[END] [MARKHYUCK] LOST

By ChiiSalun

730K 97.2K 14.5K

Mark yang kehilangan cinta pertamanya diusia delapan tahun harus kembali diingatkan kembali pada orang itu se... More

1. Twelve Years Ago
2. Twelve Years Later
3. Bye and Hello
4. Hello Again
5. Regret
6. Jisung
7. Jisung & Haechan
8. Taking You
9. Home
10.
11.
12.
13.
14.
15.
17.
18.
19. Flashback
20.
21.
22.
23. END
Bonus : Birthday

16.

23.7K 3.5K 783
By ChiiSalun

MarkChan

Sesuai permintaan Jaemin dan Renjun, Yunho membawa mereka ke rumah sakit terdekat dari kantor polisi. Haechan meringis sendiri saat melihat luka lebam di perutnya dan beberapa luka gores di tubuhnya. Pantas saja dari tadi ia merasakan perutnya sakit, ternyata lebamnya cukup parah sampai Jaemin dan Renjun juga sepertinya ikut merasa sakit saat melihat luka itu. Setelah semuanya selesai, Yunho mengajak mereka untuk makan sambil menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.

"Seperti apa yang aku katakan pada polisi, aku tidak mengingat apapun" ujar Haechan. Mereka sudah selesai memesan makanan yang mereka inginkan dan Yunho mulai bertanya. Sebenarnya banyak pertanyaan yang ingin Yunho lontarkan, apalagi setelah mendengar penjelasan dokter  mengenai beberapa hal.

"Jadi aku hanya bisa mengandalkan kalian berdua untuk penjelasan" Yunho menatap Jaemin dan Renjun.

"Kami sedang berada di cafe ketika kami melihat Haechan berlari jadi kami memutuskan untuk mengikutinya" Renjun menjelaskan.

"Dan dia masuk ke dalam rumah itu ?" Keduanya mengangguk.

"Haechan bertingkah sangat aneh. Dia masuk ke dalam rumah kaca, mulai menangis dan berteriak di sana sampai seseorang yang sepertinya merasa terganggu datang" Jaemin kembali menceritakan.

"Apakah aku memang melakukan itu ?" Haechan bertanya tidak percaya.

"Ya kau menangis dan berteriak......" Jaemin lalu terdiam, tiba-tiba dirinya tidak yakin apakah harus menceritakan tentang apa yang Haechan teriakan disana. Semuanya membingungkan.

"Kau meneriakan dua nama disana" Renjun memulai. Jaemin menatap Renjun tidak percaya, apa Renjun akan mangatakan itu begitu saja ? Tapi memang apa ruginya untuk Renjun ? Sementara Jaemin sudah memikirkan kemungkinan dari kejadian ini. Semuanya samar-samar tapi jelas dan pikirannya terus menuju ke arah sana. Saat itu makanan mereka datang dan Haechan yang merasa sangat lelah dan lapar mulai menyantap makanannya tanpa menunggu bahkan instruksi dari Yunho, tidak sopan tapi Haechan tidak peduli. Dan saat itu Yunho bisa melihat sendiri apa yang dokter itu katakan padanya sebelumnya saat memperhatikan tangan kanan Haechan yang memegang sendok. Sepertinya dirinya ingin menangis.

"Siapa nama itu ?" Yunho memilih untuk bertanya daripada terjebak dalam banyak skenario di pikirannya sendiri.

"Hyuckie dan Mark" Renjun menjawab. Haechan lalu berhenti memakan makanannya dan menatap Renjun aneh ?

"Mark ? Kenapa aku meneriakan nama Mark ? Dan siapa Hyuckie ?" Haechan bertanya bingung.

"Ya mana kami tau. Kau yang teriak" Jaemin menjawab walaupun dirinya sudah memiliki jawaban sendiri di kepalanya.

"Baiklah terima kasih kalian berdua. Makanlah" ujar Yunho. Renjun dan Jaemin menunduk kepalanya dan berterima kasih sebelum akhirnya menyantap makanan mereka.

Bagaimana ini ? Rasanya Yunho ingin menangis setelah mendengar semua ini.

"Aku permisi ke toilet" Haechan berdiri dan Renjun langsung mengikuti.

"Aku juga" Haechan menatap Renjun aneh tapi Renjun malah dengan cepat menarik tangan Haechan menuju kamar mandi restoran.

"Aku yakin kau tidak merasakan aneh atau apapun tapi ini" Renjun mengeluarkan sesuatu dari saku celananya dan mata Haechan membesar ketika melihat apa yang Renjun keluarkan, jari manis kayunya. Kenapa Renjun bisa memilikinya ?

"Hebat sekali tidak ada yang sadar diantara kalian, bahkan Jaemin tidak menyadarinya. Ini terjatuh di rumah kaca tadi" Haechan langsung menerima jari kayu itu dari Renjun dan mencari plester di saku celananya agar bisa menempelkannya lagi.

"Terima kasih karena tidak membesarkan hal ini" Haechan berkata, sedikit tersentuh sebenarnya karena Renjun tidak terkejut dan takut padanya, eh apa iya ?

"Kau pasti menganggapku aneh" gumam Haechan.

"Tidak juga, aku tidak tau apa yang terjadi padamu tapi aku tidak akan ribut soal ini. Jaemin juga tidak tau jadi tidak apa-apa" Renjun membalas sambil tersenyum.

"Sekali lagi terima kasih. Kau baik sekali"

"Sama-sama"

♡♡♡

Yunho kembali menyetir mobilnya setelah mengantar Jaemin dan Renjun ke rumah mereka. Suasana canggung dan sunyi terasa sangat lekat di dalam mobil itu. Haechan yang memang tidak tau harus berkata apa sementara Yunho memiliki banyak seribu pertanyaan tapi sibuk menyusun pertanyaan itu di dalam kepalanya.

"Ngomong-ngomong apa nama belakangmu ?" Yunho akhirnya bertanya.

"Aku tidak tau" Haechan menjawab "sejak kecil aku memang tinggal di panti asuhan dan orang panti yang memberikanku nama" Haechan menambahkan. Yunho mengangguk, hal ini menambahkan rasa percaya dirinya bahwa Haechan adalah Donghyuck yang hilang.

"Sejak kapan kau tinggal di panti itu ?" Yunho kembali bertanya.

"Entahlah aku tidak pernah menghitung" itulah jawaban Haechan. Yunho hanya mengangguk mengerti.

"Nanti kau pergi ke rumah sakit denganku" Yunho memerintahkan. Melakukan test DNA akan lebih baik dibandingkan banyak bertanya kepada Haechan yang tidak tau apa-apa.

"Ngomong-ngomong aku minta maaf" Haechan mulai bersuara.

"Karena ?" Tanya Yunho.

"Karena masuk ke dalam rumah itu tanpa izin. Tanah itu milikmu, seharusnya aku tidak seenaknya masuk ke dalam sana" Haechan menjelaskan.

"Tidak apa-apa. Lagipula percaya atau tidak rumah itu bukan milikku. Itu milik keluarga teman lamaku"

"Ah. Baiklah"

Lalu suasana kembali menjadi hening beberapa saat.

"Katakan Haechan apa pendapatmu tentang anakku ?" Yunho tiba-tiba menanyakan.

"Anakmu ? Mark dan Jisung sangatlah baik"

"Bukan. Mark. Hanya Mark" Yunho membenarkan.

"Mark sangat baik"

"Sudah ? Hanya itu ? Tidak ada sesuatu yang lain ?" Yunho malah menambahkan pertanyaannya. Haechan berpikir jujur saja semenjak bertemu Mark tidak ada bahkan sehari saja ketika Haechan tidak memikirkan Mark. Bahkan ketika mereka tidak bertemu di waktu yang cukup lama, Mark selalu ada di dalam pikirannya entah kenapa.

"Kurasa Mark tampan" akhirnya Haechan memutuskan untuk menjawab.

"Iyakah ? Anakku memang tumbuh menjadi pria yang tampan. Aku senang kau berpikiran seperti itu" Yunho membalas sambil tertawa kecil. Entah kenapa dirinya benar-benar berusaha agar air mata tidak keluar begitu saja.

"Ah kita sampai. Kau langsung ke kamar dan beristirahatlah. Hari ini sangat berat" Yunho berkata ketika dia selesai memarkirkan mobilnya di parkiran luas rumahnya.

"Terima kasih" Haechan sekali lagi berucap sebelum akhirnya keluar dari dalam mobil. Sementara Yunho masih diam disana dengan berbagai pikiran di kepalanya.

♡♡♡

"Kenapa kau bisa pulang dengan appa ?" Jisung bertanya saat mereka berdua berada di dalam kamar Haechan malam itu.

Haechan yang sedang melipat pakaiannya balik menatap Jisung "sesuatu terjadi appa mu tadi menjemputku" jawabnya.

"Apa yang terjadi ?" Jisung semakin penasaran dan ingin mendengar cerita ini langsung.

"Sesuatu. Sebenarnya tidak penting juga. Jadi tidak usah kau memikirkannya" Haechan membalas lalu kembali ke pekerjaannya.

"Tapi aku penasaran dan apa kau memang tidak mau menjadi pacarku ?" Jisung malah mengubah topiknya.

"Tidak mau dan tidak akan pernah mau" jawab Haechan tanpa rasa kasihan sedikitpun.

"Kenapa ?"

"Jisung dengar. Aku menyayangimu tapi tidak seperti ini dan aku merasa kita tidak bisa bersama"

"Apa karena status kita ? Aku bisa kabur dari sini bersamamu"

"Tapi kau tidak akan selamat berada di luar sana dan tidak ini bukan hanya karena status"

"Apa yang kau katakan beda dengan yang kau katakan sebelumnya. Bagaimana dengan kak Mark ? Apa kau mau jadi pacarnya ? Kak Mark juga orang kaya"

Haechan terdiam karena jujur saja dirinya bingung dengan pertanyaan Jisung. Tidak mungkin Mark menyukainya dan mengajaknya berkencan, tapi jujur saja mungkin Haechan akan senang jika Mark melakukan itu, karena Mark tampan.

"Katakan apa kau menyukai kak Mark ?" Tanya Jisung sekali lagi.

"Aku tidak tau tapi mungkin saja" Haechan menghela nafas panjang "dengar walaupun kalian menyukaiku status sosial kita tetap berbeda dan kau hanya anak-anak"

"Kenapa semua orang mengatakan kalau aku anak-anak ?" Jisung berdiri dari tempatnya, muak dengan semua yang orang katakan padanya. Bahkan Haechan mengatakan kalau Jisung hanya anak-anak jadi Haechan tidak mau berpacaran dengan Jisung ? Bahkan Haechan tidak langsung menjawab bahwa dia akan menolak Mark. Kenapa dunia tidak adil ? Haechan tidak perlu menyebutnya anak-anak.

"Aku membencimu !" Jisung berteriak lalu berlari keluar dari kamar Haechan, sementara Haechan terdiam disana karena bingung. Jisung baru saja mengatakan ia membenci Haechan dan rasanya sakit sekali. Tapi Haechan hanya menghela nafas, mengejar Jisung akan memperburuk keadaan dan dirinya tidak boleh memberikan harapan pada Jisung.

♡♡♡

Jisung
Haechan menolakku


Chenle
Turut berduka cita

Jisung
Tidak bisakah kau
Lebih menyemangatiku ?

Chenle
Aku juga ditolak olehmu
Kalau kau lupa
Tapi serius turut berduka cita

Jisung
Aku rasa Haechan
Menyukai kak Mark.

Chenle
Bisa jadi, kakakmu tampan

Jisung
-_- dia bukan kakakku

Chenle
Iya iya aku mengerti
Kau remaja yang sedang puber
Aku tau Mark bukan kakakmu
Tapi setidaknya dia menyayangimu

Jisung melempar ponselnya dengan keras sampai dirinya bisa melihat ponsel itu pecah dan menghela nafas panjang. Anak-anak ? Remaja yang sedang puber ? Semua mengatakan hal seperti itu jika Jisung menceritakan keluhannya ? Kenapa mereka tidak bisa mendukung Jisung ? Ingin rasanya Jisung marah pada semua orang.

"Jisung ?"

"Ah appa"

Yunho masuk ke dalam kamar Jisung dan melihat laki-laki sekolah menengah itu sedang cemberut merajuk. Sepertinya Jisung marah pada sesuatu, tapi akhir-akhir ini Jisung memang selalu marah pada mereka dan Yunho memaklumi hal itu karena anak seperti Jisung yang sudah tidak memiliki keluarga tapi punya tanggung jawab besar terhadap harta keluarga beserta pekerja di perusahaan mendiang Changmin pastilah sangat berat.

"Aku dengar dari papa kalau kau marah-marah lagi. Kenapa ?" Yunho bertanya sambil duduk di pinggir tempat tidur Jisung.

"Aku bukan anak-anak" gumam Jisung pelan. Yunho yang mendengar itu mengerti apa masalah Jisung dan hanya bisa menghela nafas panjang.

"Kenapa ada yang berpikir kau anak-anak ?" Tanyanya lagi.

"Haechan tidak mau jadi pacarku karena aku anak-anak" gumam Jisung lagi. Tiba-tiba Yunho jadi kasian kepada Jisung yang sudah ia anggap sebagai anaknya sendiri. Jisung tidak memiliki keluarga, semua orang di keluarga ini terlalu posesif dan selalu ingin memanjakan Jisung, tapi itu semua demi kebaikan Jisung dan juga Jisung tidak diberikan pilihan untuk memilih masa depan yang Jisung inginkan. Tentu saja Yunho ingin Jisung melakukan apapun yang anak itu inginkan, lalu bagaimana dengan harta dan perusahaan mendiang ayahnya ? Yunho tidak ingin mengambil harta itu bahkan sedikitpun dan jika Jisung tidak bersikap dengan baik maka harta itu bisa diambil orang yang tidak bertanggung.

"Kenapa kau menyukai Haechan ?" Yumho mulai bertanya lagi.

Jisung terdiam, berpikir sejenak, kenapa dirinya menyukai Haechan ?

"Apakah kau tidak merasa kalau dia seperti seseorang yang kau rindukan ?" Tanya Yunho sekali lagi "coba pikirkan baik-baik. Aku harap setelah ini akan ada kabar baik untukmu" Yunho lalu mengecup kening Jisung lembut "bagaimanapun kau tetaplah anakku, suka atau tidak suka. Aku akan melindungimu".

♡♡♡

Keesokan harinya Mark mengajak Haechan jalan-jalan karena katanya Mark lelah dan membutuhkan hiburan. Haechan saja heran kenapa Mark mengatakan dirinya lelah tapi malah ingin pergi keluar, biasanya orang lelah akan tidur saja di rumah.

"Kau mau nonton bioskop tidak ?" Mark bertanya. Mereka memang sekarang sedang berkeliling tidak jelas di mall dan tiba-tiba Mark menanyakan hal seperti itu.

"Terserah kau saja" Haechan menjawab. Mark menghela nafas, dari tadi hanya itu jawaban Haechan setiap Mark bertanya. Ya jangan salahkan Haechan juga yang memang tidak begitu paham dengan kebiasaan anak muda.

"Yasudah ayo" Mark menarik tangan Haechan sampai bioskop dan menunjuk ke beberapa poster film yang menandakan film yang sedang ditayangkan di bioksop itu.

"Mau nonton yang mana ?" Tanya Mark.

"Yang mana saja" Jawab Haechan lagi.

Akhirnya mereka memutuskan untuk menonton film animasi karena keduanya tidak menyukai film horror dan Mark juga malas menonton film romance. Sebelum masuk bioskop Mark membeli popcorn ukuran jumbo beserta dua minuman yang Haechan bawa dengan senang hati. Ini adalah pertama kalinya Haechan menonton bioskop, rasanya seperti mimpi bisa datang ke tempat seperti ini.

"Bagaimana kalau nanti semua lampunya dimatikan dan disini gelap semua ?"

"Jangan khawatir. Pegang saja tanganku kau tau kau tidak sendirian disini"

Mark dan Haechan menatap dua anak yang duduk di kursi tidak jauh dari kursi mereka. Kedua anak itu sekarang sudah duduk di kursi mereka masing-masing sambil menggenggam tangan satu sama lain. Kedua orang tua mereka sepertinya gemas dengan tingkah laku anak-anak itu dan sejujurnya Haechan juga merasakan hal yang sama. Seperti ada sebuah de javu ketika melihat kedua anak itu tapi Haechan bahkan tidak pernah menginjakan kakinya di dalam bioskop sebelum ini.

"Anak-anak itu sangat menggemaskan" komentar Mark. Haechan mengakhiri acara menatapnya, takut juga disangka creepy oleh orang-orang karena menatap anak kecil terlalu lama.

"Mereka lucu" gumam Haechan.

"Aku jadi ingat dulu saat aku kecil juga pernah mengalami hal yang sama"

Haechan mengalihkan perhatiannya pada Mark "benarkah ?"

"Ya, kami akan terus berpegangan tangan sampai film selesai. Aku merindukan saat-saat itu"

"Tentu saja, kau tidak bisa kembali ke masa kecilmu"

"Orang itu sudah tidak ada lagi di dunia ini"

Haechan hanya diam, suasana tiba-tiba menjadi kelam, Mark sepertinya tidak memikirkannya tapi Haechan jadi kepikiran. Film pun dimulai dan akhirnya Haechan melupakan percakapan mereka selama film berlangsung, hari-hari seperti ini jarang terjadi dan Haechan ingin menikmatinya. Jika saja mereka berdua bisa bertingkah seperti dua anak kecil itu, berpengangan tangan tanpa peduli apapun yang terjadi di dunia ini.

Bersambung

Continue Reading

You'll Also Like

SCH2 By xwayyyy

General Fiction

94.4K 14.8K 41
hanya fiksi! baca aja kalo mau
26.2K 2.1K 28
"Tidak ada yang lebih indah dibandingkan balas dendam." -Grexda "Penyesalan adalah neraka terkejam di dunia." -Lorenzo ...
521K 4.2K 16
WARNING 18+ !! Kenzya Adristy Princessa seorang putri terakhir dari keluarga M&J group yang diasingkan karena kecerobohannya. Ia hanya di beri satu...
460K 41.5K 71
[ON GOING] Mark si ketua usda dan Haechan yang selalu bego karena mau disuruh suruh sama dia. Sampai akhirnya, semua tragedi yang berawal dari jualan...