MENCINTAI REKKAN (Tamat)

Aalim48 tarafından

243K 16.6K 2K

"DIRIMU SEUTUHNYA KU CINTAI" Daha Fazla

KECELAKAAN
KOMA
Si Kusuma
TENTANG REKKAN MENURUT ANITA
MERINDUKAN REKKAN
PUTRI TIDUR
MENGINGAT MASALALU
SAMPAI
SEDIKIT CERITA
PERTANDA
BANGUN
REKKAN
karakter ke tiga tokoh utama
bukan apdet okay hehe
DOKTER ANITA GROGI????
SEPERTI KOMPOR YANG MELEDUK LEDUK
ANAK AJAIB
BRUK!!!
REKKAN KOPLAK
DESAS DESUS
SESUATU
PULANG
SELAMAT DATANG KEMBALI
KEJUTAN!!!!!
REKKAN NGAMUK
CURANG
ANGRY REKKAN
AKU TIDAK BERMAKSUD MENGGANGGUMU
ASLINDA HER SEY SENINDIR
YAR KIM SEVDI SENI BENIM KADAR?
BELKI TESADUF DEGILDIR BU ASK BILE
info dulu buehehehe
PESAN MASUK
ADITYA FARHAN
info
hayati
NE MI OLDU SONRA?
ICIMDE SESSIZ BI' YOL
GUNLER KACIRILDI
BU GECELER HEP MI BOYLE?
IKUT ANNA ATAU ANITA? OLMASA IYI OLUR
SENI OZLEDIM
SEN SOYLE
NERDEYIM BILMIYORUM
MESAFE
BIRAKTIGIN YERDEYIM HALA
Y POR ESO PIDO PERDON
COK CANIM YANIYOR
DUSMAN DEGILIM AMA DUSTUN GOYUMDEN
GIDEN BASKASINI, KALAN KENDINI BULUYOR
OLUM AKLIMI CELMEK UZERE

SU SON BIRKAC GUN AGIR GECTI SADECE

3.4K 255 18
Aalim48 tarafından

SU SON BIRKAC GUN AGIR GECTI SADECE

(HARI DEMI HARI BERLALU SECARA PERLAHAN)

****

"Rekkan?  Kok nggak dibales? Kamu masih dirumah sakit?"

Anna mengerutkan alisnya saat membaca pesan yang baru saja masuk itu.

Matanya melirik kata TYPING.

"Iiiih Rekkan!! Kok cuma di read sih???"

Lagi lagi satu pesan baru muncul. Anna menangkap nada manja dari pesan itu. Membuat ia makin penasaran siapa perempuan itu.

"Siapa sih? Kok dia tahu kalau Rekkan ada dirumah sakit?"

Anna kembali meneliti profil perempuan itu. Perempuan dengan rambut dikuncir kuda. Dan sebagian wajahnya ditutup kertas dengan nama Rekkan yang dibalik.
Meski tertutupi, tapi Anna yakin kalau perempuan ini pasti cantik. Sudah terlihat dari pasang matanya.

Perempuan itu mengenakan jas putih seperti yang dipakai para dokter. Rok span hitam selutut. Dan heels yang tak terlalu tinggi.
Perempuan itu terlihat dewasa. Ya, dia perempuan dewasa.
Dan penampilannya seperti seorang dokter.

'dokter?'

'dokter?'

Anna terus mengulang kata kata itu dipikirannya. Ia tengah menebak nebak.

'Seorang dokter'

'Mengenal Rekkan'

'Dan ini Rumah Sakit Rakyat Indonesia'

'Ooohhh!!!!! Sial sial sial!!!!!"

'Anita??'

Anna hampir tidak percaya dengan analisanya sendiri. Ia terlihat termenung. Sampai akhirnya ponsel Rekkan digenggamannya kembali bergetar.

Satu pesan baru dari Renita kembali muncul. Anna langsung membacanya.

"Kalau kamu belum pulang, kita bisa ketemu dulu nggak? Sebentar juga gapapa"

Anna menggerutukkan giginya menahan emosi. Perempuan itu! Berani beraninya mengajak kesayangannya ketemuan!!

Ia langsung menutup kembali aplikasi chat itu dan meletakkan ponsel di meja seperti sedia.
Ia memejamkan mata dengan hati yang nyeri.

***

"Berapa Bang?" tanya Rekkan pada penjual bubur ayam di kantin rumah sakit.

"30 rebu aja neng" jawabnya.

Lalu Rekkan pergi dari sana setelah membayar bubur ayamnya.

Saat ia memasukkan uang kembalian ke sakunya, Rekkan tidak memperhatikan depan. Sampai akhirnya seseorang tiba tiba menghalangi langkahnya, membuatnya kaget.

"Huuuhhh kaget hayati!" ucap Rekkan sambil mengelus dadanya karena kaget.

Orang itu malah terkekeh melihat Rekkan yang terlihat lucu dengan ekspresi kagetnya tadi.

"Maaaaaaaffff" ucapnya dengan menyesal.

"Iya gapapa. Santai aja Dok" ucap Rekkan dengan tersenyum.

Ternyata perempuan itu adalah Dokter Anita. Kini berdiri dihadapan Rekkan dengan jas putih yang ia tanggalkan. Ia hanya menyampirkannya ditangan kiri.

"Dokter mau pulang?" tanya Rekkan.

"Iya. Udah sore soalnya. Kamu habis beli apa?" tanya Dokter Anita sambil melirik ke kantong plastik ditangan Rekkan.

"Bubur ayam buat Kak Anna, dia belum makan Dok" jawab Rekkan.

Dokter Anita mengangguk angguk.

"Kamu kenapa nggak balas chat saya?" tanya Dokter Anita.

"Emang Dokter nge chat saya?" Rekkan tidak mengerti.

"Iya. Tapi semuanya cuma kamu read doang" ucap Dokter Anita dengan cemberut.

"Maaf, tapi ponsel saya ada diruangan Kak Anna. Saya nggak bawa ponsel. Mungkin Kak Anna yang buka" celetuk Rekkan.

"Astaga! Jadi Anna baca semuanya dong?? "

Dokter Anita panik tapi mencoba menyembunyikannya.

"Kenapa kamu bolehin dia buka buka ponsel kamu? Itu kan privasi!"  Dokter Anita.

"Gapapa, udah biasa kok Kak Anna buka buka ponsel saya. Lagian isi  ponsel saya nggak ada yang aneh aneh" Rekkan.

"Ya tapi tetap saja itu barang pribadi. Masa kamu ngasih password ponsel kamu ke orang lain". Dokter Anita.

" gapapa Dok, kan dia kakak saya" Rekkan.

"Emang dia ngasih izin juga ke kamu buat buka buka ponselnya?". Dokter Anita.

" iya. Saya tahu juga passwordnya. Tapi saya hampir nggak pernah buka buka ponselnya. Nggak ada lagu, nggak ada game, semuanya cuma kerjaan yang bikin mumet.
Paling saya pinjem kalau Kak Anna foto fotoin saya, atau ngefoto kalau kami habisin waktu bareng". Rekkan.

"Oh gitu"

Dokter Anita merasa sedikit sebal sebenarnya. Ternyata Rekkan dan Anna itu sangaaaaat dekat. Hampir membuatnya patah arang. Oh tidak, cinta harus digapai bukan?

"Dok, saya duluan. Kasihan Kak Anna kelamaan nunggu" ucap Rekkan.

"Emmm besok kamu kesini lagi?" tanya Dokter Anita.

"Nanti malam pun saya akan nginep Dok. Saya harus nemenin kakak saya" ucap Rekkan.

"Oh oke"  Dokter Anita mengangguk pasrah. Karena sebetulnya ia masih ingin ngobrol dengan Rekkan lebih lama lagi.

"Saya permisi dulu" ucap Rekkan.
Lalu meninggalkan Dokter Anita yang terus menatapnya.

"Rekkan!!!" teriaknya.

Rekkan yang telah berjalan beberapa meter pun menoleh.

"Ya?"

"Eummmm kalau kamu punya waktu senggang, apa boleh saya mengajak kamu jalan jalan?"  tanya Dokter Anita sedikit teriak.

"Tentu!"  seru Rekkan dengan mengacungkan jempol dan tersenyum.

Dokter Anita ikut tersenyum. Lalu membalas lambaian tangan Rekkan. Ia masih menatap remaja itu yang terus berjalan.
Terus menatapnya hingga menghilang diujung koridor.

***

"Kusuma Rekkan kembali!!!!"  seru Rekkan saat membuka pintu ruang inap Anna.

Anna yang sedang duduk bersandar menjadi sedikit kaget. Namun akhirnya tersenyum kala tahu siapa yang masuk.

"Lama banget?" tanya Anna.

Ia memperhatikan Rekkan yang kini mendekat.

"Oh tadi boker dulu" jawab Rekkan sekenanya.

"Iiiihh kamu tuh!"  seru Anna langsung menutup hidungnya.

"Waelah! Bercanda doang Kabul. Orang disini aja ada toilet ngapain boker diluar"  ucap Rekkan yang kini sudah duduk.

"Udah udah! Kamu beli apa?" tanya Anna.

"Bubur ayam mau nggak?"

Rekkan menawarkan bubur ayam itu pada kakaknya.
Anna hanya mengangguk dan tersenyum.

Rekkan menyiapkan makanan itu. Dua bubur ayam untuknya dan Anna.

"Ayo buka mulut. Aakk"

Rekkan kini telah berpindah duduk di ranjang. Duduk berhadapan dengan kakaknya. Tangannya terulur untuk menyuapi Anna.
Membuat Anna mengangkat sebelah alisnya.

"Ntar kamu makannya gimana? Kakak bisa sendiri, kamu makan aja, pasti lapar kan? Dari pulang sekolah pasti belum makan". Ucap Anna.

" ORA ORA (nggak nggak), kakak lagi sakit nggak boleh makan sendiri. Sini aku suapin, aku mah gampang" ucap Rekkan.

"Ayo buka mulutnya. Mumpung masih hangat, ntar ayamnya keburu hidup lagi kan berabe. Sayapku mana sayapku mana!!!!"

Banyolan Rekkan membuat kakaknya tertawa. Lalu Anna menerima suapan itu.

"Anak pintar" ucap Rekkan membuat Anna kembali terkekeh.

Rekkan terus menyuapi kakaknya dengan melontarkan banyolan banyolan yang selalu membuat Anna tertawa.

"Sayang?"  ucap Anna membuat Rekkan yang sedang sibuk dengan bubur ditangannya pun mendongak.

"Yes bos?" Rekkan menatap Anna yang tengah tersenyum.

"Makasih" ucapnya.

"Makasihnya nanti aja kalau buburnya udah abis" ucap Rekkan.

Anna meng-iya kan saja. Lalu meraih wajah Rekkan untuk diciumnya. Di pipi kiri.

Rekkan tersenyum menerima ciuman itu.

"Jangan kurus kurus lagi. Pipi kamu jadi ngga enak kalau dicium. Jelek tau hhhh" Anna tertawa.

"Ini udah mulai normal lagi kok" ucap Rekkan.

Rekkan kembali menyuapi Anna. Sambil sesekali mengobrol hal yang tidak penting.

Anna tersenyum menatap adiknya. Hatinya kembali menghangat kala Rekkan sudah kembali ke sisi nya lagi.
Kemarin kemarin hatinya sempat membeku dan terasa nyeri. Rekkan yang membuatnya membeku, namun Rekkan juga yang menghangatkannya.

"Hari  demi hari berlalu secara perlahan.
Namun rasa yang tertanam dan kian mengakar ini tak pernah rapuh.
Bahkan sejak awal kisah ini bermula, rasa yang lama terpendam ini  makin menguat"

"Semakin dewasanya usia, seiring waktu terlewati, semakin aku tahu bahwa ini sejati.
Sejati yang mengekal dan abadi"

"Rekkan, aku sungguh ingin meluapkan segala rasa. Aku semakin sukar untuk memendamnya lagi.
Tapi aku takut  kamu pergi karena keegoisan ini"

"Aku tidak ingin kehilangan kamu karena keegoisan yang bernama cinta"

BERSAMBUNG

aku takut eror lagi huaaa

Okumaya devam et

Bunları da Beğeneceksin

1.4M 18.6K 23
Mature Content || 21+ Varo sudah berhenti memikirkan pernikahan saat usianya memasuki kepala 4, karena ia selalu merasa cintanya sudah habis oleh per...
111K 10.6K 42
Bagaimana rasanya menyukai sahabatmu sendiri? Update-nya terserah saya. Another story from Back To You's author.
87K 4.4K 29
pertemuan Lia dengan Zee membuatnya melupaka sakit hatinya kepada Ardan sang mantan yang telah menghianati cintanya. Zee banyak membantu Lia dalam ha...
563K 69.1K 93
Ini tentang kisah hidupku yang berubah seketika setelah bertemu dengan dia GXG STORY *HANYA CERITA FIKSI MOHON MAAF JIKA ADA PERSAMAAN NAMA, TEMPAT...