A Perfect Picture

By Brismaa

29.3K 1.9K 86

[ COMPLETED ] A Perfect Picture Hazel Burkins wanita kelahiran Hillsdale,New Jersey berusia 24 tahun itu han... More

Welcome to My New Story
Pt. 2| No Name
Pt. 3| Four Years Later..
Pt. 4| Unexpected Kiss
Pt. 5| Because of Her..?
Pt. 6|Who are you really?
Pt. 7|Keep Breathin
Pt. 8|Connections ..
Pt. 9| Ethan's Birthday
Pt.10| Dear No One,
Pt. 11|Dave's Attention..
Pt. 12| Proximity
Pt. 13| Thank You..
Pt. 14| Thank You.. (2)
Pt.15| Broke up,
Pt. 16|Leave The City
Pt. 17| I'm watchin' you,My Lady..
Pt.18|The Reason
Pt.19|All In You Hazel
Pt. 20| A Threat
Pt. 21|A Feeling
Pt.22|A Feeling (2)
Pt.23| Like a real Couple?
Pt. 24|A Moment,
Pt.25| Behind The Story,
Pt. 26| The Night,
Pt. 27|Intertwined Love
Pt.28|Unexpected Problem,
Pt. 29|Love &..... A Secret Plans?
Pt. 30| Possibility
Pt.31| Abduction..
Pt.32| It All Ends Today..
Pt. 33| It All Ends Today... (2)
Pt. 34| An Unwanted
Pt. 35| Somethings,
Pt. 36| Honesty
Pt. 37| Something 'bout You..
Pt. 38| His Anger
Pt. 39| Hurt So Good
Pt. 40| Unexpected Surprises
Pt. 41| Unexpected Surprises (2)
Pt. 42| The Special One
Pt. 43| Hope,
Pt. 44| A Perfect Picture for Us (The End)

Pt. 1| Unforgetable

1.4K 76 0
By Brismaa

Cuaca cerah di pagi hari ini membuat wanita berparas cantik bermata hazel itu enggan meninggalkan kota kelahirannya di Hillsdale, New Jersey. Yang dimana ia selalu menghabiskan libur cutinya untuk sekedar melepas rindu dengan kedua orangtuanya. Namun pagi ini ia harus kembali ke Manhattan, New York untuk kembali bekerja.

"Hazel . ." wanita itu pun menoleh saat namanya dipanggil.

"Jangan melamun,sayang . . Mom tau kau akan sangat merindukan rumah ini setelah kembali ke Manhattan bukan?" sang ibu tersenyum lembut pada putri satu-satunya itu,yang memiliki nama sama seperti warna matanya, Hazel Burkins.

"Mom. . " Hazel langsung memeluk sang ibu dengan erat dan penuh rindu. Sandra,sang ibu tersenyum pada putrinya seraya membelai lembut rambut panjangnya.

"Kau harus semangat sayang . . Mom dan daddy akan terus berdoa untukmu,kau bisa datang kapanpun ke Hillsdale sayang" ucap Sandra. Hazel melepas pelukannya lalu mencium lembut pipi ibunya.

"Thanks mom . . I love you " ucap Hazel seraya tersenyum senang.

Tak lama muncul mobil Lexus abu-abu tepat dipekarangan mereka. Sosok pria dewasa dengan jenggot yang sedikit memutih itu keluar dari dalam mobil,lalu tersenyum menatap kedua wanita di beranda rumah.

"Hello sayang. ." Dieter Burkins,sang ayah langsung memeluk lembut seraya mencium puncak kepala putrinya.

"Hello dad,how is it dad?" tanya Hazel seraya menunjuk mobil dengan dagunya.

"Daddy sudah mengganti ban mobilmu yang sudah menipis itu. Dan sekarang mobil putri ayah sudah aman." jelas Dieter. Ketiganya menuruni tangga kecil menuju mobil. Dieter tampak membawakan koper kecil dan tas ransel putrinya untuk dimasukan kedalam bagasi.

"Thank you daddy---Alright then. .aku akan menemui kalian liburan bulan depan, thanks mom . . salam ku untuk grandma Sam dan uncle Joe" Hazel berpamitan pada kedua orangtuanya seraya memeluk keduanya bergantian.

"Tentu akan daddy sampaikan pada mereka. . berhati-hatilah. . jangan lupakan sabuk pengamanmu" ucap Dieter saat membalas pelukan anaknya.

"Kabari kami kalau kau sudah tiba di rumah Hazel" sahut Sandra sang ibu.

"Yes,ma'am" balas Hazel menirukan gerakan prajurit pada ibunya.

Rasa sedih melingkupi Hazel yang kembali harus berpisah dengan orangtuanya untuk kembali bekerja di  salah satu kota yang cukup sibuk seperti Manhattan.

°°°°°

Setelah meninggalkan kota Hillsday dan menghabiskan kurang lebih sejam diperjalanan. Hazel memilih melewati jalur Palisades Interstate Parkway menuju Manhattan. Dijalur yang ia lewati tidak begitu ramai,dan tampak tenang.

Ponselnya yang berada didashboard mobil berdering. Hazel meraihnya dan mengangkat panggilan tersebut menggunakan mode speaker. Karena ia tahu bahaya ketika menelpon saat mengendarai mobil.

"Hey Jennie,are you okay?" tanya Hazel saat ia bisa mendengar suara isak tangis di ujung telpon.

"Hazel . . Josh . . hiks hiks" suara diujung telpon tampak terputus-putus.

"Ada apa dengan Josh?jangan menangis Jen" Hazel kembali bertanya pada sahabatnya itu.

"We broke up . . .dia memutuskanku begitu saja dengan alasan LDR. ." Jennie sahabat Hazel tampak merengek disebrang telpon. Hazel hanya menggelengkan kepalanya saat mendengar curhatan sahabatnya itu.

"Then,you have to moved on Jen. .sudah kuduga pria itu tidak benar-benar mencintaimu" balasnya Hazel. Hazel kemudian mengambil jalur kiri saat dilihatnya dikejauhan sebuah mobil terbalik didekat pepohonan. Kedua mata Hazel terbelalak saat percikan api dan asap mulai muncul di bagian depan dan bawah mobil .

"Oh My God!! Jennie,I'll call you later okay. . love you my bestie . " tanpa menunggu balasan dari Jennie,Hazel mematikan panggilannya dan menepikan mobilnya tak jauh dari mobil tampak dalam kondisi parah.
Hazel turun dari mobil lalu mendial 911.

Ia menjelaskan semua detail lokasi dan kondisi mobil yang mengalami kecelakaan pada operator 911. Menengok kearah kanan datangnya mobil dijalur ini,namun setelah beberapa menit mengamati tak kunjung satu mobil pun lewat didepannya.

Tak lama ia berjalan mendekati mobil tersebut untuk memastikan apakah ada penumpang didalamnya. Hazel sangat terkejut saat didapatinya seorang wanita yang tak sadarkan diri dengan beberapa bagian wajahnya mengeluarkan darah. Hazel memberitahu juga pada operator 911 bahwa ada korban seorang wanita didalam mobil tak sadarkan diri setelah itu ia langsung mematikan panggilannya tak perduli operator itu tetap menyuruhnya untuk tidak menutup panggilan hingga ambulance dan polisi datang.

Hazel bukan tipe wanita penakut dan berserah diri akan keadaan. Hazel yakin,wanita itu akan mati kalau ia tidak segera mengeluarkannya dari dalam mobil itu sebelum mobil meledak atau mengeluarkan api. Hazel meraih kenop pintu mobil dan berusaha membukanya. Sedikit macet memang namun berhasil terbuka.
Kedua mata wanita itu mengerjap seraya merintih kesakitan.

"Ya Tuhan anda sedang hamil . . apa anda bisa menggerakan kaki anda Nyonya?" tanya Hazel penuh dengan rasa khawatir.

"Arghhh. . entahlah perutku sakit sekali" wanita itu sesekali mengerang kesakitan seraya memegangi perutnya.

"Aku akan membantu anda Nyonya. . lepas seatbelt anda,aku akan mencoba menahan tubuh anda. . " Hazel membuka jaketnya dan menaruh kebawah untuk menutupi pecahan kaca yang berserakan.

Wanita itu mengangguk,ia percaya pada wanita didepannya itu. Dengan perlahan ia membuka seatbeltnya dan tubuhnya berhasil ditahan oleh kedua tangan Hazel. Hazel sendiri mengerang kesakitan saat ia merasakan lengannya bersentuhan dengan pecahan kaca yang ada didalam mobil itu.
'Botol whiskey?!wanita hamil tidak mungkin meminum itu kan' bisik batin Hazel.

Hazel membantu menyeret tubuh wanita itu hingga ke bawah pohon,menjauh dari mobil yang akan segera terbakar itu. Wanita itu bersandar pada pohon seraya mengerang kesakitan dibagian perutnya. Tak lama kemudian mobil yang terbalik itu terbakar.

"Perutku sakit sekali. . sepertinya aku akan melahirkan ... Arggghhh" erangan kesakitan itu membuat Hazel bingung dan mulai panik. Kali ini ia tidak bisa melakukan apa-apa.

"Ambulance akan segera datang nyonya,bersabarlah. . kenapa para polisi lama sekali,gezzz!!" Hazel berlari kepinggir jalan melirik kearah datangnya mobil. Tidak ada mobil yang lewat sama sekali,membuat Hazel kembali ketempat wanita itu berada.

"Aku tidak bisa menahannya. . bantu aku melahirkan,ini sangat sakit sekali" Hazel mengingat saat ibunya pernah menangani seorang wanita melahirkan dirumah sakit. Ia menghembuskan nafasnya pelan.

"Ehmmm baiklah. . aku mungkin bukan dokter atau perawat,tapi aku akan mencoba membantumu nyonya. . " ucap Hazel penuh keyakinan.

"Caitlyn . . panggil saja aku Caitlyn" ucap wanita itu seraya tersenyum dipaksakan seraya mentraliskan nafasnya.

"Hazel Burkins,, okay Cait. . hembuskan nafasmu secara perlahan,okay . ." ucap Hazel,ia berlari kemobilnya seraya membawa air mineral dan handuk.

Hazel memulai membantu Caitlyn melahirkan. Sekuat tenaga ia menyemangati Caitlyn. Wajah Caitlyn sendiri sudah tampak pucat pasi. Keringat membanjiri keningnya. Hazel terus memberi aba-aba. Caitlyn berteriak kesakitan hingga akhirnya suara tangis bayi terdengar memecah rintihan kesakitan Caitlyn.

Hazel menyelimuti bayi itu dengan handuk dan memberikannya pada Caitlyn. Wanita itu tersenyum bahagia,bulir air mata mulai turun membasahi pipinya. Hazel ikut bahagia,karena sudah berhasil menolong Caitlyn dan bayinya. Tak peduli tangan,baju dan keningnya terkena darah.
Beberapa menit kemudian sebuah mobil jeep hitam berhenti,datang seorang wanita paruh baya dan pria berlari kearah mereka.

Caitlyn kembali mengerang kesakitan,seraya memegangi perutnya. Hampir saja membuat bayi yang digendongnya terjatuh kalau Hazel tidak buru-buru meraihnya.
Kedua orang yang baru datang itu ikut membantu Caitlyn dan membersihkan bayi laki-laki mungil yang entah kenapa tampak tenang digendong Hazel.

Suara sirine ambulance dan mobil polisi terdengar jelas. Dengan cepat Caitlyn dan bayinya dibawa langsung kerumah sakit terdekat bersamaan dengan Hazel menggunakan ambulance. Hazel masih menggendong bayi laki-laki Caitlyn. Tersenyum pada bayi itu seraya mengelus lembut tangan mungilnya yang menggenggam jarinya. Caitlyn yang masih kesakitan dan sudah tampak pucat itu tersenyum melihat interaksi keduanya.

"Ethan Williams . . " ucap Caitlyn tiba-tiba. Hazel menoleh.

"Apa?" tanyanya sedikit bingung.

"Namanya Ethan Williams,sama seperti nama ayahnya" senyum kecil muncul diwajah Caitlyn. Hazel mengangguk seraya membalas senyuman Caitlyn.

Caitlyn menggenggam tangan Hazel erat. Hazel menatap lembut wanita didepannya itu.
"Ia nyaman digendonganmu Hazel . . kau--orang pertama yang menggendongnya dan ia langsung terlelap pulas digendonganmu"

"Kau juga akan segera menggendongnya Cait. . " balasnya Hazel. Namun Caitlyn menggelengkan kepala.

"Tidak. . aku--tidak akan bisa Hazel," Caitlyn meraih sesuatu disakunya,sebuah ponsel milik Caitlyn. Hazel menatap Caitlyn bingung.

"Setelah sampai rumah sakit kau harus berjanji padaku untuk menelpon satu nama yang ada di ponselku itu . . nama DLove. .jelaskan semua kejadian hari ini padanya" genggaman Caitlyn mulai melemas. Hazel bertanya pada petugas medis didepannya.

"Aku berjanji Cait. . istirahatlah, kita akan segera sampai. " Caitlyn pun mengangguk tak lama ia meminta Hazel untuk mendekatkan bayinya,agar ia bisa mencium putra satu-satunya itu.

"Mommy and daddy loves you Ethan. .kau harus menjadi anak yang kuat dan jangan nakal, temani unclemu dan ajak terus ia bermain. . maafkan mommy dan daddy tidak bisa berada disampingmu sayang" Caitlyn berbisik pelan ditelinga bayinya,membuatnya menggeliat seakan ingin menangis.

Hazel termenung dengan ucapan Caitlyn yang ia dengar tadi.
Tak lama Caitlyn berkata ingin tidur sebentar,namun suara detak jantungnya di layar monitor melemah dan mulai menghilang. Dua petugas medis tampak mencoba menyelamatkan Caitlyn. Tubuh Hazel bergetar. Ia terdiam menatap mata Caitlyn yang sudah terpejam bersamaan garis lurus dimonitor. Kedua petugas medis mulai melakukan tindakan dengan alat kejut.

Hazel menangis menatap bayi laki-laki digendongannya yang masih terpejam namun tetap tenang. Ia tidak menyangka maksud dari kata-kata Caitlyn yang ia dengar tadi karena ia telah tiada.

Nearby Hospital

Hazel menatap tubuh kaku Caitlyn diatas tempat tidur dari balik kaca ruangan. Sebelumnya ia menyaksikan saat dokter kembali menormalkan detak jantung Caitlyn dengan alat bantu kejut jantung,namun nihil--takdir seakan berkata kalau nyawa Caitlyn tidak tertolong. Hazel sendiri sudah menyerahkan bayi Ethan pada perawat untuk dilakukan perawatan lebih intensif.

Hazel terduduk disalah satu kursi,menatap hambar kebawah lantai. Memikirkan tentang kejadian hari ini yang tentunya tidak bisa ia lupakan begitu saja.
Tak lama seorang dokter menghampirinya.

"Selamat siang . . anda keluarga pasien?" Hazel langsung tersadar dan bangkit dari duduknya.
Ia langsung teringat satu nama yang dikatakan Caitlyn sebelumnya.
'DLove itu pasti keluarganya' ucap batin Hazel.

"Bukan. . tapi saya akan hubungi salah satu keluarganya" ucap Hazel kemudian. Dokter tersebut hanya mengangguk mengerti.

❄❄❄❄❄

Cruise Tower
Manhattan,New York. USA.

Pria berparas tampan dan dingin itu tampak gelisah dan tidak tenang saat seorang pembicara memprsentasikan visi dan misi dipertemuan beberapa direksi perusahaannya. Ponselnya tertinggal di ruangannya dan sekertarisnya belum juga kembali,saat ia memintanya untuk mengambilkan ponselnya.
Tak lama kemudian setelah pertemuan selesai,seorang sekertaris wanita mendatanginya dengan raut wajah khawatir.

"Sir,, Mrs. Caitlyn kecelakaan dan berada disalah satu rumah sakit di New Jersey dan. . " sekertaris bernama Zoe itu tampak menjeda ucapannya.

"Ehmm baru saja diberitakan terjadi penembakan dikediaman keluarga Williams,sir. ." pria itu tampak terkejut dan langsung bangkit dari duduknya berjalan tergesa-gesa keluar dari ruangan. Namun langkahnya terhenti saat sekertarisnya menjelaskan perihal kondisi Caitlyn.

"Sir . . rumah sakit menyatakan Mrs. Caitlyn meninggal 30 menit yang lalu . . seorang wanita menelpon melalui ponsel nyonya Cait dan meminta anda segera kerumah sakit" pria yang menjadi atasannya itu tampak tak menoleh atau pun berkata sesuatu. Kedua tangannya terkepal seraya menggertakan rahangnya.

"Batalkan semua pertemuan untuk seminggu kedepan,aku akan langsung ke New Jersey Zoe. . " perintah pria itu seraya berlalu meninggalkan ruangan.

"Riley . . helikopterku sudah siap?,antar aku ke New Jersey" ucap singkat pria itu pada seseorang disebrang telpon.

"Please Cait. . tell me if that wasn't true . .  you tried to prank me again,right Cait?" ucap pria itu sendiri seraya menaiki private lift menuju rooftop yang terdapat sebuah helikopter yang tampak sudah siap.

Helikopter pun mulai lepas landas meninggalkan landasan helipad menuju New Jersey.






•••••To be continued•••••





Buat cerita lagi nih readers...

I hope you enjoy it
And
You guys have a good day...

🤓🤓🤓🤓

Continue Reading

You'll Also Like

3.8M 160K 62
The story of Abeer Singh Rathore and Chandni Sharma continue.............. when Destiny bond two strangers in holy bond accidentally ❣️ Cover credit...
604K 32.2K 20
𝐒𝐡𝐢𝐯𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐑𝐚𝐣𝐩𝐮𝐭 𝐱 𝐑𝐮𝐝𝐫𝐚𝐤𝐬𝐡 𝐑𝐚𝐣𝐩𝐮𝐭 ~By 𝐊𝐚𝐣𝐮ꨄ︎...
1.1M 29K 41
While moonlighting as a stripper, Emery Jones' mundane life takes a twisted and seductive turn when she finds herself relentlessly pursued by reclusi...
1.8M 70.6K 38
Marriah Roberts feels like she's living someone else's life and fulfilling someone else's dreams. Her life has always been pre-planned and predictabl...