AZALEA

By DililaDenata_

100 16 9

Setiap orang pasti menyimpan rahasianya masing-masing di lubuk hatinya yang terdalam, jauh dari jangkauan. Ta... More

◇ PROLOG ◇
Kelopak 01
Kelopak 03
Kelopak 04

Kelopak 02

19 4 4
By DililaDenata_

Kelopak 02.

Sejak pertama kali tatapanku jatuh, aku telah tenggelam dalam matanya. Meneduhkan, hangat menyapa jiwa.

★☆★


Saat ini, Bintang sedang berada di taman bersama Azalea. Gadis itu menepati janjinya untuk menjadi mentor Bintang, melatihnya agar memiliki kualifikasi untuk diterima sebagai anggota Palette.

"Coba lo menggambar sesuatu." Azalea merogoh tas ransel merah marunnya, mengeluarkan seperangkat alat tulis lengkap dengan sketch book-nya. "Gue yakin, lo masih ada harapan," ucapnya.

Bintang meraih sketch book yang diberikan padanya. Titik-titik kecil dari noda cat yang bertaburan di sampul buku itu laksana lautan bintang dalam kegelapan. Bahkan untuk Azalea, hal-hal remeh nan rendah seperti noda cat ini bisa terlihat indah.

Benar-benar mengagumkan.

"A-aku boleh lihat gambar Kakak?" Bintang bertanya kaku.

Azalea mengangguk. Ia tertawa geli melihat tingkah lelaki di depannya. "Lo santai aja kali sama gue. Mau pakai elo-gue juga boleh," ujarnya.

Lagi-lagi, Bintang mengangguk kaku. Entah sudah berapa kali dia kikuk di depan seorang gadis. Padahal sebelumnya, ia selalu percaya diri di depan gadis mana pun. Tapi, di depan Azalea ia merasa kehilangan kontrol atas dirinya. Fokusnya terhadap gadis di depannya mengalihkan segalanya.

Bintang membuka halaman pertama. Ada sebuah gambar yang memperlihatkan seorang lelaki berdiri bersama seorang gadis. Mereka saling bergandengan tangan dan melukis senyum. Tampak bahagia.

Ia kembali membalik halaman. Di halaman selanjutnya, ada seorang gadis kecil sedang tertidur di tengah hamparan bunga yang begitu indah. Ia merasa seolah-olah gambar tersebut hidup, membawanya dalam suasana sejuk nan menenangkan. Rindangnya pepohonan, cantiknya hamparan bunga, dan langit biru cerah tanpa gumpalan awan melayang. Semuanya begitu detail.

Gambar-gambar indah hasil coretan tangan Azalea membuat atensi Bintang sepenuhnya terfokus pada sketch book itu. Saat sang empu buku itu memperhatikannya dengan senyum terlukis pun ia tidak menyadarinya.

Azalea merasakan adanya kemiripan antara Bintang dengan seseorang yang begitu istimewa di hidupnya. Iris jelaganya, lengkung bibirnya yang begitu manis, posturnya yang tinggi semampai bagai tiang listrik, parasnya yang manis nan menawan. Bahkan, reaksi terhadap coretan tangannya pun sama!

"G-gue boleh pinjem pensil, kan, Kak?"

Azalea mengangguk kecil. "Apapun yang lo butuhin, tinggal ambil aja."

Azalea kembali memperhatikan lelaki di depannya yang mulai menorehkan coretan di atas kertas. Ia menebak-nebak, kira-kira apa yang akan Bintang gambar? Melihatnya begitu serius akan sangat sulit untuk menebaknya karena ia tidak menunjukkan ekspresi apapun.

Sejujurnya, Azalea memiliki banyak pertanyaan yang ingin ia berikan untuk Bintang. Akan tetapi, ia tidak mau merusak keseriusan yang sedang Bintang hadapi. Toh, melihatnya serius tidak terlalu buruk juga.

"Kalau jelek gimana, Kak? Nggak apa-apa, 'kan?"

"Di awal nggak ada sesuatu yang langsung memperlihatkan hasil yang sempurna. Jadi, mau gambar lo jelek atau bagus, nggak masalah. Yang penting, udah ada kemajuan."

Tangan Bintang berhenti menorehkan garis di atas kertas. Ia menatap Azalea intens. Meski banyak orang yang sering kali memberikan motivasi untuknya, tapi belum ada satu pun penyampaiannya yang lebih baik dari cara penyampaian gadis itu. Azalea seakan-akan memiliki kekuatan tersendiri untuk membuat orang lain melangkah lebih maju.

"Kenapa?" tanya Azalea. "Gue ganggu lo, ya?"

Bintang dengan cepat menggeleng. Ia kembali berusaha memfokuskan diri untuk menggambar. Ia harus membuktikan kepada Ghea bahwa usaha Azalea untuk melatihnya tidak sia-sia. Ia tidak boleh mengecewakan Azalea.

"Kakak kelas berapa, sih?" tanya Bintang tiba-tiba. Untuk apa mengetahui organisasi dan komunitas pujaan hati kita, tapi tidak mengetahui kelasnya?

"Sebelas IPS tiga."

"Kakak ambil IPS?"

"Iya. Kenapa?"

"Gue kira Kak Azalea jurusan IPA."

Azalea menarik napas panjang. Dia sudah mendengar kalimat itu dari berbagai mulut, wajar jika dia sudah bosan mendengar hal yang sama. "Emang gue orangnya anak IPA banget, ya?"

Bintang menggaruk tengkuknya. Ia salah berucap. "B-bukan gitu, Kak. Ya ... habisnya, Kak Azalea itu orangnya kalem banget. Sedangkan anak IPS biasanya identik dengan anak yang rusuh dan suka bikin onar, 'kan?"

"Apakah hal itu udah jadi kriteria suatu jurusan secara pasti?" Azalea balik bertanya. "Nyatanya, anak IPA banyak juga yang tingkahnya kayak anak IPS yang lo sebut tadi, 'kan?"

Bintang menundukkan kepalanya semakin dalam. Meski Azalea berucap sedemikian lembutnya, ia tetap merasa terintimidasi atas ucapan yang dilontarkannya.

"Lo boleh mengikuti standar yang umum beredar di masyarakat, tapi gue ingetin satu hal," ucap Azalea yang membuat Bintang seketika menoleh ke arahnya.

"Apa?"

"Jangan sampai lo mengecap seseorang dengan standar masyarakat itu secara sembarangan. Tiap orang punya karakternya masing-masing, yang bisa aja berlawanan sama lingkungannya," lanjut Azalea, "Paham?"

Bintang mengangguk cepat mendengarnya. Senyum tipis terlukis manis pada parasnya. "Paham, Kak."

Iris hazel Azalea teralih pada jam yang melingkar manis di pergelangan tangan kanannya. Waktu sudah menunjukkan pukul 17.15. Ia harus segera sampai di rumah sebelum sang Ayah tiba. "Udah jam segini. Lanjut besok aja, ya?"

"Oh, iya, Kak."

Bintang membantu membereskan alat tulis yang berceceran di atas meja. Setelah semuanya sudah masuk ke dalam tas merah marun Azalea, ia menahan lengan gadis itu agar tidak terlebih dulu beranjak pergi.

"Gue antar pulang, ya, Kak?"

***

"Bintang pulang!"

Seisi ruang keluarga seketika menoleh ke sumber suara. Bintang berlari kencang setelah melemparkan sepasang sepatunya ke sembarang arah. Ia meraih remot televisi, lalu mematikan benda pipih tersebut. "Starla!" panggilnya kepada seorang gadis yang masih terbalut dengan seragam putih-biru.

"Apa lagi, Bang?" Starla merotasikan bola matanya jengah. Entah ini sudah keberapa kalinya kakak sulungnya itu melakukan hal aneh di depan umum.

"Lintang!" Kali ini ia memanggil adik laki-lakinya. Starla dan Lintang merupakan adik kembarnya.

"Hadir!"

"Coba tebak, hari ini Abang pulang telat. Ada apa, coba?"

"Nggak mutu banget!"

Berbeda dengan saudara kembarnya, Lintang justru memikirkan pertanyaan Bintang dengan serius. Karena memang jarang kakaknya itu pulang selarut ini, bahkan tidak pernah. Sekalipun pulang larut, biasanya lelaki itu memasang raut wajah kesal karena lelah dengan tugas kelompok yang menggunung.

Lintang menjentikkan jari semangat. Sebuah ide cemerlang terlintas di pikirannya tentang kenapa kakaknya pulang selarut ini dengan raut bahagia. "Lo nembak Kak Tari, terus diterima, 'kan?!" tebaknya.

Ia yakin tebakannya pasti benar. Siapa lagi yang bisa membuat Bintang sebahagia ini selain Tari?

"Kok Tari, sih?" tanya Bintang.

"Lah, bukan?" Lintang dan Starla kompak berucap bersamaan.

Bintang menggeleng. Berdehem sesaat, lalu dia merogoh saku celananya dan mengeluarkan ponsel. Membuka sebuah aplikasi chat dengan dominasi warna hijau, ia menunjukkan ruang obrolannya dengan seseorang kepada kedua adiknya.

"Kak, save nomor gue, ya. Bintang," Lintang membaca pesan yang dikirimkan oleh Bintang.

"Oke," Starla membalas ucapan Lintang dengan membaca balasan pesan yang ditujukan untuk kakaknya satu itu.

Kedua kakak-beradik itu saling tatap. Tidak mengerti apa maksud Bintang. "Terus, kenapa?" tanya Starla.

Bintang mengacak rambut sebal. Tidakkah mereka tahu maksud Bintang menunjukkan ruang obrolannya dengan Azalea begitu mudah? Ia hanya ingin menunjukkan bahwa dia memiliki pujaan hati! Begitu sederhana, 'kan?

"Lo berdua itu nggak peka apa bego, sih?" tanya Bintang sebal.

Lagi-lagi, keduanya hanya menggeleng.

"Gue punya doi, woi!" Bintang berlari menaiki anak tangga menuju kamarnya. Sebelum menyentuh lantai dua, ia kembali berbalik. "Akhirnya, setelah lama menyandang status jomblo tersakiti, gue bahagia dengan pujaan hati gue yang baru!" serunya.

"Baru juga dapat nomornya. Udah kayak mau nikah aja lo," ucap Starla.

Bintang mengelus dada mendengar ucapan adiknya yang kurang ajar itu. Ia tersenyum seraya menggeleng takzim. "Kali ini, gue maafin lo, La. Buat kedepannya, lo hati-hati aja kalau ngomong," ucapnya.

"Kenapa emang?"

"Nanti kalau gue udah buktiin kalau doi udah klepek-klepek sama pesona gue, baru sadar lo kalau abang kalian ini tampan tiada tara."

Setelah mengucapkan itu, Bintang buru-buru memasuki kamarnya. Ia tidak mau berdebat lebih lama lagi dengan Starla. Karena jika mereka sudah bertengkar, bisa-bisa seisi kebun binatang bisa disebut oleh bibirnya.

Ia segera melemparkan dirinya sendiri ke atas kasur setelah melemparkan tas hitamnya di lantai dengan sembarangan. Meraih ponselnya, ia kembali membuka ruang obrolannya dengan Azalea.

"Chat apa, ya?" gumamnya.

Salam buat keluarga lo, ya, Kak. Bilang, dari cogan gitu. Hehe.

Bintang menggeleng. Tertawa kecil, ia menghapus pesan itu. Sangat norak. Nggak banget.

Frustasi memikirkan topik pembicaraan, akhirnya Bintang lebih memilih untuk bertanya pada sang ahli. Google.

10 Cara Agar Obrolan Terasa Seru.

Intip Tips Agar Doi Betah Chat Denganmu, Yuk!

10 Topik Obrolan Hits Terbaru. Dijamin Ampuh!

Jangan Sampai Salah! Inilah Topik Obrolan yang Sesuai Dengan Karakter Gadis Pujaanmu.

Azalea merupakan tipe gadis yang berbeda dari gadis biasa pada umumnya. Ibaratnya, gadis seperti Azalea hanya ada satu di dunia, setidaknya di dalam dunia Bintang. Ia pun memilih untuk membuka opsi keempat. Tips memilih topik berdasarkan karakter gadis yang sedang kita sukai.

Ibu jari Bintang terus men-scroll layar. Selama itu, ia tidak menemukan tipe yang sesuai dengan Azalea. Gadis humoris? Tidak. Gadis tomboy? Bukan.

Scroll, scroll, dan scroll.

10. Gadis dengan pemikiran yang luas dan unik.

Ini dia, batin Bintang.

Iris hitamnya fokus membaca kata demi kata yang tertulis di sana. Perlahan, senyumnya terlukis. Dia sudah tahu!

Tanpa menunggu waktu lagi, jari-jemarinya dengan lincah menari-nari mengetikkan pesan untuk sang pujaan hati. Ia berharap Azalea segera membalas pesannya. Tak apa jika saat ini hanya bertanda centang satu. Yang penting, ketika tandanya sudah berubah menjadi centang dua biru, balasan segera dikirimkannya.

Bersambung ....

Hai, ketemu lagi sama Bintang!

Pernah menjadi korban label jurusan? Gimana, sih, rasanya? Sebel, marah, atau justru senang?

Pernah kebingungan nyari topik sampai searching di Google? Kalau iya, topik apa yang kalian pilih? Kalau enggak, kenapa?

Setelah berkenalan dengan Bintang sejauh ini, di part depan kita akan mulai berkenalan dengan kakak kelas kita tercinta, Azalea!

Bukan hanya dari sudut pandang Bintang tentang Azalea dengan segala kesempurnaannya. Lebih dari itu, kita akan mulai berkenalan dengan Azalea yang sebenarnya.

Jangan lupa tekan tanda bintang untuk selalu mendukung Bintang menjadi pribadi yang lebih baik!

Sweet Love,

Dilila Denata.

Continue Reading

You'll Also Like

3.1M 155K 22
Sagara Leonathan pemain basket yang ditakuti seantero sekolah. Cowok yang memiliki tatapan tajam juga tak berperasaan. Sagara selalu menganggu bahkan...
1.1M 41.8K 50
"Gue tertarik sama cewe yang bikin tattoo lo" Kata gue rugi sih kalau enggak baca! FOLLOW DULU SEBELUM BACA, BEBERAPA PART SERU HANYA AKU TULIS UNTUK...
860K 64.8K 31
ace, bocah imut yang kehadirannya disembunyikan oleh kedua orangtuanya hingga keluarga besarnya pun tidak mengetahui bahwa mereka memiliki cucu, adik...
463K 50.4K 22
( On Going + Revisi ) ________________ Louise Wang -- Bocah manja nan polos berusia 13 tahun. Si bungsu pecinta susu strawberry, dan akan mengaum lay...