Babysitter, I Love You | [Hwa...

By 99noranhee

178K 23.1K 5.2K

ayah Minhee memiliki banyak hutang pada perusahaan Hwang Group. Saat hutang tersebut jatuh tempo ayah Minhee... More

Prologue
šŸ‡1
šŸ‡2
šŸ‡3
šŸ‡4
šŸ‡ 5
šŸ‡ 6
šŸ‡7
šŸ‡8
šŸ‡9
šŸ‡10
šŸ‡11
šŸ‡12
šŸ‡ 13
šŸ‘„ Da Deul Bla Bla šŸ‘„
šŸ‡14
šŸ‡15
šŸ‡16šŸ‡
šŸ‡17
šŸ‡18
šŸ‡19
šŸ‡20
šŸ‡21
šŸ‡22
šŸ‡ 23
šŸ‡24
šŸ‡25
šŸ‡26
šŸ‡27
šŸ‡28
šŸ‡29
šŸ‡30
šŸ‡32
šŸ‡33
šŸ‡34
šŸ‡35
šŸ‡36
šŸ‡37
šŸ‡38
šŸ‡39
KISSING YOU
šŸ‡40
šŸ‡41
šŸ‡42
šŸ‡43
šŸ‡44
šŸ‡45
šŸ‡46
šŸ‡47
šŸ‡48
šŸ‡49
šŸ‡50
šŸ‡51
šŸ‡52

šŸ‡31

1.9K 316 139
By 99noranhee

Diharapkan memberi 👉🌟 sebelum membaca, terimakasih 😊




Happy Reading All
























Minhee merapikan dasi dan seragam sekolah lalu menatap bayangannya dicerimin. Setelah insiden waktu itu Minhee benar-benar tidak datang lagi. Dirinya berpikir jika ia nekat datang entah apa yang akan dilakukan Yunseong padanya.

Minhee menghembuskan nafasnya lalu menyiapkan buku pekajaran yang akan dibawanya ke sekolah. Setelah siap Minhee lalu keluar kamarnya, namun saat keluar kamar Minhee tidak sengaja berpapasan dengan Yunseong yang menaiki anak tangga untuk menuju kamarnya. Mata mereka sesaat bertemu hanya beberapa detik setelahnya Yunseong memutuskannya lalu masuk ke kamarnya untuk mandi dan berganti baju. Minhee menunduk melihat Yunseong menutup pintu kamarnya lalu jalan menuju dapur.

Sihoon, Hangyul dan Hyunjin sudah ada dimeja makan untuk sarapan. Minhee mengambil sarapan untuk Hyunjin lalu menyuapinya. Mereka berempat makan dengan tenang sesekali mengobrol santai bersama. Yunseong keluar dari kamar lalu turun kebawah untuk kembali ke rumah sakit.

"Yunseong, kau akan kembali ke rumah sakit?"

"Iya pa, nanti sore Danhee sudah pulang"

"Syukurlah kalau begitu, Yunseong makanlah dulu Minhee sudah membuatkan makanan kesukaanmu"

Yunseong melihat meja makan terdapat spaghetti dengan krim jamur kesukaannya. Pasti mamanya yang memberi tahu Minhee agar membuat spaghetti itu.

"Tidak ma, aku sarapan diluar saja"

"Yunseong, lebih baik kamu sarapan dirumah saja. Makanan diluar belum tentu sehat dan kau bisa menghemat pengeluaran juga."

"Spaghetti buatan mama lebih enak daripada buatan orang asing itu, spaghetti buatannya juga belum tentu sehat untuk Yunseong. Siapa tahu spaghetti itu terdapat racun atau menggunakan saus kacang, agar alergiku juga ikut menyerangku"

"Hwang Yunseong cukup!"

Sihoon meninggikan nada bicara dan menatap Yunseong tajam sembari menunjuk jarinya pada sang anak untuk menghentikan ucapannya.

"Aku akan makan diluar bersama Donghyun, Hyunjin kamu berangkat sekolah sama papa"

"Tapi Hyunjin mau berangkat sama mama cantik"

"Kamu berangkat sama papa, titik!"

Yunseong jalan menuju mobil menunggu Hyunjin menghabiskan sarapannya. Minhee menunduk merasa terluka mendengar tuduhan dari Yunseong.

"Mama cantik jangan sedih, mama cantik akan selalu jadi mama Hyunjin selamanya."

"Hyunjin percaya kok bukan mama cantik yang membuat Danhee seperti itu, Hyunjin yakin mama cantik sedang dijahati seseorang"

Hyunjin memeluk Minhee lalu mengeluarkan senyuman membuat Minhee ikut tersenyum juga. Minhee mengusap rambut Hyunjin merasa sedikit lega karena masih ada yang mempercayainya.

Hangyul dan Sihoon tersenyum bangga, setidaknya cucu mereka bisa berpikir lebih bijak tidak seperti papanya.

*****

Disepanjang koridor seluruh siswa memandangi Minhee dengan tatapan sinis sambil berbisik. Minhee tidak terlalu peduli dengan urusan mereka, tujuannya disini hanya belajar.

"Jadi dia yang ngeracunin anak yang punya sekolah?"

"Jahat banget sih celakain anak kecil cuma buat duit? Kalok mau duit banyak ngejalang aja sana! Nggak usah pakek ngeracunin anak orang segala!"

"Gue udah bilang dari dulu, dia jadi pembantu aja nggak pantes pakek ngehalu jadi istri pemilik sekolah"

"Nggak tahu diri lo!"

"Dasar mata duitan!"

Minhee berusaha mengabaikan perkataan siswa lain tentangnya dan lebih memilih masuk kelas, namun saat masuk kelas seluruh siswa yang satu kelas dengannya melirik sambil berbisik dan menyindirnya.

"Diem lo semua kalok masih ada yang ngejelekin temen gue, tugu monas gue lempar ke elo pada!"

"Minhee, akhirnya lo masuk juga"

"Darimana aja lo 3 hari nggak masuk sekolah? Kita khawatir"

Minhee mengangkat kepala lalu tersenyum kecil, "entahlah gue juga lupa 3 hari ini kemana aja hehehe"

Hyeongjun, Dohyon dan Jungmo saling melirik heran lalu menatap Minhee lagi yang terlihat murung. Hyeongjun mengusap pundak Minhee untuk menenangkannya karena ia yakin Minhee memiliki masalah yang berat.

"Lo bisa cerita ke kita kalok lo punya masalah waktu istirahat nanti, kita pasti akan bantu lo kok."

Minhee hanya mengangguk sebagai jawaban Dohyon lalu menatap depan kelas karena guru mereka sudah datang.

"Selamat pagi anak-anak!"

"Selamat pagi bu Chungha!"

Chungha menatap satu-satu murid kelasnya, lalu matanya tertuju pada Minhee, "Kang Minhee"

"Iya bu?", Minhee mengangkat kepalanya lalu menatap guru matematika sekaligus wali kelasnya itu.

"Waktu jam istirahat kamu ke ruang guru, ya?"

"Baik bu"

Minhee mengangguk saat bu Chungha menyuruhnya ke ruang guru saat jam istirahat, ia menjadi khawatir. Entah kenapa Minhee merasa sesuatu yang buruk akan terjadi padanya.

>•<

Setelah jam istirahat tiba Minhee lalu menuju ruang guru otaknya tidak bisa berhenti berpikir negatif, sejenak dirinya mengatur nafas untuk menghilangkan rasa gugup kemudian membuka pintunya.

Suara perdebatan langsung terdengar oleh Minhee saat memasuki ruang guru, entah apa yang dibicarakan hingga membuat kepala sekolah juga berada disana. Saat ada seseorang yang datang di ruangan semua guru dan kepala sekolah langsung terdiam.

"Minhee, silahkan duduk disini"

Minhee menundukkan kepala lalu menuju meja wali kelasnya untuk duduk berhadapan dengan Dongwook, kepala sekolahnya.

"Saya memiliki kesalahan apa pak hingga membuat saya dipanggil kemari?"

Para guru melihat satu sama lain lalu menatap kepala sekolah, untuk sesaat pak Dongwook mengatur nafasnya.

"Kamu tidak melakukan kesalahan apapun, Minhee"

"Lalu kenapa saya dipanggil?"

"Minhee, kamu adalah salah satu siswa yang selalu bisa kami andalkan. Kamu selalu mempertahankan semua prestasimu, tapi–"

Minhee menatap wali kelasnya bingung, "maksud bu Chungha apa saya tidak mengerti?"

"Minhee, saya selaku kepala sekolah sangat berterimakasih karena telah menjadi salah satu siswa yang dapat mengharumkan nama sekolah dengan prestasimu, tapi dengan sangat berat hati saya harus mengatakan ini padamu..."

Minhee menatap kepala sekolah gelisah, Pak Dongwook menatap guru-guru yang mengelilingi mereka lalu tampak menganggukkan kepala. Dongwook menghela nafas lalu menutup matanya.

"Ini akan menjadi hari terakhirmu untuk belajar disini Minhee, karena beasiswamu sudah kami hentikan..."

"Apa beasiswa saya dihentikan? Tapi kenapa?"

"Maaf Minhee, tapi ini permintaan dari pihak pemilik sekolah sendiri. Saya dan semua guru sudah mengajukan protes, tapi ajuan tersebut ditolak"

"Tapi pak, saya berusaha keras untuk mempertahankan nilai-nilai saya, tapi kenapa beasiswa saya dihentikan tiba-tiba seperti ini?"

"Maafkan saya Minhee, pihak pemilik sekolah yang meminta saya untuk menghentikan semua beasiswamu tanpa memberi alasan yang jelas."

Minhee terdiam, bagaimana ia harus mengatakan semua ini pada ayahnya? Minhee takut tekanan darah ayahnya naik sangat tinggi jika mendengar semua beasiswanya dihentikan.

"Maafkan saya Minhee, kami tidak tahu harus berbuat bagaimana lagi. Ini akan menjadi hari terakhirmu untuk bersekolah"

"Baiklah, saya mengerti"

Minhee tersenyum membuat guru-guru tersebut merasa bersalah dan kasihan. Minhee menghela nafas untuk menguatkan batinnya lalu  berdiri dan membungkuk hormat.

"Terimakasih telah membimbing saya hingga saat ini pak/bu, saya mohon pamit"

Pak Dongwook berdiri lalu menepuk pundak Minhee, "atas nama sekolah ini kami mengucapkan banyak terimakasih, Minhee"

Minhee mengangguk tetap tersenyum lalu menyalami satu persatu guru-guru untuk perpisahan dan membungkukan tubuhnya sekali lagi lalu keluar dari ruang guru.

Setelah keluar dari ruang guru Minhee tidak kembali ke kelasnya namun menuju atap sekolah untuk menenangkan diri dan menangis sepuasnya.

*****

Minhee terbangun lalu melihat ponselnya sudah menunjukan pukul 14.30 sore. Minhee tertidur karena menangis merasa lelah memikirkan masalah yang terus-menerus bermunculan. Minhee segera merapikan seragamnya lalu turun untuk menjemput Hyunjin.

"Minhee!"

Saat akan keluar gerbang Minhee menoleh mendengar ketiga temannya lari mendekatinya.

"Lo darimana aja sih? Dari jam istirahat sampai pulang nggak masuk kelas"

"Sorry, tapi gue harus jemput Hyunjin dulu jam pulangnya udah lewat"

"Ya udah pakek mobil gue aja biar  cepet"

Minhee mengangguk lalu mereka berempat jalan ke parkiran untuk menuju mobil Jungmo kemudian pergi ke sekolah Hyunjin.

Beberapa menit kemudian mobil Jungmo sudah sampai disekolah Hyunjin. Minhee lalu turun untuk mencari Hyunjin disekitar sekolah, tidak juga bertemu dengan Hyunjin ia kemudian bertanya pada satpam sekolah yang kebetulan berada diposnya.

"Memang benar sekitar jam dua lewat lima belas masih ada siswa seorang diri nunggu jemputan. Takut kalok kenapa-napa akhirnya saya suruh saja siswa itu menunggu di pos satpam sama saya. Tapi beberapa menit siswa itu dijemput sama pria yang pakek mobil audi hitam, saya pikir itu bapaknya si siswa. Siswa itu sempat meronta tapi pria itu memaksanya untuk masuk ke mobil."

Hyunjin sudah dijemput oleh Yunseong dan memaksanya masuk ke dalam mobil. Minhee menjadi merasa bersalah karena terlambat menjemput Hyunjin.

Minhee berterimakasih pada satpam tersebut lalu jalan kembali menuju mobil Jungmo. Namun saat akan melangkah Minhee dihadang oleh Donghyun dan seseorang yang menyuruh para preman untuk menculiknya dulu. Minhee agak terkejut melihat mereka berdua bersama, apakah mereka bersekongkol?

"Donghyun dan lo?"

"Hyunjin udah balik sama suami gue tadi. Awalnya gue mau nawarin diri buat jemput Hyunjin tapi syukur deh kalok Yunseong yang jemput jadi gue nggak perlu boros duit buat beli bensin mobil. Karena gue tahu babysitternya yang selalu ngantar jemput anak gue lagi sibuk nangis seharian ini karena beasiswanya dicabut oleh kepala sekolah."

"Maksud lo?"

Donghyun dan Dongpyo menoleh dan melihat ketiga teman Minhee mendekati mereka. Jungmo menatap Donghyun dan Dongpyo bingung sedangkan Dohyon memicingkan matanya menatap dua orang yang bersebelahan, orang yang sama yang pernah Dohyon cari informasinya dikomputer.

"Beasiswa Minhee dicabut?"

"Iya, beasiswa Minhee dicabut"

"Kok lo tahu beasiswa Minhee dicabut?"

"Karena gue yang minta"

"Lo pasti Keum Donghyun yang ngaku-ngaku CEO agency Starllim itu, kan?"

"Memang, kalok bukan karena Minhee nyuruh bapaknya nolak. Mungkin bapaknya udah lama ngedekem dipenjara kalik, ya?"

Dohyon meremas ponselnya hingga tidak sadar telapak tangannya membuka aplikasi rekaman video dan menghidupkannya.

"Maksud dan tujuan lo apa ngelakuin semua ini? Kalok bukan karena Minhee, bokapnya udah pasti kena masalah"

"Tujuannya, gue nggak mau Yunseong bahagia terlalu cepat apalagi bahagia dengan dia!", Donghyun menunjuk Minhee.

"Yunseong hanya berhak bahagia sama gue, bukan orang lain!"

"Gue nggak akan terima kalok Danhee Hyunjin lebih memilih Minhee daripada ibu sendiri. Dan gue nggak akan terima Yunseong memilih Minhee untuk menjadi istri barunya!"

"Gue nggak akan membiarkan harta warisan Yunseong jatuh ke tangan anak-anak dan Minhee. Harta kekayaan Yunseong hanya milik gue!"

"Gue akan melakukan segala cara agar Yunseong balik sama gue sekalipun itu harus bikin anafilaksis Danhee kambuh dan nuduh kalo Minhee yang melakukan semuanya!"

Minhee, Dohyon, Jungmo dan Hyeongjun terkejut mendengar jawaban Donghyun. Minhee tidak percaya Donghyun tega berbuat seperti itu pada anaknya sendiri hanya karena harta Yunseong.

"Donghyun!"

Minhee menampar Donghyun dan Donghyun berpura-pura jatuh karena bertepatan dengan datangnya mobil Yunseong. Melihat Yunseong datang menghampirinya Donghyun lalu meringis merasa kesakitan.

"Donghyunie"

Yunseong menghampiri Donghyun yang terjatuh sambil memegangi pipinya, "kau baik-baik saja?"

"Minhee menamparku, dia marah karena mengira aku tidak memperbolehkannya bertemu dengan Danhee. Dia juga menuduhku jika aku yang telah menyuruhmu mencabut semua beasiswanya, padahal aku tidak tahu apa-apa"

"Lo nggak usah nuduh Minhee sembarangan!"

Jungmo dan Hyeongjun menahan Dohyon yang terlihat murka pada Donghyun yang mengeluarkan seringai kecil. Yunseong berdiri lalu jalan mendekati Minhee.

"Lo apain Donghyun?", Minhee hanya diam tidak menjawab pertanyaan Yunseong.

Yunseong mengangkat dagu Minhee agar menatapnya,"lo udah berani nampar istri gue?"

"Seong, dia hanya berpura-pura. Asal lo tahu yang nyebabin anafilaksis Danhee kambuh bukan gue tapi Donghyun!", Minhee memegang pipinya karena mendapat tampar lagi dari Yunseong.

"Jangan sesekali nuduh kalok istri gue yang mencelakai anaknya sendiri tanpa bukti!"

"Gue nggak pernah disuruh Donghyun melakun itu, gue ngelarang lo bertemu Danhee atas kemauan gue sendiri. Lo nggak punya hak marahin istri gue kalok dia yang minta buat ngelarang lo bertemu sama Danhee!"

"Beasiswa lo gue yang cabut agat lo sadar dan nggak macem-macem sama keluarga gue lagi!"

"Lo nampar Minhee, artinya lo dapat 3 bogem mentah dari gue!"

Jungmo yang sudah sangat murka melebihi Dohyon menarik kerah Yunseong dan langsung memukulnya hingga tersungkur. Donghyun terkejut melihat Yunseong dipukul oleh salah satu teman Minhee.

"Yunseong!"

Yunseong berdiri dengan perlahan sambil megang perutnya yang sakit karena pukulan yang tiba-tiba. Melihat Yunseong berdiri Jungmo menghampirinya lagi lalu menarik dasinya untuk mengatakan sesuatu.

"Gue pernah bilang kalok lo sampai melakukan kekerasan sama Minhee hingga darahnya keluar barang setitikpun, gue akan kirim lo langsung ke alam baka detik ini juga nggak peduli lo pebisnis terkenal atau gue di keluar dari sekolah lo juga. Gue mampu beli sekolah dan perusahaan lo, jika perlu gue beli harga diri lo buat jadiin pembantunya Minhee, ngerti!"

Jungmo memukul Yunseong hingga jatuh tersungkur dan rahangnya sedikit bergeser. Yunseong mengusap ujung bibirnya yang mengeluarkan sedikit darah dan menyentuh rahangnya yang agak sakit. Dohyon dan Hyeongjun menganga melihat Jungmo yang sangat berani memukul Yunseong.

Jungmo lalu berjongkok di depan Yunseong yang berusaha untuk bangun, "dan lo bilang beasiswa Minhee lo cabut, begitu mudahnya? Harusnya lo berterimakasih karena Minhee jadi salah satu siswa yang buat sekolah lo punya nama!", Jungmo menarik rambut Yunseong lalu memberi pukulan terakhirnya.

"Astaga Yunseong, hidungmu mengeluarkan darah", Yunseong menyentuh bawah hidungnya dan melihat darah diujung jarinya.

"Ayo, aku antarkan kerumah sakit", Donghyun membantu Yunseong untuk berdiri dan masuk ke mobil.

Yunseong menatap tajam Minhee dan ketiga temannya lalu jalan menuju mobil untuk segera kerumah sakit. Jungmo menghembuskan nafas lega lalu jalan mendekati Hyeongjun dan Dohyon yang masih setia membuka mulut mereka lebar.

"Seperti yang gue bilang, sampai kapanpun lo nggak akan bisa gantiin posisi Donghyun"

"Sekarang lo liat, kan? Masalah akan selalu datang ke elo, gue kira lo yang akan ninggalin mereka tapi ternyata mereka bertiga yang ninggalin–"

"Lo sekarang pergi dari sini atau gue kasih bogeman juga kayak Yunseong?!"

Jungmo menatap Dongpyo sambil menaikan lengan almamaternya, Dongpyo berdecih lalu jalan menuju mobilnya yang sudah datang.

"Lo serius nonjok Yunseong tadi?"

"Iya, jujur tangan gue jadi agak sakit mukulin dia tapi ada rasa puas juga. Serius gue bener-bener murka banget karena Yunseong seenakanya sama Minhee"

"Harusnya lo dikasih penghargaan sih, keren banget cuy. Rasanya pengen tak hiiihhh si Yunseong tapi lo udah mewakili semuanya"

"Tapi lo nggak takut kalok misal dilaporin polisi?"

"Cih laki apaan kayak gitu dikit-dikit lapor polisi nggak bisa one by one"

Jungmo melirik Minhee yang masih memegang pipinya, "lo nggak papa, Hee? Sakit banget ya, sampai merah gitu"

"Nggak papa, makasih udah bela gue. Tapi gue khawatir kalok Yunseong cari masalah lagi sama gue sampai ngelibatin bokap gue juga"

"Minhee, kita semua akan lindungin lo dari Yunseong, Donghyun, maupun satunya yang gue nggak tahu namanya"

"Kita akan bantu lo menyelesaikan masalah ini dan ngebongkar semua kebusukan Donghyun dan temannya agar lo terbebas dari masalah lagi"













































*****************TBC****************
Chapter 31 update! 🎉

Heheheheheheheh....
Hehehehehehehehehehehe...😂😂😂

Hwanjirrrr...author nggak nyangka klean sengegas itu sama yunseong 😂😂😂

Sekali lagi, dramama ramama ramama hey!
Gitu dong ngegas!
Author nggak suka kelean damai sama yunseong 😂😂😂

Haduh udah pada nggak tahan ya Minhee gue siksa 😢
Padahal gue masih mau buat drama lagi 😭😭😭
Gegara keseringan liat ftv indosi** jadi banyak inspirasi buat ngedrama 😂😂😂
Hm...bodo ah gue buat drama lagi aja deh kekekeke.... *ditampol readernim 😂😂😂😂

Dah ye?

Jangan lupa untuk voment gaess! 👉🌟💬

Thankyou! 🙏

See tou next chapter! 🙋

Continue Reading

You'll Also Like

2.7M 101K 50
Gema Alam, Dosen tampan yang baru saja mengalami perpindahan mengajar di universitas Airlangga. Semangat dan kenyamanan dia mengajar menjadi sumber u...
1.7M 90K 40
Dave tidak bisa lepas dari Kana-nya Dave tidak bisa tanpa Kanara Dave bisa gila tanpa Kanara Dave tidak suka jika Kana-nya pergi Dave benci melihat...
124K 14.5K 59
Ini Hanya karya imajinasi author sendiri, ini adalah cerita tentang bagaimana kerandoman keluarga TNF saat sedang gabut atau saat sedang serius, and...
1.5M 43.3K 30
"Setiap pertemuan pasti ada perpisahan." Tapi apa setelah perpisahan akan ada pertemuan kembali? ***** Ini cerita cinta. Namun bukan cerita yang bera...