuan kita dengan Sofi tempo hari?" Ilham bertanya dengan hati-hati.

Aku enggan menjawab dan memilih untuk berpura-pura tidur di samping Naura yang sudah terlelap.

"Apa kamu masih meragukanku? Meragukan perasaanku padamu?"

Tangan Ilham mengelus kepalaku. Ada desir yang membuat mataku terasa panas dan ingin segera memuntahkan semua cairan yang kubendung selama ini.

"Demi Allah, aku mencintaimu, wanita yang kupilih untuk menjadi ibu dari anak-anakku."

Aku mulai terisak. Ilham mencium puncak kepalaku lama.

"Aku ingin meluruskan segala kesalahpahaman kita selama ini. Kumohon, beri aku kesempatan untuk menjelaskannya."

Diraihnya bahuku dan menenggelamkan kepalaku dalam dekapannya. "Kumohon."

Aku mengangguk lalu membalikkan badan sehingga kami saling bertatapan.

"Aku memutuskan untuk menikahimu karena takut kehilangan, kehilangan orang yang berharga dalam hidupku. Wanita kedua yang kusayangi setelah Ibu."

Ilham menyeka air mata yang sudah meleleh di pipiku.

"Aku menyadarinya semenjak kamu bersama Rio. Aku marah, lebih tepatnya marah pada diri sendiri. Saat itu, aku masih dibingungkan dengan perasaanku, apakah rasa sayang yang kumiliki hanya sebagai seorang kakak terhadap adiknya, atau laki-laki terhadap seorang wanita.

"Berbeda saat Sofi meninggalkanku, rasa kehilangan yang kurasakan ketika Rio ingin melamarmu lebih menyakitkan dibanding kehilangan Sofi. Aku baru tahu jika perasaan yang kumiliki pada Sofi tidak sedalam perasaanku kepadamu, walau aku sendiri belum tahu bentuk perasaan itu semacam apa. Mungkin perasaanku pada Sofi sebatas kekaguman, sedangkan perasaanku kepadamu lebih pada ketergantungan.

"Lalu, saat kamu berusaha menjadi seorang istri dan ibu yang baik, rasa cintaku semakin bertambah setiap harinya. Aku merasa jatuh cinta berkali-kali pada orang yang sama. Orang yang dulu tidak kuperhitungkan. Hanya saja, aku tidak pandai untuk mengungkapkannya. Rasanya terlalu canggung untuk mengatakan cinta. Mungkin itu yang membuatmu salah paham dan berprasangka buruk selama ini."

Ilham menatapku dalam. Ada ketenangan yang dirambatkannya ke dalam dada.

"Apa kamu mau memaafkanku?"

Aku mengangguk. Ilham mengecupku sekali lagi dan kembali menenggelamkan kepalaku dalam pelukannya. Seperti tidak ingin kehilangan.

Jadi selama ini aku telah salah menilainya?

"Jadi kumohon, jangan pernah beranggapan jika aku tidak mencintaimu, apalagi berpikir aku akan meninggalkanmu. Sungguh, bahkan aku tidak berani membayangkan bagaimana jika suatu hari kamu benar-benar meninggalkanku. Mungkin aku tidak akan sanggup memikulnya. Aku berpikir jika akan lebih baik aku yang pergi lebih dulu."

Tidak ada yang bisa kukatakan, seolah lidahku telah kelu mendengar semua pengakuannya. Perasaan hangat memenuhi seluruh hatiku. Tiba-tiba saja aku merasa menjadi wanita paling beruntung dan paling bahagia di dunia.

Aku berjanji untuk tidak lagi meragukan Ilham, apalagi cemburu kepada Sofi. Sebab, aku percaya kepada Ilham.
___

Kututup buku harian ibu dengan perasaan lega. Ternyata Ayah benar-benar mencintai Ibu, sama seperti yang kuketahui semenjak kecil.

Aku beranjak ke kamar mandi untuk berwudu, menjernihkan pikiran. Beberapa kali kurapal istighfar karena telah menyimpan prasangka buruk terhadap Ayah. Mungkin jika Ayah pulang nanti, aku benar-benar akan meminta maaf.

Setelah membacanya, bisa kubayangkan bagaimana perasaan kehilangan yang Ayah rasakan kini, hingga setahun setelah kepergian ibu pun Ayah masih merasa sedih. Mungkin inilah saatnya bagiku untuk menggantikan peran Ibu, menjadi sahabat Ayah.

--bersambung--

पढ़ना जारी रखें

आपको ये भी पसंदे आएँगी

4.7K 359 31
Keputusan Drew (dibaca Dru) yang rela bolos kuliah demi menolong seorang ibu tua yang hampir kena jambret di jalan ternyata membawanya pada sebuah ta...
2.4K 320 17
Dia hanyalah seorang gadis biasa. Dia tidak terkenal, namun juga tidak terlupakan sampai tertinggal dalam bayangan. Dia menyukai idol, itu juga mer...
388K 23K 25
Kisah tentang sepasang suami istri, Angga dan Rani, yang menuai konflik karena Mami Angga tidak menyukai Rani. Lalu, muncullah Nevita yang dulu sempa...
35.6K 5.5K 30
Galuh Grahandini (27 tahun) tak pernah mengira pernikahannya akan batal karena orang masa lalu sekaligus polisi tak tahu diri; Jalu Akasa. Pembatalan...