Cia masuk ke rumahnya.
"Cia, kerjakan berkas-berkas ini, besok pulang sekolah kamu ikut dad ke kantor, ada meeting sekalian penyerahan perusahaan dad di bagian Asia" ujar Charles.
"Cia kerjainnya nanti ya, Cia mau istirahat sebentar" ujar Cia lembut tapi terdengar seperti bantahan bagi Charles dan Gloria.
"CIA, KALAU DADDY BILANG KERJAIN YA KERJAIN. JANGAN MEMBANTAH" bentak Gloria.
Cia menutup matanya ketika mendengar bentakan itu, ia tidak ingin melihat mata orangtuanya yang seperti menatapnya dengan penuh kebencian.
Cia menghela nafasnya, ia membuka matanya perlahan.
"Baik mom, dad. Cia akan selesain berkas berkas ini" ujar Cia lalu pamit dengan kedua orangtuanya, masuk ke dalam kamarnya.
Cia melihat jam dinding yang ada di kamarnya.
"Jam 07.00, semoga selesai deh" gumamnya kecil.
Cia segera mengerjakan berkas-berkas perusahaan yang diberikan daddynya tadi. Ia membaca kata demi kata, mengecek semua berkas kantor itu dengan penuh ketelitian.
Detik berubah menjadi menit, hingga menit berubah menjadi jam. Sudah 3 jam Cia mengerjakan berkas-berkas itu namun masih tersisa 2 berkas lagi.
Kepalanya terasa sangat pusing, perutnya terasa sakit, dan ia merasa tubuhnya lemas. Cia melirik jam.
10.00
Ia meringis begitu mengingat dirinya belum nakan malam, pantas saja badannya terasa lemas.
Cia keluar dari kamarnya, ia menuruni anak tangga, menuju ruang makan.
"Udah gak ada makanan" batinnya.
Dengan sisa tenaga yang ada, Cia menuju dapur dan mengecek kulkas. Melihat bahan-bahan yang ada di kulkas, gadis itu memutuskan untuk membuat nasi goreng.
"Cia kamu ngapain?" Tanya Charles.
"Dad" panggil Cia pelan.
"Kamu ngapain malam malam di sini, berkas perusahaan udah selesai?" Tanya Charles.
"Belum dad, masih ada 2 lagi" jawab Cia.
"YA TERUS NGAPAIN KAMU DI SINI? BUKANNYA SELESAIN DULU" bentak Charles.
Mendengar keributan dari dapur, Gloria keluar dari kamar menuju asal suara.
"kenapa?" Tanya Gloria.
"Ini, berkas perusahaan belum selesai tapi dia malah di sini bikin nasi goreng" jawab Charles.
Cia? ia hanya pasrah jika harus dibentak untuk yang kesekian kalinya.
"muka Cia pucat banget, dia belum makan" bisik Gloria, Charles yang mendengar bisikan Gloria langsung melihat wajah Cia.
Ya, seperti yang dikatakan istrinya, wajah Cia sangat pucat. Dan mereka lupa bahwa Cia belum makan malam.
"Cia kamu duduk" ujar Gloria.
Cia hanya menuruti perintah Gloria, walaupun ia binggung dengan apa yang akan dilakukan mamanya itu.
Selanjutnya apa yang dilakukan Gloria membuat gadis itu mengembangkan senyumnya.
Gloria mengambil ahli semua pekerjaan Cia, ia memasak nasi goreng itu untuk Cia.
Setelah selesai, Gloria menyajikan sepiring nasi goreng di atas meja makan. Ia tersentak begitu merasakan panas saat memegang kening Cia.
"Makan itu terus minum obat dan langsung istirahat, jangan kerjain berkas daddy lagi" ujar Gloria.
Cia kembali tersenyum begitu mendengar ucapan Gloria yang memperhatikan dirinya.
"Iya, biarin dad yang lanjutin kerjain berkasnya" tambah Charles.
"Kamu jangan senang dulu, kami melakukan ini semua agar kamu bisa melakukan meeting besok" ujar Charles dan Gloria bersamaan.
Cia hanya mengabaikan perkataan orangtuanya, walaupun mungkin itu kenyataannya ia tidak perduli, yang ia tahu kedua orangtuanya memberikan perhatian padanya. Baginya itu sudah cukup.
Walaupun Cia sering dibentak oleh kedua orangtuanya, dipaksa untuk melakukan hal yang tidak ia suka, ia tetap menyayangi orangtuanya.
Bagi Cia, orangtuanya memberikan kasih sayang kepadanya dengan cara yang unik, berbeda dengan orangtua lainnya.
Entah mengapa, walaupun orangtuanya selalu membentaknya, ia merasa bahwa bentakan itu tidak benar-benar ingin diucapkan orangtuanya.
"Makasih mom, dad. Cia sayang kalian" ujar Cia.
"Gak usah caper, cepat makan" ujar Gloria, lalu kedua orangtuanya meninggalkan dirinya. Cia menatap punggung kedua orangtuanya sambil tersenyum.
"Cia sayang kalian. Kalian berdua harta yang paling berharga buat Cia" gumam cia lalu kembali memakan nasi goreng buatan Gloria.
Tanpa Cia sadari, Charles dan Gloria mendengar apa yang baru Cia ucapkan, hati mereka teriris mengetahui fakta bahwa Cia begitu menyayangi mereka.
🌱🌱🌱
Gadis bermata hitam itu mengendarai mobilnya menuju sekolah.
Ia menjadi pusat perhatian orang-orang, begitu mobilnya memasuki kawasan sekolah.
Cia memarkirkan mobilnya dengan sempurna, lalu ia keluar dari mobilnya dan mendengar bisikan -bisikan orang tentang dirinya.
"Tajir banget tu orang"
"Cans"
"Caper"
"Udah jadi atlit renang, model juga. Terus dengar-dengar perusahaan daddynya di bagian Asia bakal dia pegang"
"Orangtuanya kaya, anaknya juga"
"Enak banget jadi Cia"
Begitulah bisikan-bisikan yang didengar gadis itu, Ia hanya mengabaikan hal itu dan terus berjalan menuju kelasnya.
"Cia minta tanda tangannya dong" ujar seorang gadis yang menghampirinya.
Cia segera mengambil buku gadis itu yang merupakan adik kelasnya, memberikan tanda tangannya. Setelahnya, ia langsung meninggalkan gadis itu dengan perasaan senang karena bisa mendapat tanda tangan dari orang yang menjadi idolanya.
"Dia baik, tapi cuek banget" ujar orang -orang disekitarnya.
Seperti biasa, ia hanya mengabaikan hal itu. Menganggap semua itu hanya seperti angin lewat yang datang berhembus dengan kencang.
Sedangkan orang orang yang selalu sibuk membicarakannya, baginya mereka hanyalah orang-orang yang menghabiskan waktunya untuk hal yang tidak berguna.
Cia masuk ke kelasnya dan duduk di bangkunya.
"Cia. Selamat ya kemarin lo menang, gue mau kasih ini" ujar orang yang tiba-tiba datang dan memberi Cia coklat.
Laki-laki itu meletakkan coklat di meja Cia lalu pergi dari sana.
Dia adalah Farel.
FAREL ADITIA
Laki laki yang sudah menyukai Cia sejak mereka masih SMP, namun Cia? Ia tidak pernah menyukai Farel.
Beberapa kali Farel menembak Cia, tapi hasilnya nihil. Cia tidak pernah menerimanya.
Farel ? Sampai sekarang ia masih berusaha mendekati Cia, entah keberanian dari mana yang ia dapatkan untuk mendekati Cia.
Selama 4 tahun, rasa sukanya tidak pernah dibalas oleh Cia tapi ia masih saja menyukai Cia.
Bahkan pernah suatu kali Cia menyuruhnya untuk menjauhi dirinya, tapi cowok itu justru semakin gencar mendekati Cia.
Disekolah, Farel bukanlah cowok yang populer, tidak semua orang mengenal dirinya. Tapi, semenjak rasa sukanya pada Cia, dan aksi menembaknya, membuat satu sekolahan hampir mengetahuinya. Ya, ia dikenal sebagai laki-laki yang tak pernah lelah mengejar Cia dan selalu berjuang untuk gadis itu walaupun ia selalu menerima penolakan dari Cia.
Terkadang ia juga menjadi bahan pembicaraan orang orang karena berani mendekati Cia. Namun, itu tak membuatnya menyerah, ia tetap berusaha untuk mendapatkan Cia.
"Cia, congrats ya" ujar Celine yang baru duduk disamping Cia.
"Thanks" jawab Cia seadanya.
CELINE SMITH
Teman sebangku Cia dari kelas 11, sudah hampir 1 tahun mereka duduk berdua.
Celine merupakan anak angkat dari Karla Vanita Smith dan Gilbert Smith, keluarga Smith adalah terkaya no 5 di dunia. Sifat Celine hampir sama dengan Cia, ia cuek dengan orang-orang disekitarnya.
"Nih, buat lo" ujar Cia sembari memberikan coklat yang ia dapat dari Farel.
TBC
23.03.2020
Cindy Caroline