Merah : Kursi Belakang [Tamat]

By cettagama

111K 12.5K 781

Kelas IX⁴ punya banyak kursi, semuanya di pakai siswa untuk belajar. Namun tidak dengan kursi yang ada di sud... More

Tokoh
Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 6
Bab 7
Bab 8
Bab 9
Bab 10
Bab 11
Bab 12
Bab 13
Bab 14
Bab 15
Bab 16
Bab 17
Bab 18
Bab 19
Bab 20
Bab 21
Bab 22
Bab 23
Bab 24
Bab 25
Bab 26
Bab 27
Bab 28
Bab 29
Bab 30
Bab 31
Bab 32
Bab 33

Bab 5

3.3K 436 15
By cettagama

"Hai aku Nindy Auristella Allisya, keluarga ku baru pindah dari Sumatera Barat ke sini," kenal anak baru di kelasku.

"Baiklah, disana ada kursi kosong," ujar Bu Nia sambil menunjuk kursi berhantu itu.

Sontak aku cemas saat Bu Nia menyuruhnya duduk di sana. Nindy berjalan menuju kursi itu pelan.

Sontak aku langsung menggenggam tangannya.

"Hai, ada apa?" Ujarnya ramah.

"Kursi itu..." Aku memberhentikan kalimatku sejenak.

"Berhantu," ujar Nindy.

"Aku tahu, seorang gadis bermulut robek duduk disana, dia menantikan ku," sambung Nindy.

"Kau, bisa melihatnya tanpa harus ada orang yang duduk disana?" Tanyaku.

"Ehm," Bu Nia mendehem.

"Nanti akan aku ceritakan," ujar Nindy sambil berlari ke kursi milik Alex yang sudah tiada.

"Baiklah, silahkan buka buku paket kalian," pinta Bu Nia.

"Pelajaran apa buk?" Tanya Adhian.

"Matematika... Ya Seni Budaya lah, emang Ibuk guru matematika," jawab Bu Nia.

"Hehe," Adhian tertawa kecil dengan suara maskulinnya yang cool abis.

Pelajaran berjalan lancar, tak ada jeritan seperti kemarin-kemarin. Jarum jam terus berjalan, hingga akhirnya sampai di angka 10:30, jam Istirahat kami.

"Nindy, sini..." Panggilku disaat Nindy ingin keluar dari kelas.

"Aku indigo, sejak kecil aku sering ketakutan dengan kemampuan ku yang bisa melihat mereka yang tak kasat mata bagi orang biasa," jelas Nindy.

"Ooh, syukurlah, kamu tahu gak kejadian mengerikan di sekolah ini?" Tanyaku.

"Oh iya, yang masuk berita itu, kamu menjelaskan di TV itu, hihi,"

"Aa, jadi malu,"

"Santai aja, mau ikut ke kantin?"

"Emang kamu tahu kantinnya dimana?"

"Makanya aku ajak kamu biar bisa nunjukkin dimana kantinnya,"

"Hahaha, aku gak peka ya,"

"Hehe,"

Di kantin kami membeli sepiring nasi goreng. Setelah menyantapnya hingga tandas, Verisa dan Valentina berdiri di depan pintu kantin sambil melipatkan tangannya.

"Ciee, langsung akrab," ujar Verisa.

"Ciee cemburu," sahut Nindy dengan pd-nya.

"Haha, bisa aja kamu ini," jawab Valentina.

"Mau jadi temanku juga?" Tawar Nindy.

"Aku mau aja sih, tapi jangan sering-sering cerita soal hantu ya, serem," sahut Valentina.

"Betul!" Sela Verisa.

"Yaudah, ke kelas yuk," ajakku.

Saat di kelas, aku menanyakan soal indigonya Nindy.

"Sumpah, aku gak nyaman banget kalau lihat mereka," ujar Nindy.

"Bentuk paling menyeramkan yang pernah kamu temui?" Tanya Verisa.

"Bukannya kalian gak mau cerita yang seram-seram," ujar Nindy.

"Penasaran, hehe," sahut Verisa.

"Aku gak ikut denger," Valentina menutup kedua telinganya dengan tangan kecilnya.

"Tadi, saat aku berjalan menuju kelas, aku melihat ke sekeliling, tiba-tiba nafasku sesak saat melihat seorang Bapak-bapak yang tak terlalu tua di lapangan basket, kedua bola matanya tak ada, mulutnya sobek sampai matanya, dan berdiri kaku di tengah lapangan," cerita Nindy.

Aku menelan ludah, bukan untuk membasahi tenggorokan, tapi aku teringat seseorang.

"Pak Anto, guru yang meninggal karena Merah, yang beritanya masuk TV itu," sahutku.

"Merah?" Nindy kebingungan.

"Hantu yang ada di kelas ini," bisikku.

"Aku gak denger," ujar Valentina.

"Ya iyalah, kamu masih nutup telinga," sahut Verisa.

"Astaga, aku terlalu fokus melihat kalian sampai aku lupa kalau telingaku ditutup," jawab Valentina.

"Liat kami, atau Adhian?" gurau Verisa.

"Gak lah, ntar Rena cemburu," balas Valentina.

"Hey! Apa-apaan nih?!" Sela ku.

"Bukannya Adhian suka sama kamu," sahut Verisa.

"Aku gak tahu dan tak mau tahu apalagi memperdulikan itu," jawabku tegas.

Sontak Adhian yang ada di belakang kelompok kami bergurau seperti orang yang sakit jantung sambil berkata "Ah hatiku."

Verisa, Valentina dan Nindy tertawa geli melihat ulah Adhian.

"Oh iya, aku gak sadar kalau Devan gak datang," ujarku.

"Oh iya, tapi kakinya terkilir, mungkin pergi ke tukang urut," jawab Valentina.

Bersambung...

°°°

Maaf, ceritanya dipersingkat. Tujuannya agar pembaca tidak bosan dengan teks cerita yang terlalu panjang.

Jangan lupa Vote dan Komen, biar semangat author makin membara.

Thanks.

Continue Reading

You'll Also Like

68.5K 3K 104
disini ada cerita tentang psychopat,misteri,hantu,cinta dan legenda-legenda misteri,riddle psychopat,riddle hantu,riddle misteri,test psychopat dan c...
19.4K 4.4K 15
SAD GHOST 4 - Genre : Horor comedy. Princess adalah nama anak perempuan dari hasil buah cinta Kevin dan Agnes. Gadis cantik berusia 16 tahun itu, sud...
781K 33.5K 25
#4 - horror (29-06-18) #1 - misteri (24-06-18) Joshua Aditya Putra, murid yang senantiasa bersama dengan teman-temannya. Namun, jika dia sedang sakit...
1.4K 316 21
✎ 🖇 . . ⇢ ˗ˏˋ welcome to ˎˊ˗ ꒰ 🥀 ꒱ ╭────────────────── ✦ ╮ ✎ 𝐪𝐮𝐨𝐭𝐞𝐬 𝐢𝐧𝐢 𝐦𝐮𝐫𝐧𝐢 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐩𝐞𝐦𝐢𝐤𝐢𝐫𝐚𝐧 𝐬𝐚𝐲𝐚 𝐬𝐞𝐧𝐝𝐢𝐫𝐢 ✎ �...