AURORA BOREALIS [ ✓ ]

By Mejikubillu

1.9M 89.5K 3.3K

"Jangan memandang seseorang hanya dari yang tampak saja." Itulah kalimat yang mampu membuat orang bertanya-ta... More

01. AURORABOREALIS • KINGSTON
02. AURORABOREALIS • MURID BARU
03. AURORABOREALIS • SEAN ATAU ALISTER
04. AURORABOREALIS • KELUARGA ALISON
05. AURORABOREALIS • KINGSTON VS DALTON
06. AURORABOREALIS • PACAR SAYA?
07. AURORABOREALIS • OMBAK HATI
08. AURORABOREALIS • KEDATANGAN ALGER
09. AURORABOREALIS • KINGSTON VS ALGER
10. AURORABOREALIS • KISAH TERSEMBUNYI
11. AURORABOREALIS • GERTAKAN ALASKA
12. AURORABOREALIS • ANGEL ALGER
13. AURORABOREALIS • JADI ANGEL ALGER ITU?
14. AURORABOREALIS • EMOSI BOREALIS
15. AURORABOREALIS • PERTEMUAN BISNIS
16. AURORABOREALIS • INSIDEN ROOFTOP SMA PANGERAN
17. AURORABOREALIS • HUKUMAN
18. AURORABOREALIS • PERTOLONGAN ANGEL ALGER
19. AURORABOREALIS • BENAR BERAKHIR
20. AURORABOREALIS • TERBONGKAR
21. AURORABOREALIS • SISI KERAS
22. AURORABOREALIS • PERTUNANGAN
23. AURORABOREALIS • RUANG SENDU
24. AURORABOREALIS • TITIK RAPUH
25. AURORABOREALIS • HANTAMAN MARKAS KINGSTON
26. AURORABOREALIS • KENYATAAN MENGEJUTKAN
27. AURORABOREALIS • SEBUAH PILIHAN
28. AURORABOREALIS • LAPANGAN BRAJA
29. AURORABOREALIS • TENTANG PILU
30. AURORABOREALIS • TEROR JALAN KENCANA
31. AURORABOREALIS • AMARAH DAN TANGIS
32. AURORABOREALIS • AKSI AURORA [I]
34. AURORABOREALIS • SATU ALIANSI
35. AURORABOREALIS • MISI PERDANA
36. AURORABOREALIS • SAMBARAN HATI
37. AURORABOREALIS • EMOSI AURORA
38. AURORABOREALIS • KERAGUAN
39. AURORABOREALIS • PERTANDINGAN BASKET
40. AURORABOREALIS • JEBAKAN
41. AURORABOREALIS • RUMIT
42. AURORABOREALIS • HATI YANG HANCUR
43. AURORABOREALIS • HITAM ABU-ABU
44. AURORABOREALIS • MENUJU PUNCAKNYA
45. AURORABOREALIS • PENENTUAN AKHIR
46. AURORABOREALIS • DEKAP LUKA
EXTRA CHAPTER • WAR
EXTRA CHAPTER • AKHIR YANG SESUNGGUHNYA
PRE ORDER AURORA BOREALIS

33. AURORABOREALIS • AKSI AURORA [II]

29.6K 1.7K 18
By Mejikubillu

|AURORA BOREALIS|Bagian 33|

••••

"Lo suka sama Rey?" tanya Edeline.

Aurora menyernyit.

"Lo gila. Nggak ada sejarahnya gue suka sama dia Del. Gue cuma mau tanya gimana perasaan lo ke dia saat ini."

"Tapi pertanyaan lo aneh Ra. Lo bahkan hanya orang lain. Yang nggak pernah tau dan dekat tentang hubungan gue sama Rey."

"Iya gue tau gue hanya orang lain, tapi kenyataannya gue cuma mau nanya Del. Gue mau memastikan."

"Memastikan supaya nanti lo lebih mudah untuk mencintainya?!"

"Del!"

Jujur dalam hatinya Aurora ingin marah. Tapi dia urungkan hal itu supaya rencananya berhasil.

"Sedikitpun gue nggak pernah punya rasa sama Borealis itu Del, gue cuma mau memperbaiki sesuatu yang sudah hancur," jelas Aurora.

"Pertanyaan lo benar-benar aneh Ra."

"Listen to me Edeline! Gue nggak suka apalagi cinta sama Borealis! Gue masih dengan cinta 7 tahun gue!"

Aurora mengucapkan kalimat itu dengan penuh penekanan, meskipun matanya merasa sakit dan pedih ketika mengingatnya.

Melihat tatapan mata Aurora yang berbeda dari tadi. Edeline merasa kikuk.

"J-jadi kenapa lo menanyakan tantang perasaan gue sama Rey?"

"Ada satu hal yang nggak perlu lo tau Del. Dan gue tegaskan sekali lagi. Bahwa ini bukan tentang gue yang mencintai Borealis."

Edeline menunduk.

"Jujur, gue masih sayang sama dia."

"Dan ketika malam gue putusin dia, itu gue emosi sebab gue udah percaya banget sama dia tapi nyatanya dia merusak semuanya Ra."

"Sebagai cewek lo pasti bisa merasakannya kan Ra?"

Alaska.

Satu nama itu tiba-tiba terlintas dipikirannya. Dengan kisahnya bersama Seina. Perih. Hatinya terluka. Belum lagi luka lamanya.

"Kalo dia paham dan mengerti gue. Pasti dia nggak bakal ngecewain gue Ra."

"Dia menjaga perasaan lo Del."

"Tapi nggak dengan berbohong kan Ra?"

"Dia pasti nggak punya pilihan Del. Dia sangat mencintai lo Del. Makanya dia rahasiakan ini."

"Tapi gue nggak suka."

"Apa kalo diawal dia cerita bahwa dia bakal di jodohin sama orang lain. Lo bakal bersikap baik-baik aja? Gue rasa jawabannya engga kan."

Tubuh Edeline menegang.

Apa yang dikatakan Aurora itu memang benar. Mungkin jika Borealis mengatakan yang sejujurnya. Justru akan membuatnya semakin terasa sakit. Mengingat ketidaksukaan kakek Borealis padanya.

"Lo seharusnya berfikir sampai situ Del, dia memikirkan bagaimana nantinya kalo dia cerita ini dari awal. Dia berusaha mempertahankan hubungan kalian."

"Tapi sampai kapan pun, hubungan ini ngga bakal bisa bertahan lama Aurora. Kalo dilanjutin nggak bakal bisa selamanya."

"Tapi lo belum mencoba Del-"

"Keluarga Borealis ngga menerima gue!"

Deg!

Aurora melihat air mata Edeline yang sudah luruh begitu saja.

"Sejak gue pacaran sama Borealis, Kakeknya dia ngga suka Ra, karena hutang orang tua gue sama keluarganya masih terbilang banyak dan gue belum bisa melunasi itu," isak Edeline.

"Ayah sama Ibu pergi gitu aja setelah mereka nggak bisa melunasi hutang itu dan mereka di kejar-kejar sama orang suruhan Kakeknya Rey."

"Gue benar-benar nggak pernah menyangka ini bakal terjadi sama gue."

Hati kecil Aurora tersentak. Dia paham bagaimana sedih dan perihnya ketika sedang menghadapi masalah keluarga.

Tak butuh waktu lama. Aurora berpindah tempat duduk ke samping Edeline dan memeluknya erat.

"Be strong," ucapnya lirih.

"Bahkan, di awal Rey menyatakan perasaannya ke gue, gue pikir dia hanya akan mempermainkan gue karena hutang keluarga gue-tapi ternyata dia tulus mau melindungi gue."

"Dari awal aja lo udah tau kalo dia tulus, lalu kenapa disaat dia sedang mencoba mempertahankan hubungan kalian, lo malah bersikap seolah dia itu penjahat?"

"Gue harus apa Ra, satu-satunya orang yang gue punya dan menjadi tumpuan gue dengan tiba-tiba aja gue tau, bahwa dia merahasiakan sesuatu yang besar."

"Dia nggak merahasiakannya Del, dia sedang mencoba mencari jalan keluar untuk masalah ini."

Aurora mengusap punggung Edeline dengan rasa persahabatan.

"Apa lo mau memulai semua dari awal? Memperbaikinya?" tanya Aurora.

"Apa bisa Ra? Bahkan Rey udah bilang sama gue, bahwa dia akan menjauh dari pandangan gue. Berarti dia udah benar-benar menyerah dengan hubungan ini kan?"

"Enggak Del. Meskipun mulutnya bilang menyerah. Gue yakin dalam hatinya dia itu masih berharap untuk bisa memperbaiki semuanya."

"Emang gitu ya Ra?"

"Iya. Percaya sama gue. Cukup yakinkan diri lo bahwa lo pasti bisa memperbaiki semuanya."

Edeline mengangguk.

"Makasih ya Ra."

"Sama-sama. Inget ya, yakinkan diri lo sendiri. Jangan pesimis. Lo berhak bahagia."

🌈🌠

Perempuan dengan setelan seragam SMA Pangeran itu memasuki rumah biru putih dengan santainya, sambil menenteng jaket hitam dan tas biru bertengger di bahu kirinya.

"Aurora!"

Panggilan itu membuat langkah kaki Aurora yang akan menaiki tangga terhenti.

"Dari mana kamu!"

Aurora memutar matanya jengah. Dan kemudian berbalik. Matanya sedikit terbelalak mendapati ada keluarga Alison disana. Dan jangan lupa Borealis juga ada.

"Kakek kan udah kirim pesan ke kamu, kalo Tuan Alison sekeluarga akan datang," ucap Lebaron.

"Tadi ada perlu."

"Apa nggak bisa ditunda, udah dari satu jam yang lalu mereka datang."

"Kalo Aurora bilang nggak bisa gimana?!"

"Aurora!"

"Apa sih Kek! Aurora capek! Aurora mau istirahat!"

Tanpa pamit Aurora menaiki tangga menuju kamarnya.

"Biar aku panggil anak itu. Dia memang sering begitu," ucap Lebaron.

"Biar Rey aja Kek," potong Borealis cepat.

Semua tertegun.

"Oh ya sudah silahkan."

Borealis menaiki tangga yang tadi dilalui Aurora. Disana terdapat dia kamar. Salah satu pintu kamar menyita perhatian Borealis.

BERANI MASUK BERANI MATI

Borealis yakin bahwa itu adalah kamar Aurora.

Tok!

Tidak ada sahutan.

Tok! Tok!

Tidak ada sahutan lagi.

Baru saja dia akan mengetuk pintu lagi. Tiba-tiba pintu terbuka. Alhasil tangan Borealis mengetuk kening Aurora.

"Bangsat!" umpat perempuan itu.

"Oh sorry, lagian lo nggak bilang-bilang mau buka pintu."

"Nggak guna gue bilang ke lo."

"Maksudnya kalo lo nggak buka nih pintu. Mau gue dobrak."

"Siapa lo dobrak-dobrak pintu gue!"

"Ketua Kingston."

Aurora melipat tangannya di depan dada dan bersandar di ambang pintu.

"Jadi karena lo Ketua Kingston, lo berhak melakukan semua yang lo mau."

"Iyalah. Gue punya kekuasaan."

"Tapi ini rumah gue bangsat."

"Lah terus ka-"

Bugh!

Satu tinjuan berhasil membuat Borealis jatuh menghantam lantai.

"Weh santai dong," ucap Borealis sambil menyeka darah disudut bibirnya.

"Lo tau! Nggak semua hal bisa lo lakuin karena jabatan lo," sarkas Aurora.

Terjadilah baku hantam antar keduanya. Sama-sama tidak mau mengalah. Membuat mereka semakin membabi buta.

"Eh-eh astaga kalian apa-apaan sih?" kaget Gladys.

Karena mendengar suara bising dari atas. Dan Borealis yang tak kunjung turun. Membuat Gladys dan Nisrina naik ke atas.

Dan justru mereka mendapati anak mereka tengah berkelahi dengan brutal. Bahkan beberapa kali tubuh Aurora ataupun Borealis menghantam lantai dan dinding.

"Kalian itu apa-apaan sih malah berantem disini. Kamu lagi Ra, anak perempuan malah tonjok-tonjokan kayak gitu," ucap Gladys.

"Karena Aurora bukan perempuan lemah. Bukan seperti Mamah yang selalu diam aja diperlakukan seenaknya sama Papah," sarkas Aurora.

Deg!

Perempuan itu menutup pintu kamarnya dengan keras.




Continue Reading

You'll Also Like

9.1M 523K 84
[SQUEL DARI GANGSTER] Menjadi anak dari seorang mantan gangster terkenal membuat Alendra menuruni sikap anarkis sang ayah. Berkelahi baginya adalah s...
1M 85.5K 80
[GENORAZORS SERIES 1] Kazanta Ellardio Dawana, sosok jenius yang menyembunyikan segala keburukannya dibalik prestasinya yang menganggumkan. Semua ora...
RAVEN [END] By Ree

Teen Fiction

308K 47.3K 56
⚠️⚠️⚠️ Bagi Alsava, Raven itu aneh. Dia seperti 32° Fahrenheit ke Celsius. Yang dulu rasa pedulinya 32 derajat Fahrenheit, sekarang berubah menjadi 0...
60.1K 5.6K 26
"Pertemuan kita adalah kutukan. Kalimat sapamu adalah kesalahan dan kita tak seharusnya lagi di suarakan." By taaberrychu Original story 2020© Starte...