AURORA BOREALIS [ ✓ ]

By Mejikubillu

1.9M 89.5K 3.3K

"Jangan memandang seseorang hanya dari yang tampak saja." Itulah kalimat yang mampu membuat orang bertanya-ta... More

01. AURORABOREALIS • KINGSTON
02. AURORABOREALIS • MURID BARU
03. AURORABOREALIS • SEAN ATAU ALISTER
04. AURORABOREALIS • KELUARGA ALISON
05. AURORABOREALIS • KINGSTON VS DALTON
06. AURORABOREALIS • PACAR SAYA?
07. AURORABOREALIS • OMBAK HATI
08. AURORABOREALIS • KEDATANGAN ALGER
09. AURORABOREALIS • KINGSTON VS ALGER
10. AURORABOREALIS • KISAH TERSEMBUNYI
11. AURORABOREALIS • GERTAKAN ALASKA
12. AURORABOREALIS • ANGEL ALGER
13. AURORABOREALIS • JADI ANGEL ALGER ITU?
14. AURORABOREALIS • EMOSI BOREALIS
15. AURORABOREALIS • PERTEMUAN BISNIS
16. AURORABOREALIS • INSIDEN ROOFTOP SMA PANGERAN
17. AURORABOREALIS • HUKUMAN
18. AURORABOREALIS • PERTOLONGAN ANGEL ALGER
19. AURORABOREALIS • BENAR BERAKHIR
20. AURORABOREALIS • TERBONGKAR
21. AURORABOREALIS • SISI KERAS
22. AURORABOREALIS • PERTUNANGAN
23. AURORABOREALIS • RUANG SENDU
24. AURORABOREALIS • TITIK RAPUH
25. AURORABOREALIS • HANTAMAN MARKAS KINGSTON
26. AURORABOREALIS • KENYATAAN MENGEJUTKAN
27. AURORABOREALIS • SEBUAH PILIHAN
28. AURORABOREALIS • LAPANGAN BRAJA
29. AURORABOREALIS • TENTANG PILU
30. AURORABOREALIS • TEROR JALAN KENCANA
31. AURORABOREALIS • AMARAH DAN TANGIS
32. AURORABOREALIS • AKSI AURORA [I]
33. AURORABOREALIS • AKSI AURORA [II]
34. AURORABOREALIS • SATU ALIANSI
35. AURORABOREALIS • MISI PERDANA
36. AURORABOREALIS • SAMBARAN HATI
38. AURORABOREALIS • KERAGUAN
39. AURORABOREALIS • PERTANDINGAN BASKET
40. AURORABOREALIS • JEBAKAN
41. AURORABOREALIS • RUMIT
42. AURORABOREALIS • HATI YANG HANCUR
43. AURORABOREALIS • HITAM ABU-ABU
44. AURORABOREALIS • MENUJU PUNCAKNYA
45. AURORABOREALIS • PENENTUAN AKHIR
46. AURORABOREALIS • DEKAP LUKA
EXTRA CHAPTER • WAR
EXTRA CHAPTER • AKHIR YANG SESUNGGUHNYA
PRE ORDER AURORA BOREALIS

37. AURORABOREALIS • EMOSI AURORA

29.5K 1.6K 51
By Mejikubillu

|AURORA BOREALIS|Bagian 37|

••••

Motor hitam biru besar Aurora memasuki rumah kediaman Keluarga Cavarson.

Motor yang sudah menemaninya sejak 3 tahun yang lalu. Semenjak seluruh anggota keluarganya berubah Aurora lebih sering bermain motor dan bergabung dengan teman-teman geng nya.

Dia frustasi. Yang dia ingin hanya keluarganya seperti dulu.

"Non, tadi ini ada kiriman," ucap seorang asisten rumah tangganya sambil memberikan sebuah amplop coklat.

"Dari siapa?" tanya Aurora meraih amplop tersebut.

"Nggak tau Non, tadi cuma ngomong itu buat Non Aurora."

"Oh gitu, ya makasih."

Aurora menaiki tangga menuju kamarnya. Dia mendudukan tubuhnya di ranjang queensize nya.

Perlahan dia membuka amplop tersebut. Dan mengambil secarik kertas yang berada didalamnya.

Gimana Ra? Udah bisa berpikir jernih? Kira-kira gimana perasaan Edeline ya kalo dia tau tentang lo?! Tentang lo yang bersikap baik ke dia tapi ternyata lo adalah penyebab putusnya hubungan dia dan Rey waktu itu. Nggak bisa bayangin deh gimana ekspresinya dia. Siap bermain-main Aurora?

Aurora meremas kertas itu. Tanpa diberi keteranganpun, dia tau siapa pengirim itu. Pasti Tamara dan Siska.

"Brengsek lo berdua!" umpatnya.

Matanya menyorot kebencian.

Argh!

"Sebenarnya apa sih yang mereka mau! Dan darimana mereka tau!" ketusnya, "sialan lo Tamara! Siska!"

Deg!

Dia tersentak.

"Gue tau siapa sumber segalanya dari ini," gumamnya.

Perempuan itu membuka lemari pakaiannya. Mengganti baju seragamnya dengan kaos hitam dan juga jaket hitam.

Dia meraih kunci motornya di atas nakas. Dan berjalan keluar.

Motornya yang baru saja terparkir beberapa saat itu, keluar lagi dari rumah besar itu. Membelah jalanan kota yang cukup ramai di senja ini.

Suara deru motor terdengar di depan sebuah rumah bergaya eropa yang cukup mewah namun sepi itu.

"Keluar lo!" teriak Aurora.

"Keluar lo brengsek!"

Ceklek!

Pintu terbuka menampikan seorang cowok berkaos putih dan celana abu-abu.

Bugh!

Sebuah bogem mentah Aurora berikan pada cowok itu sehingga membuatnya tersungkur ke lantai.

"Eh Ra! Ada apa sih?"

"Lo masih tanya ada apa?! Harusnya gue yang tanya! Mau lo apa sih!"

"Ra gue ng—"

Bugh!

Pukulan Aurora tak henti-henti. Bahkan berkali-kali membuat orang tersebut tersungkur dan menghantam tembok.

Cowok itu berdiri dan langsung meraih tangan Aurora dan memutar tubuh perempuan itu membelakanginya. Perempuan itu terkunci oleh gerakan tangannya sendiri.

"Lo kenapa sih?"

"Cuma lo yang tau tentang perjodohan gue sama Borealis! Lo ngomong apa sama Siska!"

"Maksudnya?"

"Jawab gue Malvin Richardo!"

Cowok itu tertegun. Pegangannya mengendur membuat Aurora mengambil kesempatan itu untuk memukul perut cowok itu dengan sikunya.

"Argh!" ucap Malvin meringis.

"Lo ngomong apa sama Siska brengsek! Gue udah percaya sama lo Vin dan nyatanya malah ini yang lo lakuin ke gue!"

"Ra gue—"

"Kalo lo benci sama gue nggak gini caranya."

"Ra gue nggak sadar, waktu itu gue mabok dan gue nggak tau ternyata ada Siska."

"Bacot!"

"Seriusan Ra. Gue nggak sengaja ngomong itu."

"Gue udah berusaha menutupi ini Malvin! Dan dengan gampang lo bongkar segalanya! Otak lo dimana!"

"Gue minta maaf Ra. Sumpah gue nggak sengaja."

"Lo kelewatan Vin!"

"Maaf—"

"Apa lo lupa?! Bahkan lo sendiri yang bilang kalo lo selalu akan ada di sisi gue dan mendukung gue."

Bugh!

"Semua udah terlanjur! Dan semua ngga bisa di perbaiki lagi Vin! Bahkan mungkin sebentar lagi tentang perjodohan itu bakal menyebar!"

"Ra gue—"

"Lo kelewatan Malvin Richardo! Bahkan kalo gue mukul lo sampai matipun, semua yang udah lo bilang ke Siska nggak bakal hilang!"

Malvin bungkam.

"Bersyukur gue masih punya hati. Kalo enggak, udah gue cabut saham Cavarson di perusahaan bokap lo!" sarkas Aurora.

Selanjutnya perempuan itu menaiki motornya dan pergi meninggalkan halaman rumah Malvin.

🌈🌠

Markas Alger.

Sebencinya apapun Aurora pada Ketua Alger. Satu-satunya keluarga yang dia punya dan mengerti akan keadaan dan bisa memenangkannya hanyalah Alger.

Motor besarnya terparkir bebas di depan markas kebanggaan Alger.

"Eh Ra, tumben kesini siang-siang?" tanya Dafin yang sedang duduk diatas motornya. Mungkin cowok itu juga baru tiba di markas beberapa waktu lalu.

"Yang lain mana? Kok sepi?"

"Ada yang di dalem mungkin, terus ada yang belum kesini. Masih siang Ra. Kan biasanya kita kumpul malem. Gue juga baru dateng."

Aurora melenggangkan kakinya masuk kedalam mansion tersebut.

Dafin turun dari motor besarnya. Dan menoleh ketika ada sebuah tepukan di bahunya.

"Ada Aurora?" tanya Titan membawa beberapa kantung plastik berisi minuman kaleng-menoleh ke sebuah motor besar khas Angel Alger.

"Iya, baru dateng tadi. Kenapa?"

"Dia masuk?"

"Iyalah, tuh cuma ada motornya."

"Anjay!"

Titan langsung berlari memasuki mansion. Mau tak mau Dafin mengikutinya.

"L-loh Aurora?" gugup Saga.

Perempuan yang baru melewati ruang tengah itu menoleh, dan mendapati Saga dan beberapa anggota Alger lainnya tengah duduk bermain game.

"Tumben kesini siang-siang, ada apa?"

Kalimat tersebut membuat Aurora menyernyit. Memang salah jika dia datang kesini? Dia juga kan bagian dari Alger?

"Alaska ada?"

"HA?"

Aurora mengerutkan alisnya. Menyadari ada yang aneh dengan sikap Saga dan yang lainnya.

"Dia ada di atas kan?"

"Ada eh tap—"

Tanpa mendengar jawaban dari Saga. Perempuan itu menaiki tangga menuju lantai 2. Disini terdapat banyak kamar yang biasa digunakan anggota Alger untuk sekedar beristirahat.

Langkah kakinya terhenti di depan sebuah kamar di pojokan.

OurCaptain

Tangan kanannya menjulur membuka kenop pintu perlahan. Namun baru seperempat pintu terbuka, garis wajahnya berubah. Detik selanjutnya dia mundur dan berbalik.

Baru saja dia akan menuruni tangga. Dari atas sini dia melihat belasan anggota Alger yang sudah bersiap menaiki tangga.

"Eh, Aurora, gimana?" gugup Titan.

Perempuan itu hanya tersenyum tipis dan kemudian menuruni tangga, berjalan keluar.

Dengan tergesa dia menuju tempat diparkirnya motor besar hitam birunya.

Brengsek!

Bersiap memakai helm dan melajukan motornya, tiba-tiba kunci motornya ditarik paksa oleh tangan kekar seseorang. Dia Alaska.

"Balikin!"

"Nggak. Dengerin penjelasan gue dulu Ra."

"Penjelasan apa sih! Udah sini, gue mau balik!"

"Nggak bakal gue balikin."

Perempuan itu mulai jengah. Dia menuruni motornya dan melempar helmnya ke arah Alaska. Dan berakhir jatuh tepat didepan kaki cowok berparas tampan itu.

"Balikin!" sarkas Aurora.

"Lo liat tadi Ra?" tanya Alaska, "itu nggak seperti yang lo pikirkan Ra, dia gue bawa kesini karena dia bilang dia butuh temen, karena di sekolahnya dia hampir di bully"

"Gue nggak peduli! Yang gue mau balikin kunci gue!"

Alaska mengangkat tangannya tinggi-tinggi. Membuat Aurora kesulitan meraihnya.

"Mau lo apa sih! Balikin bangsat!"

"Lo dengerin gue dulu."

"Gue udah dengerin lo dari tadi brengsek! Lo nggak liat!"

"Ra—"

"Ah udahlah terserah!"

Aurora memilih pergi. Matanya benar-benar memanas. Perempuan itu berjalan menuju jalan besar.

Sebuah lengan kekar menariknya cukup keras, sehingga membuat Aurora menabrak dada bidangnya. Siapa lagi jika bukan Alaska. Dengan posesif Alaska merengkuh Aurora, tidak memberikan celah untuk perempuan itu kabur.

"Ra dengerin ya, tadi itu nggak seperti yang lo lihat."

Sudah cukup. Nyatanya Aurora muak dengan kalimat itu. Bisa saja kan cowok dihadapannya hanya mencari alasan?

"Asal lo tau Ka, bahkan gue berniat untuk memperbaikinya, karena gue juga butuh lo. Tap—"

"Ra, gue mohon. Gue sama dia itu—"

Perempuan itu menggeleng. Sesuatu mengalir dari pelupuk matanya.

Padahal perempuan itu berniat untuk mengurangi bebannya. Namun justru sebuah kenyataan mengatakan yang sebaliknya. Alaska. Sosok yang dipercaya akan meringankan bebannya tengah berpeluk mesra dengan Seina.

Sebenarnya bisa saja Aurora percaya dengan ucapan Alaska. Namun perlakuan manis Alaska pada Seina yang nampak posesif membuat perempuan itu ragu.

Haruskah dia percaya lagi padanya?

"Gue mohon jangan berhenti percaya sama gue Ra," ucap Alaska lirih.

"Dan apa gue bisa terus-terusan percaya sama lo dengan cara yang menjijikkan?" isak Aurora, "berkali-kali gue mencoba selalu percaya sama lo, bahkan bersikap seolah gue orang paling bodoh. Tapi lo? Selalu bersikap sebaliknya Ka itu ngebuat gue ragu. Jadi bolehkan untuk saat ini gue butuh waktu buat memahami semuanya?"




Continue Reading

You'll Also Like

8.8M 363K 105
#1 in Teenfiction 6/04/2019 #2 in Teenfiction 18/01/2019 #1 in fiksi remaja 28/03/2019 #1 in Perasaan #1 in School 18/07/2019 #2 in SMA 27/03/2019 ...
1M 15.2K 26
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+
3.2K 1.1K 49
Karena kekeliruan dalam mengenali presensi tubuh, Najma salah memeluk sembarang orang. Kesalahan itu menjadi alasan garis hidup Najma bersinggungan d...
VANYA By Keyraa

Teen Fiction

4.2M 162K 65
[complete] [Follow dulu sebelum baca biar bacanya lebih enak] "diaa" "oh iya lo belum tau ya?" "tau apa?" "mereka itu Bos complited, anak dari pem...