Babysitter, I Love You | [Hwa...

By 99noranhee

178K 23.1K 5.2K

ayah Minhee memiliki banyak hutang pada perusahaan Hwang Group. Saat hutang tersebut jatuh tempo ayah Minhee... More

Prologue
šŸ‡1
šŸ‡2
šŸ‡3
šŸ‡4
šŸ‡ 5
šŸ‡ 6
šŸ‡7
šŸ‡8
šŸ‡9
šŸ‡10
šŸ‡11
šŸ‡12
šŸ‡ 13
šŸ‘„ Da Deul Bla Bla šŸ‘„
šŸ‡14
šŸ‡15
šŸ‡16šŸ‡
šŸ‡17
šŸ‡18
šŸ‡19
šŸ‡20
šŸ‡21
šŸ‡22
šŸ‡ 23
šŸ‡24
šŸ‡26
šŸ‡27
šŸ‡28
šŸ‡29
šŸ‡30
šŸ‡31
šŸ‡32
šŸ‡33
šŸ‡34
šŸ‡35
šŸ‡36
šŸ‡37
šŸ‡38
šŸ‡39
KISSING YOU
šŸ‡40
šŸ‡41
šŸ‡42
šŸ‡43
šŸ‡44
šŸ‡45
šŸ‡46
šŸ‡47
šŸ‡48
šŸ‡49
šŸ‡50
šŸ‡51
šŸ‡52

šŸ‡25

2.4K 287 7
By 99noranhee

Diharapkan memberi 👉🌟 sebelum membaca, terimakasih 😊



Happy Reading All






















Disepanjang perjalanan menuju rumah Yunseong dan Minhee saling diam satu sama lain. Tidak ada yang memulai untuk berbicara, harusnya Yunseong senang mobil dalam keadaan sepi. Namun kenapa Yunseong tampak tidak nyaman dengan kesunyian didalam mobilnya? Terlebih lagi Minhee yang biasanya cerewet mempertengkarkan hal-hal kecil mendadak jadi diam saja.

"Hee?"

"Ya?"

Yunseong melirik Minhee sekilas yang melihat luar jendela mobil. Minhee juga terlihat minder karena tidak memberi kado yang sesuai untuk Danhee.

"Lo belum dapat hadiah buat Danhee?"

"Udah sih, cuman hadiahnya nggak sesuai aja sama Danhee"

"Nggak masalah hadiah lo nggak mahal atau nggak seistimewa itu. Asalkan lo ngasih hadiah Danhee itu tulus tanpa ada imbalan apapun"

Yunseong menepuk kepala Minhee, "yang penting mama cantiknya ini datang ke ulang tahunnya dan membuat Danhee bahagia itu udah lebih dari cukup"

Minhee menyembunyikan rona pipinya saat merasakan tangan Yunseong menepuk kepalanya sembari tersenyum. Selang beberapa menit mereka telah sampai dirumah, Yunseong lalu memarkirkan mobilnya didepan rumah.

"Lo masuk aja dulu, gue mau ngeluarin belanjaannya"

Minhee menganggukan lalu masuk ke dalam rumah menghampiri Sihoon, Danhee dan Hyunjin yang sudah pulang dari mall juga. Yunseong mengeluarkan 3 kantong belanja lalu memanggil pengawalnya untuk mendekat.

"Lo taruh bingkisan ini kamarnya Minhee nanti malam dan jangan sampai ketahuan"

"Baiklah tuan! Tapi ini bingkisan isinya apa? Buat siapa tadi namanya Minhae?"

"Minhee, nggak usah kepo isinya apa pokoknya taruh aja diatas kasurnya", Yunseong lalu masuk kedalam rumah setelah menyerahkan bingkisan itu pada pengawalnya.

Setelah menerima bingkisan dari Yunseong, pengawal itu membuka sedikit bingkisan yang ada ditangannya. Bingkisan itu berisi boneka beruang berwarna cokelat terang yang terbungkus rapi, mendadak pengawal Yunseong mengeluarkan cengiran lebar.

"Tuan Yunseong sedang jatuh cinta, kah?"

>•<

"Eh, Minhee sudah pulang. Tadi pergi kemana saja sama Yunseong?"

Sihoon yang kebetulan duduk disofa ruang tamu untuk membaca majalah tak sengaja melihat Minhee masuk ke rumah.

"Saya dan tuan Yunseong pergi ke mall, ma"

"Oh cari kado buat Danhee, ya?"

"Iya, ma"

"Kamu pasti capek jalan keliling mall. Lebih baik kamu ganti baju terus makan"

"Baiklah ma, kalau begitu saya ke kamar dulu"

Minhee pergi menuju kamarnya di saat Yunseong telah masuk dengan membawa 2 bingkisan. Melihat sang anak masuk rumah dengan membawa dua bingkisan, Sihoon langsung saja menghampirinya.

"Yunseong, ini pasti buat hadiah Danhee?", Sihoon berbisik pelan yang hanya dibalas Yunseong dengan anggukan kepala.

"Sini mama saja yang simpan, kamu sudah pulang apa balik kekantor lagi"

"Yunseong balik ke kantor, biar waktu ulang tahun Danhee nanti Yunseong bisa ambil cuti. Mama tolong simpan, ya? Jangan sampai ketahuan sama Danhee"

"Iya, mama akan simpan ditempat yang aman"

"Kalau begitu Yunseong balik kerja dulu, ma"

"Hati-hati dijalan, sayang"

*****

"Seong!!"

"Anj–"

Yunseong yang serius mengamati indeks perusahaannya berjengit kaget karena Yohan membuka pintu kerjanya dengan barbar membuat kertas-kertas ditangannya jatuh berhamburan. Yunseong melepas kacamata lalu mengelus dada, jantungnya nyaris copot.

"Gue udah bilang berapa kali sih Han, ketok pintu dulu baru teriak kaget gue bangsat"

"Maaf-maaf gue terlalu antusias"

"Ada apa sih heboh banget?"

"Liat nih gue bikin dekorasi baru buat ultah Danhee sama undangannya loh, gue yang design sendiri"

Yohan menyerahkan ponselnya pada Yunseong yang menampilkan dekorasi ulang tahun rancangan Yohan, "Kok warnanya dark semua? Item, putih, emas, perak"

"Itu contoh Seong, kalok lo udah milih warnanya bisa menyesuaikan"

"Gue pilih nomor 3 aja deh yang nggak ribet"

"Oke, lo tenang aja semuanya bakal gue siapin. Tapi gue diundang ke pesta ultahnya Danhee, kan?"

"Tapi hasil dekorasi ultahnya harus sesuai dulu"

"Iya, bossku sayang"

>•<

"Seungwoo"

"Ada apa, Youn?", Seungwoo memasukan berkas yang dirapikannya kedalam map.

"Gue mau ngajak lo makan siang keburu kantinnya ramai"

"Ya udah, ayo sekarang"

Seungwoo dan Seungyoun lalu jalan bersama menuju kantin kantor untuk makan siang. Setelah sampai dikantin mereka lalu memesan makanan, selagi menunggu makanannya datang merekapun saling mengobrol.

"Si Hangyul nggak ikut makan?"

"Nggak katanya dia mau makan siang diruang kerjanya, pekerjaan banyak sekalian mikirin hadiah ultah buat Danhee"

"Eh iya bener ulang tahu Danhee, kok gue bisa lupa? Gue belum beli kado buat Danhee lagi", Seungyoun menepuk jidatnya lupa membeli hadiah untuk Danhee.

"Lo udah ada hadiah buat Danhee?"

"Belum juga sih? Gue bingung mau hadiahin Danhee apa."

Seungyoun menompang dagunya memikirkan hadiah apa yang akan dibelinya untuk Danhee, "gimana kalok habis pulang kerja kita nyari hadiah buat Danhee?"

"Boleh tuh, kita nyari hadiahnya sekalian sama Hangyul. Dia kan paling tahu kesukaan cucunya apa aja"

Seungyoun menghela nafas saat Seungwoo akan mengajak Hangyul juga, padahal maksudnya Seungyoun hanya ingin mengajak Seungwoo. Kalok Hangyul buang aja ke laut kata Uyon, karyawan lucknut emang.

"Bener juga ya, biar cepet nyari kadonya", Seungyoun terkekeh lalu memakan nasi gorengnya saat pesanan mereka sudah datang.

Seungyoun sekilas melirik Seungwoo, dirinya selalu bertanya-tanya kenapa setiap ada didekat Seungwoo selalu saja jantungnya berdebar dengan nyamannya? Kalok anak muda jaman sekarang sih katanya lagi falling in love.

'Ya kali baru 10 hari udah suka aja sama dia? Nggak usah ngadi-ngadi deh Yon'

Seungyoun menggeleng kepala samar lalu memakan makan siangnya lagi mencoba melupakan semua pikirannya tentang Seungwoo.

*****

Malam hari jam 19.00 Minhee, bibi Shin dan Sihoon telah selesai menyiapkan makan malam. Sihoon lalu menyuruh Minhee memanggil Hangyul, Yunseong, Hyunjin dan Danhee untuk makan malam bersama.

"Papa Mama cantik, lihat ini!"

Danhee menghampiri Minhee dan Yunseong untuk memperlihatkan gaun yang dibelikan Sihoon di suatu mall tadi siang. Gaun itu berwarnah putih sangat cocok dipakai oleh Danhee.

"Baguskan? Nenek Hoon yang membelinya. Di hari ulang tahun nanti Danhee mau pakai gaun ini"

(Anggap aja itu yang makek gaunnya Danhee)

"Iya bagus, saking bagusnya Danhee nggak mau lepasin gaunnya. Bahkan selesai mandi Danhee nggak mau pakai piyama tapi maunya pakai gaun itu terus"

"Ih kak Hyunjin ember! ><", Danhee mencubit lengan Hyunjin sambil cemberut.

"Aaaaa Danhee sakit! ><"

Hyunjin mengusap lengan tangannya yang dicubit Danhee membuat orang-orang yang ada meja makan terkekeh melihat pertengkaran kakak beradik itu.

"Wah bagus sekali Danhee, kamu jadi makin cantik"

"Hehehe terimakasih, ma", Danhee kemudian duduk disamping Minhee lalu Hyunjin duduk disebelah sang adik.

Ditengah memakan makan malamnya, Yunseong sekilas melirik pengawalnyanya jalan menuju kamar Minhee sambil membawa bingkisan biru. Yunseong mengibaskan tangan disamping kursinya menyuruh sang pengawal segera masuk ke dalam kamar Minhee, langsung saja pengawal itu menyalinap masuk ke dalam kamar Minhee.

Pengawal Yunseong menghela nafas lega setelah masuk ke kamar Minhee tanpa ketahuan, "taruh sini aja deh"

Pengawal Yunseong meletakan bingkisan tersebut ditengah tempat tidur, setelah itu pengawal Yunseong perlahan keluar dari kamar Minhee.

Yunseong sekilas melirik atas kembali dan melihat pengawalnyanya telah keluar. Pengawal tersebut melihat Yunseong memberikan tanda oke seperti bertanya 'apa sudah beres?' dan pengawal itu mengangkat jempolnya sebagai jawaban 'beres'. Yunseong lalu memberi finger heart pada pengawalnya sambil tersenyum sebagai tanda terimakasih lalu kembali pada makan malamnya.

Pengawal tersebut seketika tertegun melihat tuannya tersenyum padanya, sungguh itu adalah moment yang sangat langka. Pengawal Yunseong ikut tersenyum lalu jalan menuju tempatnya kembali.

"Tuan Yunseong benar-benar sedang jatuh cinta"

>•<

Waktu menunjukan pukul 21.00 malam setelah selesai dengan tugas babysitternya Minhee lalu masuk ke kamar untuk mengerjakan tugas sekolah. Namun untuk sesaat Minhee mengernyit melihat diatas kasurnya terdapat bingkisan biru. Minhee mengambil bingkisan itu lalu membukanya perlahan, matanya berbinar karena melihat boneka yang diincarnya sudah ada dikamarnya.

"Eh boneka beruang tadi! Tapi dari siapa, ya?"

Minhee merogoh bingkisan itu dan menemukan sebuah catatan di dalam bingkisan tersebut.

Suka?
Kalok lo suka nggak usah manyun-manyu lagi muka lo sepet kalok lagi monyongin bibir lima senti gitu, lo pikir lo imut? Yang ada kayak bebek

Yunseong

Walau kata-kata Yunseong membuat Minhee kesal tapi ia tetap mengulas senyum manisnya.

"Makasih Yunseong", Minhee memeluk boneka itu erat lalu meletakannya dimeja belajar. Minhee kemudian mengerjakan tugasnya ditemani boneka yang ia beri nama Kanabawi. Hingga tepat jam 23.00 malam Minhee mulai terkantuk-kantuk dan akhirnya tertidur.

Yunseong yang pergi menuju kamarnya setelah selesai kerja sekilas menatap pintu kamar Minhee yang sedikit terbuka. Karena penasaran Yunseong lalu membuka pintu kamar itu dan melihat lampu belajar masih menyala juga terdapat Minhee yang tidur dimeja belajarnya. Yunseong inisiatif masuk ke dalam untuk memindahkan Minhee ke atas ranjang. Setelah itu Yunseong menarik selimutinya agar Minhee tidur dengan lelap.

Yunseong tersenyum mengusap kepala Minhee, sekiranya sudah kembali tetidur lelap Yunseong lalu berdiri untuk keluar dari kamar Minhee. Namun setelah Yunseong keluar dari kamarnya, Minhee langsung terbangun lalu menutupi seluruh tubuh hingga kepala grusak-grusuk menyembunyikan wajahnya yang memerah hebat karena kelakuan Yunseong padanya.

*****

Tok!

Tok!

Tok!

"Sebentar", seorang wanita tua jalan menuju pintu depan untuk membukakan pintunya. Namun saat akan menyambut tamu tersebut wanita tua itu langsung ditarik oleh 2 orang yang tidak dikenal, membekap mulutnya lalu menggiringnya masuk ke dalam mobil.

Disisi lain bibi Shin mulai gelisah perasaannya manjadi tidak tenang terlebih pikirannya selalu tertuju pada sang ibu. Bibi Shin takut sesuatu akan terjadi pada ibunya.

Setelah selesai dengan pekerjaannya, bibi Shin pergi menuju kamar untuk beristirahat. Namun sebelum beristirahat seperti biasa dirinya menelpon ibunya untuk sekedar menanyai kabar dan mengingatkan untuk meminum obat.

Tapi saat akan menelepon sang ibu ponsel bibi Shin bergetar menampilkan nomor tidak dikenal telah mengirimnya chat berupa video. Perasaan tidak enak bibi Shin kembali muncul saat jarinya menekan video itu.

Bibi Shin langsung menutup mulut saat melihat ibunya ada diruangan dengan tubuhnya yang diikat dan mulutnya yang dilakban. Yang membuat bibi Shin semakin panik adalah ketika seseorang menarik kepala ibunya lalu mengarahkan pisau daging di leher sang ibu.

"Ibu?!"

Bibi shin langsung saja mengirim chat pada nomor itu namun tidak ada balasan juga. Dengan rasa resah bibi Shin mengirim chat pada nomor tersebut berulang-ulang. Hingga beberapa saat nomor itu menelpon, bibi Shin langsung saja mengangkat panggilan itu.

"Apa yang kalian lakukan pada ibuku, sialan!?"

"Tenang bibi Shin"

"Kalian ini siapa?!"

"Aku hanya ingin meminta satu hal padamu itu saja"

"Apa yang kau inginkan dariku? Aku tidak memiliki uang"

"Tidak-tidak, aku tidak menginginkan uangmu"

"Lantas apa yang kau inginkan?!"

"Aku hanya ingin kau celakai Hwang Danhee di haru ulang tahunnya nanti"

"Kau gila?! Aku tidak akan melakukan itu"

"Oh tidak bisa?"

Seseorang itu lalu mengarahkan ponselnya kepada wanita tua yang berusaha berteriak meminta pertolongan. Bibi Shin semakin panik mendengar teriakan sang ibu di telpon membayangkan pisau daging itu siap menebas kepala ibunya.

"Hentikan! Apa yang kalian lakukan padanya?"

"Aku hanya ingin kau menuruti perkataanku bibi Shin, celakai Hwang Danhee dihari ulang tahunnya nanti itu saja. Lalu aku akan melepaskan ibumu, jadi bagaimana bibi Shin?"

"Iya! baiklah baik aku akan melakukannya, tapi kau harus melepaskan ibuku"

"Kau tenang saja ibu akan baik-baik dirumahnya, tapi hasil harus sesuai kalau tidak akan aku pastikan ibumu akan pindah ke alam baka"

"Aku tidak akan mengecewakanmu"

"Bagus!

S

eseorang itu lalu memutuskan sambungan telepon bibi Shin sembari menyeringai lebar.

"Tenang Hwang Yunseong, skenario ini akan segera dimulai"




































*****************TBC****************

Chapter 25 update!! 🎉

Hehehe...chapter tadi sepi buanget parah 😢
Author jadi sedih 😭
Hiks...ya udahlah sepi nggak sepi author kasih double update aja 😊 😭

Jangan lupa buat voment ya gaes! 👉🌟💬

Thankyou! 🙏

See you next story! 🙋

Continue Reading

You'll Also Like

869K 64.6K 70
"You do not speak English?" (Kamu tidak bisa bahasa Inggris?) Tanya pria bule itu. "Ini dia bilang apa lagi??" Batin Ruby. "I...i...i...love you" uca...
376K 38.1K 31
Ketika menjalankan misi dari sang Ayah. Kedua putra dari pimpinan mafia Alexander malah menemukan bayi polos yang baru belajar merangkak! Sepertinya...
133K 15.4K 62
Ini Hanya karya imajinasi author sendiri, ini adalah cerita tentang bagaimana kerandoman keluarga TNF saat sedang gabut atau saat sedang serius, and...
1M 13.2K 38
Contains adult elements!!!