Unbreak Me

By dramioneyoja

71.8K 9.9K 1K

Draco sudah punya semuanya, semuanya kecuali kenapa Hermione Granger meninggalkannya. Sekarang setelah ia mer... More

Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21

Chapter 22

5.2K 362 73
By dramioneyoja

Chapter 22

Draco menghela nafasnya. Ia akan melakukannya sekali lagi. Jika tidak berhasil juga maka ia akan membawa Hermione kembali ke rumah sakit, akan lebih baik jika ia dirawat di sana dan Draco bisa meratapi hidupnya yang menyedihkan sendirian.

Draco duduk dikursinya lagi. "Imperio." Draco berseru. Ia membuat Hermione memegang tongkatnya.

'Please works.' Draco berseru dalam hatinya.

Cahaya putih keluar dari tongkat Hermione ke arah lambang keluarga Malfoy. Draco nyaris pingsan karena kaget, tapi ia berusaha tenang lalu menggumamkan mantra yang seharusnya ia gumamkan dan cahaya putih yang sama keluar dari tongkatnya ke arah lambang keluarga Malfoy yang ada di depannya dan Hermione.

Draco menutup matanya, merasakan seluruh tubuhnya menjadi hangat.

.

Hermione terbangun dan menemukan dirinya berada di kasur yang nyaman dan besar. Ia melihat ke sekelilingnya dan menyadari kalau ia ada di Malfoy Manor.

"Mistress Hermione." Salah satu peri rumah yang sedang membuka jendela kaget melihat Hermione yang terbangung.

"Air." Hermione berseru pelan.

Dalam sekejap peri rumah itu pergi dan kembali membawa gelas berisi air putih. Ia membantu Hermione untuk duduk dan meminum air itu.

"Siapa namamu?" Hermione berseru begitu ia merasa tenggorokkannya sudah lebih baik.

"Lolly." Peri rumah itu memberitahu.

"Sudah berapa lama aku di sini?" Hermione bertanya.

"Master Draco membawa Mistress Hermione kemarin." Lolly memberitahu.

"Dimana Draco?" Hermione bertanya lagi.

Tiba-tiba pintu kamar itu terbuka dan Draco berlari ke arah kasur yang ditempati Hermione.

"Draco!" Hermione berseru kencang, ia refleks bangun dari kasurnya dan berlari menghampiri Draco. Mereka berdua bertemu di tengah ruangan yang cukup besar dan berpelukkan erat.

.

Setelah berhasil dengan ritual keluarga Malfoy. Draco juga menjadi tidak sadarkan diri. Peri rumah keluarga Malfoy kemudian membawa mereka ke kamar yang bersampingan. Para peri rumah keluarga Malfoy itu bahkan sudah berbincang tentang rencana mereka.

Lolly, peri rumah yang paling tua dan sudah paling lama berada di rumah keluarga Malfoy. Mengumpulkan semua peri rumah dan mereka membicarakan tentang apa yang harus dilakukan sekarang.

Dua belas peri rumah yang ada rumah keluarga Malfoy itu sepakat kalau mereka sementara akan merawat Draco dan Hermione, jika dalam tiga hari tidak ada perubahan mereka baru akan menghubungi Harry Potter atau pihak yang berwenang.

Tapi Draco terbangun dan menemukan peri rumah sedang berusaha melepas kaus kakinya.

"Sudah berapa lama aku tidak sadarkan diri?" Draco bertanya.

"Dua jam." Peri rumah itu memberitahu, kaget karena Draco tiba-tiba sadarkan diri.

"Dimana Hermione?" Draco bertanya.

"Di kamar sebelah." Peri rumah itu memberitahu lagi.

Draco langsung bangun dan berlari menuju ke kamar sebelahnya tanpa kaus kaki di satu kakinya.

"Draco!" Hermione berseru begitu mata mereka bertemu.

Draco berlari ke tengah ruangan dan begitu juga Hermione yang dengan mudahnya bangun dari kasur itu lalu juga berlari ke arahnya.

"Hermione." Draco berbisik pelan, ia mencium kening Hermione berkali-kali dan memeluknya begitu erat.

"Draco." Hermione mulai menangis. "Aku merindukanmu."

"Aku juga, Hermione. Aku juga." Draco memeluk Hermione erat sampai kaki perempuan itu terangkat dari lantai.

Hermione mulai menangis tersedu-sedu, tidak yakin apakah ia masih bermimpi atau memang sudah benar-benar sadarkan diri. Ia mencubit lengan Draco yang bisa ia raih kencang.

"Sakit!" Draco berseru tapi tidak melepaskan pelukannya.

"Aku ingin tahu apa aku masih bermimpi atau tidak." Hermione menjawab dan mencium pipi Draco lembut.

Draco tertawa pelan dan memeluk Hermione lebih erat.

Hermione kemudian merasakan ada yang mengganjal di antara dirinya dan Draco. Hermione menyadari kalau perutnya sekarang sudah sedikit membesar.

"Apa aku tidak sadarkan diri dalam waktu yang lama?" Hermione bertanya pada Draco.

"Lebih dari satu bulan." Draco menjawab.

"Berarti, usia kandunganku sudah dua bulan lebih?" Hermione bertanya lagi.

Draco mengangguk.

Mata Hermione mulai berkaca-kaca.

Draco menghapus titik-titik air mata yang ada di sudut mata Hermione. "Lihat kakimu." Draco berseru. "Kau berlari ke arahku tadi, kau ingat?" Draco bertanya.

Hermione melihat kakinya dan sekarang ia menyadari kalau kedua kakinya bergerak dengan normal. "Apa mungkin itu artinya sihirku juga sudah kembali?" Hermione bertanya.

"Tidak ada cara lain selain mencoba." Draco memberitahu. Ia kemudian mengeluarkan tongkatnya dari sakunya, tidak sempat mencari tongkat yang ia beli untuk Hermione sebelum ini.

Hermione mengambil tongkat yang diulurkan suaminya itu padanya kemudian menarik nafasnya panjang.

"Let's try with small and simple spell. Seperti nox atau wingardium leviosa?" Draco menyarankan.

Hermione mengangguk. Ia menutup matanya, Draco tidak perlu tahu mantra apa yang ada dipikirannya, mantra pertama yang harus dicobanya.

Hermione bisa merasakannya. Ia tahu ada sihir di dalam tubuhnya saat ini, sesuatu yang membuatnya bisa berjalan lagi dan menunggu keluar setelah sekian lama dikurung.

Hermione memikirkan kenangan apa yang ia punya sekarang? Kenangan paling indah di dalam dirinya.

-Flashback-

"It's time." Lavender melirik ke arah Hermione dan Richard.

.

Richard tersenyum kecil pada Draco. Ia kemudian memberikan tangan Hermione yang digenggamnya kepada Draco. Draco mengangguk sopan dan kemudian menerima tangan Hermione yang diberikan kepadanya. Ia melihat Hermione yang berkaca-kaca. Hermione mencium pipi ayahnya lembut dan kemudian dibantu Draco menaikki tangga menuju bagian paling atas altar.

"I love you." Draco berbisik

"I love you as well." Hermione membalas dan kemudian mereka berdua menghadap ke depan altar.

-End Of Flashback-

Hermione tersenyum, tentu saja memori terindahnya adalah di hari ini menikah dengan suaminya.

"Expecto Patronum." Hermione berseru pelan namun penuh rasa percaya diri. Cahaya putih keluar dari tongkatnya dan membentuk patronus yang selama ini dikenalnya.

"I did it." Hermione berseru senang dan memeluk Draco lagi.

Draco tersenyum dan memeluk Hermione erat. Ia tidak tahu kalau hari ini akan datang. Ia baru akan membenamkan wajahnya di leher dan bahu Hermione saat ia menyadari kalau patronus yang berkeliling di sekitar mereka bukan lah berang-berang yang mereka berdua tahu.

"Hermione." Draco berseru dan menunjuk patronus Hermione. "Sejak kapan patronusmu berubah menjadi musang?" Draco bertanya, sedikit senang dan sedikit jengkel.

Ia tidak benar-benar bisa memutuskan harus bereaksi seperti apa terkait bentuk baru dari patronus istrinya itu. Dari berang-berang berubah menjadi seekor musang.

Hermione hanya tertawa dan memeluk Draco erat. "I love you." Hermione berseru pelan. Ia begitu mencintai pria dihadapannya saat ini.

.

"Apa yang kau lakukan?" Hermione akhirnya bertanya saat mereka berdua duduk tenang di kamar mereka di Apartement Draco. Setelah mereka berdua yakin akan baik-baik saja mereka memutuskan untuk kembali ke apartement mereka.

Malfoy Manor terlalu membuat mereka tidak nyaman.

Draco yang ditanya seperti itu oleh Hermione tidak yakin apa yang harus ia jawab. Draco menghela nafasnya. "Sebenarnya aku menggunakan sihir keluarga Malfoy." Draco memberitahu.

Hermione tidak mengatakan apa-apa.

"Narcissa menghubungiku beberapa hari yang lalu. Aku tidak yakin awalnya, tapi aku pikir tidak ada salahnya mencoba, jadi aku melakukannya." Draco kemudian menceritakan bagaimana ia mencoba melakukan ritual sihir untuk mengikat kehidupan mereka berdua, berapa kali ia gagal dan hal-hal mendetail lainnya.

Begitu ia selesai Hermione hanya melihatnya lembut. "Kau yakin mengikat dirimu denganku dengan sihir ini adalah yang terbaik? Kau tidak bisa mati duluan setelah ini." Hermione berseru sedikit bercanda.

Draco mencium bibir Hermione lembut. "Aku tidak ingin hidup jika kau tidak ada di dunia ini."

Hermione memeluk Draco erat. "Terima kasih." Hermione berseru. "Terima kasih Draco, terima kasih."

... to be continued.

Continue Reading

You'll Also Like

1.5M 26.3K 55
What if Aaron Warner's sunshine daughter fell for Kenji Kishimoto's grumpy son? - This fanfic takes place almost 20 years after Believe me. Aaron and...
1.4M 32.2K 60
In which Daniel Ricciardo accidentally adds a stranger into his F1 group chat instead of Carlos Sainz.
1.7M 62.8K 43
" Wtf is wrong with you, can't you sleep peacefully " " I-Its pain..ning d-down there, I can't...s-sleep " " JUST SLEEP QUIETLY & LET ME ALSO SLEEP...
295K 14.2K 92
Riven Dixon, the youngest of the Dixon brothers, the half brother of Merle and Daryl dixon was a troubled young teen with lots of anger in his body...