"Bohong"
Ucap gadisnya di seberang sana.
"Aku serius" Jawabnya dan tak lama dari ucapannya itu Chaelin mematikan sepihak panggilannya yg membuat Mark menghela nafasnya.
Mark bisa mengerti, Chaelinnya masih marah padanya.
Mark kembali memasang helmnya dan menaiki motornya tapi sekali lagi Mark menatap rumah di hadapannya sebelum memutuskan untuk pergi, tapi yg di dapatinya Chaelin yg berdiri di balkon lantai 2 dan menatap Mark dengan tatapan datarnya, hanya selama beberapa detik Chaelin menatap Mark seperti itu lalu setelahnya senyuman kecil terukir di bibirnya membuat Mark menggagalkan niatnya untuk pergi dan kembali melepas helmnya.
Ponsel Mark berdering dan nama Chaelin tertera disana membuat Mark kembali menatap Chaelin yg sudah meletakkan ponselnya di telinganya.
Mark tersenyum dan mengangkat panggilan dari Chaelin.
"Aku kira kamu bercanda tadi"
Saat meletakkan ponselnya di telinganya, Mark langsung di sambut suara Chaelin yg lucu itu.
"Aku serius, kamu aja yg gak percaya" Saut Mark tanpa mengalihkan tatapannya dari Chaelin.
Chaelin terkekeh kecil "Ya makanya jangan suka bohong, kalau serius jadi disangka bercandaan kan" Ucap Chaelin yg berhasil menohok Mark.
"Chae"
"Hmm?"
"Aku kangen sama kamu"
Hening selama beberapa saat, Chaelin memilih tak menjawab pernyataan Mark tadi dan hanya menatap pria yg ada di depan pagar rumahnya itu yg masih duduk di atas motornya dalam diam.
"Kamu nggak Chae?"
Mark kembali bersuara karena gadisnya itu masih memilih bungkam.
Terdengar helaan nafas berat sebelum Chaelin menjawab "Kita tiap hari ketemu Mark" Jawabnya.
Mark menggeleng dengan senyuman hambarnya "Kita ketemu tapi aku selalu merasa jauh sama kamu Chae, aku kangen kita yg selalu bareng" Jelas Mark, ingin menyampaikan perasaannya selama beberapa hari ini yg merasa Chaelin sangat jauh dari jangkauannya.
"Sejak kapan kita selalu bareng Mark?" Tanya Chaelin, kini giliran Mark yg di buat bungkam dengan ucapan Chaelin.
"Kalau iya kita pernah bareng, ujung-ujungnya kamu ninggalin aku sendiri kan buat perempuan lain?" Tanya Chaelin lagi meminta persetujuan dari kekasihnya itu.
Mata Mark bergetar menatap Chaelin di ujung sana, pertanyaan Chaelin tanpa di jawab pun sudah sangat jelas jawabannya.
"Maaf Chae"
Hanya kalimat itu yg keluar dari bibir seorang Mark Lee.
"Aku selalu maafin kamu Mark, kamu harus tau itu"
Benar, Chaelinnya selalu memaafkannya bahkan sebelum Mark meminta, Chaelin selalu memaafkan dan memaklumi sikapnya selama ini.
"Aku tau Chae" Jawab Mark lirih.
"Sayangnya kamu selalu kayak gini Mark"
Dahi Mark mengernyit mendengar ucapan Chaelin yg tak di mengertinya.
"Maksudnya?"
Chaelin menggeleng sembari tersenyum "Bukan apa-apa, Mark kamu udah minta maaf sama Jeno?" Tanya Chaelin lagi.
Melihat keterdiaman kekasihnya membuat Chaelin mengangguk paham.
"Aku gak sukak liat kalian berantem"
Mark terdiam sejenak sebelum menjawab ucapan Chaelin "Aku gak berantem Chae"
Chaelin mengeluarkan tawa lirihnya "Kalau gak berantem terus kemaren kalian ngapain? Lomba olimpiade matematika?" Ucap Chaelin masih dengan tawanya.
Mark terdiam tak menjawab ucapan Chaelin.
"Kamu minta maaf sama Jeno apa susahnya sih Mark?"
Bukannya mengiyakan permintaan Chaelin yg ada Mark malah mendengus.
"Kenapa gak Jeno yg suruh minta maaf sama aku?" Tanya Mark balik.
Chaelin menatap Mark lamat-lamat dari balkonnya "Kamu yg nonjok Jeno duluan Mark, jadi kamu yg harus minta maaf"
"Aku gak bakal nonjok Jeno kalau dia gak buat salah Chae"
"Jeno gak ada salah, tapi kamu yg cari masalah sama dia" Balas Chaelin dengan nada suaranya yg sudah terlihat kesal.
Suara decakan keluar dari bibir Mark "Ya terus aja bela Jeno, pacar kamu masih belum berubah kan Chae?"
Mata Chaelin membelalak dengan mulutnya yg menganga tak percaya mendengar pertanyaan Mark "Mark aku cuma minta kamu minta maaf sama Jeno karena udah nonjok dia kemaren, kenapa kamu jadi nanyak kayak gitu?"
"Harusnya kamu sadar Chae, pacar kamu itu aku bukan Jeno!"
"Astaga Mark jangan mulai, aku gak mau ngerusak hubungan persahabatan kalian tapi kalau kalian berdua sama-sama keras kepala kayak gini, kapan baikannya?"
"Gak usah baikan, ngapain juga temenan sama pengkhianat" Ucap Mark dengan lirih tapi Chaelin tentu saja masih mendengarnya.
Chaelin menghela nafasnya, mengembalikan sisa-sisa dari kesabarannya yg sempat tertupi oleh kabut emosinya karena percakapannya dengan Mark.
Chaelin paham kalau Mark kesal dengan Jeno karena melihat kedekatannya dengan Chaelin, tapi apa salah kalau Chaelin hanya ingin berteman dengan Jeno?
Lagipula Jeno selalu bersikap biasa saja dengan Mark tapi selalu Mark yg menatap Jeno dengan sinis, dan hal itu juga yg membuat Chaelin memaksa Mark untuk meminta maaf ke Jeno. Karena buat apa Chaelin meminta Jeno meminta maaf ke Mark, toh Jeno masih bersikap seperti hari-hari biasanya ke Mark, lagipula yg menonjok kan Mark duluan jadi wajar saja Chaelin memaksa kekasihnya itu untuk mengucapkan kata maaf.
Melihat keterdiaman Chaelin membuat Mark tiba-tiba merasa gelisah, takut kekasihnya itu kembali dalam mode marah dan mengabaikan Mark.
"Chae"
"Kamu tunggu disana, aku turun"
Ucapan Chaelin berhasil membuat Mark memekik kesal.
"Astagaaa kenapa gak dari tadi sih Chae?" Tanya Mark kesal.
Chaelin tertawa melihat wajah Mark yg seperti anak kecil merengek di depan rumahnya "Gak kepikiran Mark" Ucapnya dan mematikan sambungannya.
Mark melihat Chaelin yg berlari kecil mulai menjauhi balkon, membuat Mark menggeleng kecil melihat tingkah kekasihnya itu.
_________
Mark yg lagi bahagia soalnya Chaelin bukain pintu.
kasian Chaelin iri liat keuwuan orang lain, jadi biarin satu chap aja tanpa badai.
tapi gatau chap lain ㅋㅋㅋ
boleh minta doanya gak?
hari ini aku ulang tahunnnn
heheee:)
tahun kemaren aku dapet banyak doa dari readers aku di i'm fine, sekarang aku mintak doa dari readers aku di my boyfriend, boleh dong?
nanti aku up lagi.
ciyuuuuu❤