"Aduhhh, banyak banget dahh tugas icungg."
Dia jisung, cowok tinggi dan salah satu anak basket disekolahnya.
Dia kenapa?
Dia sedang frustasi.
Frustasi akan tugas nya yang amat banyak.
"Mau berenti sekolah ajaaaa. Ehh gak deh, ntar icung gak bisa kerja. Kalo icung gak bisa kerja, nanti keluarga icung makan apa. Eh, emang icung nanti berkeluarga? Punya pacar aja belom. Yang penting punya pekerjaan dulu deh. Buat biayain ka hani aja deh."
Itulah ocehan tak berfaedah dari seorang jisung pwark.
"Oke, icung harus semangat. Soal nya mudah aja kok ini. Tapi susah. Dan agak ribet. Eh? Bodo amat lah."
Mari kita tinggalkan si maknae ini di kehidupannya. Kita beralih ke ruang keluarga
Di ruang keluarga, ada hani, jeno, mark, jaemin, renjun, haechan, chenle, lucas, dan taeyong. Hehe.
Mereka lagi rapat, buat hal something.
"Kak makeu, gimana nih buat ultah nya icung??" Tanya hani.
Mark mengetuk ngetuk dagunya, "hemm.."
"Sok sok an mikir lo watermelon. Kayak bisa mikir aja." Ujar haechan.
"Bacot banget dirimu. Jadi ingin ku bunuh."
"Bicit bingit dirimi. Jidi ingin ki- AAAA SAKIT BANGSAT!"
Bisa mendengar suara kesakitan seorang lee donghyuck?
Paha haechan langsung dicubit mark menggunakan tenaga dalam.
Buktinya, paha haechan yg bekas cubitan tadi menjadi berwarna biru. Awoakowk.
"Sakit loh ini watermelon. Lo ini gak berperikesemangkaan banget jadi orang."
"Bidi imit gii gik pidili." Jawab mark cuek.
Haechan mencibir.
"Udah ihh, berantem mulu." Lerai hani.
"Tau nih, mending ngopi ama gue. Cobain kuy." Kata lucas lalu mengangkat kopi bermerk 'neo kopi teknologi' miliknya.
"Y."
"Gue punya ide nih." Kata jaemin.
"Paan?" Tanya jeno.
"Sini deketan."
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
"NAH! BAGUS TUH! BAGUS!"
"Lele! Kaget!"
"Awokawok. Maaf kak, reflek."
"Gimana gais? Setuju? Katakan ya atau tidak."
"Y." Jawab semuanya.
"Bodo amat ya anjinc."
"Oke ayo kita mulai."
"Aduh, ini soal apaan sih. Ngajak baku hantam banget nih soal." Jisung kembali mengoceh.
Tiba tiba dia teringat,
"Tumben tumbenan banget rumah sepi. Eh bagus deh, icung gak disuruh suruh lagi. Semoga keadaanya seperti ini terus sampe malam, am-"
"ICUNGGGG!! TURUN DONGGG! BANTUIN KAKAAA!!!"
"..min. Apa dosa icung, baru aja mau doa. Malah dipanggil. Hikd"
"ICUNGG!"
"BENTAR KA! OTEWE NIH."
Jisung menyudahi kegiatan nya dan pergi kebawah.
"Kenapa ka hani?" Tanya jisung.
"Ambilin itu. Hehe." Hani menunjuk ke kotak diatas lemari.
Icung natap hani datar, "Kok harus icung sih ka? Yang lain kan ada.."
Hani menunduk, "jadi kamu gak mau kalo kaka suruh? Yaudah maafin. Kamu balik keatas aja sana, biar kaka yg ngambil sendiri."
Jisung panik, tangan nya langsung memeluk hani. "Huaaa gak gituuu. Maafin icunggg. Icung cuman lagi kesel aja ka ama tugas. Ngelampiasin nya ke kakak. Maaf yaa."
"Kamu banyak tugas? Yaudah kerjain lagi gih. Maaf ya udah ganggu."
"Ihhh ka hani... gak gituuu... maafin icungg. Icung yang salahh."
"Iya deh."
"Nih icung ambilin." Tangan jisung terulur buat ngambil kotak itu.
"Nih ka. Ada lagi gak?"
"Gak ada. Makasih ya. Yaudah kamu balik aja sana."
Jisung cengo. "Y- yaudah ka."
Jisung lari lari kecil ke arah tangga.
"JISUNGGG! BENTAR DULU SINI." Teriak haechan dari luar.
"Kenapa bang???"
"Ambilin selang itu dong. Gue mager jalan kesana." Kata haechan.
Padahal, selang air itu hanya berjarak sekitar 3 meter dari haechan.
Jisung be like : "hei bitch. Fuck you."
Jisung memilih diam saja dan mengambil selang itu.
Lalu dilempar tepat didepan wajah haechan dengan keran air yang menyala. Membuat wajah haechan basah.
"Kebangetan lu sung."
"Bodo."
Jisung kembali masuk kedalam.
Baru saja menaiki dua anak tangga. Ada yg manggil lagi.
"JISUNG AAAA! JISUNGG OPPAA! COME HERE!" Itu jaemin.
Jisung menghela nafas panjang.
"Kenapa bang?"
"Temenin abang ke mini market depan dong."
"Males ih bang. Gue mau ngerjain tugas iniii."
"Bentar doang anjir. Ayooo."
"Gakk mauuu. Huaaa."
Jaemin narik tangan jisung. Lebih kayak keseret gitu sih.
Tapi tenaga jaemin lebih kuat dan jisung mengalah dan memilih nemenin jaemin ke minimarket.
Setelah jaemin berhasil menyeret jisung, manusia lain dirumah ini langsung berkumpul.
"Kasian anjir si jisung. Awoakwok." Kaga taeyong.
"Wkwk. Yaudah yuk hias rumah ini. Kajjaaaa!" Hani lari lari.
Yang gemes sekampung.
Ga deng.
"Bagi tugas dulu yuk. Eh kue nya gimana?" Tanya mark
"Nanti kue nya diantar kesini kok. Mungkin sebentar lagi sam-"
Ting nong!
"Kayaknya itu, hani keluar bentar yaa. Kalian hias rumah nya ayo, hehe." Hani keluar rumah.
"Sini kumpul."
...
"Oke? Yok kerja yok." Kata mark.
Yang lain mulai menghias ruang tamu.
"Tadaa. Ini kue dari hani, yg ini dari kita semuaaa. Hehe."
"Kamu beli 2 han?" Tanya jeno.
"Iya, hehe."
"Ini satu dari uang kumpulan kita. Satunya ini dari hanii." Sambung hani.
"Emang punya duit?" Tanya haechan.
"Ya ada lahhh. Emang kayak bang haechan, bisanya minta uang kak mark teros."
"Idih."
"Tadaaa! Udah selesai nih gais." Ujar taeyong.
"Asikk. Yok cari tempat sembunyi yok! Bentar lagi bang jaemin sama icung dateng."
Yang lain mulai keliaran nyari tempat.
Ada yang dibawah meja.
Ada yang diatas pintu.
Ada yang dipagar tangga.
Ada yang ngumpet di lemari.
Ada yang masih bingung mau sembunyi dimana.
Ada juga yang masih cengo kayak orang bego.
Hani berada ditengah ruangan dengan membawa kue.
Tak lama, suara motor terdengar memasuki pekarangan rumah.
"Sssttt,, mereka datang." Kata jeno.
Cklek.
Pintu dibuka, jisung yg masuk duluan.
Jaemin langsung ditarik jeno buat sembunyi.
"Kaaa??" Panggil jisung.
"Kok gelap gini sihh? Pada kemana nih? Heyy heyy- hey tayo hey tayo. Ish."
"Lupa bayar listrik kali nih bang jeno."
"Enak aja anjir. Gue bayar listrik selalu tepat waktu." Bisik jeno.
Ctak!
Lampu dinyalain.
"HAPPY BIRTHDAY JISUNG!"
Jisung cengo.
"Ciee adik kaka nambah umur!" Ujar hani.
Jisung masih cengo.
"Icung? Kok diem?"
"Ehm, emang hari ini ultah icung?" Tanya jisung sambil memiringkan kepalanya.
"YAIYALAH JISUNG PWARK! MASA ULTAH SENDIRI GAK INGET???"
"Bentar, hari ini tanggal.." jisung ngecek tanggal di hp nya.
"Oiya hari ini icung ultah."
"IYA JISUNG IYA!"
"Ehehe, makasih ka hanii! Makasih juga abang abang jahanam ku."
"MINTA DIGEPLAK YA LO SUNG?"
"Yaudah maap. Awokawok. Icung kaget dulu nih ya."
"AiGoO kKaMcHaGiYaAa!!" Ujar jisung sambil menirukan gaya purapura terkejut.
"Dosa apa gue punya keluarga kayak jisung." Gumam taeyong.
"Wkwk, astaga. Ayo cung foto duluu. Mau pake kue yang mana nih buat foto??" Tanya hani.
Jisung melirik kedua kue. "Ehhmmm. Punya ka haniii!"
"Lo tega sung sama gue, hikd" kata haechan dramatis.
"Bodo amat malika."
"Gob-"
"Lin.."
Haechan tidak jadi melanjutkan kalimat nya karena dia langsung mendapatkan tatapan tajam dari mark, jeno, sama renjun.
"Ayo sini cung." Ajak hani.
"Kaka foto yaa."
"1.."
"2.."
"3.."
Cekrek.
Iya, aku tau ini sangat telat.
Tapi ya, mending di up dari pada enggak sama sekali hehe.
Bukannya jisung kembaran sama chenle? Buat pertanyaan itu. Book ini udah aku revisi ya gais. Dan jisung sama chenle itu beda dua taun. Jisung sama chenle kan sama sama kelas 1 sma kan. Tapi ceritanya si jisung loncat kelas karena pinter, nah gitu makanya bisa sama sama kelas 1 SMA mereka hehehehe.
Happy birthday jisung!