NOIR (END)

By MelodyJeon_

39.6K 5.5K 2.6K

Suatu negara di atur oleh Pemerintah. Pemerintah di Atur oleh Hukum. dan Hukum bisa di beli oleh orang yang m... More

Cast
Noir
Prologe
Power
Plan
Loup
Meet Them
Spinne
Cellulare
Amare
Die Frau
Masquerade
Almacén
Comienza
Trono Real
Enojado
Loialitate
Otravă
Aripi
Perlă Neagră
Pădure
Soupçon
Joker
Joker 2
Segreto
fragment de mémoire
deuxième morceau
Peligro
Quien
Qui
Faux
laberinto
lui
empezar
entonces
Abaddon
Las ultimas piezas
Intruso
Hada
Mammon
Maze

Fin heureuse (Final Chapter)

1K 114 55
By MelodyJeon_

Eunsang tersenyum ketika melihat satu persatu orang yang membantu mereka sudah pergi.

Setidaknya dia berterimakasih pada mereka yang mau membuktikan bahwa mereka bukanlah Monster yang sebenarnya.

"Eunsang-ah" teriak Daniel

Eunsang menoleh melihat ke arah Daniel yang melambai padanya.

"Sampaikan pada Ratuku. Aku menunggunya ya" teriak Daniel

"Dalam mimpimu! Hyeongjun tidak mau dengan mu!" teriak Dongpyo

Eunsang tertawa pelan. Selalu seperti itu.

"Bagaimana keadaan Hyeongjun?" tanya Wonjin

Eunsang menoleh dan tersenyum "dia baik-baik saja"

Wonjin mengangguk.

"Semua sudah selesai bukan?" tanya Wonjin

Eunsang mengangguk "hm"

"Lalu sekarang apa rencanamu?" tanya Wonjin

Eunsang diam. Melirik ke arah Wonjin yang terlihat tenang di depan nya.

"Aku tidak tau. Hanya Hyeongjun yang mengetahuinya"

"Sepertinya setelah ini hanya akan berjalan dengan biasanya" ucap Yohan berjalan ke arah Wonjin dan Eunsang

"Aku kembali dengan Black Pearl ku, kau dengan Black Joker mu dan juga kau dengan Red Ace. Semua berjalan dengan biasanya. Yang membedakan saat ini adalah Kondisinya dan tidak adanya Black Daemon" ucap Yohan

Wonjin diam.

Benar.

Mungkin semuanya akan kembali seperti semula.

Eunsang tersenyum "tidak ada yang tau apa yang akan terjadi bukan? Mungkin saja setelah ini Hyeongjun memiliki rencana yang lain"

"Hyeongjun selalu tau apa yang akan dia lakukan" lanjut Eunsang




.
.
.




"Ada apa denganmu?" tanya Junho melirik Dohyun yang masih diam di tempatnya.

Junho duduk di sebelah Dohyun dengan senyum di wajahnya. Cukup mengerti dengan apa yang ada di pikiran Dohyun.

"Jinwoo.. Dia mungkin akan kesal jika melihatmu seperti ini.."

Dohyun mengembungkan pipinya "aku rasa aku mencintai si bodoh itu Hyung"

Junho tertawa pelan "dia juga.."

"Aku patah hati untuk yang kedua kalinya"

Junho mengerutkan keningnya bingung. Kedua?!

"Waktu itu aku mencintai Ace, Dan dia lebih memilih ketua spade team. Lalu sekarang, ketika aku mencintai Jinwoo, si bodoh itu malah pergi tanpa mengatakan apapun padaku.."

Junho berdecak di tempatnya. Dia kira Jinwoo cinta pertama anak ini!

"Huhuhu Huwaaaaaa kenapa aku selalu di tinggal Hyung?! Rasanya sakit sekali melihatnya pergi tanpa mengatakan apapun hiks" tangis Dohyun pecah membuat Junho kelabakan sendiri di tempatnya

"Ya! jangan mena-

"Si bodoh Yuvin juga sudah tidak ada! Hiks nanti siapa hiks yang akan menjadi hiks pawang Yohan Hyung ketika marah?! Huhuhu"

"Ya! Dohyun! Berhenti menangis!" ucap Junho mencoba menenangkan pemuda di sampingnya.




.
.
.





Minhee memegang tangan Yunseong yang tengah melamun. Minhee tau apa yang di pikirkan pacarnya saat ini.

Kehilangan dua orang sekaligus bukan hal yang mudah.

"Aku bahkan masih mengingat ketika mereka bedua bertengkar di depanku" ucap Yunseong

Minhee tersenyum menaruh kepalanya di pundak Yunseong.

"Mereka akan sangat bangga padamu sayang" ucap Minhee lembut

Yunseong tersenyum. Meskipun air mata tetap menggenang di pelupuk matanya.

"Terimakasih karena sudah bertahan" ucap Minhee

"Aku mencintaimu" ucap Yunseong




.
.
.




Hyeongjun berjalan ke arah Balkon tempat dimana terdapat Wooseok yang tengah memejamkan matanya.

Senyum Hyeongjun mengembang.

Wooseok tidak seperti apa yang dia pikirkan selama ini.

Karena nyatanya di balik wajah angkuh dan dingin nya tersimpan hati yang rapuh.

Dan yang terpenting dia adalah ibunya.

Mulai sekarang, Hyeongjun akan menjadi lebih baik dan mulai menyayangi Wooseok seperti Wooseok yang sangat menyayanginya.

Wooseok membuka matanya ketika merasakan seseorang memeluknya dan menyenderkan pipinya ke pundaknya.

Senyum lembut terukir di wajahnya. Aroma Lavender yang kental persis seperti miliknya.

Wooseok mengusap pipi Hyeongjun lembut "sudah membaik?"

"Aku yang harus nya bertanya. Sudah membaik?"

Wooseok tersenyum "semuanya membaik ketika aku tau anak ku baik-baik saja"

Hyeongjun tersenyum "aku bertemu Haraboji"

"Oh ya? Bagaimana keadaannya?"

"Baik.. Sangat baik"

Wooseok tersenyum

"Karna itu. Kau juga harus baik-baik saja. Mengerti?"

Wooseok tersenyum

"Bolehkah?"

Wooseok melihat ke arah Hyeongjun dengan gurat bingungnya.

"aku memanggilmu Eomma?"

Wooseok terdiam di tempatnya. Dengan perlahan dia mengubah posisinya menjadi menghadap ke arah Hyeongjun.

Tangan nya menangkup wajah Hyeongjun lembut. Air matanya mengenang siap untuk jatuh kapanpun. Hatinya menghangat seketika.

Perasaan Senang yang sudah lama terlupakan oleh Wooseok kembali muncul.

"Hm" Wooseok mengangguk

Hyeongjun tersenyum "aku merindukanmu Eomma"

Wooseok tersenyum dengan bibirnya yang bergetar menahan isakan yang keluar

Hatinya sangat bahagia.

Dan tidak ada yang bisa menggambarkan seberapa bahagianya Wooseok saat ini.

Rasa takut yang selama ini menjadi benteng di dalam diri Wooseok seketika runtuh.

Hyeongjun nya tidak membencinya.

Buah hatinya tidak membencinya.

"Katakan sekali lagi.." ucap Wooseok

Hyeongjun tersenyum "eomma. Jangan menangis. Kau terlihat lemah sekarang" ucap Hyeongjun menghapus air mata yang terjatuh dari mata ibunya.

Jinhyuk berjalan ke arah Wooseok dengan Seungwoo dan Hangyul.

Mereka harus menyelesaikan apa yang belum selesai di antara mereka.

Hangyul tersenyum kecil "boleh aku bergabung?" tanya nya berniat memeluk Hyeongjun dan Wooseok sebelum Hyeongjun bersiap menendangnya

"Jauh-jauh! Baumu busuk kau tau!" teriak Hyeongjun

"Woah! Aku sekarang Oppa mu-

"Aku laki-laki!!"

"Terserah yang penting aku juga anak Eomma itu tandanya aku Oppamu!"

Hyeongjun berdecak kesal di tempatnya. Dari sekian banyak mahluk kenapa laki-laki brengsek yang nyaris berciuman dengan nya dan laki-laki yang pernah memimpikannya di atas ranjang yang harus menjadi saudara nya? Tidak ada kah yang lain?!

Wooseok tertawa pelan "kalian berdua anak ku.."

"Dengar! Dengar itu!" ucap Hangyul

"Cuci dulu otakmu!" ucap Hyeongjun

Jinhyuk tersenyum merangkul Hyeongjun ke dalam pelukannya. "Sudah bicarakan dengan ibumu?"

Hyeongjun diam

"Apa? Membicarakan apa?" tanya Wooseok. Tiba-tiba hatinya di hinggapi rasa takut, apakah Hyeongjun akan pergi meninggalkan nya dan pergi dengan Jinhyuk?

"Eomma.."

"Hm?"

Hyeongjun tersenyum "aku selalu ingin merasakan bagaimana rasanya hidup dengan keluarga yang utuh"

Wooseok diam.

Hyeongjun tersenyum "aku juga ingin sekali melupakan semuanya lalu hidup hanya dengan mu dan Appa.."

"Tapi aku tau itu akan sulit mengingat hubungan yang terjalin di antara kalian. Karna itu, aku mendukung keputusan Appa yang mengatakan akan melepaskanmu" lanjut Hyeongjun

Wooseok terdiam matanya melihat ke arah Jinhyuk yang tersenyum ke arahnya.

"Maafkan aku Wooseok-ah.. Aku terlalu egois hingga memisahkan mu dengan Seungwoo" ucap Jinhyuk

"Akan terlalu menyakitkan jika aku tetap mempertahankanmu. Karna itu, aku akan melepaskan mu dan membiarkan mu untuk memulai semuanya dengan Seungwoo" lanjut Jinhyuk

"Jinhyuk-ah.." ucap Wooseok

"aku tidak pernah merasa marah atau pun dendam padamu.. Aku tau kau melakukan itu semua karena kau mencintai Wooseok. Entah denganmu atau denganku semuanya sama saja karena kau dan aku memiliki tujuan yang sama. Melihat Wooseok bahagia" ucap Seungwoo

"Karna itu. Karna aku ingin melihatnya bahagia aku memberikan Wooseok padamu. karna aku tau, Wooseok akan lebih bahagia jika bersama cintanya.. Lagi pula, memiliki Hyeongjun sebagai putra ku sudah cukup untuk ku" ucap Jinhyuk tersenyum

"Gwenchana.. Aku akan lebih bahagia jika melihat kalian bersama. Seungyoun benar bahagia bukan ketika kita bisa bersama dengan orang yang kita cintai, tapi dengan melihat senyum orang yang kita cintai itu akan lebih baik" lanjut Jinhyuk

Wooseok tersenyum dan memeluk Jinhyuk setelahnya "kau yang terbaik.. Kau tau?"

"Ya. Aku tau" ucap Jinhyuk mengusap kepala Wooseok dan melepaskan pelukan nya

"Berjanji padaku tetap lah bahagia. Mengerti?"

Wooseok mengangguk "hm"

Wooseok berjalan ke arah Hyeongjun dan memegang tangan anak nya lembut "hidup bersama Eomma dan Hangyul Hyung?"

Hyeongjun tersenyum "Appa menyuruhku untuk hidup dengan Eomma, Hangyul Hyung dan Seungwoo Ahjussi"

Wooseok tersenyum

"Tapi akan sangat tidak adil untuk Appa.. Karna itu, aku memutuskan untuk hidup terpisah dari Eomma dan Appa"

Wooseok mengerutkan keningnya bingung. "Hyeongjun-ah.."

"Eomma.. Biarkan aku hidup dengan mereka berdua ya? Aku ingin menjadi diriku yang baru" ucap Hyeongjun

Wooseok mengerutkan keningnya bingung dengan Hyeongjun yang tersenyum.

Seungyoun berjalan ke arah Jinhyuk. Merangkul Hyung nya dengan bangga. "Semua sudah siap"




.
.
.




a few years later


Langit Seoul terlihat cukup cerah siang ini. Orang-orang berlalu lalang memadati kota, saat ini musim semi kembali lagi. Beberapa dari mereka terlihat tengah menikmati waktu mereka bersama keluarga dengan menikmati bunga yang bermekaran.

Tapi, sepertinya tidak untuk semua orang karena di tengah mereka yang menikmati musim semi terlihat seorang pemuda manis yang merengek dengan telfon berada di kupingnya.

"Ya! Hwang Yunseong! Aku menunggu terlalu lama! Kita batalkan saja!" teriak Minhee

"Maaf Ny Hwang. berhitung hingga 50 dan aku akan berada di depanmu"

"Hingga 50?! Terlalu lama!"

"Kalau begitu 40?"

"Tidak! Terlalu lama!"

"Baiklah. 30?"

"30?! Ya~ kau ini sebenarnya sudah dimana Tn Hwang?!"

"Hm 20?"

Minhee berdecak kesal "aku lupa caranya berhitung"

"Ya. Tidak apa-apa yang penting tidak melupakan cintamu untuk ku saja"

Minhee menggulum bibirnya menahan senyum. Ugh. Dia malu.

"Itu tidak mungkin"

Yunseong tertawa pelan dengan jari tangan yang mengetuk pundak istrinya dari belakang membuat Minhee menengok ketika merasakan seseorang menyentuh pundaknya

Cup

Satu kecupan di dapatkan ketika dia menengok dengan senyum lembut yang di berikan suaminya padanya.

Minhee tersenyum. Setiap melihat senyum Yunseong hatinya akan menghangat dan rasa kesalnya menghilang begitu saja.

"maaf terlalu lama" ucap Yunseong tersenyum

"ya. Terlalu lama!" ucap Minhee

Yunseong tertawa pelan dan mengulurkan tangan nya pada Istrinya yang di sambut dengan baik oleh Istrinya.

"Kau tau Caffe sedang sangat ramai" ucap Yunseong berjalan dengan Minhee di sampingnya.

"Aku tidak tau! Yang aku tau aku merindukan suamiku" ucap Minhee merangkul tangan Yunseong yang tertawa pelan di sampingnya.

"Aku mencintaimu Yunseong-ah"

"Kau tidak perlu tau jawabanku kan?"

"Tentu saja kau harus menjawabnya!"

"Hahahaha"

"Ya!"




.
.
.





"...Berdasarkan bukti dalam bentuk hasil Visum, penyelidikan di tempat, dan barang bukti kami menemukan tersangka yang sebenarnya dari kasus pelecehan berantai yang di lakukan kepada delapan korban. Tersangka utamanya bernama Nam Hyunjae. Motif yang mendasarinya karena..."

Hangyul mematikan Tv nya ketika melihat Junho yang tengah mengumumkan hasil penyelidakan nya terhadap media.

Keterangan bertuliskan Han Hangyul dengan jabatan sebagai ketua Nci tertulis di papan.

"Sepertinya dia akan menjadi Idola di Nci" ucap Hangyul tersenyum bangga di tempatnya.




.
.
.





Eunsang tersenyum ketika melihat Junho yang berjalan ke arahnya dengan tangan yang memegang bucket bunga.

"Bagaimana hari ini?" tanya Junho merangkul Eunsang yang sudah mengambil bucket bunga pemberiannya.

"Seharusnya aku yang bertanya begitu.. Semua baik?" tanya Eunsang

Junho tersenyum mengecup kening Eunsang lembut "ya.."

Eunsang tersenyum "aku sudah selesai mengajarnya. Kita pulang?"

Junho mengangguk "tentu. Bagaimana dengan muridmu? Ada perkembangan bermain pianonya?"

"Ya. Hanya beberapa orang yang aku rasa sangat menyukai piano"

"Mau berjalan-jalan sebentar? Aku rasa semua tanaman sedang bermekaran"

"Kau ini kenapa? Kau sudah membawakan aku bunga. Lalu untuk apa lagi?"

"Tidak mau melihat yang lebih-

"Jangan bersikap romantis jika tidak bisa!"




.
.
.





"Yaaaa!!! Dohyun sialan kembali!!!!"

Dohyun berlari kencang dengan sebelah sepatu yang dia pegang dan sebelahnya lagi sudah terpakai.

"AKU MAU BERMAIN GAME HYUNG!!"

"YAK! KEMBALI!"

Dohyun berlari kencang meninggalkan Dongpyo yang berdecak kesal dan mengeluarkan ribuan umpatan untuk nya.

"Son Uisa-

"APA?!" tanya Dongpyo sinis melihat perawat yang mendatanginya. Tidak tau apa dia sedang kesal pada bocah sialan pencinta Game yang baru saja mencuri uangnya hanya demi bermain Game di warnet.

"Salah satu pasien membutuhkan-

"Dimana dia?!" tanya Dongpyo berjalan cepat di ikuti Perawat di sampingnya.




.
.
.





"Kau tenang saja.. Militer akan tetap kami bantu sesuai perjanjian yang sudah kita sepakati sejak lama"

"..."

"Organisasi Noir akan berada di samping orang yang memang pantas mendapatkan nya"

"..."

"Aku akan kembali mengumpulkan Spade team jika memang situasinya sangat mendesak"

"..."

"Tentu.. Aku akan segera mengabarimu"

"Mereka meminta Spade team?" tanya Seungyoun

Jinhyuk tersenyum "aku tidak akan dengan mudah mengeluarkan Spade team"

Seungyoun tersenyum "setidaknya sekarang semua berjalan dengan baik"

"Bagaimana dengan Spade team kita? Mereka hidup dengan baik?"

"Ya. Seperti yang mereka mau, hidup berdampingan seperti manusia Normal. Meski begitu, mereka akan siap kapanpun ketika kita memanggil mereka"




.
.
.




"Menelfon siapa sayang?" tanya Seungwoo ketika melihat Wooseok yang beru saja mematikan ponselnya

"Dongpyo. dia mengadu padaku Dohyun mencuri uangnya dan bermain Game. Dia juga memintaku untuk mengirimkan Dohyun pada Hyeongjun saja"

Seungwoo tertawa pelan "itu akan sulit"

Wooseok tersenyum "hm"

"dia sedang dimana sekarang?"

"Dia sudah ada di Seoul"

Seungwoo mengangguk.

"Sepertinya dia sangat bahagia dengan kehidupannya sekarang"

"Aku rasa semua orang menunggunya"




.
.
.




"Pfffft~ sepertinya orang-orang terlalu naif saat ini"

"Yohan"

"apa? Kau membicarakan siapa?"

Yohan berdecak pelan ketika melihat dua orang yang baru saja datang ke arahnya dengan menyedot sesuatu seperti es yang berwarna merah.

"Apa itu?" tanya Yohan

"Oh. Ini, Darah Rusa. Tonny membuat Varian baru dengan mencontek dari Ice cream Pongta. Kau mau?" tanya nya menyodorkan pada Yohan

"Ck! Tidak! jauhkan itu dariku!"

"Sudah Hyeongjun dia tidak tau caranya menikmati Hidup"

Hyeongjun mengangguk kembali menyedot es di tangannya.

"Ya Ham Wonjin! Sejak kapan kau jadi seidiot ini?" tanya Yohan

Wonjin menggeleng "ini memang Ham Wonjin yang sebenarnya" ucap Wonjin

Hyeongjun tertawa melihat perdebatan keduanya. matanya berpendar dan tidak sengaja matanya melihat Junho yang berada di Smart tv di salah satu Outlet electronic.

Senyumnya mengembang. Mereka hidup dengan baik dan sesuai dengan apa yang mereka inginkan.

Ingatannya tiba-tiba berputar kembali ketika Minkyu yang berada di posisi Junho. Mammon mereka dulu sangat keren dan terlihat bangga dengan apa yang di lakukan nya.

"Hyeongjun! Sedang apa? Lihat ada kembang api" ucap Wonjin senang menunjuk ke arah langit yang terdapat kembang api

Hyeongjun kembali merubah raut wajahnya ketika merasakan Wonjin menepuk pundaknya.

"Iya? Mana?" tanya Hyeongjun

"itu! Ayo kesana!" ucap Wonjin menarik Hyeongjun untuk berlari

"YAK! Tunggu!" teriak Yohan berlari mengikuti keduanya.

"Aku seperti mengasuh dua anak idiot" umpat Yohan pelan

"Cepat Yohan!"

"Cepat Yohan lama sekali!"




.
.
.




Hyeongjun tersenyum melihat kembang api di depannya. Pada akhirnya mereka sekarang berada di salah satu Rooftop gedung pencakar langit tempat mereka dulu untuk melihat target.

"Woah~ keren sekali. Sayang mereka tidak bisa naik kesini" ucap Wonjin

Yohan menggeleng "mereka bisa. Dengan menggunakan lift"

"Kita tidak perlu lift" ucap Wonjin bangga

"Terserah" ucap Yohan terdengar malas

"Terimakasih" ucap Hyeongjun

Wonjin dan Yohan diam. Keduanya melihat ke arah Hyeongjun yang tengah tersenyum melihat kembang api di depannya.

"Terimakasih karena tetap dengan ku"

Wonjin tersenyum "jika kau meminta. Yang lain juga akan tetap denganmu"

Hyeongjun tersenyum "setidaknya kalian meninggalkan semuanya demi aku"

Yohan tersenyum "kita tidak meninggalkan semuanya Hyeongjun-ah. Kau, aku ataupun Wonjin akan kembali jika mereka meminta"

Hyeongjun tersenyum ketika Wonjin merangkul pundaknya membuat kepala Hyeongjun menyeder di pundak laki-laki itu. Sedangkan tangan Hyeongjun menggengam tangan Yohan erat.

Mereka bahagia.

Bahkan meskipun mereka tau tidak ada hubungan pasti di antara ketiganya.

Tapi, mereka menikmati waktu yang mereka habiskan.

Karena mereka tau. Bahwa cinta Hyeongjun masih untuk Minkyu. Entah sampai kapan, mereka akan tetap menunggu.

Semuanya tetap berjalan dengan semestinya meskipun masing-masing dari mereka memutuskan untuk menjadi apa yang mereka mau.

Saling membuat kisah baru dengan menutup kisah lama.

Mereka tidak tau, akan ada apa di masa yang akan datang yang sudah menanti mereka. Tapi yang mereka tau saat ini semuanya sudah baik-baik saja.

Meskipun mereka berbeda. Tetapi mereka tetap bisa hidup berdampingan meskipun keberadaan mereka hanya mereka dan segelintir orang yang tau.

Karena terlalu banyak orang di luar sana yang tidak percaya mengenai keberadaan mereka. Meskipun faktanya mereka ada dan mereka nyata.

Mereka memang 'Monster' tapi Terkadang manusia bisa lebih menakutkan dari semua 'Monster' yang ada. Dan itu adalah Faktanya.

Saat ini, suatu negara di atur oleh pemerintah. Pemerintah di atur oleh hukum. Dan Hukum? Tidak ada yang bisa membelinya, bahkan uang sekalipun.

Itu yang seharusnya terjadi.





















































.
.
.













































Halohaaaaaaaaa 💕💕

Akhirnya book Noir kaka tamat 😂💕. Maaf ya sayang kalau akhirnya ga sesuai harapan atau ga jelas dan malah ngecewain.

Maaf juga kalau menurut kalian kapalnya tidak ada yang landing dengan sempurna entah itu Hamlem, Hanlem, Minjun. Karena faktanya sampe akhir kaka bingung mau bikin Hyeongjun sama siapa.

Tiga-tiganya berjuang wkwk. Jadi, kaka putusin buat kisah cinta mereka ga karam ga berlayar juga. Kalian bebas menentukan opini kapal mana yang berlayar disini.

Makasih buat yang udah dukung dan ikutin Book ini dari awal sampe akhir. Yang udah mau luangin waktu berharganya buat baca book ga jelas ini.

Pokonya apapun itu semoga kalian ga kapok baca cerita kaka 💕.

Sampai ketemu di book selanjutnya 💕💕

Continue Reading

You'll Also Like

2M 90.3K 60
17+⚠️ [BUKAN CERITA BL - Tipis2 aja] ***** Kazeo Adamsn! Tampan. Sangar. Anggota geng besar. Dan sangat mahir dalam melumpuhkan lawan. Dengan semua t...
54.9K 5.4K 25
"Aku pernah terjatuh begitu dalam dan terluka begitu parah. Sebegitu bodohnya hingga terus terulang pada lubang hati yang sama, aku lupa rasa sakit y...
510K 5.5K 88
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...
158K 20K 37
Pada awalnya dia adalah seorang ketua Yakuza yang paling di takuti di dunia bawah, namun karena dia memiliki penyakit kangker pada akhirnya dia tutup...