🆃🅰🅼🅰🆃 Sangat Membenci Me...

iu3a17 tarafından

130K 6.9K 1.2K

[WARNING: TERDAPAT CERITA EXPLISIT BAGI YANG TIDAK SUKA SILAHKAN JANGAN MEMBACA. DISARANKAN UNTUK PENGGEMAR C... Daha Fazla

Kata Pengantar Penerjemah Abal-Abal
Curhatan Mimin Selama Menerjemahkan
Introduction
Chapter I Katanya Semakin Membenci Sesuatu, Semakin Sulit untuk Menghindar
Chapter II Perang Dimulai
Chapter IV Cara untuk Membalas
Chapter V Menyaksikan Sendiri
Chapter VI Seseorang yang Sok Kuat
Chapter VII Menempelkan Daun Emas ke Belakang Patung Buddha
Chapter VIII Perubahan Sudut Pandang
Chapter IX Di Waktu Malam
Chapter X Perasaan yang Menuntun
Chapter XI Dibawah Guyuran Air Dingin
Chapter XII Mati Akibat Ucapan
Chapter XIII Di Tengah Situasi Buruk
Chapter XIV Perasaan yang Terucap
Chapter XV Menelan Kata-Katanya Sendiri
Chapter XVI Sekali Saja Tidak akan Cukup
Chapter XVII Kedua Kalinya Telah Dimulai
Chapter XVIII Mulut yang Berkata Tidak...
Chapter XIX ...Tapi Setiap Waktu Selalu Selesai
Chapter XX Sebenarnya, Hanya Merasa Takut?
Chapter XXI Beginikah Teman?
Chapter XXII Aku Tidak Akan Berbaikan!
Chapter XXIII Status Hubungan
Chapter XXIV Saat Memutar Sumbu yang Hampir Terlepas
Chapter XXV TTM Bukan Pacar, Tidak Berhak Bertindak Posesif
Chapter XXVI Berhenti Di Tempat yang Sama
Chapter XXVII Tiba Pada Titik Memutuskan Hubungan
Chapter XXVIII Menyalahkan
Chapter XXIX Ketika Type Telah Memiliki Status Hubungan
Chapter XXX Pulang ke Rumah
Chapter XXXI Harus Berpikiran Terbuka
Chapter XXXII Cara Berpikir Pria Buruk Itu
Chapter XXXIII Seseorang yang Egois
Chapter XXXIV Ulang Tahun Bersama Seseorang di Masa Lalu
Chapter XXXV Tidak Terlihat akan Dicampakkan
Chapter XXXVI Harga untuk Menahan Sebuah Kenyataan
Chapter XXXVII Ketika Dia Meminta Putus
Chapter XXXVIII Cerita Kala itu
Chapter XXXIX Sungguh, Seseorang yang Lebih Tinggi
Chapter XL Milikku!
Chapter XLI Huft, Dia Benar-benar Jahat
Chapter XLII Menghimpun Tentara, Jangan Gila...
Chapter XLIII Rasanya Benci, Bagaimanapun Juga, Aku Mencintainya
Chapter XLIV Di Atas Panggung
Chapter XLV Bercinta di Malam Hari
Chapter XLVI Kebahagiaan Ini Akankah Berlanjut ?
Chapter XLVII Di Belakang Cintanya
Chapter XLVIII Ketika Sang Mantan Kembali
Chapter XLIX Tolong, Kembalilah
Chapter L Harga Sebuah Kebohongan Merupakan Awal Masalah Besar
Chapter LI Mantan VS Pacar
Chapter LII Karena Cinta, Sehingga Takut
Chapter LIII Penyebab Berjanji
Chapter LIV Penyebab Sebenarnya
Chapter LV Kebenaran Di Bawah Dusta
Chapter LVI Investasi yang Tidak Terbayarkan
Chapter LVII Menghancurkan Topeng
Chapter LVIII Pernyataan yang Tidak Sesuai Harapan
Chapter LIX Api di Atas Sekotak Es
Chapter LX Pertarungan Panas di Lautan antara Mertua dengan Menantu
[END]Chapter XLI Akhir Pertempuran Tak Terduga

Chapter III Keduanya Memanas

1.9K 122 7
iu3a17 tarafından

Pemahaman terjemahan di tempat ini menggunakan alat penerjemah online serta bantuan pencarian google untuk informasi tambahan. Jika pemilihan kata, maksud cerita tidak sesuai, atau pemberian informasi kurang tepat dari bahasa aslinya. Bisa berikan saran atau masukan dengan baik-baik pada penerjemah abal-abal ini. Terima kasih (=')

++++++++++++++++++++++++++++++++++++

"Hei sudah datang, kalian masuklah"

"Hei Type, kamu berani juga mendukung pestanya, kalau alkoholnya gratis, kupastikan akan menikmati sepuasnya. "

"Ohya, No sudah datang"

Sekarang perang sedang masuk di minggu kedua, di akhir minggu kemarin, pria gay yang seruangan dengannya pulang ke rumah...

Selama 2 hari ini, Type melakukan penyelidikan. Ketika masuk hari senin, dia berdiskusi dengan Techno, setelah itu mereka setuju akan menjalankan rencana yang dibuat langsung oleh sang wakil kapten, Techno. Daftar hadir kelompok pasukan yang akan diundangnya bukan orang lain...sudah jelas teman-temannya di SMA.

Oh iya selain Techno, Type belum mengatakan bahwa terdapat dua teman dari SMA yang sama-sama diterima di universitas yang sama. Kedua kawannya itu berada di asrama sama dengan ruangan yang sama, sedangkan dia dan Techno berada di asrama yang sama tapi ruangan berbeda. Jadi saat ini, keduanya duduk dengan santai di tengah ruangan.

"Kalian sudah di sini, Alkoholnya baru kubeli... *Oom[1], Team, datangnya cepat juga."

Ketika Techno membuka pintu ruangan dia berbicara layaknya berada di ruangan sendiri. Langsung saja dengan setia menyapa kawan sejawat dari SMA-nya, meskipun sebenarnya dia tinggal di ruangan yang berbeda.

Oom mengambil fakultas MIPA, dia merupakan teman se-jurusan Type saat di SMA, meskipun tidak begitu akrab. Cukup aneh memang, tapi karena Type pernah mendapatkan satu warna dengan Techno, meskipun mereka berdua berbeda tempat sebelumnya dari Oom dan Team, tapi keduanya merupakan anak dari jurusan IPA saat di SMA, ditambah mereka pernah menjadi satu tim saat bertanding bola. Karena saling berlari, mengejar, dan menendang bola bersama, mereka cukup dekat. Sekarang ini, keduanya sedang tidak sadar telah masuk menjadi bidak catur dalam rencana yang dibuat oleh Type.

"Aku datang cepat karena jadwal kosong hari ini"

Oom bicara sambil memasukkan tangannya ke dalam plastik, setelah itu Techno menyodorkan segelas es kepadanya(ingin memenuhi gelasnya juga), sedangkan Team menatap dengan ekspresi kagum dengan alis yang naik.

"Apapun yang terjadi, jika berada dalam masalah pasti akan kami bantu, kalau sampai tidak datang lebih baik bunuh diri saja, begitulah"

"Kamu ke sini mau membantu menghabiskan minuman gratis 'kan"

"Aku ini sedang bersikap menjadi teman yang sangat baik"

Team selalu banyak bicara, dia anak MIPA berkulit putih. Dia mengenakan kacamata berbingkai hitam dan duduk di depan meja pertama kali. Dia menerima tas milik Techno untuk diletakkan di bawah, setelah itu memberikan perintah;

"Terserahlah gelasnya, cepat... Aku haus"

Clak [suara kaleng dibuka (∩_∩)]

"Kamu haus atau lapar alkohol? Dasar pembual"

Type bertanya sambil mendorong kepala temannya, sebelum akhirnya bergerak untuk memberikan gelas pada teman-temannya. Oom yang dari tadi membuka sekaleng minuman sudah menuangkan minumannya ke dalam gelas, terlihat tidak perduli dengan apapun, disaat keduanya tidak memperhatikan, Techno mendekat ke arah kawan baiknya, lalu bertanya;

"Apa benar-benar akan berhasil?"

"Em!"

Type membisikkan jawabannya dengan penuh penekanan. Matanya saat ini berkilat puas, baru saja dia memikirkan Tharn pulang lalu melihatnya mengadakan pesta minum-minum di dalam kamar. 

Kedua rekannya sekarang sudah minum dan makan dengan sepenuh hati, jelas sekali mereka berdua mau teler sampai gila, tidak memikirkan apapun kecuali hari ini. Kalau Tharn tidak ingin pindah, Type bermaksud untuk mengadakan pesta seperti ini lagi setiap hari sampai dia tidak tahan lagi.

"Oh iya Type, mengadakan pesta minum begini, teman sekamarmu tidak keberatan 'kan?"

Egh!

Techno menahan nafas saat memikirkan ini, dia memang tidak takut dengan Type. Saat ini dia hanya mengirimkan senyuman takut kepada dua orang bodoh yang ada dihadapannya, kemudian mundur dua langkah dari tempatnya berdiri. Segera saja, sebuah suara lembut dan menyenangkan terdengar, membuat bulu kuduk Techno meremang;

"Tidak apa-apa, teman seruanganku ini baik hati, kebaikan hatinya seluas samudera, hanya mengundang beberapa sahabat untuk minum-minum bersama, dia tidak akan keberatan"

Cara berbicaranya benar-benar menyindir, sangat mengejek. Type brengsek, sialan, cara berbicaranya jelas sedang mencari masalah.

Techno menelan ludahnya, kemudian mundur sedikit lebih jauh. Dari awal dia memang hanya bermaksud membantu sahabatnya, tapi saat mendengar perkataan kawannya, dia hampir saja ingin langsung pulang karena takut membayangkan si pemilik lain ruangan ini kembali dan ikut membunuhnya setelah membunuh kawannya. Setelah menanyakan satu pertanyaan, mereka menanyakan pertanyaan lainnya

"Type sialan, kasurmu yang mana?"

Oom bertanya, dan Type menyeringai mendengar pertanyaan ini.

Akhirnya...

Segera saja Type mengangkat tangan untuk menunjuk ke tempat tidur yang disekitarnya terdapat poster band THE KILLER.

ITU 'KAN BUKAN TEMPAT TIDURMU, TYPE!!!

Techno hanya bisa berteriak dalam hati, dia melihat kawannya itu sudah melompat ke atas tempat tidur dengan sebuah kantong camilan besar. Makan dengan cara seperti itu jelas, malam ini akan membuat semut datang menggerayangi si pemilik tempat tidur.

"Kalau di sebelah sana itu kasurmu, memang sejak kapan kamu suka musik sampai mendengarkan band ini"

"Em, belakang ini , aku suka mendengarkan musik"

Tidak perduli seberapa fasih ucapanmu, tapi senyummu itu terlihat benar-benar mengerikan

Dalam hati Techno benar-benar ingin mengundurkan dirinya sebagai wakil kapten perang. Sudah jelas pekerjaan ini tidak bisa dilaksanakan tanpa bantuan, si Type sialan benar-benar telah menyeretnya masuk ke dalam tim-nya di perang yang sedang berlangsung ini.

***

Ckrek

"Ada yang ingat dengan Bank, sekarang dia sudah punya istri, ceweknya ini benar-benar berani. Pacaran baru 3 hari sudah tinggal di gedung yang sama."

"Hei, Bank yang itu, si bocah pendiam itu 'kan"

"Iya, benar mereka sudah seruangan"

Tharn telah menduga Type pasti sudah merencanakan masalah lain untuk membuatnya pindah dari ruangan itu. Hasilnya, saat dia bermaksud untuk berjalan memasuki ruangan, langkahnya terhenti sejenak di depan pintu, dia bisa mendengar suara keras keluar dari dalam ruangan dan mulai curiga dengan ini. Dia pikir Type sedang sengaja menghidupkan komputer dengan suara keras, tapi ketika dia memasuki gerbang medan perang, Tharn telah dibuat begitu marah.

Sekarang, kondisi ruangannya sudah bukan seperti kedatangan perampok lagi, tapi sebaliknya, di dalam ruangan sekecil itu sudah ada empat orang yang hadir di dalamnya, ditambah, setiap orang dari mereka sedang menggenggam segelas minuman keras. Ditengah-tengah mereka sudah berserakan beberapa sampah camilan, tidak cukup sampai di situ. Seseorang yang tidak dikenalnya telah berbaring santai di atas tempat tidurnya. Memandang semua ini alis Tharn yang hitam langsung saja terjalin.

"Oh, teman sekamar, sudah pulang"

Sekarang seseorang sedang menusuk tubuh Type yang sedang tertawa dengan keras, tapi Type terlihat tidak perduli bahwa teman seruangan-nya telah kembali, sikapnya ini membuat Tharn memicingkan mata saat menatap ke arahnya, dia sama sekali tidak menyangka Type akan melakukan hal seperti ini.

"Oh, kamu sudah kembali? Yah, teman-temanku datang berkunjung. Aku menggunakan ruangan untuk sementara waktu, tidak apa-apa 'kan?"

Dia tersenyum

Seandainya Type tersenyum dengan memperlihatkan giginya dan berbicara se-akrab ini di saat yang normal, mungkin Tharn bisa merasa baik. Tapi saat ini, Type memperlihatkan senyuman dengan mata yang berkilat jahat sambil mengangkat gelas berisi minuman dengan menggoyang-goyangkan isinya. Jelas saja, sikapnya ini membuat sang pemain drum muda itu mengepalkan tangannya.

"Ah, teman-teman, karena yang punya sudah pulang, tidak baik bersikap murahan begini 'kan"

Techno sekarang mulai bicara, saat dia hendak berdiri Type sudah merebut kerahnya untuk menyuruhnya tetap duduk, lalu berbicara dengan suara yang terdengar riang;

"Buru-buru kembali kenapa? Masih belum jam 8 malam. Oh iya, kawan seruanganku tidak keberatan, benar 'kan?"

Setelah menyelesaikan kalimatnya, Type berbalik untuk bertanya langsung pada Tharn, membuat Tharn melepaskan kepalan tangannya, kemudian menyapukan pandangan untuk menatap langsung anak yang sedang mengajaknya berbicara, setelah itu berbicara seperti apa yang diinginkannya;

"Benar, tidak usah cemas. Nikmatilah dengan baik"

Pandangan matanya terlihat menantang saat menatapnya, cukup membuat siapapun terkejut saat menatap kilat yang terpancar dari kedua matanya. Tharn meletakkan tasnya di atas meja dan duduk di atas kursi, setelah itu memperlihatkan senyuman ramah pada teman-teman Type yang ada di sana, kemudian bertanya;

"Boleh ikut bergabung tidak?"

"Hei! Ti..."

"Ayo, ayo... Type punya gelas lain 'kan?"

Type masih belum menyelesaikan kalimatnya, temannya yang sedang menjajah tempat tidur Tharn sudah berteriak begitu keras untuk menerimanya, kemudian tersenyum ke arahnya, lalu memperkenalkan diri;

"Namaku Oom, aku teman SMA-nya Type"

"Aku Team"

"Em... Aku Techno"

Saat ini Techno bersikap seperti teman-teman lainnya, padahal dia orang yang paling tahu masalah apa yang terjadi diantara Tharn dan Type.

"Kalau kamu?"

"Tharn"

Tharn merespon dengan nada yang akrab, tidak ada sedikitpun nada dingin yang tertinggal seperti dia berbicara dengan Type. Meskipun begitu, saat tersenyum kali ini dia berbicara dengan nada yang sedikit menakutkan sambil bertanya;

"Tapi, apa yang kamu lakukan di atas tempat tidurku?"

"Oh! Bukannya ini tempat tidurmu ya Type? kenapa kamu mengatakan kalau ini tempat tidurmu, dasar sialan, mau mengerjaiku ya!"

Oom berseru, dia langsung turun dari tempat tidur dan duduk di lantai, kemudian meminta maaf;

"Maafkan aku, kupikir itu tempat tidur Type, jangan marah"

"Tidak, ini cuma hal sepele"

Meskipun sebenarnya Tharn marah, tapi dia memendamnya dalam hati. Dia tidak ingin mengekspresikan kemarahannya dan membuat seseorang merasa puas. Jadi saat ini dia mengangkat bahunya, kemudian berbicara dengan nada sederhana sambil tersenyum akrab saat menjawab.

"Ternyata Type berkata benar, kamu memang orang yang baik"

"Team, apa Type memujiku?"

Mendengarkan ini Type langsung saja mengepalkan tangannya dengan erat, entah mengapa dia benar-benar ingin meninju seseorang... Lebih tepatnya meninju dirinya sendiri.

"AKU TIDAK BILANG BEGITU!!!"

"Hoh, kamu bilang tidak? Type bukankah baru saja kamu memujinya begitu, bilang kalau teman seruanganmu itu baik, Hei Team, bukankah dia bilang begitu?"

"Dia mengatakan kamu itu orang baik, bahkan sangat murah hati"

Ekspresi wajah Type seperti orang yang ingin membunuh siapapun, pipinya memerah karena amarah yang dirasakannya, melihat ini membuat Tharn tertawa dengan lembut, dia berjalan mendekat ke arah Type, seolah mereka tidak dalam perseteruan. Perkataannya ini rasanya sudah menjadi sebuah tamparan bagi Type;

"Terima kasih atas pujiannya, aku tidak menyangka kamu mengagumiku sampai seperti ini"

Nada bicara memang terdengar akrab tapi pandangan mata Tharn terlihat mengejek, diapun datang untuk menepuk pundak Type. Kali ini Type benar-benar harus menekan amarahnya untuk muncul, diapun berkata;

"Aku mau pergi membeli camilan"

"HEI, BELI KACANG SEKALIAN YA"

Oom berteriak untuk memberi tahu, tapi suaranya menghilang karena gebrakan pintu yang ditutup oleh Type. Sikap Type ini membuat orang-orang yang ada di dalam ruangan saling melihat satu sama lain.

"Kenapa dia marah?"

Team yang pertama bertanya, disaat yang bersamaan pandangan matanya menyapu ke arah Tharn, setelah itu melihat kondisi yang ada di dalam ruangan. Tapi setelahnya, dia hanya bertingkah melewatkan semua ini begitu saja dan bersikap seperti awal datang.

"Kalau begitu, aku akan pergi membantu Type membawa barang"

BRAK!

"AAARRRGGGHHHH, AKU BISA GILA!!!"

Belum sampai 5 detik Tharn meninggalkan ruangan, Techno yang dari tadi terlihat sangat tenang saat makan dan minum, pada akhirnya berteriak karena merasa tertekan melihat dengan jelas ketegangan di antara kedua orang yang sedang berseteru itu. Dia sekarang terbaring di atas lantai, lalu menjejakkan kedua kakinya seperti orang gila.

"Kamu ini kenapa!"

"Aku benar-benar merasa tegang. Aku sedang tertekan!"

Jawabannya ini jelas membuat kedua pria yang ada di dalam ruangan itu tidak mengerti, jadi Techno hanya menjejakkan kakinya sambil membatin, bagaimana bisa mereka berdua tidak sadar padangan mengerikan antara Type dan Tharn itu

Seandainya seseorang bisa terbunuh hanya karena pandangan mata seperti itu, mungkin saja orang itu sudah mati berulang kali.

Kenapa...kenapa! Kenapa harus menggali lubang di tengah-tengah perang seperti ini!!!

***

"Menurutku, aku dan kamu harus saling berbicara satu sama lain"

"Hoh"

Di bawah gedung asrama. Tharn sudah mengejar seorang yang keluar dari ruangan lebih dulu. Suaranya benar-benar terdengar dingin saat berbicara padanya, sedangkan orang yang ada dihadapannya mengeluarkan suara canggung dari tenggorokan, sikapnya jelas menunjukkan tidak ingin mengatakan apapun, merasa hebat saat berbicara.

"Dasar bocah TK"

"...."

"Bukan, tapi bertingkah seperti seorang bayi"

Dengan cepat orang yang berjalan dihadapannya tiba-tiba saja menghentikan langkah, kemudian berbalik seperti akan membuat masalah, kedua matanya berkilat marah, membiarkan Tharn meraih kerah bajunya, kemudian melanjutkan bicara;

"Menurutmu dengan bersikap kekanak-kanakan begini, kamu bisa mempengaruhiku?"

Type memutar matanya, kemudian menatap ke arah teman seruangan-nya yang datang padanya lalu tersenyum, bersikap seolah sedang berada di atas angin kali ini, lalu bicara;

"Kalau tidak bisa, sudah jelas kamu tidak akan turun kemari dan membuat masalah, bukankah begitu? Dasar aneh"

Mendengar Type mengatakan kalimat dengan nada merendahkan, Thara menggertakan giginya dengan keras. Pada kenyataannya dia sekarang keluar hanya untuk membuat dirinya lebih tenang, karena jika berada terlalu di dalam sana akan membuatnya marah bahkan meledak, dia tentu bisa menjadi perusak suasana. Apapun yang dilakukan teman-teman Type sudah melewati toleransinya, apalagi ada yang berbaring di atas tempat tidurnya. Bagaimanapun juga, Thara berusaha setenang mungkin, apabila dia menunjukkan rasa marahnya, maka dia akan berakhir menjadi pecundang.

Jangan membuatnya senang

Jangan Tharn, jangan membuatnya senang.

"Lalu apa? Apa menurutmu aku akan pindah begitu saja dengan memanggil teman-temanmu untuk menghancurkan tempatku?"

Pertanyaan ini membuat orang yang mendengar hanya memutar tubuhnya, seolah tidak perduli lagi kalau ada yang melihat mereka sedang berseteru saat ini, menurutnya ini bagus.

Di bawah asrama laki-laki bagian timur ini tidak banyak pejalan kaki yang berjalan di sekitar, jadi Tharn tidak merasa takut jika terdapat rumor kepindahannya dari ruangan disebabkan pertengkaran pasangan gay.

"Menurutku cukup berhasil... Heh, aku rasanya ingin mengatakan pada mereka bahwa kamu gay. Aku ingin tahu bagaimana reaksi Oom dan Team saat tahu siapa kamu..."

"Lakukanlah"

Saat Type belum selesai bicara, Tharn sudah memotong pembicaraannya seolah itu bukanlah masalah besar untuknya. Dia menarik orang dihadapannya untuk turun mendekat padanya kemudian memicingkan mata saat menatapnya, memperlihatkan dengan jelas bahwa ancamannya itu sama sekali tidak efektif. Dengan mencengkeramnya, pemain drum muda itu berbicara sambil bersikap seperti di atas angin;

"Tapi pernahkah kamu berpikir bagaimana reaksi mereka, kalau mereka tahu bahwa kamu sudah tinggal selama satu minggu bersama dengan seorang gay..."

"AKU TIDAK SEPERTI ITU!!!"

Segera saja Type berteriak. Dia langsung merebut kerah baju Tharn, tidak perlu seseorang menerjemahkan bahasa Thai padanya, dia cukup paham apa maksud perkataan Tharn. Orang dihadapannya sedang mengatakan pada orang lain bahwa dia juga seorang gay. Dia memang ada di ruangan yang sama, siapapun pasti menduga mengapa dia melakukannya. Orang-orang yang membenci gay sering sekali mengatakan padanya, jangan terlalu membenci gay atau dia akan menjadi seorang gay

"AKU BUKAN GAY, DAN AKU TIDAK AKAN PERNAH MENJADI SEPERTI ITU!!!"

Type sekarang menarik kerah baju Tharn, mengatakan kalimatnya dengan kasar. Pandangan matanya setajam silet, mata anak muda dari wilayah selatan itu berkilat sangat menakutkan, menyiratkan dengan jelas bahwa kesabarannya sudah sampai pada batasnya. Membiarkan orang yang menatapnya tertawa...

Tawanya sama sekali tidak menyenangkan. Terasa dingin dan menakutkan, jari-jari di kedua tangannya mencengkram erat kerah Type, membuat wajah orang dihadapannya sedikit mendekat ke arahnya, pandangan keduanya hanya memiliki sedikit celah.

"Jadi kamu harus berhati-hati, jangan lupa bahwa teman seruanganmu ini seorang orang gay"

"DASAR BRENGSEK!"

Sampai akhir, orang yang ada di dihadapannya tidak melewatkan mengumpat ke arahnya, wajah tampan blasteran itu mencuri ciuman di sebelah kirinya dengan cepat, meskipun dia telah memutar lehernya karena ketakutan, tapi jembatan hidung pria itu sudah sempat menempel di sana.

Setelah itu Tharn bisa merasakan rasa panas di pipinya, hanya butuh waktu beberapa detik seseorang yang membenci gay punya kesempatan untuk meninju balik padanya dengan cepat.

"Kalian berdua, apa yang sedang kalian lakukan?!"

Saat Type membisikkan umpatannya dengan kasar, di saat yang bersamaan seseorang telah memergoki pertikaian antara keduanya. Beberapa detik yang lalu Tharn sendiri sudah sangat marah, dia hampir tidak ingin tinggal diam begitu saja berdiri di sisi orang itu, bagaimanapun juga suara yang keluar dari bibirnya terdengar begitu dingin;

"Dekat-dekat dengan seorang gay, hati-hati terjangkit homoseksual"

Mendengar ini, Type langsung mundur beberapa langkah, kemudian menarik tangannya , matanya yang memandang Tharn berkilat sangat menakutkan, dengan menggunakan punggung tangan dia menyeka pipinya sambil menunjukkan sikap jijik. Kemudian berbicara dengan nada penuh kebencian;

"Kalau kamu melakukan ini lagi, kupastikan akan menginjakmu melesak ke dalam bumi!!!"

Mendengar ancaman ini si pemain drum itu bersikap tenang, tapi kata-kata yang diucapkannya kali ini sama-sama menyakitkan;

"Kamu bisa mengatakannya, tapi aku bisa pastikan mendapatkan setiap lubang yang kumau, apalagi kamu juga punya lubang..."

Tharn mengangkat ujung bibirnya, sambil melihat ke tubuh bagian bawah Type, lalu memandang ke arah matanya dengan pandangan penuh arti;

"Jangan-jangan kamu ingin aku menggosok dan menusuk lubang itu untukmu."

"DASAR BRENGSEK!!!"

Ucapan terakhirnya membuat seseorang yang muncul di kebun memergoki mereka berdua buru-buru berlari untuk menghentikan keduanya. Satu tangan Type saat ini sudah merebut baju Tharn, sedangkan tangan lain yang mengepal mengarah ke wajahnya. Kalau bukan karena seruan seseorang...

"HEI, ADA APA INI, KALIAN DARI ASRAMA MANA!"

Sekarang seorang penjaga keamanan mengayuh sepeda berteriak ke arah mereka sambil mengarahkan lampu senternya. Type berusaha menahan amarah dan tinjunya. Kemudian mendorong dada Tharn sekuat tenaga, membuatnya mundur beberapa langkah. Dia sadar masalah yang terjadi saat ini, hanya akan membawa mereka pada permasalahan yang lebih rumit. Tidak perduli seberapa benci dirinya pada Tharn, dia tidak ingin masalah ini akan mempengaruhi kehidupan universitasnya.

"Bukan apa-apa, hanya berbincang dengan teman. Cuma sedikit berlebihan"

Tharn menjawab pertanyaan itu sambil merapikan kemeja yang dikenakan dengan menariknya. Jawaban darinya jelas membuat seseorang yang menyaksikan mereka bertikai memandang dengan curiga, lalu bicara;

"Tapi baru saja"

"Bukan apa-apa *Phi[2], hanya menyapa... kawan"

Mendengar kata terakhirnya, membuat Type menggertakan giginya, seolah dia ingin muntah. Dia dan orang itu tidak mungkin berteman, mungkin di kehidupan sebelumnya, mereka merupakan musuh bebuyutan. Kalimat si brengsek itu sudah seperti pisau yang menghujam hatinya, membuatnya benar-benar gusar. Benar-benar marah sampai rasanya dia tidak ingin melihat wajahnya.

"Apa kamu yakin?"

"Yakinlah Phi... Aku baru saja mau pergi ke *SEVEN[3]"

Type menegaskan, kemudian memutar tubuhnya untuk buru-buru pergi ke sisi lain tempat itu. Setelah teman seruangan Tharn ini berbicara dengan sikap bersungguh-sungguh, dia pergi membiarkan Tharn berbincang dengan orang itu sendiri. Saat berbincang mata Tharn melihat ke arah minimarket dimana orang itu sedang berjalan, pandangan matanya terlihat berkilat memperlihatkan sebuah emosi.

Kalau gangguanmu ini tidak segera dihentikan, aku pasti akan memberikan pelajaran untukmu sampai kamu merasakan kiamat sampai ingin mati Type.

Tharn berusaha sekeras mungkin untuk menenangkan dirinya, baru setelahnya dia pergi untuk membeli makan.

***

Setelah semuanya, Tharn kembali ke ruangan, orang yang sudah kembali lebih dulu darinya sekarang sedang mempermainkannya lagi. Ketika dia memasuki pintu terdengar suara;

"Ah Ah Ah Kimochi~ "

Tidak perlu bertanya pada keempat orang itu apa yang sedang di tonton.

"Halo teman, sudah kembali. Mau ikutan gabung 'kan Tharn, menonton AV"

Team duduk sambil memeluk sekantong kacang panggang sambil bertanya dengan sikap tenggang rasa, tapi Type segera saja menimpali;

"Kenapa memintanya, lihat saja itu, dadanya muncul, muncul, mereka sudah keluar bisa membuatmu 'berdiri' "

"Caramu berbicara seolah tidak takut melawannya"

Orang-orang yang tadinya tidak sadar, sekarang menatap ke Type seolah tidak yakin bahwa dia akan bersikap sejauh itu. Type hanya mengangkat bahunya, dengan ucapan penuh sindiran, dia melirik sambil bersikap di atas angin;

"Bukankah sudah kubilang kalau dia itu orang baik. Memang aku harus melakukan apa? Dia juga tidak akan pindah 'kan"

"Sekarang kamu bersikap begini. Kuberitahu, tinggal seruangan itu dibutuhkan sikap saling tenggang rasa..."

"Yah, itu ucapan anjing yang sedang terbaring di atas tempat tidurku, bukankah begitu Oom"

Pria yang berbicara itu sekarang sedang terbaring di atas tempat tidurnya, tubuh bagian atasnya terangkat untuk melihat ke arah layar, sedangkan kakinya berada di kepala tempat tidur. Type saat ini mengumpat sambil memukul kepalanya, setelah itu pandangannya beralih pada orang yang sekarang masih tetap berdiri di depan pintu ruangan.

"Ayo menonton bersama, Type bilang ini bagus"

"Hoh, kenapa mengundangnya terus, menyia-nyiakan ludah. Tharn tidak tertarik"

Type sudah menimpali ucapannya, kawannya ini memutar kepala dengan pandangan kecewa. Segera saja Oom berpindah posisi, kali ini dia meletakkan sekatong makanan di atas meja jepang, kemudian pindah duduk di sebelah Type.

"Siapa bilang tidak tertarik?"

"Bukankah kamu..."

"Memangnya kenapa aku?"

Tharn melirik ke arah Type yang hampir saja mengatakan kebenaran. Tapi sepertinya dia terhenti diwaktu yang tepat. Membiarkannya hanya mendengus marah, kemudian memalingkan wajah ke arah teman lainnya.

"Kenapa harus bilang tidak 'kan, hei No cepat putar. Mau duduk sampai kapan?"

Ucapan temannya itu membuat Techno sedikit tersentak, untuk sesaat dia sempat memicingkan matanya ketika menatap ke arah Thara sang drummer, tapi saat Tharn menatap balik ke arahnya, Techno berjengit, buru-buru dia mengerjakan tugasnya dengan mulut seperti merapal persiapan ujian.

Seluruh mata sekarang terfokus pada layar kaca, kali ini Type sama sekali tidak merasakan sedikitpun reaksi. Meskipun di dalam layar penuh dengan para gadis berputing pink, sebabnya karena saat ini entah kenapa remaja blasteran itu sedang melihat ke arahnya.

Dia memandang apaan sih!!!

"Inikah yang kamu sebut bagus? Aku sama sekali tidak mengerti"

Lewat 10 menit video diputar, Team langsung saja protes dengan nada marah karena yang dipandangnya ini sama sekali bukan seleranya. Sebelum Type sempat menjawab, orang yang duduk disebelahnya sudah menjawab lebih dulu;

"Apa kamu mau lihat punyaku?"

"Tidak!"

Setelah Tharn berbicara, Type langsung saja menjawabnya dengan tegas. Dia memutar kepalanya untuk menatap kearah Tharn dengan pandangan yang dapat menyebabkan masalah.

Kemungkin besar kita semua tidak jadi melihat AV, tapi malah melihat GV

Sudah jelas, dia bukanlah orang yang akan masuk ke dalam kelompok orang-orang yang menghargai video seperti itu. Jika video Tharn dibuka, bisa dipastikan Type akan langsung mengamuk dan keluar dari ruangan ini.

"Tapi aku tertarik!"

Terlihat sekali bahwa Type saat ini sedang bermaksud memulai perang, Tangan Oom langsung saja terulur untuk mendorong kepalanya, posisinya sekarang duduk di sebelah Type, dia bicara dengan nada yang benar-benar menunjukkan ketertarikan. Tentu saja, karena melihat penampilan Tharn yang begitu tampan. Penampilannya saja sebagus itu, pastinya rekomendasi darinya patut dicoba.

"Tapi aku tidak mau, memikirkannya saja membuatku jijik"

"Kenapa memangnya?"

"Toh, sudah diganti..."

Sekali lagi, Type menghentikan videonya dan mulai memutar yang lain, kali ini dia melihat ke depan saat Team terlalu banyak bertanya padanya, sekarang teman-temannya mulai merasa penasaran dengan ucapannya. Caranya berbicara seolah benar-benar merasa tertarik.

"Katamu bagus, disebelah mananya. Ini menjijikkan. Hei Tharn, apa kamu tipe S&M. Aku tidak habis pikir dengan orang-orang yang memojokkan orang lain sampai seperti itu. Selera Type tidak bisa diterima. Wajahnya terlihat tampan, selain itu apa, kampret ah kamu."

Tharn tertawa.

Kali ini dia mengatur laptop miliknya untuk dipersiapkan, kemudian membuka file yang tersimpan di sana. Setelah itu memperlihatkan gambar pada semua tamu yang hadir.

"Kamu harus coba, pasti akan suka"

"SUKA APAAN, AKU TIDAK MAU MENONTON!!!"

Type langsung saja berteriak dengan keras. Segera saja dia pindah dari meja, ketika mendengar suara 'klik' tanda video diputar, bulu kuduknya meremang. Keringat dinginnya keluar. Rasanya dia ingin keluar dari ruangan, tapi karena dia merasa curiga dan penasaran dengan apa yang akan diputar oleh Tharn, jadi dia menunggu sejenak untuk tahu situasi dan duduk di sebelah tempat tidurnya.

Kali ini, dilayar kaca terlihat gambar suasana kantor di dalam gedung yang besar. Tidak perlu dikatakan, pemandangan itu itu pasti ada di Jepang. Seorang pegawai wanita mengenakan baju kantor yang begitu ketat pada bagian dadanya. Roknya begitu pendek sampai mendekati pantat, tapi sang pegawai wanita itu mengenakan kacamata tebal. Saat dia berjalan, dia akan membungkuk untuk menyapa setiap orang. Tapi saat wanita itu membungkuk... celana dalamnya terlihat.

Seketika itu terdengar suara siulan dari Oom.

"Sangat menarik, sialan. Ini sangat menarik"

"Ini nih, yang disebut dengan perang dua arah!"

Team membungkuk, untuk melihat lebih dekat, sedangkan Techno yang sebelumnya merasa takut. Saat ini tiba-tiba saja merasa tertarik dengan video aneh yang telah diputar. Wanita di video itu memarahi bos, sedangkan di dalam ruang pelatihan beberapa laki-laki sudah menunggu.

Tadinya di dalam ruangan kecil itu anak-anak yang dibawa Type membuat keributan, setelah itu tiba-tiba saja mereka tidak bersuara. Ketiga anak laki-laki itu memandangi layar kaca seperti anak umur 3 tahun yang sedang melihat kartun. Melihat semua tingkah laku temannya, alis Type langsung saja terjalin. Saat musik di layar terdengar, Tharn pindah tempat untuk duduk didekatnya, setelah itu Type berbisik padanya;

"Apa kamu *Bi[4]?"

"Bukan, aku tidak tertarik dengan wanita"

Jawaban itu dengan jelas keluar dari mulut sang drummer. Saat mendengar ini Type menyipitkan matanya, dia rasanya ingin menendang si brengsek yang duduk disebelahnya, kecurigaannya ini benar-benar langsung runtuh.

"Lalu, untuk apa kamu punya itu... Jangan-jangan kamu ingin berlagak seperti pria normal untuk membodohi mereka"

Tharn mengangkat bahunya, dia hanya menaikkan segelas alkohol miliknya, dengan wajah tampan dia menaikkan ujung bibirnya untuk tersenyum, Type menatap ke arah anak-anak yang sedang menonton film dengan perasaan bingung, dia hanya merasa curiga dengan sikapnya ini.

Benar Type, jangan percaya padanya.

"Karena kamu banyak bertanya jadi aku akan menjawab...ya, aku memang tidak tertarik dengan film porno..."

Kali ini Tharn mendekatkan tubuh padanya, setelah itu menjawab dengan nada bicara yang cukup serius;

"Tapi aku tertarik melihat wajah penonton film porno"

Pandangan matanya jelas sekali terlihat benar-benar tertarik dengan para penonton di sana, jelas penampilannya ini membuat Type terpukul. Matanya terbelalak, reaksi pertamanya jelas mendorong kuat-kuat kepala kawan seruangan-nya.

"Ucapan brengsek apa yang kamu katakan!"

Benar saja, mendengar jawaban dari Tharn, membuat Type rasanya ingin muntah.

"Eh, jangan bersikap bodoh atau aku akan kehilangan kesabaranku"

Tharn hanya mengetuk-ngetuk gelas alkoholnya saat Type menggertak.

"Apa itu ancaman untukku?"

"Hei Type, tenang sedikit dong, aku sudah berdiri, tinggal sedikit. Sedang sibuk *menyeduh[5] nih, sedikit lagi keluar!"

Saat ini, teman Type yang berbicara jelas sedang tidak tertarik melihat kedua pemilik ruangan itu saling membunuh satu sama lain saat ini. Apalagi orang yang mengundang sekarang sudah mengepalkan tangannya.

PLAK

"Aw!"

Sebuah sol sandal dengan cantik mendarat di belakang kepala Team, segera saja dia berteriak cukup keras, Type hanya berseru;

"MENJIJIKKAN!"

Aku menelpon kalian untuk membantuku, bukan untuk menyuruh kalian datang untuk mastubrasi di sini, apa-apaan ini!

Semakin lama Type hanya merasa semakin frustasi. Segera saja dia membungkuk dan memenuhi mulutnya dengan alkohol. Sekarang tidak ada lagi yang melarang mereka untuk tertarik dengan gambar di dalam layar kaca. Tharn langsung saja tersenyum mengejek karena berhasil membuat suasana hati Type memburuk, dan pada akhirnya memilih untuk membuat dirinya sendiri mabuk. Tanpa sadar... Dia akan masuk ke dalam situasi yang sulit

++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

Penulis: M.A.M.E.

Thai-Indonesia: iu3a

*[1] Sebelum ada yang protes dengan nama teman Type, Mimin akan menjelaskan sedikit. Disini Mimin menuliskan nama 'Oom' dan diterjemahan lain ada yang menyebutnya 'Oam'. Dalam bahasa Thai tulisannya 'อ๋อม(X̌xm)' tertulis Oom. Jadi Mimin sesuaikan dengan apa yang ditulis gaes bukan dari terjemahan lain. 

*[2] พี่(pêe): Phi. Sebutan untuk orang yang lebih tua dari si pembicara. Di gunakan untuk teman, saudara, atau rekan kerja. Mimin tetap menggunakan kata 'Phi' dalam novel dan tidak merubahnya seperti biasa.

*[3]เซเว่น(เซเว่น): Seven maksudnya 7-11. Minimarket sejenis Indomaret dan Alfamart. Biasa di novel Thai nggak ada sensor produk. Mereka hobinya pergi ke 7-11 beli jajan. Di Indonesia 7-11 sudah ditutup, kurang laku katanya. Di kota Mimin tinggal bukan tempat bukaan minimarket itu, jadi ada ataupun tutup nggak berpengaruh banyak sebenernya.

*[4]ไบ(bai): bi/bisexual.

*[5]ชง(chong)artinya menyeduh secara harfiah, Arti kata ชง(chong) sebenarnya cukup banyak jika disesuaikan dengan kalimatnya, bisa membujuk, mengajak/mendesak, memberi semangat pada orang di cinta. Tapi kata ชง(chong) disini cukup terkenal dikalangan transgender, dengan kalimat "ชงหมายถึงผู้ชาย มาจาก ผู้ชงผู้ชาย ค่ะ" artinya pria yang diseduh 'keluar' dari pria penyeduh, bisa diartikan ini istilah mastubrasi.

Okumaya devam et

Bunları da Beğeneceksin

19.8K 1.7K 37
Cerita ini hanya fiktif, jangan dibawa di kehidupan nyata. Dimohon untuk bijak dalam memilih bacaan
133K 14.8K 124
Penulis : Shui Qian Cheng Penerjemah Inggris : 1. ShaoYeLoveBL 2. Rosy0513 Penyunting Bahasa Inggris : Beloved...
3.4M 26.4K 47
harap bijak dalam membaca, yang masih bocil harap menjauh. Kalau masih nekat baca dosa ditanggung sendiri. satu judul cerita Mimin usahakan paling b...
1.9M 107K 129
Selesai . Ketika Qiu Zinan lulus dari sma tiga tahun yang lalu, dia pergi ke bar dengan teman-temannya. Dia menyamar sebagai seorang gadis dan bertem...