🆃🅰🅼🅰🆃 Sangat Membenci Me...

بواسطة iu3a17

130K 6.9K 1.2K

[WARNING: TERDAPAT CERITA EXPLISIT BAGI YANG TIDAK SUKA SILAHKAN JANGAN MEMBACA. DISARANKAN UNTUK PENGGEMAR C... المزيد

Kata Pengantar Penerjemah Abal-Abal
Curhatan Mimin Selama Menerjemahkan
Introduction
Chapter I Katanya Semakin Membenci Sesuatu, Semakin Sulit untuk Menghindar
Chapter II Perang Dimulai
Chapter III Keduanya Memanas
Chapter IV Cara untuk Membalas
Chapter V Menyaksikan Sendiri
Chapter VI Seseorang yang Sok Kuat
Chapter VII Menempelkan Daun Emas ke Belakang Patung Buddha
Chapter IX Di Waktu Malam
Chapter X Perasaan yang Menuntun
Chapter XI Dibawah Guyuran Air Dingin
Chapter XII Mati Akibat Ucapan
Chapter XIII Di Tengah Situasi Buruk
Chapter XIV Perasaan yang Terucap
Chapter XV Menelan Kata-Katanya Sendiri
Chapter XVI Sekali Saja Tidak akan Cukup
Chapter XVII Kedua Kalinya Telah Dimulai
Chapter XVIII Mulut yang Berkata Tidak...
Chapter XIX ...Tapi Setiap Waktu Selalu Selesai
Chapter XX Sebenarnya, Hanya Merasa Takut?
Chapter XXI Beginikah Teman?
Chapter XXII Aku Tidak Akan Berbaikan!
Chapter XXIII Status Hubungan
Chapter XXIV Saat Memutar Sumbu yang Hampir Terlepas
Chapter XXV TTM Bukan Pacar, Tidak Berhak Bertindak Posesif
Chapter XXVI Berhenti Di Tempat yang Sama
Chapter XXVII Tiba Pada Titik Memutuskan Hubungan
Chapter XXVIII Menyalahkan
Chapter XXIX Ketika Type Telah Memiliki Status Hubungan
Chapter XXX Pulang ke Rumah
Chapter XXXI Harus Berpikiran Terbuka
Chapter XXXII Cara Berpikir Pria Buruk Itu
Chapter XXXIII Seseorang yang Egois
Chapter XXXIV Ulang Tahun Bersama Seseorang di Masa Lalu
Chapter XXXV Tidak Terlihat akan Dicampakkan
Chapter XXXVI Harga untuk Menahan Sebuah Kenyataan
Chapter XXXVII Ketika Dia Meminta Putus
Chapter XXXVIII Cerita Kala itu
Chapter XXXIX Sungguh, Seseorang yang Lebih Tinggi
Chapter XL Milikku!
Chapter XLI Huft, Dia Benar-benar Jahat
Chapter XLII Menghimpun Tentara, Jangan Gila...
Chapter XLIII Rasanya Benci, Bagaimanapun Juga, Aku Mencintainya
Chapter XLIV Di Atas Panggung
Chapter XLV Bercinta di Malam Hari
Chapter XLVI Kebahagiaan Ini Akankah Berlanjut ?
Chapter XLVII Di Belakang Cintanya
Chapter XLVIII Ketika Sang Mantan Kembali
Chapter XLIX Tolong, Kembalilah
Chapter L Harga Sebuah Kebohongan Merupakan Awal Masalah Besar
Chapter LI Mantan VS Pacar
Chapter LII Karena Cinta, Sehingga Takut
Chapter LIII Penyebab Berjanji
Chapter LIV Penyebab Sebenarnya
Chapter LV Kebenaran Di Bawah Dusta
Chapter LVI Investasi yang Tidak Terbayarkan
Chapter LVII Menghancurkan Topeng
Chapter LVIII Pernyataan yang Tidak Sesuai Harapan
Chapter LIX Api di Atas Sekotak Es
Chapter LX Pertarungan Panas di Lautan antara Mertua dengan Menantu
[END]Chapter XLI Akhir Pertempuran Tak Terduga

Chapter VIII Perubahan Sudut Pandang

2K 125 18
بواسطة iu3a17

Pemahaman terjemahan di tempat ini menggunakan alat penerjemah online serta bantuan pencarian google untuk informasi tambahan. Jika pemilihan kata, maksud cerita tidak sesuai, atau pemberian informasi kurang tepat dari bahasa aslinya. Bisa berikan saran atau masukan dengan baik-baik pada penerjemah abal-abal ini. Terima kasih (=')

++++++++++++++++++++++++++++++++++++

Rasanya sangat sakit

Untuk sejenak Thiwat terbangun dan memikirkan ini. Tapi karena rasa sakit yang dirasakan membuatnya hanya bisa tetap tertidur di atas tempat tidur. Dia mengerutkan alisnya, merasa tidak ingin menggerakkan tubuhnya. Meskipun begitu, dia hanya bisa membatin, hari ini aku harus pergi kuliah, karena sudah tidak masuk selama dua hari. Kalau begini terus, kamu akan kesulitan untuk mengejar ketinggalan Type.

Meskipun sudah 10 kali dia mengatakan itu pada dirinya. Tapi anak muda dari wilayah selatan itu masih belum menggerakkan tubuhnya. Dia masih terus meyakinkan dirinya untuk berangkat kuliah.

Bagaimanapun, masih ada kelas siang. Tidur dua atau tiga jam bukan masalah.

Klik klik klik

Di saat yang sama, orang yang baru saja sembuh dari demamnya sadar bahwa teman sekamarnya sudah bangun beberapa jam yang lalu. Mendengar dari gerakannya, dia tahu. Karena saat ini dia sedang membuka pintu kamar dan kembali ke dalam ruang utama. Bukannya meneruskan sangkaan buruknya, dia sekarang benar-benar merasa sangat berterima kasih padanya.

Selama 2 hari ini, dia terlihat sama sekali tidak mengganggunya. Dia bahkan bertindak setenang mungkin sehingga Type bisa tertidur dengan nyenyak. Benar-benar membiarkan si sakit sendiri.

Yang paling utama dan paling penting dari semuanya. Selama itu Type tidak mengatakan apapun, seperti mengeluarkan sumpah serapah atau bertindak yang menyebabkan masalah. Meskipun dia sudah bangun dia tidak membiarkannya tahu. Karena dia merasa malu berhadapan dengannya.

Perumpamaannya jika dia menjadi seekor ulat teh di pucuk daun teh yang tidak merasakan apapun, dia akan membiarkan orang hebat itu datang dan menghancurkannya agar permasalahan mereka selesai.

Mau sesakit apapun, sebagai musuh dia sama sekali tidak tertawa. Meskipun begitu, penyebab jatuh sakit sampai terbaring di tempat tidur karena kesalahannya 'kan

Oh, bukankah memang begitu?

Seandainya saja dia tidak menyentuh barang miliknya, ingatan buruk dimasa lalu itu tidak akan kembali. Tidak mungkin si brengsek itu muncul lagi bersamaan dengan rasa takutnya, membuatnya terus berpikir berubah menjadi anak berumur 12 tahun, dan sakit seperti itu lagi...

Dia orang yang telah membangkitkan kenangan lama itu. Membuat kenangan itu kembali. Benar-benar begitu. 'Kan

Pemikiran Type ini benar-benar sedang menganiaya orang lain. Meskipun dalam hati dia tahu bahwa Tharn tidak bersalah, karena dia memang tidak tahu apa yang telah terjadi kepadanya, dan diapun sadar siapa sebenarnya orang yang telah memancingnya, sampai membuatnya bertindak seperti itu.

Kalau begitu, apakah kamu bermaksud membuatku merasa menyesal padanya!

Anak muda itu masih saja menanyai dirinya dengan perasaan frustasi, sampai dia bisa mendengar suara langkah kaki mendekat ke sisi tempat tidurnya.

Type hampir saja berjengit.

Saat pikirannya sedang melayang-layang, tanpa diduga sebuah telapak tangan menempel di dahinya. Tapi dia berpikir untuk menahan diri sementara waktu, jadi pada akhirnya dia tetap terbaring. Dia ingin berteriak dan membuat dunia tahu orang itu akan melakukan apa pada saat dia sedang tertidur. Ketika dia menunggu dan melihat sendiri apa yang akan dilakukannya, kali ini dia akan benar-benar menghancurkannya sampai mati.

Orang yang rendah hati tidak akan bertindak macam-macam pada seseorang yang baru sembuh

Type sudah mempersiapkan umpatan ketika dia merasakan sentuhan selain di dahi. Ketika tangan itu beralih ke pipi, dia merasa cukup terkejut dan bermaksud mengatakan pemikirannya itu saat sentuhannya lebih rendah dari pipi. Dia juga sudah bersiap untuk melompat dengan kedua kakinya.

Tapi kehangatan yang menyentuhnya, entah mengapa membuat Type tetap berusaha untuk terbaring di tempatnya. Dia bahkan tidak dapat menduga orang itu masih berdiri, menatapnya, atau berjalan. Dia benar-benar tidak mengerti, kenapa dia harus berpura-pura tidur.

Di saat seperti ini, dia bisa mendengar suara lembut berbicara padanya;

"Sudah sembuh, dan tetaplah baik-baik saja"

Dia ini sebenarnya mau mengukur suhu atau cuma mau menggosok wajahku.

Ketika kesimpulan ini dipikirkan oleh Type, alisnya hampir terlihat saling terjalin, sedangkan bibirnya hampir tidak tahan untuk mengerucut. Setelah itu dia bisa mendengar suara langkah kaki menjauh sampai di pintu. Tapi saat itu juga dia mendengarnya berbicara dengan keras;

"Bangun dan mandilah. Aku tidak ingin tinggal bersama orang yang bukan hanya menyebarkan demam, tapi juga membuat ruangan kotor"

"Hei, mau cari gara-gara denganku!"

Brak

Saat pintu di tutup dia bisa mendengar suara dengusan kecil. Type segera membuka selimutnya, dia berseru dengan suara seraknya yang pelan. Menatap ke arah pintu yang tertutup. Ketika melihat pintu tertutup itu, dia tidak bisa menjelaskan suasana hatinya ini marah atau mungkin perasaan lain.

"Kalau tahu aku sudah terbangun, untuk apa masih mengukur suhu tubuh, dasar pria buruk"

Type mengumpat dengan lembut. Kerutan di dahinya terlihat lebih dalam dari sebelumnya, penyebabnya bukan karena dia merasa sakit, tapi karena dia tidak mengerti mengapa wajahnya terasa begitu panas.

"Ini pasti karena aku masih belum sembuh, bukan karena aku merasa malu"

Meskipun begitu, dia masih saja berusaha meyakinkan dirinya. Walaupun sebenarnya dia tidak dapat menyangkal bahwa dia benar-benar merasa malu, rasanya seperti terbakar sinar matahari. Sebenarnya, apa yang telah membuatnya merasa malu...

Itu karena dia tetap terdiam, membiarkan orang itu mengukur suhu tubuhnya seperti putri tidur!

"Apa dia pikir aku takut padanya. Sialan!!!!"

Meskipun berhadapan dengannya cukup sulit, Type diam-diam merasa bahagia karena dia tidak mengatakan apapun yang tidak pantas selama dirinya sedang sakit... Entah karena dia benar-benar tidak tahu, atau mungkin memang tidak ingin membahasnya.

***

"Aneh, kenapa tiba-tiba kamu mau main ke rumah"

"Malas kembali ke asrama"

Meskipun beberapa hari telah berlalu sejak hari itu, tapi Type jelas sudah tidak memikirkan lagi untuk mengusir Tharn dari ruangan. Meskipun begitu, dia juga tidak bisa berbicara pada Tharn seperti sebelumnya. Jadi, selama beberapa hari yang lalu, suasana diantara mereka terkesan canggung. Dia bahkan tidak bisa menatap langsung ke wajahnya seperti sebelumnya. Bagaimanapun juga, akhir minggu ini teman sekamarnya tidak berencana pulang. Jadi, dia mengajukan dirinya untuk menginap di rumah temannya. Meskipun berulang kali dia mengatakan untuk jangan melarikan diri, pada akhirnya dia sendiri yang mundur teratur.

"Apa kamu masih bertengkar dengan Tharn jadi kamu datang padaku?"

Si pendengar mendengus keras, lalu membalikkan pertanyaan;

"Memang sejak kapan aku berbaikan dengannya?"

"Aku benar-benar merasa kasihan pada Tharn"

Techno bersikap lelah di depan Type. Dia benar-benar sangat tidak bahagia ketika melihat sahabatnya sendiri malah lebih membela orang lain. Tapi dia tetap membawa dirinya untuk duduk ke belakang motor temannya, agar bisa ikut ke rumahnya.

"Selama aku berbicara dengannya, Tharn menurutku orang yang baik. Sikapnya juga tidak buruk. Jika mengesampingkan dia gay, menurutku dia orang yang menyenangkan. Benar kok. Sekarang saja aku sudah menganggapnya teman..."

"Ini untukmu, ayahku yang memberinya..."

"Eh, hei. Hampir jatuh nih"

Saat melihat kawannya sudah berbicara panjang lebar, Type langsung memotong perkataannya dengan meletakkan sebuah kotak di kaki temannya, sampai dia mulai mengeluh dengan keras. Dia membiarkan salah satu tangannya untuk memegangi benda itu sebelum pada akhirnya bertanya dengan heboh;

"Sialan, tidakkah kamu bisa melihat tidak ada ruang untuk memeganginya. Kita berdua bisa jatuh bersama. Apa ini?"

"Telur asin. Ayahku yang mengirimkannya setelah aku mengatakan padanya terkena demam. Dia memberikan ini sebagai ungkapan terima kasih karena telah merawat anak laki-laki tersanyangnya yang hampir berhenti bernafas."

Type tertawa sambil berbicara. Suasana hatinya menjadi sedikit lebih baik saat memikirkan ayahnya berbicara seperti itu. Bahkan memujinya menjadi pria sejati karena sakit di tempat yang jauh. Tapi, ketika ibunya mendengar ucapannya, ibunya hampir saja bermaksud pergi ke Bangkok, untuk benar-benar memastikan bahwa dia benar-benar sudah sembuh.

"Tapi, aku tidak suka telur asin"

"Dimakan saja"

"Tidak bisa makan, termasuk kamu, telur asin, dan juga telur yang ini"

Type hanya terdiam. Seandainya saja si pengemudi tidak sedang mengemudi, dia pasti sudah memukul kepalanya keras-keras. Telur yang ditunjuk bukan telur asin, tapi telur yang lain. Saat mengeluh, suaranya bahkan terdengar bosan;

"Sialan, dasar anak buruk!"

"Ayolah, ini candaan dariku. Untuk meramaikan pembicaraan, paling tidak tertawalah sedikit... Ngomong-ngomong, kenapa kamu tidak memberikan ini pada Tharn?"

"Tharn? Kenapa harus memberinya? Buang-buang saja"

Setelah pertanyaannya terucap, tiba-tiba saja orang yang berekspresi rumit itu memutar kepalanya. Saat ini sepeda motornya sedang berhenti di lampu merah. Techno sekarang menggantungkan sekotak telur asin itu di cantolan sepeda motor sambil melihat ke depan kembali.

"Loh, apa kamu tidak tahu?"

"Apa yang ingin kamu katakan lagi?"

Type sekarang terlihat sedikit ngambek, karena sepertinya sahabatnya ini benar-benar berhubungan baik dengan si blasteran tampan itu. Padahal saat ini ekspresi Techno bahkan terlihat lebih bingung dari sebelumnya, kemudian bicara;

"Tharn orang yang merawatmu selama kamu demam"

"TIDAK MUNGKIN 'KAN??!!!"

Kali ini Type berteriak, matanya terbelalak, dia bertanya dengan nada tidak percaya. Mendengar teriakan teman dekatnya sampai seperti itu membuatnya sama sekali tidak terkejut.

"Hei, bukan aku yang pergi menengokmu. Ah, apa kamu tahu kalau Tharn yang sepanjang waktu merawatmu? Dia menyuapimu nasi, membantumu minum air, dan memberikan obat padamu. Semuanya dilakukannya sendiri"

"!!!"

Kali ini Type benar-benar terdiam. Dia hanya bisa menatap ke arah wajah temannya dengan ekspresi tidak percaya. Saat ini Techno akhirnya sadar kalau kawan yang di ajak bicara ini tidak tahu apapun. Ketika lampu berubah menjadi hijau, meskipun dia ingin melanjutkan perjalanan dengan motornya, tapi dia memarkirkan motor ke samping trotoar, orang yang duduk di belakangnya sudah menggila dan masalah ini bisa membuat mereka berdua jatuh bersama-sama.

"Baiklah Type, dengarkan ucapanku baik-baik. Musuh bernama 'Tharn' yang berniat memberimu kiamat sampai mati, rela membolos demi merawatmu seharian."

Awalnya, orang yang mendengarkannya berbicara telah berniat untuk kabur. Tidak ingin mendengarkan kenyataan. Meskipun begitu, dia telah membiarkan musuhnya melihat sisi dirinya yang sangat lemah, dia juga yang telah membiarkan musuhnya melihat seberapa buruk ucapan yang dilontarkan. Karena bagaimanapun juga, perasaan benci di dalam hatinya sekarang mulai berubah menjadi perasaan lain.

***

Malam hari tiba, Tharn sedang duduk sambil mengetukkan jarinya, sesuai dengan irama musik yang didengar. Di saat yang sama, terdengar suara pintu ruangan dibuka. Pemuda itu tidak berpikir kalau Type akan kembali ke asrama, karena saat masuk ke dalam ruangan dia sedang membawa tas punggung yang besar serta sebuah plastik di tangannya, sehingga Tharn menghentikan gerakan untuk menatapnya sejenak. Setelah itu dia melihat ekspresi Type sudah seperti seorang yang ingin menghisap darah dan memakan daging, diam-diam dia menghembuskan nafas berat, sambil membatin.

Memang apa yang sudah kulakukan padanya?

Selama beberapa hari ini anak itu tidak mencari masalah, itu pasti karena masih belum sembuh dari sakitnya. Jika dia mengajak berkelahi, bisa dilihat dia pasti akan kalah. Meskipun begitu, Tharn sama sekali tidak berpikir bahwa dia akan mendapatkan hari-hari tenang sepanjang semester ini. Alasannya dapat dilihat sendiri.

Pandangan mata Type terlihat marah saat menatapnya, jelas sekali, saat ini dia pasti akan kembali mencari gara-gara.

"Hah"

Pemuda itu menghela nafasnya lagi, dia segera mematikan musiknya, kemudian bangun dari tempat tidurnya.

"Mau pergi kemana?"

Tapi saat dia berniat untuk meninggalkan ruangan dengan sikap malas, tiba-tiba Type berbicara;

"Kamu mau menyingkir dari hadapanku 'kan"

Ucapannya langsung membuat pemain drum itu berpaling untuk menatapnya, dia sedikit tersandung saat melakukannya, ketika melihat dan mendengar kata-katanya, dia bahkan sampai sedikit cegukan. Bagaimanapun juga, dia sama sekali tidak menyangka kalau si sakit itu berniat untuk menjalin hubungan baik dengannya. Meskipun begitu, kedua kakinya mulai berjalan lagi untuk meninggalkan ruangan.

"Sendirian?!"

Caranya berbicara ini membuat orang yang mendengarkannya berpaling. Pemuda itu memicingkan mata sedikit untuk memperhatikan. Saat ini dia melihat sesuatu yang tidak pernah dilihat sebelumnya. Pipi anak itu terlihat memerah. Wajah memerahnya tidak seperti orang kebanyakan. Dengan wajah orang marah, dia berusaha untuk menghindari pandangan sambil wajahnya terus menerus berubah kemerahan. Jadi diapun mulai bertanya;

"Ada apa?"

"Kamu... Em... Kamu..."

Kali ini Tharn semakin memicingkan matanya, apalagi orang itu tidak pernah berbicara baik-baik padanya sepanjang waktu, masih saja menghindari kontak mata seperti tindakan Type yang sebelumnya.

"Kamu... Umm..."

"Apa yang mau kamu katakan, sedang demam atau bagaimana?"

Meskipun dalam hati ingin berbicara baik, tapi nada bicara Tharn benar-benar terdengar mengejek, membuat anak itu menatap marah padanya, kemudian dia menarik nafas dalam-dalam sebelum akhirnya...

Kresek

"Kalau-kalau kamu belum makan"

Tharn terlihat bingung. Saat ini tanpa diduga, dia mengulurkan tangannya, untuk menyerahkan bungkusan plastik yang dari tadi dibawa. Orang itu bersikap marah dengan pipi yang benar-benar sangat memerah sambil memalingkan wajahnya, memaksa dirinya untuk menerima.

Setelah itu, dia segera pergi ke sisi tempat tidurnya, lalu buru-buru mempersiapkan barang untuk mandi, dan hampir terlihat berlari untuk pergi ke kamar mandi.

"Hei, ada yang salah denganmu?

Sebelum Type pergi ke kamar mandi, Tharn dengan tempat waktu merebut lengannya. Dia bertanya dengan nada tidak percaya. Tidak , dia bahkan saat ini berpikir jangan-jangan makanannya dicampuri oleh biji dari pohon jarak, entah bisa dimakan atau tidak. Dugaan itu berteriak keras di dalam pikirannya.

Karena tiba-tiba lengannya di tangkap, tanpa sengaja Type bertindak seolah jijik dengannya untuk sesaat, tapi kali ini Type hanya mundur dan berseru;

"Makanlah, dan lepaskan!!!"

Meskipun nada bicaranya sama sekali tidak bersahabat. Tharn tanpa berpikir langsung melepaskan pegangannya. Dia menatap ke arah punggung orang yang buru-buru pergi ke kamar mandi, sambil mengingat penampilan orang yang baru saja dilihatnya.

Wajah orang itu memerah dengan bibir yang terkatup rapat. 

Untuk sejenak, Tharn bisa merasakan sesuatu yang tidak pernah di bayangkan sebelumnya...

Dia imut

"Aku pasti terkena demam darinya"

Dia, dia, benar-benar imut

Orang yang sedang berpikir begini sekarang menunduk, dia bisa melihat di dalam plastik ada seporsi daging babi goreng krispi, seporsi nasi bebek, serta satu buah jus. Kemudian dia menemukan selembar kertas juga dengan pesan singkat diatasnya, bertuliskan;

[Terima kasih]

"Kamu bisa juga bersikap manis begini ya?"

Mungkin saja, tindakannya ini sama sekali tidak imut. Pasti otaknya yang berpikir terlalu jauh sehingga menganggap tindakan kecilnya itu terlihat imut. Meskipun kecil, dia tidak percaya bahwa caranya ini benar-benar membuatnya terlihat sangat imut.

***

"Aku bukan orang yang mencarikanmu obat dan membuatmu meminumnya. Tharn-lah yang mencarikannya dan membuatmu meminumnya. Kupikir dia pasti yang melakukannya, karena saat aku masuk ke dalam ruanganmu, kamu sudah tersadar. Bahkan kondisimu sudah membaik. Kupikir kamu bisa melihatnya saat dia merawatmu. Tapi sampai berada di sini, kamu bahkan tidak sadar orang yang telah menyeka tubuhmu, memberimu obat, merawatmu selama sakit adalah orang yang sangat kamu benci. Ayolah Type, tidak bisakah kamu menghilangkan prasangka burukmu tentang gay, kalau setiap orang gay itu brengsek, bisa dipastikan kamu sekarang berada di rumah sakit, atau mungkin tubuhmu sudah membusuk di dalam ruangan"

"Dia bilang, melakukan semua itu karena dia seorang pria"

"Aku tidak tahu apapun, aku pergi menjengukmu saat malam pertama saat kamu demam, tinggal di sana juga cuma satu jam, setelah kamu jatuh tertidur, aku pulang"

Type berpikir, pembicaraannya bersama temannya ini benar-benar sangat berharga. Meskipun begitu, sikapnya ini berbanding terbalik, dia bahkan mengungkapkan kebaikan seperti itu benar-benar sikap naif di zaman sekarang...

Tapi itu yang disebut melakukan kebajikan pada orang lain.

Namun, yang paling penting dari semuanya....

Orang yang dibenci olehnya merupakan orang yang telah merawatnya.

Sayangnya dari sekian banyak orang, kenapa dia menyukai laki-laki!

Type menggunakan kedua tangan untuk menggosok kepalanya, dia baru saja keramas setelah bermain bola, rambutnya masih basah setelah selesai mandi.

Ini kah yang disebut *Dewa Indra[1], bukan *Dewa Brahma mengatur cuaca[1]? Dewa matahari? Bukan, sepertinya Dewa cuaca?

(Apapun itu, aku cuma tahu Dewa Indra dan Dewa Brahma)

Memikirkan seluruh kejadian hari itu, malah membuatnya ingin mengumpat. Tapi kembali lagi, saat menilik dia dirawat, dan diberi obat. Mana mungkin dia bisa bersikap tidak tahu malu. Ditambah lagi, selama beberapa hari ini dia merasa cukup bahagia untuk tidak memikirkannya. Sekarang seluruh kenyataan mulai mendorong segalanya, dan mengalir masuk ke dalam pikirannya.

"Loh Type, kenapa berdiri di pintu kamarmu begitu, sedang berdoa di depan pintu sebelum masuk ruangan?"

Suara candaan yang tiba-tiba terdengar membuat Type memalingkan kepalanya, dia melihat kawannya yang bernama Champ datang.

"Kamu ini, kupikir sedang mencari sesuatu. Pintunya tidak akan menggigitmu"

Type mengeluarkan suara tawa.

"Mau mencoba mengambil mutiaraku?"

"Kalau itu aku tidak mau, aku cuma menerima berlian"

Kemudian Champ meneruskan pembicaraannya;

"Sebenarnya berlian betulan pun aku tidak tertarik, tapi kalau kue berbentuk berlian, aku pasti berlari mendapatkannya"

Type langsung tertawa

"Kamu terlihat lelah, kenapa sudah bermain lagi?"

"Cuma untuk membuang stress, tidak ada yang bisa kukerjakan di dalam kamar"

Saat temannya menanyakan masalah ini, orang yang berusaha untuk mengalihkan pikirannya hanya bisa menghela nafas berat saat berbicara dengannya sambil berpikir;

Aku tidak berani masuk ke dalam kamar

"Oh, apa kamu bertengkar dengan teman sekamarmu lagi?"

"Siapa yang mengatakannya?"

"Techno, dia bilang kamu punya masalah dengan teman sekamarmu. Oh ya, aku sudah melihat teman sekamarmu itu, siapa namanya? Mau bertanya selalu nyangkut di tenggorokan. Dia belajar musik 'kan, para gadis itu benar-benar menggila sambil berteriak melihatnya"

"Tharn"

"Yah, itulah. Wajahnya tampan. Kenapa sampai berdebat dengannya? Meskipun tampan sepertinya sikapnya terlihat tidak menyenangkan. Mungkin karena memiliki hidup sempurna, bukankah begitu?"

Kalau Type merupakan Type seminggu lalu, dia pasti tidak akan ragu untuk ikut menghujat Tharn dibelakangnya, tapi kali ini dia hanya menjawab temannya;

"Tidak, dia orang yang sangat baik"

"Apa?"

"Dia itu baik... Sampai aku merasa bersalah karena telah membencinya"

Pada akhirnya Type mengungkapkan ini, dia menatap tajam ke arah temannya dengan pandangan serius.

Pada akhirnya, aku mendapatkan jawaban yang terus kutanyakan sepanjang hari

"Aku mau masuk ke ruangan"

Setelah bicara, tindakannya langsung terhenti.

Type terhenti saat memutar tubuh dan bermaksud masuk ke dalam pintu ruangan. Dia melihat seseorang saat ini sedang berdiri di depan pintu. Matanya yang tajam itu terbelalak karena terkejut, Apa dia mendengar apa yang kubicarakan

"Oh teman seruanganmu. Karena kamu sudah di sini, sebaiknya aku berhenti bergosip. Kalau begitu, aku pergi" Si biang gosip berbisik dengan lembut, dia terlihat sedikit pucat, karena takut ucapannya tadi di dengar. 

Kemungkinan besar, orang dihadapannya ini mendengarnya. Anak dari wilayah selatan itu tetap berdiri ditempatnya, sama sekali tidak seperti dirinya, sedangkan pria dihadapannya menatap dengan tenang seperti biasa.

"A... Aku mau masuk ke dalam"

Karena kejadian yang tiba-tiba ini, membuat Type tidak bisa menatap langsung ke matanya, dia hanya berbicara secara tidak langsung, Tharn sadar soal ini, dia hanya membiarkannya menghindar.

Setelah itu, Thiwat membenamkan tubuhnya dengan duduk di atas tempat tidur. Dia bisa melihat makanan di atas meja jepang, ada sepiring hidangan yang sudah dimakan, makanan itu terlihat baru dibuka dari penyimpanan. Saat ini dia sama sekali tidak bicara, membuat suasana di sekitar ruangan menjadi canggung.

Tharn pun mengikuti dengan duduk di atas tempat tidur sambil menatap langsung padanya, meskipun begitu dia terdiam.

Bicara Type, kamu tidak sepengecut ini 'kan

"Kamu..."

Dia hanya mengatakan ini, tapi setelahnya orang itu mendongak untuk menatap ke arahnya. Orang baik itu masih tetap terdiam.

"Bukan"

Ayolah, bukankah kamu tahu kata terimakasih, kenapa melakukan pekerjaan seperti itu sulit sih.

"Aku sudah mengatakan soal itu pada Techno"

Tiba-tiba saja, Tharn membuka pembicaraan lebih dulu, membuat orang yang sedang berpikir seolah langsung ditohok dengan ucapannya, diapun mengepalkan tangannya. Dia menyiapkan diri untuk menerima ejekan dari Tharn. Dia bahkan membayangkan Tharn akan tertawa sambil mengejeknya bodoh seperti kerbau, dan bersikap pamer di hadapannya.

Mau bagaimanapun juga, dia orang yang telah merawatnya sampai sembuh. Dia sama sekali tidak menyangka Tharn akan berbicara padanya seperti ini;

"Aku minta maaf, karena tidak tahu apapun dan berusaha untuk ikut campur dalam masalahmu."

"Hah?"

Saat ini, sangking kagetnya rasanya bola mata Type mau keluar dari rongga matanya. Dia bahkan tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya, lalu meyakinkan lagi;

"Hei, kamu tidak salah bicara 'kan? Kenapa kamu berpikir seperti itu, apa kamu ingin melewatkan kesempatan untuk mengejek sepenuh hati saat ini?"

"Memangnya kenapa?"

Jujur saja, Type sama sekali tidak mengerti jalan pikirannya. 

Pria itu hanya mengangkat bahunya sambil berkata.... Memang kenapa.

"Kamu itu kenapa? Bukankah terlalu kejam kalau membiarkanmu meninggal di dalam ruangan, tidak perduli seberapa besar rasa benci yang dirasakan, tentunya aku tidak akan bisa diam saja 'kan"

Setelah mendengarkan ucapannya langsung, membuat Type semakin merasa bersalah. Karena, seandainya situasinya terbalik, Tharn yang menjadi orang sakit. Kemungkinan besar, dia akan merasa enggan untuk merawatnya, atau mungkin saja dia akan keluar dari tempat itu mencari tempat yang lebih baik. Karena bagaimanapun juga, sebagai aktor utama cerita ini, dia tidak pernah berpikir bahwa musuhnya akan mengatakan hal seperti ini.

"Kamu benar-benar membuatku merasa buruk"

"Bukankah kamu sudah seburuk itu"

"Dasar sialan, malah mengejekku!!!"

Setelah selesai berbicara, orang itu menatap dengan mata yang bersinar meskipun suaranya terdengar kejam. Dia berlagak akan melompat ke hadapannya, sedangkan musuhnya hanya duduk tenang...tersenyum.

Sialan, setelah mengejek malah tersenyum

Tiba-tiba saja, sebuah kalimat keluar dari mulut pria itu;

"Kamu benar-benar sudah sembuh sekarang"

Kiamat, ucapan itu membuat Type berpikir...*Pria bersama musim panas[2]

Mengatakan hal itu di saat seperti ini benar-benar salah. Pria itu terlihat sedikit lebih tampan dari biasanya, tersenyum seperti sedang menebarkan pesonanya, dan anehnya, membuatnya merasa tergelitik saat melihat.

"Tentu saja!"

Anak muda itu bicara dengan menekankan suara, membuat suaranya sedikit bergetar saat meneruskan berbicara;

"Berapa biaya obatku, aku tidak ingin begini saja"

"Sudah di bayar kok"

"Memangnya aku tidur sambil berjalan saat membayarmu. Berapa, aku tidak ingin banyak berhutang, terutama pada orang yang dibenci, bahkan untuk hal seperti ini."

Type terdengar marah saat berbicara, meskipun begitu Tharn sama sekali tidak memperlihatkan ekspresi sedingin es seperti biasa, tapi masih tetap tersenyum. Dia mengangguk untuk menunjuk ke arah meja.

"Itu, kamu sudah membayar dengan nasi babi crispy 'kan"

"Nilainya mana bisa dibandingkan antara camilan dengan babi crispy itu saja...."

Type langsung menutup mulutnya saat dia hampir mengatakan kenyataan apa yang dilakukannya beberapa minggu lalu, jelas ini memicu tawa lain darinya. Sebenarnya dia ingin bertanya memang ada yang lucu dengan ini, tapi pada akhirnya dia hanya bisa menjaga ekspresi wajahnya yang lurus, karena mudah dikendalikan.

"Kalau begitu, cukup tidak mengambil camilan untuk disebar di atas tempat tidurku"

"Itu bukan aku!"

Si keras kepala masih saja bersikeras seperti tidak melakukannya.

Tharn mengangkat bahunya, kemudian berdiri untuk mengambil piring kosong dan menaruhnya ke dalam bak cuci piring, lalu pergi ke balkon untuk menjemur baju.

"Tidak usah cemas, aku tidak akan mengambil keuntungan darimu. Ini sama saja membiarkan babi berusaha memakan anjing"

"Lakukanlah sampai mati, ingat aku masih membencimu. Jadi jangan bertindak sembrono, karena anjing gila tiba-tiba bisa berbalik untuk menggingitmu"

Type terlihat murung berharap tidak terdengar murahan saat mengatakan pendapatnya.

Mungkin karena Tharn bersikap benar-benar baik dan tidak pernah menyangka pemuda itu akan bersikap begitu, atau karena dia tidak mengejeknya saat dia berada dalam kesulitan dan merasa lebih baik bicara mengikuti suasana, atau mungkin karena... Tharn begitu baik, sampai dia tidak mampu membencinya.

Tidak, aku membencinya, dia itu gay. Dia itu makhluk yang paling kubenci

Tapi kenapa, pada akhirnya suaraku terdengar seperti menggoda.

Di sisi lain, suasana hati Tuan Thara benar-benar bagus. Alasannya datang karena seseorang bernama Type.

Mulutnya mengatakan benci, tapi wajahnya saat ini terlihat benar-benar memerah.

Awalnya, Tharn mengatakan pada Techno bahwa dia tahu Type orang yang baik, dan dia berharap tahu penyebabnya apa sampai Type bertindak sejauh itu padanya sebelum sakit. Sejujurnya, bisa dibilang dia benar-benar perduli dengan reaksinya. Dia berpikir, anak itu akan marah setelah sakit, mengatakan untuk tidak berurusan dengannya. Dia benar-benar tidak menyangka bahwa anak itu bisa berbicara baik dan bersikap benar-benar baik.

Tentu saja, Sang Drummer muda itu mendengar setiap ucapan yang dikatakan oleh teman sekelasnya.

"Sampai... Sampai aku merasa bersalah telah membencinya"

Bukankah itu artinya dia sudah tidak membenciku

Pemikiran itu, membuat Tharn menengok ke dalam ruangan. Dia bisa melihat ekspresi wajah anak itu seperti seorang wanita yang tenang, tidak bersikap murahan, tapi memperlihatkan senyumnya. Membuatnya terlihat begitu bernilai, ketika merawatnya selama sakit dia merasa anak itu seperti anak kecil, terlihat janggal, tidak sebanding dengannya saat ini. Ketertarikannya ini benar-benar tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata.

Ya, ketertarikan ini lebih dari sekedar teman seruangan

"Kamu berhati-hatilah saat memberikan kebaikanmu. Atau kalau tidak, aku akan melanggar janji pada diriku sendiri"

Tharn berbisik dengan lembut.

Sebenarnya janji apa itu?

Pertama, janji untuk tidak berurusan dengan pria lurus.

Kedua, janji untuk tidak berurusan dengan teman seruangan.

Tapi setelah ini, sepertinya Thara akan melanggar kedua janji yang diucapkannya sendiri.

+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

Penulis: M.A.M.E.

Thai-Indonesia: iu3a

*[1] Di sini Type sedang mencari gambaran yang tepat untuk menggambarkan sikap Tharn. Dewa Indra merupakan Dewa penguasa cuaca dan juga disebut Dewa perang, sedangkan Dewa Brahma merupakan penguasa matahari, ada dalam agama Hindu.

*[2] หน้าร้อนกับผู้ชาย(H̄n̂ā r̂xn kạb p̄hū̂chāy) secara harfiah memang berarti Pria bersama musim panas, saat dicari, Mimin menemukan gambar cowok-cowok keren dengan kaos dan celana pendek. Jadi bisa disimpulkan Type mau ngomong Tharn terlihat keren.

واصل القراءة

ستعجبك أيضاً

254K 21.6K 126
[WARNING TERDAPAT CERITA EXPLISIT BAGI YANG TIDAK SUKA SILAHKAN JANGAN MEMBACA. DISARANKAN UNTUK PENGGEMAR CERITA BL(BOYS LOVE) YANG SUDAH CUKUP UMUR...
1M 152K 50
Awalnya Cherry tidak berniat demikian. Tapi akhirnya, dia melakukannya. Menjebak Darren Alfa Angkasa, yang semula hanya Cherry niat untuk menolong sa...
576K 50.9K 84
Judul: Counterattack Bahasa version Cast: Feng Jianyu as Wu Suo Wei (uke) Wang Qing as Chi Cheng (seme) Chen Qiushi as Jiang Xiaoshuai (uke) Cai Zha...
133K 14.8K 124
Penulis : Shui Qian Cheng Penerjemah Inggris : 1. ShaoYeLoveBL 2. Rosy0513 Penyunting Bahasa Inggris : Beloved...