Hei, Baby boy - yeonbin

By cairaxa

382K 37.2K 12.3K

Yeonjun tidak pernah tahu kalau bermain dengan seorang pembangkang dan keras kepala seperti Soobin, jauh lebi... More

prolog
1. Got Him
3. Rules
4. Mine
5. Teasing
6. Yeonjun's office
7. Daddy
8. Fuck You
9. Penthouse
10. Club
11. First punishment
12. Bussiness trip
13. Kai
14. Welcome back, Yeonjun
15. The New One
16. Straight
17. Ramai
18. The Older's house
19. The Party
20. I Know I Love You
21. Noona
22. Second punishment

2. A Deal

24.6K 2.1K 574
By cairaxa

WARN!

⚠️⚠️⚠️

Again wkwkwk maapkan :"

Happy reading!

***

Soobin mengerutkan keningnya saat merasa terusik dalam tidurnya.

Dia membalikan posisi tidurnya. Tapi kemudian tubuhnya malah serasa remuk saat ia bergerak.

Soobin membuka matanya berat. Ia mengucek matanya sekilas dan berusaha bangun, bersender ke senderan ranjang. Hingga kemudian rasa sakit di bagian bawahnya terasa menghantamnya.

"Sudah bangun?"

Soobin menoleh ke arah kamar mandi dimana, seorang laki laki bersurai silver baru saja keluar dari sana sembari mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil. Jangan lupakan tubuhnya yang belum terbalut baju. Hanya ada handuk putih yang melilit di pinggangnya, menutupi area privasinya.

Soobin membuang pandangannya ke sembarang arah. Melihat Yeonjun membuatnya sadar akan apa yang dilakukan mereka berdua kemarin malam.

Pantas saja saat bangun tadi kelopak matanya terasa sangat berat. Jelas. Soobin baru tidur sekitar 4 jam. Kemarin, Yeonjun benar benar menghancurkannya. Mereka bahkan baru selesai dengan kegiatan panasnya saat jam menunjukan pukul 3 pagi. Dan sekarang baru pukul 7 tapi Soobin sudah harus dipaksa bangun.

Dan, wajahnya terasa terbakar saat ingatannya tentang kemarin malam terasa sangat jelas seperti sedang memutar kaset dikepalanya.

"Kenapa melengos begitu? Malu?" tanya Yeonjun menyebalkan sembari mendudukkan dirinya diatas kasur.

"A-aku tidak!"

Yeonjun mengendikan bahunya. "Kalau tidak wajahmu tidak akan memerah begitu"

"Omong omong, apakah masih sakit?" lanjutnya sambil memberikan lirikan mata pada tubuh bagian bawah Soobin.

Soobin mendecak. "Tentu saja. Ini sakit dan semuanya ulahmu, bodoh"

"Kau menikmatinya. Lagipula jangan lupa. Kau yang meminta, Soobin"

"Aku tidak!"

Yeonjun menyeringai. "Benarkah? I still want more, bastard. Don't think to end this, you fuckin' ass. Don't stop Yeonjun, please. I want your dic—"

"Diam"

Soobin membekap mulut Yeonjun dengan tangannya. Ia sedikit menunduk dengan mata terpejam dan wajah memerah.

Yeonjun sialan. Tidak mengertikah dia kalau Soobin sudah cukup malu untuk mengakui kalau semalam dia menikmati permainan Yeonjun?! Sekarang dia malah mengulang beberapa permohonan Soobin semalam untuk tidak berhenti melakukan kegiatan panas mereka.

Yeonjun terkekeh. Ia menggenggam tangan Soobin yang membekap mulutnya dan menciumnya lembut. Yeonjun kemudian menatap Soobin dalam, membuat yang ditatap gelagapan kemudian menunduk malu.

Ternyata, Choi Soobin yang kemarin menghajar pelanggannya hingga babak belur itu bisa malu malu juga.

Salah sendiri. Kenapa dia terus meminta, padahal Yeonjun juga tidak berniat cepat cepat menghentikan kegiatan mereka kemarin malam. Tapi ada untungnya. Soobin yang meminta, memohon padanya agar tetap menumbuknya dalam membuat Yeonjun jauh lebih bersemangat.

"L-lepaskan tanganku!"

Yeonjun menggeleng. Ia tetap menggenggam tangan Soobin sembari memberinya kecupan kecupan ringan.

"Kau menyebalkan"

Yeonjun terkekeh. Ia pun melepaskan tangan Soobin dan beranjak, mengambil dua buah bingkisan dan yang satunya ia berikan pada Soobin.

"Mandilah"

Soobin mengangguk. Mandi dibawah kucuran shower sepertinya menyegarkan untuk tubuhnya yang terasa sangat lengket.

"Mau ku bantu?"

Soobin mendecak. "Tidak usah. Aku tidak selemah itu"

"Baiklah. Tapi lilitkan selimut itu ke tubuhmu"

"Untuk apa? Tidak mau. Ribet"

"Kau ingin aku menghajarmu lagi hingga benar benar tidak bisa berjalan, Soobin?"

Dan, Soobin baru ingat kalau dia tidak memakai sehelai benang pun.

"Yak! Dasar mesum!" ujarnya kesal dan dengan segera menutupi tubuhnya dengan selimut.

"Kenapa? Aku sudah melihat semuanya kalau kau lupa"

"Tidak dengar"

Soobin berjalan ke kamar mandi dengan langkah terseok. Bagian bawahnya masih sakit ditambah tubuhnya yang terasa remuk.

Setelah mengambil bingkisan yang diberikan Yeonjun, Soobin membanting pintu kamar mandi dan melepaskan selimutnya. Saat masuk, ia dihadapkan dengan kaca fullbody yang langsung menyoroti tubuhnya.

Soobin membulatkan matanya ketika melihat tubuhnya dipenuhi bercak merah juga beberapa bekas gigitan di leher, bahu, pinggang dan pahanya.

"MATI SAJA KAU CHOI YEONJUN!"

***

"Ini. Makanlah"

Soobin melahap makanan yang diberikan Yeonjun cepat. Dia benar benar lapar. Sampai sesaat kemudian ia tersedak karena kelakuannya itu.

Yeonjun dengan tanggap langsung memberikan Soobin air putih sambil menepuk nepuk tengkuk si manis. "Tenang saja. Tidak akan ada yang mengambil makananmu"

Soobin memutar bola matanya malas dan menaruh gelasnya di atas nakas. "Terserah"

Memilih untuk melanjutkan kembali makannya, Soobin berusaha tidak peduli pada Yeonjun yang memandangnya lekat.

"Hey Soobin"

"Apwa"

Yeonjun berdecak. "Telan dulu"

"Apa?!" ujarnya tidak santai.

Jeda sebentar sebelum Yeonjun mengatakan kalimatnya.

"Soobin"

"Astaga apa Yeonjun?! Telingaku sudah terbuka lebar untuk mendengarkan!"

"Jangan tidur dengan orang lain"

Soobin menaikan sebelah alisnya. "Itu bukan urusanmu"

Yeonjun mengangguk. Sudah memprediksikan jawaban itu sebelumnya. "Soobin"

"Astaga apa lagi?! Kau mengganggu acara makanku!"

"Mau menjalin hubungan sugar denganku?"

Soobin mengerutkan keningnya. Tapi kemudian dia menegakkan tubuhnya sambil bersedekap dada. "Wow. Sepertinya kau benar benar menginginkanku, Choi Yeonjun"

Yeonjun mengangguk meng-iyakan. "Ya. Kau dan tubuhmu itu memang membuat candu. Terlebih lagi aku adalah orang pertama yang merasakannya. Benar?"

Soobin memutar bola matanya. "Jujur sekali"

"Tentu. Aku sedang membujukmu. Berbohong tidak terdengar menguntungkan jika dilakukan sekarang"

"Kau benar. Tapi aku tidak mau"

"Jangan mempersulit. Kau tahu kalau kau juga menginginkanku, Choi Soobin"

Soobin menatap Yeonjun sanksi. "Maaf? Aku? Menginginkanmu?" ujarnya sarkas.

"Tebak siapa yang tidak mau melepaskan ku kemarin malam?"

"Tidak usah mengungkit ngungkit!"

Yeonjun membalas dengan mengendikan bahunya acuh. "Jadi bagaimana?"

"Tetap tidak mau"

"Keras kepala sekali. Padahal kemarin kau memohon mohon padaku. Sampai sampai milikku ini tidak mau kau lepaskan. Kau mainkan bahkan sampai kau makan, mengemutnya seperti permen. Tidak mau melakukannya lagi?"

"Berisik, sialan!"

Yeonjun terkekeh. "Lihat, bahkan wajahmu memerah lagi"

"Aku tidak peduli! Aku tetap tidak mau!"

Mendengar penolakan yang tak kunjung reda, Yeonjun memutuskan untuk mengakhiri sesi bicaranya. Sekarang tindakan lah yang diperlukan.

Yeonjun menaruh tangannya dikedua sisi pria yang masih ada diatas kasur dengan selimut yang menutupi pinggang hingga kakinya itu. Setelahnya, Yeonjun membawa badannya mendekat hingga punggung si manis pun menubruk senderan kasur karena semakin mundur.

"Kau mau apa? Menyingkir. Aku mau makan dan setelahnya pulang" Soobin berujar datar.

"Kau tidak akan bisa keluar dari sini sebelum menyetujui penawaran ku"

"Hey! Itu pemaksaan!"

"Aku tidak memberimu pilihan, sayang"

Setelahnya, Yeonjun kembali menerjang bibir tipis itu. Tangannya dengan cekatan mengambil nampan dipangkuan Soobin dan menaruhnya diatas nakas samping tempat tidur.

Soobin sendiri masih berusaha menolak. Kedua tangannya mendorong dada Yeonjun kuat hingga ciumannya terlepas. "Kau bajingan!"

Yeonjun tidak mendengarkan dan ia pun mengunci kedua tangan Soobin kemudian lanjut memakan rakus bibir tipis itu.

Awalnya Soobin masih berusaha menolak. Tapi lagi lagi, ia terbuai oleh ciuman Yeonjun.

Choi Yeonjun is a good kisser. So fuckin' good kisser and Soobin can't refuse his kiss.

Yeonjun kembali melepaskan kuncian tangannya. Tahu kalau, kedua tangan itu tidak akan menolaknya lagi.

Dan benar saja. Kali ini, kedua tangan itu langsung memeluk erat lehernya.

See? Sebenarnya menaklukan Soobin itu sulit diawalnya saja. Dan kalau titik lemahnya sudah tercapai, maka dia akan menjadi anak manis yang sangat penurut.

"U-ugh Yeonjun. Leher, aku ingin leher...."

Tanpa diminta dua kali, Yeonjun langsung mendaratkan ciumannya dileher Soobin. Kembali menghisap dan menggigit tanda tanda yang masih terpampang jelas disana.

"Mmhh Yeonjun......"

Soobin menggigit bibir bawahnya dan meremas sensual rambut yang lebih tua. Dia selalu menyukai saat bibir Yeonjun menjelajahi tubuhnya.

Sementara Yeonjun, ia juga menikmati apa yang dilakukan Soobin padanya. Entahlah hanya saja, Yeonjun selalu menyukai bagaimana Soobin takluk dan menikmati permainannya.

Kali ini, Yeonjun tidak mau basa basi. Dia membuka kaos dan celana pendek yang dipakai nya kemudian menyingkap selimut yang menutupi bagian bawah Soobin yang tidak memakai bawahan apapun.

Untuk Hoodie yang dipakai Soobin, Yeonjun tidak mau membukanya. Bahkan saat Soobin berinisiatif sendiri untuk melakukannya, Yeonjun menahannya. Fantasinya cukup liar untuk melihat Soobin tersiksa dengan Hoodie oversizenya yang tetap menggantung ditubuhnya.

Yeonjun membuka paha Soobin yang sebelumnya tertutup rapat dan memposisikan dirinya di tengah, menggesekkan kebanggaannya pada titik sensitif yang lebih muda.

Dan terus seperti itu seperti tidak berniat untuk memasukkannya.

"Uhh Yeonjun....masukan"

"Kenapa harus kulakukan?"

Yeonjun memulai rencana pertamanya.

"Jangan menyebalkan disaat seperti ini!"

"Aku tidak menyebalkan. Aku hanya tidak ingin melakukannya dengan orang yang tidak menginginkan ku"

Soobin menggeram rendah. Ia menatap Yeonjun tajam. "Aku menginginkan mu! I want you, bastard! So stop talking and just fuck me now!"

Yeonjun menyeringai. "As your wish, baby boy"

Setelahnya, apa yang dilakukan Yeonjun kembali membuat Soobin mendongak nikmat dengan mulut terbuka.

"Ugh yes, there Yeonjun. Eummh"

Yeonjun bergerak brutal. Menumbuk titik terdalam tubuh dibawahnya berkali kali. Sebelum kemudian gerakannya melambat dan berakhir diam.

"A-ada apa?" Soobin berujar lemah. Nafsunya sudah di ubun ubun dan Yeonjun malah memperburuk keadaan dengan tidak melakukan apapun.

"Aku ingin kau menyetujui penawaran ku terlebih dulu"

Soobin menggigit bibir bawahnya. "Kita bisa membicarakan itu nanti"

"Aku ingin sekarang, Soobin" balas Yeonjun sambil bergerak perlahan. Sangat pelan yang mana itu malah membuat Soobin lebih menderita.

"Yeonjun, please" Soobin merengek. "Ini menyiksa"

Yeonjun memberikan satu tumbukan dalam dan lanjut berdiam diri.

"Aku hanya ingin jawaban, Soobin"

"Ugh ta-tapi.....aku....."

Yeonjun melakukan satu tumbukan lagi. Yang mana membuat Soobin semakin menginginkan lebih dan lebih.

"Ahn Yeonjun....again...."

Yeonjun menyeringai. Soobin sudah berada ditahap dimana dia akan melakukan apapun untuk mendapatkannya. "Katakan iya dan kau mendapatkan yang kau inginkan"

"Iya. Iya. Yeonjun, please"

Yeonjun mengelus pipi pria dikungkungannya ini. Dan Soobin menikmatinya dengan menutup mata dan balas menggesekkan pipinya pada telapak tangan yang lebih tua.

"Good boy"

Setelahnya, Yeonjun kembali menghancurkan tubuh dibawahnya ini.

Lihat? Seorang Choi Yeonjun itu akan, dan harus mendapatkan apa yang dia inginkan.

Dengan cara apapun.

TBC

Semoga maljum kalian berkah yeoreobun :>

MAAPKAN DAKU T^T

Jangan lupa votment dan makasih udah mampir! 🙏

Luv U 💞

Salam,

Cai

Continue Reading

You'll Also Like

933K 76.7K 28
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
229K 18.9K 93
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
50.1K 4.6K 29
° WELLCOME TO OUR NEW STORYBOOK! ° • Brothership • Friendship • Family Life • Warning! Sorry for typo & H...
230K 20.3K 33
"I think ... I like you." - Kathrina. "You make me hate you the most." - Gita. Pernahkah kalian membayangkan kehidupan kalian yang mulanya sederhana...