PANGERAN UNTUK KALILA (OPEN P...

Da wgulla_

910K 69.7K 6.1K

Hati-hati jadi Sarjana Bucin [Follow dulu sebelum baca] *** Kisah tentang Kalila seorang gadis penderita peny... Altro

Prolog
Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
Bab 6
Bab 7
Bab 8
Bab 9
Bab 10
Bab 11
Bab 12
Bab 14
Bab 15
Bab 16
Bab 17
Bab 18
Bab 19
Bab 20
Bab 21
Bab 22
Bab 23
BAB 24
Bab 25
Bab 26
Bab 27
Bab 28
Bab 29
Bab 30
BAB 31
Bab 32
Bab 33
Bab 34
BAB 35
OPEN PRE ORDER 2
Extra Part

Bab 13

16.6K 1.7K 108
Da wgulla_

Love dulu buat part ini ♥️♥️

Yuk sebutkan kota kalian?

*****

Pangeran mendadak kaku mendapat pelukan Kalila. Jantungnya berdebar begitu cepat. Rasanya nyaman sekali, namun cuma sebentar karena setelah itu Kalila melepaskannya. Pangeran merasa kehilangan, dalam batinnya rasanya ia ingin memiliki Kalila secepatnya.

"Terimakasih telah mengkhawatirkan-ku." Ujar Kalila sambil tersenyum hal itu membuat hati Pangeran berdesir karena Kalila nampak cantik di matanya.

"Aku senang kamu khawatir padaku. Bagaimana kalau kita jadi teman?" Mendengar itu Pangeran terdiam.

"Sama seperti Sammy." Jadi posisinya di hati Kalila sama seperti Samudra. Pangeran terkekeh, tiba-tiba logikanya tak berdaya mengartikan semua ini. Pangeran tersenyum kecut memang selama ini hubungan mereka itu seperti apa. Dia saja yang gila tiba-tiba datang ke gadis itu mengaku sebagai seorang pria yang ingin melindungi gadis itu. Padahal mereka bukan teman bahkan tidak saling mengenal. Pangeran baru sadar ternyata dia memang gila.

"Pangeran..." Panggil Heru yang tiba-tiba datang di antara mereka.

"Akhirnya Lo sadar juga. Astaga gua nggak bisa bayangin kehilangan Lo." Heru memeluk Pangeran erat.

"Yang lain mana?" Tanya Pangeran hanya melihat Heru disini.

"Di kelas udah masuk. Tadi gua pura-pura izin kamar mandi sekalian nengok elo. Alhamdulillah udah sadar." Saat itu juga Pangeran tersadar Kalila pergi. Matanya mencari sosok tapi tak ada satupun.

"Cari siapa bro?"

"Kalila kemana dia?" Ternyata gadis itu pergi meninggalkannya ketika ia berbicara dengan Heru.

"Dia udah ke kelas paling. Lo masih sakit nggak? Kalau udah sehat ayo ke kelas." Pangeran mengangguk ia turun dari tempat tidur lalu berjalan berdampingan dengan Heru ke kelas. Dalam pikirannya hanya Kalila, jadi gadis itu rela ketinggalan jam pelajaran hanya untuk menemaninya di UKS. Sudut bibir Pangeran melengkung melukis senyum. Tak apa dia hanya menjadi teman, yang terpenting gadis itu bisa dekat dengannya.

Benar saja ketika mereka masuk sudah ada guru disana dengan sebuah gitar. Bu Ulfi merupakan guru Seni musik. Pangeran mengetuk pintu kemudian salam dan meminta izin untuk masuk. Setelah itu ia duduk di bangkunya. Terlihat anak-anak tengah serius mendengarkan ucapan sang guru.

Pangeran berusaha untuk memahami apa yang Bu Ulfi katakan, walau sebenarnya ia tidak konsen. Ia terus menatap Kalila yang duduk di sebelahnya. Sebenarnya Pangeran sudah paham bagaimana cara memainkan gitar. Karena Bu Ulfi terlihat sedang menunjukkan beberapa kunci gitar.

"Disini udah ada yang bisa main gitar?" Tanya Bu Ulfi. Ruangan tiba-tiba jadi sunyi. Tidak ada satupun yang menjawab.

"Kalau nggak ada yang jawab biar ibu panggil aja. Buat maju ke depan." Banyak anak-anak yang mendesah. Jujur mereka memang belum terlalu bisa. Mungkin ada beberapa yang bisa tapi mereka paling tidak suka maju ke depan. Karena biasanya wanita itu menyanyikan lagu yang aneh-aneh. Atau pasti ada tujuan dan maksud tertentu. Seperti kemarin ada yang tiba-tiba saja dimasukan jadi anggota paduan suara padahal anak itu tidak mau. Sejak saat itulah mereka kapok.

Bu Ulfi bangkit dari duduknya. Ia berjalan ke arah meja untuk memanggil salah satu nama di kelas ini. Kening Bu Ulfi berkerut membaca satu nama yang asing. Perasaan tidak ada muridnya yang memiliki nama seperti ini.

"Pangeran?" Panggil Bu Ulfi.

Semua mata tertuju pada Pangeran. Pria itu bangkit melangkah ke depan.

"Kamu anak baru?" Pangeran mengangguk.

"Pantas saja ibu tidak pernah lihat kamu."

"Kamu bisa main gitar?"

"Jangankan main gitar Bu, piano, harmonika, biola dan kawan-kawannya saya bisa Bu."

Setelah menjawab itu Pangeran mengambil gitar yang di taruh di meja oleh Bu Ulfi. Dia duduk di kursi sambil memangku gitar.

Tiba-tiba suasana menjadi hening ketika alunan petikan gitar berbunyi. Semua mata tertuju pada Pangeran. Bahkan ketika Pangeran bernyanyi.

"Bilur makin terhampar dalam rangkuman asa
Kalimat hilang makna, logika tak berdaya
Di tepian nestapa, hasrat terbungkam sunyi
Entah aku pengecut,
entah kau tidak peka..."

Kalila menatap Pangeran. Ia terpesona dengan suara pria itu. Bahkan ia bisa melihat ketulusan pria itu dalam menyampaikan lagu itu.

"Ku mendambakan mu, mendambakan ku.."

"Bila kau butuh telinga tuk mendengar
Bahu tuk bersandar, raga tuk berlindung
Pasti kau temukan ku di garis terdepan
Bertepuk dengan sebelah tangan."

Pipi Kalila semakin memerah mendengar itu. Tanpa sengaja pandangan mereka bertemu. Disaat itulah Kalila merasakan hatinya berdesir.

"Kau membuatku yakin, malaikat tak selalu bersayap
Biar saja menanti tanpa batas, tanpa balas
Tetap menjelma cahaya di angkasa
Yang sulit tertampik dan sukar tergapai,"

"Ku mendambakan mu, mendambakan ku,"

"Bila kau butuh telinga tuk mendengar
Bahu tuk bersandar, raga tuk berlindung
Akulah orang yang selalu ada untukmu
Meski hanya sebatas teman..."

Kalila memutuskan pandangnya, ia tak berani menatap Pangeran. Karena ia merasa Pangeran menyanyikan lagu ini untuknya. Apalagi tadi ia meminta Pangeran untuk menjadi temannya. Pangeran juga tak henti menatapnya. Kalila merasa bersalah. Namun ia menggelengkan kepalanya ia tidak boleh seperti ini. Cintanya hanya untuk Rio. Bukan untuk Pangeran.

"Yakin kau temukan aku di garis terdepan
Bertepuk dengan sebelah tangan..."

"Bertepuk dengan sebelah tangan...."

Setelah selesai di petikan akhir gitar. Seluruh penghuni bertepuk tangan. Bahkan Bu Ulfi sampai menepuk pundak Pangeran.

"Bagaimana jika kamu ngisi acara perpisahan kelas XII?" Tiba-tiba kelas menjadi hening. Tebakan anak-anak benar. Pasti Bu Ulfi ada maunya. Mereka senang selamat dari tugas tambahan, karena mereka malas jika harus latihan. Apalagi sebentar lagi mau UTS (Ulangan Tengah Semester).

"Ibu belum nemu yang pas. Dan kamu benar-benar pas. Cocok banget buat jadi perwakilan kelas Sebelas."

"Nanti kamu sekalian duet sama Serena anak IPA 1. Dia suaranya bagus banget." Pangeran terdiam, ingin sekali menolak. Tapi melihat wajah antusias Bu Ulfi ia tidak tega menolak. Mau tidak mau Pangeran mengangguk.

*****

Bunyi bel istirahat pertama berbunyi. Murid-murid berseru senang. Pangeran baru saja ingin bangkit tiba-tiba seorang anak perempuan menghampirinya. Ia bingung karena tak mengenalnya.

"Pangeran."

"Iya, ada apa ya?"

"Ini aku Serena dari OSIS kelas IPA 1 mau ngobrol masalah karya wisata ke Bali. Boleh?"

"Oh, boleh kok." Kemudian Pangeran menarik kursi meminta gadis itu untuk duduk.

"Duduk." Ujar Pangeran. Serena seakan mengerti lalu duduk disana. Ia agak terkejut, karena Pangeran sangat ramah. Hal itu tak lepas dari pandangan Kalila. Gadis itu langsung pergi sambil bersungut kesal.

"Pangeran mau ke kantin nggak?" Sela Faris.

"Kalian aja, gua masih ada urusan sama ni cewek."

"Ciee.." Pangeran tidak menanggapi. Malah menyuruh temannya pergi.

"Gimana ada yang bisa gua bantu?" Tanya Pangeran. Ia menarik kursi untuk dirinya sendiri.

"Ini saya dapat rekomendasi dari Pak Valdo, agar ayah kamu untuk mau menjadi donatur dengan meminjamkan vila untuk kegiatan kita selama di Bali." Pangeran berpikir sejenak, kemudian mengangguk mengerti.

"Mana proposal dan suratnya, biar gua tanda tangan nanti gua bilang ke ayah gua. Dia lagi di Jakarta kayaknya nggak akan sempat kesini. Jadi semua biar gua yang urus." Rena menyerahkan berkas itu kepada Pangeran. Ia takjub dengan kemurahan hati pria itu. Sekaya itukah Pangeran.

"Makasih.."

"Sama-sama. Di villa gua juga nyediain jasa makan. Jadi makan pagi dan malam pas kita istirahat di Villa bisa disediakan disana. Nanti pas lunch bisa di salah satu restoran bokap gua disana."

"Maksudnya?"

"Biar urusan makan dan penginapan jadi tanggungan gua."

"Hah???" Rena terpesona kemudian mengangguk.

"Udah nggak ada lagi kan? Nanti Lo chat gua aja biar kita bisa koordinasi lagi."

"Makasih ya Pangeran."

"Bentar, Lo juga disuruh Bu Ulfi buat nyanyi di perpisahan?" Rena mengangguk. Ia menatap Pangeran bingung. Bagaimana pria itu bisa tahu?

"Kok lu tahu?"

"Berarti Lo yang akan jadi pasangan duet gua. Pasti kita akan sering ketemu. Semoga kita bisa bekerja sama." Setelah mengatakan itu Pangeran pergi meninggalkan Serena yang terpaku mendengar perkataan Pangeran. Entah kenapa ia menyukai pria itu. Ada aura positif yang dipancarkan dari senyum tulus Pangeran. Baru kali ini ia menemukan pria seperti itu.

****
Gimana part ini menurut kalian?

Apakah mereka hanya akan jadi teman?

Follow Instagram
@pangerankalila
@wgulla_

Mana nih?

#teamPangeranKalila
#teanPangeranRena

Salam

Gulla
Istri sahnya Lee min ho ♥️♥️

Love you ♥️♥️

Continua a leggere

Ti piacerĂ  anche

350 77 16
"Mulai sekarang lu jadi tutor gw,"Chandra menyerahkan 2JT rupiah pada Amora. "Lu gila?" "Gak.Gaada penolakkan atau lu jadi pacar gw,"itulah Chandra S...
481K 20.8K 64
WAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA!! Pertemuan kita adalah sebuah takdir yang tuhan rencanakan. Cover by : @Jeyyathala **** Berteman denganmu ternyata ti...
82.4K 3.8K 44
Coba tanyakan pada hatimu. Kamu mencintainya atau hanya mengagumi? [Cerita telah selesai]
ABOUT ALEA Da mipay

Teen Fiction

75K 5.3K 49
Alea tidak mencintai Aldi, begitu pun sebaliknya. Hanya karena permainan konyol, hal itu membuat Bad girl dan Ketua OSIS di SMA Bina Raya menjalin hu...