My Perfect Luna (COMPLETE)

By fatifides2_

1.1M 67.1K 1K

Devanio Alexandro, putra mahkota dari Bluemon pack. Calon Alpha dari pack terbesar dan terkuat dari wilayah t... More

MPL-1
MPL-2
MPL-3
MPL-4
MPL-5
MPL-6
MPL-7
MPL-8
MPL-9
MPL-10
MPL-11
MPL-12
MPL-13
MPL-14
MPL-15
MPL-16
MPL-17
MPL-18
MPL-19
MPL-20
MPL-21
MPL-22
MPL-23
MPL-24
MPL-25
MPL-26
MPL-27
MPL-28
MPL-29
MPL-31
MPL-32
MPL-33
MPL-34
MPL-35
MPL-36
MPL-37
MPL-38
MPL-39
MPL-40
MPL-41
MPL-42
Cerita Baru

MPL-30

21.5K 1.1K 14
By fatifides2_

"Alpha, dari mata-mata kita, informasi yang mereka peroleh bahwa dalang dari semua ini adalah_" ucap bara menggantung.

"Ratu yang memimpin di salah satu wilayah bangsa Vampire," lanjut Fano sangat yakin. "Jessy Angela Martha."

"Jessy?" ucap Devan mencoba mengingat. "Oke, aku ingat. Tapi, untuk apa dia melakukan ini?"

"Seharusnya kau sudah tau sendiri." Mendengar perkataan dari Betanya, pandangan Devan langsung beralih kepada Fano dan Bara yang memberikannya cengiran aneh.

"Oke, kalau begitu. Hanya ada satu cara untuk mengatasi ini," ucap Devan mulai mengerti.

*****

Hening. Rora berdiri di balkon kamarnya. Menikmati malam dengan memandang langit hitam yang bertaburan bintang.

Sudah lama Devan pergi, tapi sampai saat ini ia belum juga pulang. Mungkin ini ia akan tidur sendiri malam ini.

Sebuah tangan melingkar di pinggang Rora. Membuat sang empu mengalihkan pandangan ke badannya. Tanpa melihat siapa pemiliknya pun Rora sudah dapat mengetahui tangan milik siapa itu.

"Kenapa kau berada di luar?" Devan meletakkan kepalanya di bahu Rora. "Menungguku pulang ha?" ucapnya Mengeratkan pelukan di pinggang Matenya itu.

"Memangnya siapa yang menunggumu? Jangan GR," ucap Rora berbohong. Dengan jahil ia mencubit hidung Devan.

Devan menggenggam tangan Matenya itu, menurunkannya, dan membawanya ke dalam pelukan. "Amour?"

"Hm?" jawab Rora masih memandang bintang-bintang.

"Ish, Devan hentikan. Kau membuatku geli." Tak tahan dengan aliran aneh di tubuhnya, Rora berusaha melepaskan dirinya dari ikatan pria yang sedang menciumi lehernya itu.

Devan menghentikan aksinya dan mengeratkan pelukannya. "Oke kalau itu keinginan kamu, tapi kamu harus tebak, apa yang sekarang aku pengenin."

"Em, apa yha." Bola mata Rora mergerak ke atas, berusaha mencari jawaban yang tepat. "Aa, kamu pingin makan," tebak Rora asal.

"Ya, aku pingin makan." Mendengar jawabannya benat, sontak membuat perasaan Rora menjadi lega. Ia akhirnya  mendapatkan alasan untuk bebas dari belenggu itu.

"Baiklah, kalau begitu aku ambil makanan dulu ya." Dengan semangat Rora mencoba melapaskan pelukan Devan, tapi sama saja, kangan pria itu tak lepas sedikitpun.

"Bukan makanan seperti itu yang aku pengenin," ucap Devan membuat Rora memandangnya dengan mengerutkan dahi.

"Makanan yang aku pengenin sudah berada di depanku sekarang ini," ucap Devan mencoba menjelaskan, tapi Rora tampak masih tidak mengerti.

"Aku pengen, makan, kamu," ucap Devan pelan dan hati-hati. "Bolehkan?"

*****

Siang ini dengan sengaja Devan pergi sendirian menuju salah satu kerajaan Vampir. Ada yang harus ia lakukan di sana.

Pintu gerbang langsung terbuka lebar ketika Devan menginjakkan kaki di kastil itu. Ia tampak percaya diri melewati lorong-lorong menuju suatu tempat.

"Devan!" Sebuah pelukan langsung diterima oleh Devan sesampainya di tempat tujuan.

"Aku kangen banget sama kamu." Wanita itu melepaskan pelukannya dan menatap pujaan hati yang sekarang telah berdiri tepat di hadapannya.

"Kau tau, aku selalu takut semua ini hanya mimpi. Aku takut jika aku tertidur dan saat membuka mataku kembali semua ini akan hilang," ucap wanita itu masih memandang Devan, mengamati dan membelai setiap inci wajah pria di hadapannya itu.

"Hai, sekarang aku berdiri di sini, hanya untuk kamu. Dan aku akan tetep bersamamu, Jessy." Devan membalas tatapan dan senyuman gadis itu.

Sudah lebih dari satu minggu, Devan selalu mengunjungi Jessy di kastilnya. Membuatnya jarang berada di pack hous menemani Rora.

"Dev!" Panggil Jessy menyandarkan kepalanya di bahu Devan.

"Iya, ada apa, sayang."

Jessy mengangkat kepalanya dan menatap pria disampingnya. "Aku mau pergi ke pack housmu. Boleh yha?" pinta Jessy membujuk Devan.

'Nggak, nggak bisa,' ucap Eright di kepala Devan.

"Nggak bisa, sayang. Di sana ada Aurora. Aku nggak bisa bawa kamu kesana." Sangat berbahaya kalau Rora dan Jessy bertemu, apalagi satu rumah.

"Memangnya kenapa sih? Kau pikir aku takut dengan Rora? Aku tidak takut dengan dia," bujuk Jessy keras kepala.

"Aku tau kau tidak takut dengan Rora, tapi aku takut kamu akan berbuat yang tidak-tidak kepadanya," balas Devan jujur.

"Memangnya kenapa sih, diakan penghalang kita. Apa kau tidak meu lepas darinya?"

"Iya, sayang, tapi dia adalah istriku, dia adalah Luna disana. Semua orang akan menyalahkanmu jika kau berbuat sesuatu kepadanya. Apalagi kau orang baru di sana," jelas Devan berharap wanita itu mengerti dan tidak meminta tinggal di pack hous lagi.

"Baiklah, aku tidak akan berbuat sesuatu kepadanya, tapi bawa aku kesana yha?" pinta Jessy lagi-lagi.

"Lagipula, jika aku berada disana kau tidak menghabiskan waktumu untuk pergi ke mari, jadi kau bisa mengerjakan pekerjaanmu." Devan terdiam, pernyataan Jessy ada benarnya, tapi itu terlalu beresiko.

"Boleh ya?"

'Dev, jika kau membawa wanita ini, apa yang akan kau katakan kepada Rora? Tidak, pokoknya aku tidak setuju,' ucap Eright memberikan pendapat.

Devan menghembuskan napas beratnya. Ia mengembangkan senyuman yang ia buat setulus mungkin dan menganggukkan kepala.

"Yeh, kita akan ke pack hous," sorak Jessy begitu gembira. Sebentar lagi tujuannya menjadi Luna blue moon pack akan terwujud. Yha, itulah tujuannya.

"Terima kasih, Devan." Pelukan langsung didapat Devan dan ia tak menyangka ia akan mendapat ciuman di pipinya.

'Apa yang kau lakukan. Jika Rora marah karena keputusanmu ini, aku tidak akan memaafkanmu,' ucap Eright sangat kesal di dalam sana. Ia takut jika tindakan bodoh humannya itu akan melukai hati Matenya.

"Kamu tunggu disini, aku akan mengemasi barang-barangku." Jessy beranjak dari sana, meninggaklan Devan sendirian.

*****

Mobil berhenti tepet di depan pintu utama pack hous. Dua sejoli turun dan menjadi pusat perhatian semua orang yang derada disana.

Bagaimana tidak? Alpha mereka menggandeng wanita saat mereka sudah mempunyai seorang Luna.

Devan dan Jessy memasuku pack hous dengan tangan Jessy yang menggandeng lengan Devan. Mereka melewati lorong-lorong hingga akhirnya tampak Rora berdiri di ujung sana.

Mata Devan bergerak gelisah. Rora mnghampirinya. Entah apa yang akan ia ketakan kepada Matenya itu.

Sampai sudah ia di hadapan Rora. Wanita itu manatapnya.  Jantungnya berdetak cepat saat ini. Entah apa yang akan wanita itu dipikirkan melihat dirinya bersama dengan Jessy.

Tak Devan sangka Rora memberinya sebuah senyuman lebar, senyuman yang sangat tulus. "Kau sudah pulang?"

Tak ada jawaban dari Devan. Pria itu hanya memberikan senyuman tipisnya. Sekarang ini ia hanya ingin melihat wajah Matenya dengam senyuman disana.

Senyuman Devan hilang saat Rora mengalihkan pandangannya. Kini Matenya itu memandang seseorang yang berada di sampingnya.

Merasa ditatap wanita itupun membuka suara. "Kau pasti Rora, Matenya Devan." Ia mengulurkan tangannya. "Perkenalkan, namaku Jessy Angela Martha, pacarnya Devan."

Setelah mendengar itu, Rora mengalihkan pandangannya kembali kepada Devan. Devan terdiam, tak tau harus menjawab apa. "Yha, dia pacarku," jawab Devan akhirnya.

*****

Malam semakin larut. Seorang pria membuka pintu kamar dengan hati-hati. Pria itu melangkah keluar kamarnya, meninggalkan Matenya yang sudah tertidur lelap.

Pria itu berjalan di lorong-lorong yang sepi menuju ruangan rahasia dengan langkah yang lebar. Ia sudah ditunggu oleh seseorang di sana.

Kreek..!!

Pintu dibukanya perlahan. Menampakkan beberapa orang tengah berdiri disana.

"Bagaimana rencana selanjutnya? Apakah aku telah mengacaukannya?" ucap seseorang yang tengah duduk satu-satunya kursi disana.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

______________________________________

Ceritanya mbosenin yha?

Udah lalui aja.. 😂😂

Jangan lupa Vote dan Comment.
Terima kasih
❤❤❤❤❤

Continue Reading

You'll Also Like

1.1M 84.7K 58
[Sequel of I'm The Queen of Demon Kingdom] Evander Nicolas Harrison, putra dari Lord Xavier kini telah menjadi penerus kerajaan Demon, King of Demon...
6.3M 575K 48
Beautiful Rose. Cerita klasik, tentang Sean yang jatuh cinta pada tokoh utama wanita. Lalu apa yang membuat Violet membenci mereka? Sean mencampakkan...
24K 1.3K 25
Dua sahabat yang terpisah, satunya di takdirkan menjadi mate dari kaum Warewolf dan satunya lagi di takdirkan menjadi mate dari kaum Vampire. Kedua k...
Amora (END) By Mia

General Fiction

4.1M 193K 72
Amora Lendari terbangun di sebuah kelas dengan orang-orang asing di sekitarnya. Kepanikanya bertambah saat mendapati wajahnya dan tubuhnya yang beru...