πŸ†ƒπŸ…°πŸ…ΌπŸ…°πŸ†ƒ Sangat Membenci Me...

By iu3a17

130K 6.9K 1.2K

[WARNING: TERDAPAT CERITA EXPLISIT BAGI YANG TIDAK SUKA SILAHKAN JANGAN MEMBACA. DISARANKAN UNTUK PENGGEMAR C... More

Kata Pengantar Penerjemah Abal-Abal
Curhatan Mimin Selama Menerjemahkan
Introduction
Chapter I Katanya Semakin Membenci Sesuatu, Semakin Sulit untuk Menghindar
Chapter II Perang Dimulai
Chapter III Keduanya Memanas
Chapter V Menyaksikan Sendiri
Chapter VI Seseorang yang Sok Kuat
Chapter VII Menempelkan Daun Emas ke Belakang Patung Buddha
Chapter VIII Perubahan Sudut Pandang
Chapter IX Di Waktu Malam
Chapter X Perasaan yang Menuntun
Chapter XI Dibawah Guyuran Air Dingin
Chapter XII Mati Akibat Ucapan
Chapter XIII Di Tengah Situasi Buruk
Chapter XIV Perasaan yang Terucap
Chapter XV Menelan Kata-Katanya Sendiri
Chapter XVI Sekali Saja Tidak akan Cukup
Chapter XVII Kedua Kalinya Telah Dimulai
Chapter XVIII Mulut yang Berkata Tidak...
Chapter XIX ...Tapi Setiap Waktu Selalu Selesai
Chapter XX Sebenarnya, Hanya Merasa Takut?
Chapter XXI Beginikah Teman?
Chapter XXII Aku Tidak Akan Berbaikan!
Chapter XXIII Status Hubungan
Chapter XXIV Saat Memutar Sumbu yang Hampir Terlepas
Chapter XXV TTM Bukan Pacar, Tidak Berhak Bertindak Posesif
Chapter XXVI Berhenti Di Tempat yang Sama
Chapter XXVII Tiba Pada Titik Memutuskan Hubungan
Chapter XXVIII Menyalahkan
Chapter XXIX Ketika Type Telah Memiliki Status Hubungan
Chapter XXX Pulang ke Rumah
Chapter XXXI Harus Berpikiran Terbuka
Chapter XXXII Cara Berpikir Pria Buruk Itu
Chapter XXXIII Seseorang yang Egois
Chapter XXXIV Ulang Tahun Bersama Seseorang di Masa Lalu
Chapter XXXV Tidak Terlihat akan Dicampakkan
Chapter XXXVI Harga untuk Menahan Sebuah Kenyataan
Chapter XXXVII Ketika Dia Meminta Putus
Chapter XXXVIII Cerita Kala itu
Chapter XXXIX Sungguh, Seseorang yang Lebih Tinggi
Chapter XL Milikku!
Chapter XLI Huft, Dia Benar-benar Jahat
Chapter XLII Menghimpun Tentara, Jangan Gila...
Chapter XLIII Rasanya Benci, Bagaimanapun Juga, Aku Mencintainya
Chapter XLIV Di Atas Panggung
Chapter XLV Bercinta di Malam Hari
Chapter XLVI Kebahagiaan Ini Akankah Berlanjut ?
Chapter XLVII Di Belakang Cintanya
Chapter XLVIII Ketika Sang Mantan Kembali
Chapter XLIX Tolong, Kembalilah
Chapter L Harga Sebuah Kebohongan Merupakan Awal Masalah Besar
Chapter LI Mantan VS Pacar
Chapter LII Karena Cinta, Sehingga Takut
Chapter LIII Penyebab Berjanji
Chapter LIV Penyebab Sebenarnya
Chapter LV Kebenaran Di Bawah Dusta
Chapter LVI Investasi yang Tidak Terbayarkan
Chapter LVII Menghancurkan Topeng
Chapter LVIII Pernyataan yang Tidak Sesuai Harapan
Chapter LIX Api di Atas Sekotak Es
Chapter LX Pertarungan Panas di Lautan antara Mertua dengan Menantu
[END]Chapter XLI Akhir Pertempuran Tak Terduga

Chapter IV Cara untuk Membalas

2K 126 8
By iu3a17

Pemahaman terjemahan di tempat ini menggunakan alat penerjemah online serta bantuan pencarian google untuk informasi tambahan. Jika pemilihan kata, maksud cerita tidak sesuai, atau pemberian informasi kurang tepat dari bahasa aslinya. Bisa berikan saran atau masukan dengan baik-baik pada penerjemah abal-abal ini. Terima kasih (=')

++++++++++++++++++++++++++++++++++++

"Terima kasih banyak untuk sambutannya hari ini, tidak hanya mendapatkan alkohol gratis, bahkan bisa makan sambil minum sepuasnya"

Sekarang masuk pukul 11 malam, para tamu undangan berpamitan dengan sang pemilik ruangan. Asrama mereka jaraknya tidak jauh dari gedung ini, jadi tinggal sedikit lama bukan masalah. 

Team saat ini memutar-mutar flashdisk yang tergantung di gantungan kunci, memperlihatkan suasana hati yang bagus(sudah jelas dia akan memutar video itu saat sedang sendiri) wajah dibalik kacamatanya terlihat cerah, memperlihatkan ekspresi yang santai, seperti dalam pengaruh alkohol. Dia tetap terjaga demi mendapatkan video porno. Sedangkan Oom, saat ini matanya sudah memerah dan kapan saja bisa jatuh tertidur.

"Ya, kembalilah sekarang. Jangan sampai orang di bawah gedung memergoki kalian sedang mabuk"

Tharn menjawab, kawan barunya itu mengangguk, untuk sejenak dia melihat mereka berdua berjalan sedikit sempoyongan saat kembali ke asrama. Setelah itu, kali ini si pemilik ruangan mulai mengalihkan fokusnya pada dua orang yang masih tinggal di sana.

"Type, bangun, jangan di situ."

"Ihh.. Aku mau tidur, jangan ganggu"

Sekarang anak bernama Type sedang tertidur, dia naik ke tempat tidur dengan poster band THE KILLER yang menempel di dekat ranjang. Techno saat ini berbicara dengan nada marah meskipun dia sudah mati rasa, tapi pikirannya masih jernih. Karena dia masih sadar jadi dia berusaha sebisa mungkin untuk membangunkan kawannya itu. 

Kalau si pembuat ulah tertidur sedangkan dia masih sadar, dia tidak tahu siapa diantara mereka berdua yang akan jadi mayat terlebih dahulu.

Terutama, em teman sekamarnya ini 'kan seorang gay sejati.

Tapi saat Techno berusaha membangunkannya, Type mengubur kepalanya di bawah bantal, kemudian melambai-lambaikan tangannya, membuat orang yang membangunkannya ingin segera mengumpat padanya;

"Oi, apa kamu sadar sedang berada dimana, kenapa membuat dirimu sendiri mabuk sih, kalau kamu sampai diserang, aku sama sekali tidak akan terkejut"

"Apa dia mengatakan sesuatu?"

Tiba-tiba saja, Tharn yang masih berdiri di depan pintu menyilangkan tangan di dadanya saat bertanya. Membuat Techno berjengit, dia masih memikirkan dirinya sendiri yang masih terbangun saat ini. Kemudian menunjukkan senyuman malu-malu ke arahnya, sedangkan tangannya masih terus berusaha untuk menepuk-nepuk tubuh Type agar anak itu terbangun.

"Apa kamu tahu?"

"Ah, tahu? Tahu apa, aku tentu tidak tahu apa-apa"

Techno masih saja terlihat mengelak, membuat si pendengar hanya ingin meneruskan pembicaraan ini.

"Aku gay"

"Aaah..."

"Oke, sekarang sudah tahu 'kan... Jadi apa yang dikatakan olehnya"

Techno menggaruk kepalanya, dia tidak menyangka pria dihadapannya ini menggunakan cara seperti ini untuk berbicara padanya. Kalau saat ini dia bilang tidak tahu, jelas pria itu tidak akan percaya padanya. Karena dia mengatakan sendiri dengan mulutnya bahwa 'dia gay', jadi Techno hanya menghembuskan nafas berat, terlihat menyerah membangunkan kawannya yang sedang mabuk, setelah itu memutar kepalanya untuk berbicara jujur.

"Sedikit sih. Yang kutahu dia tidak pernah suka dengan gay dari dulu. Entah alasannya apa tapi sejak kami saling berkenalan. Dia selalu saja mengatakan tidak suka. Pernah, sebelumnya ada seseorang yang bercanda padanya, bertanya dia ini gay atau bukan. Orang yang bertanya itu di tendang habis-habisan di dalam kelas... Oh, tapi aku bukan anti-gay. Aku juga punya banyak teman gay, em...hanya saja, kebanyakan banci, yang gay sejati, tidak pernah tahu"

Karena Tharn berbicara secara terang-terangan kepadanya, maka Techno mengatakan pendapatnya secara terang-terangan pula, walaupun di dalam hati dia merasa sedikit nelangsa, setelah itu dia meneruskan berbicara;

"Bagaimanapun juga, aku meminta maaf untuk Type, dia ini bukan orang jahat, Cuma... Yah, begitulah"

Tharn terlihat sedikit lebih tenang, kemudian mengangguk. Dia bukannya tidak tahu kalau Type merupakan orang yang baik, paling tidak dia pernah bersikap baik padanya, meskipun Tharn tidak tahu sejak kapan dia melupakan tindakannya itu. Tapi kali ini dia mulai merasa ingin tahu dan mulai menduga-duga mengapa Type sangat membenci gay.

"Bagaimana... Apa kamu mau pindah..."

Saat Techno melihat Tharn mendengarkan ucapannya, diapun mulai memintanya seperti ini, kemudian menambahkan;

"Tolong pandanglah aku... Aku begitu tertekan sampai rasanya uban mulai tumbuh di rambutku"

"Tidak"

Tharn menjawab dengan nada yang dingin, kemudian meneruskan perkataannya;

"Aku tidak bersalah, mengapa aku harus pindah?"

"Jadi saat ini dia tidak akan segan terhadapmu, dan kamupun pasti tidak akan segan bertindak juga, begitu 'kan"

Techno mulai mengatakan alasan ini, sambil melihat ke arah temannya yang mabuk dan membatin, kawan di sini aku sedang bernegosiasi untuk membuatmu tetap tinggal

Setelah sejenak terdiam, Tharn pada akhirnya berbicara

"Aku tidak tahu darimana datangnya tuduhan temanmu ini, tapi yang jelas aku tidak akan pindah dari ruangan ini hanya karena aku seorang gay. Jika aku pindah dari tempat ini, itu artinya aku percaya bahwa tidak menyukai wanita merupakan sesuatu yang salah. Aku tidak berpikir kecenderunganku ini salah. Karena hal inilah, maka aku tidak akan keluar dari sini"

Mendengar ini Techno terdiam. Dia mulai mengerti alasan si tampan ternyata bukan sesederhana 'mau atau tidak mau pindah ke ruangan lainnya', tapi ini menyangkut harga dirinya. Sejak awal mungkin saja pria itu memang tidak perduli bisa tetap terdiri ditengah-tengah pandangan masyarakat pada umumnya atau tidak. Techno sendiri tidak begitu paham soal ini, tapi seadainya Tharn pindah begitu saja, maka dia akan mengulangi tindakannya ini dan berpikir menjadi seorang gay merupakan sesuatu yang salah. Apapun yang terjadi dia tidak akan melarikan diri, dan tentu saja tidak akan pindah dari tempat ini.

"Eeh, aku tidak begitu paham sih. Em, ini artinya jika tidak pindah tunggu saja tindakan bodoh apalagi yang akan dilakukan oleh Type selanjutnya. Aku sendiri baru menyadari, anak pintar sepertinya bisa memilih bermain dengan tindakan konyol saat menyatakan perangnya padamu, agar dia bisa tetap tinggal"

Pada akhirnya Techno hanya bisa menggigil, sama sekali tidak ingin ikut campur dengan ini pastinya.

Benar-benar, saat berbicara pada Tharn, Techno berpikir bahwa dia melihatnya sebagai orang yang baik. Kalau bukan, jelas tidak akan bersikap jujur seperti ini, apa lagi dia telah melihat sendiri seberapa tudingan yang telah dilayangkan Type padanya.

"Bisakah membantuku, aku mau menyeretnya pindah dari tempat ini"

"Biarkan saja terbaring"

"Hah!"

Saat Techno bermaksud mengangkat lengan sahabatnya untuk diletakkan di pundaknya, dia langsung saja berseru dengan memasang wajah kebingungan. Dia menatap pada orang yang memperbolehkan Type tidur di atas tempat tidurnya. Perkataannya ini jelas membuat tulang belakang Techno menjadi dingin. Meskipun kalimat yang diucapkan Tharn begitu pendek.

"Aku akan memberikan pelajaran pada temanmu ini sedikit"

"Maksudmu bukan..."

"Aku tidak akan melakukan hal seperti itu pada seseorang yang sedang mabuk... Tapi sesuatu yang lainnya. Ini sudah hampir jam 11 malam"

Tharn mengalihkan pandangannya pada jam meja di atas meja belajar, melihat ini mata Techno terbelalak, kemudian kedua tangannyapun melepaskan tubuh Type di atas tempat tidur, dan membiarkan posisinya kembali seperti biasa, kemudian buru-buru mengambil tasnya, setelah itu bicara;

"Kalau begitu, aku pergi. Saat aku keluar nanti... Sebaiknya jangan melakukan apapun padanya"

"Hehehe"

Hanya melihat senyuman darinya, Techno rasanya ingin menelan ludah, dengan sikap enggan dia sekali lagi menatap ke arah kawan baiknya, tapi jika dia terlalu ikut campur, bisa-bisa dia tidak akan pulang ke tempatnya, jadi dia hanya bisa berbicara;

"Pelan-pelanlah, gunakan tangan dulu saat melakukannya"

Keselamatan diri sendiri yang utama

Dengan berkata seperti itu, Techno telah merasa menyerahkan tugasnya begitu saja. Toh, karena Type yang melakukan semua ini sendiri. Membuat dirinya salah tidur di tempat tidur orang lain, tentu saja orang itu berhak memberikan pelajaran agar membuatnya tahu, kalau dia telah membuat orang yang lebih tua menderita, maka penderitaan itu akan datang padanya.

 Techno hanya menghembuskan nafas sambil membatin, Toh, itu bukan terjadi padaku.

***

Setelah membereskan ruangan yang kondisinya sudah seperti ruangan yang diterjang badai, Tharn pergi untuk mandi dan mengganti pakaiannya dengan tenang. Kemudian, dia duduk di sebelah tempat tidur dimana seseorang sedang tertidur di sana.

Orang yang terbaring itu sedang mengenakan seragam dengan celana bola, tapi... Masih saja terlihat bagus.

Type yang tertidur terlihat sangat berbeda dari Type yang bangun, mungkin karena pandangan matanya yang tajam tidak terlihat. Sama sekali tidak terasa seperti seseorang yang haus darah seolah mau makan daging manusia, ataupun terlihat tidak suka. Kelopak matanya yang tertutup, dihiasi oleh bulu mata yang lentik. Ekspresi wajahnya seperti seorang wanita yang sedang malu-malu, semburat memerah menutupi kulit wajahnya yang berwarna kecoklatan. Karena efek alkohol yang dikonsumsi, pipinya terlihat sedikit memerah, belum lagi melihat ke seragam sekolah yang kancing bajunya sudah dilepaskan, siapapun bisa melihat dengan jelas dada yang bidang seperti seorang olahragawan pada umunya, melihat semua pemandangan ini membuat Tharn bermaksud menjalankan idenya untuk dilakukan.

Orang ini, spesifikasi-nya benar-benar sangat mengerikan.

"Tapi kebenciannya padaku merasuk sampai ke tulang"

Dia menekan suaranya untuk tidak terdengar jengkel,

Jika menilik tindakan anak itu selama seminggu ini, dia merasa frustasi menghadapinya.

Pemikirannya sekarang sudah bukan menjadi temannya, atau menjadi teman seruangan yang baik. Awalnya, meskipun hanya menatapnya, dia merasa semuanya akan baik-baik saja, tapi orang itu hanya terus menerus mengatakan bahwa perasaannya ini terlihat buruk

Thara selalu mengatakan pada diriya, menjadi seorang gay bukanlah sesuatu yang buruk. Akan tetapi, jika dikutuk atau diperlakukan seperti seorang alien, jelas membuatnya merasa buruk.

"Kamu yang lebih dulu melakuan ini padaku, iya 'kan Type"

Tharn berbicara sambil membuka kancing baju mahasiswa yang sedang mabuk itu. Kemudian anak berseragam itu membuat suara, berusaha memutar tubuhnya untuk melarikan diri, akan tetapi pria di atasnya dengan sukses membuka semua kancing bajunya, bau tidak sedap karena keringat dan alkohol bercampur. Kali ini, atlit sepak bola itu hanya seperti sebuah boneka.

"EM"

Tapi saat Tharn mulai berjubal di tempat tidur single yang sempit, bocah yang sedang mabuk itu membuat suara tidak bahagia dengan tindakannya ini. Setelah sejenak, dia kembali tertidur lelap seperti sebelumnya, membuat orang yang begitu membencinya itu hampir memperlihatkan senyumannya.

"Apa kamu tahu, kamu ini seperti anak-anak?"

Tharn berbisik, dia tidak tahan untuk menyentuh bulu mata lentik itu dengan jarinya, dengan sangat lembut dia menyentuhnya, membuat bocah yang sedang mabuk itu membuat suara lagi. Melihat tidakannya ini, pemain drum muda itu mengembangkan senyum pada akhirnya, walaupun hanya sesaat.

"Meskipun pemikiranmu tumpul, saat ini benar-benar terlihat seperti anak kecil yang baik" 

Saat bergumam Tharn tidak tahan mengulurkan tangan untuk menyentuh bulu mata yang lentik dengan lembut, membuatnya si pemilik mengeluarkan suara, membuat sang drumer muda itu tersenyum lebih lebar dari sebelumnya, meskipun hanya sejenak.

"Tapi kapan waktunya, dia dapat bersikap baik seperti ini"

Setelah bicara, senyumannya sekarang terganti dengan senyuman dingin. Kali ini dia menggunakan kedua tangannya untuk menarik pinggangnya agar tubuhnya dapat mendekat, untuk bisa merasakan kehangatan kulit seseorang yang sedang dipeluknya. 

Karena salah satu dari mereka baru saja mandi, jadi ketika kulit dingin menyentuhnya, orang yang sedang tidur mengeluarkan suara seperti sedang terganggu. Tapi karena pengaruh alkohol yang tinggi, pada akhirnya bocah yang sedang mabuk itu mendekatkan wajahnya di leher Tharn seolah sedang mencari kehangatan.

Melihat tindakannya saat ini membuat Tharn tersenyum, kemudian dia membenamkan wajah di sisi lain tubuhnya.

"Emh"

Tidak lama setelahnya sebuah bibir yang hangat menghisap kulit menjadi panas. Bocah yang sedang tertidur itu memprotes, dia mengulurkan tangan untuk memukul bagian tengkuk Tharn seperti sedang menepuk nyamuk. Drummer muda itu segera menarik tangan itu, dengan ekspresi kesal dia merebut tangan yang memukulnya, kemudian menekan tangan itu di atas tempat tidur.

Suara bibir yang menghisap kulit terdengar keras di malam yang sunyi. Thara sekarang mulai menggarutkan giginya dengan lembut, orang yang bahunya dihisap bisa merasakan bulu kuduknya berdiri, tapi masih saja membuat suara seolah jengkel seseorang mengganggu tidurnya.

"Dadaku sakit!"

Dia menambahkan perkataan saat hendak membalikkan tubuh. Tharn mengunci gerakan di lehernya sambil terus menghisap, kepala mereka terjalin, tanda gigitan di kulit mulai tampak, sampai Tharn merasa yakin tanda yang dibuatnya akan membekas, dia baru melepaskan bibirnya, setelah itu melihat ke hasil pekerjaannya dengan air liur yang menempel di sana dan diapun merasa puas.

Tanda berwarna merah terlihat muncul dari kulit gelap sang atlit muda. Setelah itu, Tharn menarik tangannya agar orang yang sedang mabuk itu tetap terjaga dalam pelukannya, lalu menarik selimut untuk menutupi tubuh mereka, semuanya dilakukan dengan sikap yang lembut. Sikapnya ini berbanding terbalik dengan nada bicara yang dibisikkan di telinganya;

"Aku ingin tahu seberapa gilanya kamu saat sadar semalaman tidur bersama seorang gay"

Sepasang mata memandang tajam wajah anak yang sedang tertidur dengan polosnya. Ujung hidung Tharn bergerak menyentuh pipinya. Ketika menyeretnya, dia bisa merasakan kelembutan kulitnya, sebelum itu dia berhenti sejenak kemudian mengucapkan kalimatnya.

Untuk beberapa saat Tharn terlihat enggan melakukan niatnya. Tapi saat melihat ke arah orang yang tertidur dihadapannya, serta sekantong besar penuh sampah setelah selesai mengadakan pesta malam ini, dia pada akhirnya menyentuhkan bibirnya sampai wajah mereka begitu dekat. Dia bisa merasakan kelembutan sentuhannya, mulut yang diciumnya ini sama dengan mulut yang mengumpatknya. Kemudian diapun menjauh.

"Em, selamat malam kawan seruanganku"

Hanya tindakan seperti ini yang dilakukan oleh pemuda itu.

Untuk membuatnya menutup mata, bahkan malam ini dia tidak perlu mendengarkan musik. Karena dibawah telapak tangannya dia bisa merasakan detak jantung orang yang sedang dipeluknya, sudah cukup untuk membuatnya tertidur dengan baik. Meskipun dia lelah, untuk sejenak dia berpikir...

Memeluk seseorang yang dibenci ternyata tidak buruk.

***

Sial beratnya, brengsek, benar-benar tidak nyaman!

Dalam pikiran yang belum sepenuhnya belum sadar, orang yang sedang mabuk itu terbangun pada saat waktu menjelang fajar. Meskipun begitu ingatan Thiwat masih sangat kabur. Kepalanya rasanya sangat pusing sehingga dia ingin kembali tertidur. Tapi setelahnya, dia ingin tahu, mengapa tempat tidurnya sekarang terasa sempit. Dia ingin memenangkan tempatnya berbaring, setelah itu tentu saja... Kembali tidur!

"Apa kamu masih belum bisa bangun?"

Baru saja dia memutuskan untuk bertindak, sebuah kalimat terdengar di telinganya. Rasanya sangat dekat. Ditambah lagi, suara yang terdengar ini tidak asing baginya, sering didengar sebelumnya.

Suara temanku. Rasanya bukan, suaranya tidak sedalam ini, suara ini terdengar keren dan sederhana. Jelas ini bukan suara temanku. Suaranya terdengar bagus. 

Masa bodoh ah, aku mau tidur lagi.

"Kamu sudah tidur di atas lenganku sepanjang malam"

Lengan, kenapa aku harus tidur di atas lengan seseorang? Dibawahku ini 'kan bantal, meskipun bantalnya keras. Agak membuat leher sakit.

Type pikir dia telah berbicara, padahal dia hanya mengatakan kalimatnya itu dalam hati. Tangannya masih berusaha untuk meraba-raba sambil memperbaiki posisi lehernya, tapi saat meraba, dia hanya merasa sesuatu yang terasa ramping, menempel padanya, dia yakin bahwa sesuatu yang ditidurinya ini bukanlah bantal, jadi diapun mulai bergerak.

Pemikirannya ini membuat orang yang sedang tertidur itu sekarang mulai sedikit sadar meskipun belum sepenuhnya, semakin lama dia memegang semakin erat dia mencengkram. Karena cengkraman darinya, dalam kegelapan dia bisa mendengarkan suara seseorang berbicara;

"Jangan mencengkram tanganku"

Bantal 'kan tidak bisa merasa sakit, sepertinya ini bukan bantalku, apa yang aku tiduri ini...Sebenarnya apa ini?

Kedua mata Type langsung terbuka. Pemandangan pertama yang dilihatnya sama sekali tidak tidak pernah terpikirkan olehnya. Seperti... Sepasang mata saat ini memandanganya dengan tenang, hidung pria yang mancung serasa menusuknya sampai mati, sedangkan kulit putih pria itu, sudah seperti seseorang yang terjangkit virus mematikan baginya(jika mengatakan soal penyakit)

Ini, ini, tidak, tidak mungkin ini. Dasar brengsekkkk. Tharn apa-apaan ini!!!

Tentu saja, orang yang baru saja bangun tidur hanya bisa berteriak dalam hati. Otaknya saat ini berusaha untuk menerka kenapa wajahnya Tharn terlihat begitu dekat, bahkan sangat dekat dengan wajahnya. Sangking dekatnya, Type bisa melihat pori-pori yang ada di wajahnya.

Type segera menunduk dengan sikap takut, melihat ini pria yang terbaring di sebelahnya berbicara dengan nada yang terdengar bosan;

"Bukankah kamu sudah semalaman seperti ini? Semalam, kamu yang pergi sendiri ke atas tubuhku"

"Te... Tempat tidur... Aku... Naik...setelah itu...telanjang"

Type tergagap, seandainya saja dia ini ada di dalam kartun, arwah putih yang ada di tubuhnya pasti sudah melayang dari mulut. Melihat sikapnya ini membuat Tharn tersenyum dingin. Jari-jarinya saat ini menyusuri dada teman tidurnya, untuk menunjukkan tanda yang telah dibuatnya.

"Semalam, aku..."

Tharn hanya mengatakan ini, kemudian mengangkat alisnya untuk memberikan kode pada orang yang ada di hadapannya...

"Hah..."

Brukk!

"AAAAAAAAAAA!!!! TIDAK! SIALAN! DASAR BRENGSEK!!!"

Pemuda dari wilayah selatan Thailand itu terjatuh dari tempat tidur dengan suara yang keras. Meskipun dia merasa sakit, dia sudah tidak perduli apapun, dengan sorot mata ngeri, seperti seorang sedang melihat hantu di depannya, dia hanya mengangkat kedua lengannya sambil berteriak sekeras-kerasnnya. Teriakannya ini mungkin bisa terdengar sampai ke gedung asrama wanita.

Reaksi yang berlebihan itu membuat Tharn harus jatuh ke dalam sedikit masalah, di saat yang bersamaan, terdengar suara gedoran pintu dari pintu asramannya.

Brak brak brak!

"Hei, apa yang terjadi, apa ada sesuatu yang salah dengan kalian di dalam?"

Suara gedoran pintu terdengar begitu keras, ini artinya teriakan yang buat Type pasti membangunkan orang-orang yang tinggal di gedung ini, orang-orang yang tinggal di lantai sekitar pasti sudah terbangun dan berkumpul di depan pintu ruangan mereka, Type yang tahu tentang ini, bibirnya gemetar.

Ti... Tidak, aku tidak tidur bersama dengan pria gay. Aku tidak tidur bersama dengan pria gay. Tidak akan pernah!!!

"Apa kamu mau mengatakan, apa yang telah kulakukan?"

"Jangan!"

Type meresponnya secara naluri, pikirannya sekarang sedang tidak ditempat. Dia hanya berjalan tertatih, dan tidak sengaja menendang kaki tempat tidurnya, tapi dia sama sekali tidak perduli dengan rasa sakitnya. Dia pada akhirnya mampu kembali ke atas tempat tidurnya, kemudian menarik selimut dan menutupi seluruh tubuhnya, seolah baru saja menemui sesuatu yang sangat mengerikan.

Sekarang jangan menanyaiku, kesadaranku hilang, bagaimanapun mencari tahu saat ini tidak akan bisa menemukannya.

Thiwat mengatakan pada dirinya seperti ini, saat dia mendengar pintu dibuka, ini artinya Tharn telah siap menyambut kelompok yang sudah berkumpul di depan pintu ruangan mereka.

"Apa yang terjadi?"

"Iya, suara teriakannya sampai terdengar di lantai dasar. Bikin kaget saja"

"Bukan apa-apa. Type yang tertidur bermimpi buruk"

Apa-apaan itu, ini lebih dari sekedar mimpi buruk. Lebih baik bermimpi buruk, daripada terbangun di atas tempat tidurnya!

"Benarkah? Ini, bukan karena kalian berdua sedang bertengkar satu sama lain. Minggu lalu, aku masih melihatnya berusaha untuk mencari seseorang yang mau bertukar ruangan dengannya."

Tidak usah bertanya. Rasanya ingin mengumpat, kalau begitu kenapa kamu tidak ingin bertukar ruangan denganku!"

"Benar kok, jika tidak percaya tanya Type sendiri. Aku yang ingin membuatnya pindah atau tidak"

Pria gay itu melemparkan tanggung jawab padanya, membuat Type ingin berteriak 'jelas iya' dengan lantang. Mereka sudah saling berdebat sampai ingin membunuh satu sama lain. Tapi seandainya orang-orang itu bertanya apa yang membuat mereka berselisih satu sama lain, tentu saja dia tidak bisa bilang...

Sialan, tidak mungkin, aku jelas tidak tertarik dengannya, aku sangat membenci homoseksual sampai seperti itu, bagaimana bisa aku pada akhirnya tidur bersama dengan seorang gay yang sangat kubenci

"Tidak! tidak bertengkar"

"Lihat 'kan"

Lihat rumahnya bapakmu. Ini semua karena kamu, hidupku jadi seperti ini karena kamu!

"Kalau begitu, kenapa dia tidur dengan menutupi seluruh tubuhnya begitu?"

"Malu, mungkin"

Tharn menjawab, terdengar suara langkah yang mulai bubar dan keluhan kesal dari kelompok itu, rasanya Type ingin melawan semua ini dan mengatakan sebenarnya di depan mereka, hanya saja saat ini dia hanya mampu bersembunyi di balik selimutnya, sambil mendengarkan kelompok itu membubarkan diri sambil berpikir benar-benar tidak ada yang terjadi.

"Ya, kalau begitu, kembalilah ke dalam ruangan kalian masing-masing"

"Besok lagi, kalau bermimpi buruk jangan berteriak begini lagi. Jantungku rasanya mau copot"

"Tolong awasi teman sekamarmu, kira-kira sedang merasa gugup atau tidak. Dia berteriak seperti kerbau yang mau disembelih"

Umpatan dan keluhan jelas terdengar, semuanya ditujukkan untuk Type yang malang saat mereka mau bubar

Kenapa tidak ada seorangpun yang mengumpat pada pelaku sebenarnya yang menyebabkan ini terjadi.

Type hanya bisa merasa sangat marah, sangking marahnya, rasanya dia ingin...menangis.

Aku benar-benar tidur dengan pria gay, atau...

Brakk!

Setelah pintu ruangan ditutup. Suara disekitar sekarang terdengar menjadi semakin keras.

"Kamu mau menangis"

Tiba-tiba terdengar suara ejekan, membuat Type melemparkan selimutnya, kemudian muncul dan menatap ke arahnya, membuat orang lain yang berada di dalam ruangan yang sama dengannya menghentikan tindakannya.

"Aku tidak menangis! Apa yang telah kamu lakukan padaku?"

Tentu saja, wajahnya sekarang pasti terlihat seperti orang yang sebentar lagi akan menangis. Karena Tharn menatap ke arahnya dengan pandangan yang sama sekali tidak percaya, sambil menyilangkan kedua tangan di dadanya. Saat Type bertanya padanya dengan suara yang suram, dia juga berusaha menyingkirkan setetes air mata yang terjatuh di matanya.

"Menurutmu?"

"Bagaimana aku jatuh tertidur?"

Kali ini Type mencoba untuk tidak berbicara dengan kalimat yang kasar. Dia masih tidak percaya, pria tulen 100% sepertinya berakhir dengan cara tragis seperti ini.

Sejak bertemu dengannya, kehidupanku langsung saja berubah menjadi tidak normal.

"Kamu yang naik sendiri ke tubuhku"

"Itu tidak benar"

"Hoh, jadi maksudmu aku yang menarikmu di atas tempat tidurku?"

"Tapi semalam aku 'kan mabuk!"

Kalau tahu akan menjadi seperti ini, Type rasanya tidak ingin menyentuh alkohol seumur hidupnya!

"Kalau kamu memang mabuk dan naik sendiri, tentunya lebih baik aku tidak akan membuang-buang waktu untuk menyeretmu keluar dari tempat tidurku , dan seandainya aku melakukan sesuatu, bukan masalah 'kan"

"JADI KAMU MELAKUKANNYA?!"

Saat Type meneriakkan keluhannya, air mata sialan mulai muncul lagi di ujung mata dan terjatuh. Teriakannya kali ini jelas merupakan kesalahan dari seseorang bernama Tharn.

Pertanyaan itu membuat Tharn menatap ke arahnya dengan pandangan merendahkan, seolah menjawab 'tentu saja tidak'. Dia hanya membiarkannya meraung di hadapannya, kemudian bicara;

"Apa yang kamu rasakan, itulah jawabannya"

Ketika mendengar ini, segera saja Type merebut baju seragamnya, kemudian merebut alat mandi sambil memunggunginya, meskipun begitu untuk sejenak dia berbalik untuk melihat bagian punggungnya. Sebuah tanda berwarna merah seperti cap jari terlihat di dekat lehernya, membuat orang yang sedang melihatnya membelalakan mata. Jantungnya rasanya copot sampai ke kaki.

Mungkin saja tidak hanya meninggalkan bekas ciuman ditubuh. Tapi aku masih memakai celanaku.

Tunggu celana, aku hanya pakai boxer.

Type langsung saja melakukan penyelidikan, mungkin karena baru merasa terpukul oleh kejamnya dunia, kesadarannya sama sekali menghilang. Tapi saat mendengarkan ucapan pria gay yang tidak jelas itu, dia mulai mengumpulkan seluruh alasan, otaknyapun sekarang mulai bekerja.

Pantatku sakit... Bukan.

"Bukan, bukan, bukan,bukan. Beberapa saat lalu, aku 'kan terjatuh dari tempat tidur. Tapi rasa sakit tidak datang dari dalam"

Anak muda itu sekarang pikirannya sudah kembali, kemudian dia menyentuh pantatnya, dan menemukan kenyataan sambil membatin...

Tidak sakit

Setelah itu, anak muda yang bijaksana itu mulai membungkuk untuk mencari bukti yang ada di lantai

Tidak ada kondom

Tidak ada tisu bekas

Tidak ada jejak noda cairan apapun.

"AKU SELAMAT!!!"

Anak muda itu berteriak. Setelah itu, matanya terbelalak, sedangkan otaknya mulai memproses seluruh kejadian....

Tindakannya palsu?

Dengan berpikir seperti ini, segera saja dia menghapus air mata yang terjatuh di wajahnya. Kemudian menatap ke arah orang yang sedang terbaring di atas tempat tidur dengan pandangan yang sangat marah. Segera saja tangannya mengambil bantal kemudian melemparkan benda itu ke arah tempat tidur Tharn. Bersikap seperti seorang anak kecil yang sedang melakukan penyerangan, karena takut sekelompok orang akan datang lagi di depan ruangan mereka, jadi Type hanya menjejakkan kakinya, kemudian dengan menggunakan tangannya menyerang kepala teman seruangannya sambil menggerutu;

"Dasar Tharn sialan, kamu menipuku!"

Setelah itu, orang yang meneteskan air matanya masih bersikeras bilang bahwa dia tidak menangis, walaupun terlihat jelas matanya berkaca-kaca, saat berbicara, suaranya terdengar serak.

"Aku pasti akan membalas" Type berbicara pada dirinya sendiri dengan penuh rasa dendam, segera saja dia berjalan untuk pergi ke kamar mandi, kemudian melepaskan baju seragamnya sambil menunduk melihat bekas ciuman.

"Bekas gigitan nyamuk, ini bekas gigitan nyamuk, sialan ini sama sekali tidak mirip gigitan nyamuk!"

Mata Type masih terbuka lebar, dia menatap ke arah bekas gigitan yang berada di di lehernya dengan sikap yang tidak percaya. Mau berapa kalipun dia merasa terpukul, tapi bekas gigitan itu sama sekali tidak bisa hilang meski sudah di gosok berulang kali, jadi dia hanya berusaha untuk mengulang-ulang kata yang sama.

Bekas gigitan nyamuk

Bekas gigitan nyamuk

Ya!

Ini bekas gigitan nyamuk....apa-apaan ini, mana mungkin bekas gigitan nyamuk mirip bekas gigitan manusia?

"KAMU AKAN KUBUNUHHHHHH!!!"

***

Pada akhirnya Type berteriak lagi, tapi kali ini mulutnya sudah ditutup.

"Hei, diamlah, meskipun sedang mimpi buruk, bermimpi buruklah dengan tenang!"

"AAAAAAAAAA"

Anak muda bernama Type hanya bisa berteriak dengan suara teredam, selimut orang yang berseberangan dengan tempat tidurnya datang sebagai obat penenangnya, dia hampir saja merobek selimutnya dan menjejalkan ke mukanya.

Ada satu hal yang paling membuat Type ketakutan.

Seandainya saja hal seperti itu benar-benar terjadi, dia sama sekali tidak dapat mundur lagi

++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

Penulis: M.A.M.E.

Thai-Indonesia: iu3a

Continue Reading

You'll Also Like

60.5K 3.2K 26
Aku seorang pria berusia tiga puluh enam tahun yang pergi untuk membantu seorang anak laki-laki Thailand yang mabuk di Jepang. datang dan pergi dan c...
5.3K 698 29
Penulis : ShiShi Penerjemah Inggris : @Rosy0513 Penerjemah Bahasa : @Miss_Recca_Hanabishi Sinopsis : Adalah BeiTang MinQian, seorang supermodel kelas...
254K 21.6K 126
[WARNING TERDAPAT CERITA EXPLISIT BAGI YANG TIDAK SUKA SILAHKAN JANGAN MEMBACA. DISARANKAN UNTUK PENGGEMAR CERITA BL(BOYS LOVE) YANG SUDAH CUKUP UMUR...
6.5K 627 62
[BL] ! γ€ŠIt's Never Too Late For Sweetness》 Hanya bacaan pribadi buat dibaca offline Copas Google dan tidak diedit Dari raw China! 01(23)/08(01)/22(2...