"Bu, tidak mungkin kamu tidak memberitahunya bahwa aku sudah bercerai, kan?"
Lin Ping sedikit membeku.
Lin Yiyi merasa agak tidak percaya. "Kamu juga tidak memberitahunya aku punya dua anak, kan?"
Lin Ping: "..."
Lin Ping biasanya orang yang sangat jujur dan adil ...
Dengan demikian, Lin Yiyi segera bisa melihat bahwa dia telah menebak dengan benar!
Lin Yiyi tidak bisa menjelaskan mengapa, tapi dia akhirnya merasa lega. Dia tidak lagi khawatir tentang kencan buta itu. Sebagai gantinya, dia merasa bahwa Lu akan menjadi orang yang perlu tenang begitu mereka bertemu.
Dia bertanya-tanya apa reaksinya ketika dia mengetahui bahwa dia tidak hanya bercerai, dia juga memiliki seorang putra dan putri. Dan, putranya sudah cukup umur untuk memulai sekolah menengah segera.
***
Pagi hari berikutnya, Lin Yiyi bangun dan membuat sarapan untuk lima orang. Meng Yuran melihatnya keluar dari dapur. Tatapannya tertuju pada gaun baru yang ditemukan dan dikenakannya.
Agak sedih, kerutan muncul di wajahnya. "Bu, apakah kamu masih punya waktu untuk mengantar kami ke sekolah?"
Dia menggigit roti panggang. Dia tidak punya nafsu makan banyak hari ini. Bahkan setelah mengunyah roti panggang untuk waktu yang lama, dia masih tidak menelan makanan. Lin Yiyi duduk untuk sarapan bersama dia.
Dia mengangguk, lalu ragu-ragu bertanya, "Mengapa? Bukankah aku membawa kalian berdua ke sekolahmu setiap hari? Apakah kamu ingin aku berhenti?"
Meng Shanshan buru-buru menyela, "Tidak mungkin. Aku paling suka ibu membawaku ke sekolah!"
"Shanshan kami adalah yang paling manis dan paling taat ~"
Menepuk-nepuk kepala putrinya, Lin Yiyi merasa terhibur dan merasa cukup nyaman dari jawaban Shanshan.
Meng Yuran menundukkan kepalanya dan sarapan dalam diam. Setelah mereka bertiga selesai sarapan, Lin Yiyi dengan cepat membersihkan meja sementara dua anak menunggu di ruang tamu.
Meng Yuran langsung menuju sofa untuk duduk dan mengambil foto di atas meja kopi. Ini adalah foto kelulusan perguruan tinggi dengan lebih dari empat puluh orang. Dalam foto itu, pria dan wanita mengenakan jubah dan topi kelulusan dan berdiri dalam tiga baris.
Detailnya sudah kabur dengan begitu banyak orang yang berfoto bersama. Akan sangat sulit menemukan pria itu berdasarkan foto masa kecil dari lautan orang.
Meng Yuran dengan dingin mengejek.
Hanya ketika dia mendengar langkah kaki mendekat dari ruang makan, dia memasukkan foto itu ke dalam sakunya tanpa berpikir.
"Baiklah, ayo pergi."
Lin Yiyi mengambil ransel kecil gadis kecil itu dan memegang tangannya.
***
Pada saat Lin Yiyi selesai mengantarkan kedua anaknya ke sekolah mereka dan kembali ke rumah, Lin Ping sudah selesai sarapan. Dia memandang Lin Yiyi dari atas ke bawah. Tidak puas dengan apa yang dilihatnya, dia mendesak,
"Kamu akan kencan buta sore ini. Kenapa kamu tidak berpakaian?"
Gaya Lin Yiyi terasa segar dan bersih. Kebanyakan orang akan merasa nyaman melihat gayanya, tetapi di mata Lin Ping, itu terlalu polos!
"Ini tidak akan berhasil. Kamu harus pergi ke ahli kecantikan untuk wajahmu dan juga merapikan rambutmu di salon."
Lin Pin cukup modis. Dia dengan cepat merencanakan persiapan kencan buta putrinya.
***
Lin Yiyi yang berdiri di depannya telah dipoles, Lin Ping akhirnya mengangguk puas. "Bagus, kamu rapi sekarang."
Apakah dia menyiratkan bahwa dia tidak bisa hadir sebelumnya? Sudut bibir Lin Yiyi berkedut. "Hei, kemana foto itu pergi?"
Lin Ping tidak bisa mengetahuinya. "Aku ingat aku meninggalkannya di meja kopi."
Foto di mana wajah-wajah itu sangat kecil sehingga Anda hanya bisa samar-samar melihat mata dan mulut mereka? Tidak ada perbedaan dalam melihat dan tidak melihat foto itu, oke?
"Tidak apa-apa, bu. Bagaimanapun juga, aku akan menemuinya secara langsung. Tidak memiliki fotonya tidak akan membuat perbedaan."
Bahkan jika dia memiliki foto itu, dia tidak akan dapat menemukannya.
Lin Ping menjatuhkan topik pembicaraan.