SHORT STORY [ Zayyan x All ]

By LollyCandy22

47.9K 2.9K 461

bxb area- ! Aku sudah kasih peringatan. Jadi bagi yang gak suka silahkan keluar dari lapak ku secara baik-ba... More

Jealous [ Sing x Zayyan ]
Teman? . [ Leo x Zayyan ]
Last Love [ Wain x Zayyan ]
Do You Love Me? [ Sing x Zayyan ]
Love behind lens [ Leo x Zayyan ]
Hadiah Terbaik [spesial Sing Birthday]
Backburner [ Davin x Zayyan ]
Still a chance [ SingZay ]
Fanboy [ Spesial Zayyan Birthday ]
Wanna Be Yours [Sing x Zayyan ]
Backburner II [ Davin x Zayyan x Sing ]
Hybrid [Sing x Zayyan x Leo]
Eksperimen 101 [ Sing x Zayyan ]
Persephone [Sing x Zayyan]
Galak [ Sing x Zayyan x Leo ]
Wacana [ Random Fake chat ]
Wanna be Yours II [ Sing x Zayyan ]
Anniversary [Zayyan x Member]
Ghoul [SingZay]
Marry Christmas [Sing x Zayyan]
The red thread that binds - Sing x Zayyan
Juts Chat [ All x Zayyan ]
Daily Chat [ Sing x Zayyan ]
Khafi dan Lio [ Sing x Zayyan ]

Hanahaki Byou [ Wain x Zayyan ]

1.2K 96 8
By LollyCandy22

[ Disclaimer cerita hanya karangan belaka, peminjaman nama tokoh dan visual tidak untuk di bawa ke real. ]

.

.

.

Zayyan itu pemuda manis periang, dengan segala tingkahnya yang ajaib, dia mampu membuat orang-orang menyukainya karna sifat lucunya serta kebaikan nya

Hidupnya nampak terlihat selalu bahagia dan baik-baik saja

Di kelilingi oleh orang-orang yang hangat dan baik

Yah, hanya satu yang pemuda itu tak bisa dapatkan dalam hidupnya

Cinta seorang Park Seo Hoon, mantan kaka senior nya di universitas yang begitu dirinya kagumi dan selalu bersikap baik dan manis padanya

Bahkan sejak Zayyan telah lulus dari Universitas nya, hanya Wain yang ada di hatinya meski banyak orang yang begitu tertarik pada si manis

Namun sayang semua sikap manis itu tak lebih hanya karna Wain menganggapnya teman baik dan seorang junior yang manis

Dan ke adaan pemuda itu semakin sulit semenjak sebulan lalu, setelah dirinya memergoki Wain yang tengah berbincang hangat dengan seorang gadis di taman tak jauh dari apartemen tempat ia tinggal

Hari itu di toilet, Zayyan terbatuk keras, dengan rasa panas dan sakit menyeruak pada dadanya yang terasa membakar jiwa nya

Dengan beberapa kelopak bunga yang sudah terkena bercak darah keluar begitu saja setiap kali dirinya terbatuk dengan hebat

Ya, kelopak bunga itu keluar dari tenggorokan nya saat dirinya terbatuk.



•••••••

"Hanahaki byou?"

Gyumin mengangguk, menatap tepat pada iris-madu Zayyan, teman baiknya yang merangkap menjadi pasien nya kini

"penyakit dari negeri sakura, dimana kau akan terus terbatuk dan mengeluarkan kelopak bunga karna terdapat tumbuhan bunga yang tumbuh pada paru-paru mu, dan itu terjadi karna cinta mu yang tak terbalas, aneh memang, penyakit ini juga masih termasuk penyakit langka"

"itu hebat hehe"

Gyumin mendengus, kenapa Zayyan masih bisa tertawa senang seperti itu

"apanya yang hebat? Kau sekarat tau, jika cinta mu tak kunjung terbalas, kau akan mati karna tumbuhan bunga itu akan merusak paru-paru dan pernapasan mu"

Zayyan terdiam sesaat, sebelum tersenyum tipis pada Gyumin yang kini tengah  menatapnya khawatir

"tidak apa-apa, mungkin ini memang konsekuensi karna aku mencintai nya"

"Gyumin, apa kau pernah mengalami hal ini?"

Gyumin mengalihkan wajahnya seketika saat Zayyan bertanya hal itu padanya, bagaimana bisa sosok yang membuat dirinya terkena penyakit itu bertanya sekarang.

"yah, dulu"

"lalu?"

"aku menjalani oprasi untuk mengangkat tumbuhan bunga yang ada pada paru-paru ku, dan aku sembuh— "

"— meski aku merasa hampa pada akhirnya"

"begitu ya... "

"kau bisa sembuh Zayyan— "

Gyumin menatap Zayyan dengan pandangan memohon

"— dengan oprasi"

"lalu membuat ku melupakan perasaan ku pada Wain? Maaf tidak bisa"

Pemuda tampan yang merangkup sebagai dokter itu menggerang sebal, temannya ini benar-benar keras kepala

"kau bisa mati"

"setidaknya aku akan mati dengan bahagia"

Miris, dan Gyumin tau itu, ia hanya mampu menghela nafas, sebelum memberikan Zayyan sebuah resep obat untuk sedikit meredakan rasa sakit dan panas pada dadanya


••••••

"Wain... Ada apa mengajak ku bertemu?"

Wain menoleh sebelum tersenyum bahagia, senyum yang mungkin Zayyan tak akan pernah menjadi alasan nya

"aku tau ini aneh, tapi entah kenapa aku ingin bercerita padamu— "

"— sepertinya aku menyukai seseorang"

Sakit, itu benar-benar sakit, bagaimana bisa Wain berkata begitu kepada seseorang yang jelas-jelas dia tau, bahwa orang itu menyukainya sejak lama

"kami beberapa kali bertemu di taman, dia orang yang hangat dan begitu manis, ah mengingatnya rasanya aku jadi rindu"

Zayyan hanya diam mendengarkan, entah dia harus merespon bagaimana, Wain nampak begitu bahagia hanya karna menceritakan wanita itu

"uhuk!"

Rasa sakit dan panas itu kembali menjalar di dadanya, membuat Zayyan sedikit sulit bernafas, dan kini tengah mencoba mengendalikan batuk nya yang tiba-tiba saja menjadi parah

"kau tidak apa-apa? Batuk mu sepertinya parah"

Wain menatap khawatir, mengusap-usap pelan punggung Zayyan berharap bisa meredakan batuk si manis

"aku tidak apa-apa—

— uhuk! "

Pemuda manis itu berdiri dan segera berlari menuju kamar mandi, menjauhi Wain yang langsung memanggilnya dengan panik juga khawatir

Zayyan tak perduli, yang jelas sekarang ia hanya harus membuat Wain tak melihat berpuluh-puluh kelopak bunga dengan tambahan darah yang keluar dari mulutnya

Dan sial nya lebih banyak dari sebelum-sebelumnya.

Wain menghela nafas berat, entah kenapa dirinya begitu khawatir melihat Zayya yang nampak kesakitan akibat batuk yang di rasakan

Sebelum pandangan Wain menatap bingung pada beberapa helai kelopak bunga yang tergeletak di dekat sofa

Wain berjongkok untuk memungut kelopak bunga itu, meski tak mengenal banyak, setidaknya Wain tau kelopak bunga apa yang berada pada genggam nya itu

Merigold, si keputus asaan dan kesedihan

Dan hal yang membuat Wain tertegun adalah bahwa kelopak-kelopak bunga itu memiliki bercak darah pada setiap helai nya.



••••••


"sejak kapan?"

Zayyan terkejut saat dirinya berbalik dan menemukan Wain berdiri pada ambang pintu kamar mandi dengan tatapan yang tak bisa si manis artika

"Ya?"

Wain terdiam sesaat, menatap penampilan pemuda manis itu yang nampak kacau, dengan wajah yang begitu pucat serta beberapa sisa darah pada sudut bibirnya yang belum di hilangkan

"ini... "

Tangan wain terulur, menampilan beberapa kelopak bunga yang tadi dirinya pungut, dan Zayyan hanya mampu terdiam memandang kelopak bunga itu

"aku tidak bodoh untuk tidak tau penyakit apa yang kau alami, Hanahaki byou, penyakit perasaan tak terbalas, benar?"

"Wain— "

"dan kau mengalami nya karna diriku"

"ak— "

"sudah ku bilang kan, berhentilah untuk menyukai ku sejak dulu, kau menyiksa dirimu sendiri karna aku"

Zayyan hanya tersenyum tipis, mencoba menyingkirkan rasa perih yang kembali menjalar di dadanya

"sejak awal, sejak saat aku berkata aku menyukaimu, aku sudah siap dengan segala konsekuensi nya Wain–ya, aku hanya mencoba menjalani hari seperti biasa, namun perasaan ku pada mu semakin hari semakin tumbuh, seperti bunga itu — "

"— aku hanya berfikir, setidaknya mencintai mu dalam kesunyian akan lebih baik, meski kau tak akan membalasnya, aku tak masalah, mencintai mu adalah kesenangan bagi ku"

Batuk itu kembali, bahkan rasanya setiap rusuk seperti patah saat Zayyan terbatuk saat ini, benar-benar lebih parah dari sebelumnya

"Zayyan!"

Wain segera menangkap tubuhnya yang limbung, bagai makhluk sekarat yang tengah menuju ajal, kali ini kelopak bunga itu keluar dua kali lebih banyak, dengan darah yang senan tiasa ikut keluar melalui batuknya

"mencintaimu adalah hal terindah, uhuk! — "

"— dan aku tidak pernah menyesal"

Wain menggeleng pelan, mengusap darah yang berada pada sudut bibir tipis si manis yang berada dalam dekapan nya kini

"tolong buat aku mencintamu, bagaimana caranya, ku mohon buat aku mencintaimu Zayyan!"

Wain menggerang frustasi, menghapus kasar air matanya yang entah sejak kapan telah mengalir membasahi rahang tegasnya

"tidak bisa Wain–ya, karna perasaan mu tak pernah untuk ku"

Zayyan tersenyum tipis, meremat jemarinya untuk menghalau rasa sakit yang begitu mendera tenggorokan dan paru-parunya

"seperti— uhuk! Tak akan lama"

"ayo ke rumah sakit kau bisa sembuh! Kita oprasi!"

"dan membiarkan perasaan menyenangkan menyukai mu hilang? Aku benar-benar menolak keras itu"

"kau keras kepala!"

Zayyan tersenyum kecil, menepuk-nepuk keras dadanya saat batuk itu terasa semakin menyakitkan dengan kelopak bunga marigold yang tak hentinya keluar, juga menguras darahnya

"tolong katakan sebuah kebohongan manis"

Wain menggeleng pelan, jika dirinya berucap bohong tentang perasaan nya, pemuda manis itu akan semakin sekarat

"Park Seo Hoon...."

"aku menyukaimu, ah tidak aku— aku mencintaimu"

Dengan susah payah Wain mengucapkan itu, semakin memeluk tubuh itu dengan erat dengan tangis nya yang semakin deras

"lagi hehe"

"aku mencintaimu"

Tubuh yang tadi menggeliat itu perlahan terdiam, dengan suhu tubuh yang kian menurun, batuk dengan darah dan kelopak bunga masih senantiasa Zayyan keluarkan

"aku mencintamu... "

Mata itu menatap sayu, dengan bibir yang bergetar, bahkan Zayyan sudah tak dapat menggerakan tubuhnya lagi, nyawanya hanya tinggal di awang-awang

Batuk itu menghilang, dengan beberapa tetes darah yang menetes melalui sudut bibirnya, dengan sekuat tenaga ia menarik sebuah senyum kecil

"itu adalah kebohongan yang menyenangkan, terima kasih banyak, Wain"

Dan dengan bisikan lirih, nafas itu berhenti terhembus

Meninggalkan Wain yang hanya bisa menangis hebat memeluk tubuh dingin yang sudah tak bernyawa.


•••••



"Zayyan! Kau akan pergi? " Wain menyapa dengan hangat, kepada si manis yang kini terlihat berjalan keluar dari pagar rumah nya, Zayyan tersenyum terlebih dahulu membalas sapaannya

"Benar, aku akan keluar, bagaimana dengan mu? Apa kamu ada kegiatan lain hari ini? "

Wain terlihat berfikir sebentar, sebelum gelengan kecil dirinya berika sebagai jawaban

"Tidak ada, sebenarnya aku ada rencana mengajak mu sih jika kamu bisa, bagaimana? "

Wajah manis itu terlihat sedih seketika

"Yah kamu telat, seharusnya kamu mengajak ku dari kemarin jika begitu, aku sudah memiliki janji"

Ada tatapan kecewa di sana, namun dengan baik Wain mencoba menyembunyikan nya dengan senyuman yang kembali dirinya berikan kepada Zayyan

"Sungguh? Sayang sekali padahal aku ingin mengajak mu ke toko eskrim yang baru buka di depan gang"

"Benarkah?! Apa eskrim nya enak? "

"Aku tidak tau, makanya aku ingin mengajak mu untuk mencoba" Zayyan terkekeh kecil dan sedikit menepuk bahu pemuda tampan itu

"Baiklah, kau sudah janji, kau harus mengajak mu nanti ya. "

Suara klakson mobil membuat percakapan keduanya terhenti, Zayyan tersenyum bahagia saat melihat seseorang yang dirinya kenali kini tengah melambai padanya melalui kaca mobil pengemudi yang di turunkan

Itu Mak Chun Sing, kekasih nya.

"Aku harus pergi, sampai bertemu nanti Wain" Si manis berpamitan dengan senyum manis nya yang ia berikan kepada Wain yang hanya dapat membalas lambaian tangan nya dengan kaku, ia tak tau bagaimana ekspresi wajahnya saat ini, mata teduh nya tak henti menatap Zayyan yang hilang memasuki mobil itu, sebelum kendaraan beroda empat itu pun segera melaju meninggalkan keheningan padanya

"Uhukk! "

Dada nya mendadak sesak dan sakit, rasa panas seolah membakar paru-paru serta tenggorokan nya, batuk hebat yang datang secara tiba-tiba itu bahkan hingga membuat dirinya linglung dan berpegangan pada tembok

Iris-gelap nya hanya terpaku menatap telapak tangan nya yang menengadah, menampilkan beberapa helaian kelopak bunga mawar hitam di sana, di sertai beberapa bercak darah yang sangat dirinya yakini adalah milik nya sendiri

"Oh. Apa seperti ini yang kamu rasakan dahulu? Ternyata begitu sakit ya. Zayyan kali ini, aku benar-benar mencintaimu dengan begitu tulus. "



















The end.

Wain lain kali harus ngejar ugal ugalan ya😞

Continue Reading

You'll Also Like

57.9K 11.8K 41
Tidak ada yang istimewa tapi aku berharap pantengin storynya sampai End.
724K 1.8K 25
jalang pribadi pacar sendiri
34.4K 4.6K 23
Kim Taehyung yang masih berusia 5 tahun terpesona pada bayi manis bermata bulat dan berkulit putih, dan taehyung kecil menginginkannya dan sejak itu...
96.4K 10.3K 49
Kehilangan seseorang akan selalu menjadi luka terdalam.