LASKAR SQUAD
Jangan lihat-lihat, Nanti Jatuh Cinta.. wkwkwk
Love dulu buat part ini ♥️
***
Pangeran bangun ketika ponselnya berbunyi. Nama ayahnya tertulis disana. Ada apa ayahnya menghubunginya tengah malam begini? Karena saat ini pukul 11 malam. Ia masih berada di kamar tempat Kalila di rawat.
"Assalamu'alaikum."
"Waalaikumsalam."
"Kamu tidak pulang ke rumah?" Tanya Ahwan dengan nada jengkel. Ia bingung dengan kelakuan putranya yang satu ini. Hobinya hanya menghabiskan uang dan kelayapan.
"Lagi di rumah sakit jagain temen Pangeran, dia di rawat sendirian, nggak ada yang jagain." Ahwan menghela napas.
"Lain kali kabari ayah. Pokoknya ayah tidak mau tahu satu bulan lagi kamu harus menggantikan posisi ayah di salah satu cabang perusahaan ayah di Solo. Tidak ada bantahan! Jika kamu menolak maka semua fasilitas yang ayah berikan akan ayah blokir." Setelah mengatakan itu Ahwan menutup panggilannya. Pria paruh baya itu seakan tak ingin mendengar bantahan dari Pangeran. Ayahnya itu selalu tahu apa yang ia kerjakan padahal mereka berjauhan. Kadang Pangeran curiga apa jangan-jangan ayahnya itu menyewa mata-mata untuk mengawasinya sepanjang waktu.
Pangeran mendesah, ia kemudian bangkit untuk pulang. Karena ayahnya pasti akan memarahinya lagi. Ia juga belum siap jika semua fasilitasnya di ambil. Walau ia juga sudah berjaga-jaga. Bisa dibilang ia sudah menginvestasikan uang jajannya untuk membuka cafe bersama om-nya Arsena.
Pangeran memasukan ponselnya ke dalam kantong jaket. Ia baru sadar kalau belum mandi, ia masih mengenakan seragam sekolah. Sebelum pergi Pangeran untuk pulang, ia merapikan selimut yang Kalila gunakan.
"Semoga mimpi indah, tuan putri." Pangeran melangkah keluar. Ia menyusuri lorong rumah sakit yang lumayan sepi. Tiba-tiba ia merasa takut. Apalagi ini hampir tengah malam.
"Pangeran!!" Panggil seseorang. Langkah Pangeran terhenti, bulu kuduknya meremang. Karena dipanggil seorang wanita. Jangan-jangan itu suara mahluk gentayangan semacam kuntilanak dan kawan-kawannya. Pangeran merapalkan doa.
"Kamu kenapa kok kayak orang di kejar setan."
"Tante Nada?" Pangeran menghembuskan nafas lega ketika tahu jika orang yang memanggilnya adalah Nada, yang notabenenya adalah adik ayahnya namun beda kakek. Dulu istri pertama kakeknya pernah selingkuh dan menghasilkan Nada. Sedangkan neneknya yang sekarang adalah istri kedua kakeknya.
"Kamu ngapain ke rumah sakit malam-malam?"
"Jenguk temen."
"Bukan karena luka tawuran atau berkelahi?" Nada memandang Pangeran curiga.
"Enggak kok, kalau nggak percaya Tante bisa cek kamar temen Pangeran."
"Ok Tante percaya."
"Tante ngapain malem-malem kesini."
"Inikan Rumah sakit milik Tante. Jadi bebas-lah Tante mau ngapain." Mendengar itu Pangeran jadi teringat sesuatu. Dari pada dia minta tolong ayahnya. Lalu sang ayah mengamuk lebih baik ia memanfaatkan hal ini.
"Tante berarti punya kenalan dokter spesialis jantung?"
"Punyalah. Kenapa kamu punya sakit jantung?" Pangeran langsung menggelengkan kepalanya kencang.
"Pangeran boleh minta tolong nggak?"
"Kok Tante takut ya kalau kamu udah kayak gitu." Pangeran hanya cengengesan.
"Tante tahukan Om Valdo -Suaminya tante---- itu mau ngadain karya wisata." Tante Nada ini adalah istri dari Valdo selaku kepala sekolah di Sekolah tempat ia menimba ilmu.
"Yang bener itu sekolahnya Pangeran, itu acara khusus anak kelas sebelas."
"Pokoknya itulah Tante."
"Terus ada apa? Apa hubungannya sama dokter spesialus jantung?"
"Gini tante temen Pangeran ada yang punya penyakit jantung. Dia pengen ikut karya wisata sama kita. Namun karena kondisi yang lemah. Ia tidak bisa ikut. Pangeran mau bawa dokter selama perjalanan agar dia bisa ikut sama kita."
"Teman kamu itu cewek apa cowok kok kamu perhatian banget."
"Cewek namanya Kalila dia juga dirawat disini." Pangeran mengatakan itu tidak sadar.
"Jadi keponakan Tante udah punya pacar. Wah sekarang sudah besar ya." Mendengar itu Pangeran jadi gelagapan. Ia memukul kepalanya sendiri menyadari kebodohannya. Semoga saja tantenya itu tidak membocorkan pada kedua orang tuanya.
"Semua beres, nanti Tante juga akan kunjungi teman kamu itu." Nada kemudian menepuk kepala Pangeran lalu pergi meninggalkan keponakannya.
****
Baru saja Pangeran memarkirkan motornya. Ke-empat teman absurd-nya sudah berdiri di samping motornya. Ada apa lagi ini? Pangeran mendesah kesal. Gara-gara tantenya Nada tahu kalau ia naksir Kalila ia jadi kacau. Ia takut ayahnya tahu lalu ia akan di omeli habis-habisan. Lagipula mau kayak gimana lagi. Kalau sudah jatuh cinta ia bisa apa.
Ia jadi iri sama Putri kembarannya. Adiknya yang hanya beda satu menit itu tidak pernah diomeli ayahnya. Sedangkan dia sampai diasingkan ke Solo. Malang banget bukan nasibnya untung saja ia terlahir tampan dan kaya. Jadi ia masih bisa bersyukur dengan segala nikmat yang telah di berikan Tuhan padanya.
"Muka lu kok lecek banget kayak baju nggak di setrika." Heru menepuk pundak Pangeran.
"Berisik lu!!"
"Gara-gara Kalila ya lu jadi gini." Tebak Adam yang masih curiga terhadap Pangeran. Ia tahu pasti temannya itu naksir berat sama Kalila. Jelas karena Kalila itu cantik banget sayang punya penyakit jantung. Jadi banyak anak laki-laki yang takut deketin dia.
"Jangan keras-keras nanti pada curiga!!"
"Kayaknya bener deh."
"Kemarin gua bikin Dilan and the genk di tangkap polisi." Pangeran mengalihkan perhatian lalu menunjukan sebuah foto kepada teman-temannya. Tentu saja mereka langsung tertarik kecuali Adam. Pria itu melotot tidak terima pada Pangeran, karena tidak mau mengakui.
"Gila lu!! Kok bisa gimana caranya?" Ujar Faris. Ia penasaran, karena polisi bisa menangkap Genk Alaska yang jarang sekali berhubungan dengan polisi. Genk Alaska itu bersih mereka tidak narkoba dan minum. Kecuali Andreas yang emang selalu jadi incaran polisi. Maka dari itu ia agak senang ketika Andreas di tangkap. Jadi Laskar bisa bersih.
"Lu lupa apa om gua polisi, mertua om gua Kapolda."
"Sialan lu pake orang dalem!!" Faris menggelengkan kepalanya tidak terima.
"Siapa suruh dia rese mau ngeroyok gua pas ke rumah sakit."
"Jadi bener lu kemarin buru-buru mau ketemu Kalila." Adam langsung connect membuat lainnya menatap Pangeran penasaran.
"Udah ngaku aja. Kalau lu ngaku. Kita bantu buat dapetin Kalila."
"Selera lu payah juga ya. Masa suka sama Koala." Ledek Alvian.
"Berisik gua sunat dua kali lu!!"
***
Kalila baru saja sampai di rumah. Ia terkejut melihat ayahnya ada di dalam kamarnya. Kalila tersenyum senang, ingin sekali rasanya ia memeluk pria itu.
"Kamu sudah sampai?" Dari banyak pertanyaan, itu yang Hari katakan. Ayahnya tidak pernah menanyakan bagaimana kabarnya dan bagaimana keadaannya. Apakah ia sehat atau tidak? Apakah penyakitnya kambug atau tidak? Apakah jantungnya sakit atau tidak? Pria itu sama sekali tidak peduli. Kalila mengangguk pelan.
"Jangan lupa nanti malam kamu ada acara makan malam berdua sama Rio. Pakai ini dan dandan yang cantik. Jangan kecewakan ayah." Hari menaruh sebuah Paperbag berisi pakaian di atas kasur. Lalu Hari pergi meninggalkan Kalila tanpa mengatakan apapun.
Kalila yang sedari tadi menahan air matanya. Akhirnya tumpah, sampai kapan ayahnya bisa mencintainya. Apa ia harus menikah dulu dengan Rio baru ayahnya akan melihatnya? Bahkan disaat ia sekarat karena penyakitnya ayahnya tidak peduli dan tidak pernah mengunjunginya sama sekali. Kalila memegang dada kirinya entah kenapa rasanya sakit sekali disini. Rasanya seperti ada yang menyayat. Sakit tapi tidak berdarah.
Kapan ia bisa memeluk ayahnya? Apakah ketika jantungnya tidak bisa berdetak lagi, ia tidak akan pernah bisa merasakan dekapan hangat dari orang itu?
*****
Terimakasih buat kalian yang mau ngikutin kisah bucinnya Pangerannn...
Semoga kalian suka ya.. jangan lupa vote and coment cerita ini...
Pada ngeship siapa ini
PangeranKalila
Atau
RioKalila
Instagram @wgulla_
@pangerankalila
@pangeran.klvn
@kalila.lily
Love you ♥️♥️